Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 302 Menuntut Keuntungan

Ketika aku memberitahu Chandra, aku menginginkan nyawanya, disaat-saat satu menit dia tidak bisa hidup, dengan bingung dan jengkel dia berkata: “Alwi, saat kamu punya kemampuan kamu akan langsung menembakku.”

Aku tersenyum dingin dan berkata: “Langsung menembakmu, bukankah itu tidak lucu? Bukannya kamu mau aku kehilangan semua reputasi dan mempermalukan diriku sendiri, bahkan setelah mati juga menerima makian ribuan orang? Aku tidak menukar gigi dengan gigi, mata dengan mata, bagaimana aku bisa menghargai jeratan yang kamu rencanakan?”

Chandra bertanya apa yang hendak aku lakukan? Aku mengabaikannya, dan aku berkata dengan dua sipir penjara itu: “Mundur, atau aku akan langsung menembak mati dia, aku berpikir harusnya kalian juga takut dengan Tuan Chandra yang beridentitas istimewa sedang melakukan sesuatu di wilayah anda kan?”

Dua sipir penjara itu menyeka keringat dingin di dahinya, lalu salah satu diantaranya berkata: “7474 apakah kamu tau perbuatan apa yang sedang kamu lakukan?”

Aku memutar bola mataku, mengangkat pistol, mengarahkannya kepada mereka berdua dan menembakkan satu tembakan, dua sipir itu langsung terkejut, dengan dingin aku berkata: “Aku adalah orang yang selalu tidak punya kesabaran, maka sekali lagi aku katakan padamu, mundurlah dan berikan aku jalan!”

Di detik ini mereka sudah tidak berani berbasa-basi lagi, dua sipir penjara itu segera membuka pintu dan mundur pergi, aku langsung mencekik leher Chandra dengan satu tanganku dan tanganku lainnya memegang pistol menundukkan kepalanya, aku memutar cincin ke bagian dalam jariku, dengan demikian, pisau tajam langsung berada di dekat pembuluh arterinya, jika tidak berhati-hati, pembuluh arterinya bisa terpotong, jadi dia berjalan dengan sangat hati-hati, takut kalau-kalau dia bisa terbunuh.

Aku tidak tahan lagi untuk tersenyum dingin, siapa yang sudah berkata punya kemampuan untuk langsung menembak dirinya? Kalau sudah takut jangan berpura-pura seperti seorang bodoh.

Aku sembari berpikir, sembari membawa Chandra berjalan keluar, ditengah-tengah keadaan seperti ini semua sipir penjara datang, bahkan kepala penjara pun terkejut, semua orang mengangkat pistol dan mengarahkannya kepadaku, tapi siapapun tidak ada yang berani menembak.

Kepala penjara berumur sekitar empat puluh tahun, mukanya muram, seorang pria yang terlihat seperti hidup didalam penderitaan seorang wanita, dia melihat tuannya, Chandra, yang dengan susah payah mencari koneksi sosial tinggi pada akhirnya aku perlakukan seperti ini, seketika berkeringat dingin dan terkejut, dia berkata: “Alwi, apakah kamu tau apa yang sedang kamu perbuat? Aku beritahu kamu, letakkan pistol itu, mungkin masih ada jalan keluar lainnya, kalau tidak……”

Aku menginterupsinya, lalu berkata dengan dingin: “Jangan pikirkan dia akan mati siapkan saja aku sebuah mobil, atau, kalian semua akan mati, bagaimanapun nyawaku yang tidak berharga ini, ditukar dengan nyawa mulia milik Tuan Chandra, aku tidak akan menyesal.”

Kepala penjara begitu mendengar perkataan Alwi, wajahnya menjadi pucat dan seketika menjawab: “Mari kita berbicara baik-baik, aku mohon jangan bertindak ceroboh. Tunggulah disini, aku akan menyuruh orang menyiapkan mobil untukmu.”

Dengan samar-samar aku berkata: “Cepatlah pergi, kesabaranku ada batasnya.”

Kepala penjara segera membawa orang dalamnya pergi mengurus hal ini, kemudian Chandra berkata: “Alwi, kamu mengira bahwa memaksaku keluar dari sini, kamu akan langsung bisa kabur dengan mudahnya? Kalau begini, dakwaan untukmu semakin besar, kemanapun kamu pergi akan tetap menjadi sebuah cemoohan, kamu benar-benar seorang narapidana, tidakkah kamu takut?”

Aku berkata dengan sikap dingin: “Itu lebih baik dibandingkan dibunuh olehmu, kematian yang ragu-ragu, lagipula sejak aku ingin pergi, aku pasti sudah memikirkan jalan keluar, tidak perlu percaya kalau kita berdua taruhan, pada akhir taruhan aku pasti tidak akan rugi, bagaimana?”

Chandra tertawa merendahkanku dan berkata: “Aku tidak suka membuat taruhan tanpa kerugian.”

Dia masih saja merendahkan orang sama seperti sebelumnya.

Aku tersenyum dan berkata: “Lihat saja nanti, lihat bagaimana hidupku di tangan orang yang memiliki latar belakang buruk dan trik-trik, hanya saja jangan menyesal nantinya bahwa kamu yang telah memprovokasiku.”

Chandra tertawa kecil, tawanya adalah tawa yang mengejek, dia meremehkanku lalu berkata: “Aku mendengar bahwa ayahmu adalah seorang pengkhianat, dulu juga seorang kasar yang kotor di atas meja? Ini benar-benar buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, bahkan seekor anak tikus bisa membuat sebuah lubang.”

Awalnya aku hanya ingin mencekam Chandra keluar dari sini, tidak terpikir bagaimana cara menyakitinya, paling-paling hanya memukulnya, tidak terpikirkan bahwa sekarang dia menghina ayahku, bahkan jika ayahku benar-benar seorang pengkhianat, Chandra yang memanfaatkan posisinya untuk menghina seseorang juga tidak memenuhi syarat untuk menghina ayahku.

Chandra melihatku tidak berbicara, mengira aku tersinggung dengan ucapannya, dia tersenyum dan berkata: “Jangan sedih, meskipun kamu memiliki seorang ayah pengkhianat, tapi kamu tidak kehilangan dia, kamu dengan cepat akan menjadi pembunuh sensasional di seluruh negeri, lebih dikenal daripada ayahmu, ayahmu harusnya bangga dengan ‘kemampuan mengungguli’ mu itu.”

Aku benar-benar tidak tahu apa yang dipikirkan oleh Chandra, dia tidak boleh berpikir bahwa meskipun aku menangkapnya, tapi tidak berani menyakitinya, sehingga dia terus membual? Melihat orang sekeliling, aku tahu orang-orang ini memiliki pistol di tangan mereka, dan aku yakin jika aku melepaskan salah satu tanganku, orang-orang ini akan mendapatkan kesempatan untuk menembak.

Dengan pemikiran ini, aku langsung mengerti arti Chandra mempermalukanku, dia jelas mengerti bahwa aku tidak bisa membunuhnya, memprovokasiku, kemudian membiarkanku memukulnya, dan begitu aku memukulnya, begitu aku terprovokasi olehnya, aku akan menjadi emosional dan tidak stabil, dengan demikian perhatianku teralihkan, bisa jadi karena tembakan ancaman terhadapnya berkurang, maka dia bisa membebaskan diri dariku dan sipir-sipir penjara ini juga bisa mengambil kesempatan untuk menembakku sampai mati.

Sungguh perhitungan yang sangat baik, jika bukan karena sifat tidak sabaranku yang bisa kukendalikan, aku mungkin telah termakan provokasinya.

Berpikir sampai disini, aku berkata dengan dingin: “Chandra, jangan menyia-nyiakan tenagamu, aku tidak akan menganggumu malam ini, setidaknya tidak untuk sekarang, jadi tidak peduli provokasi apapun, aku tetap tidak akan teralihkan.”

Mendengar hal ini, Chandra terdiam sesaat, lalu tersenyum dingin berkata: “Dasar pengecut, aku tidak memprovokasimu, aku hanya sedang menceritakan fakta, bahwa ayahmu dari awal adalah seorang pengkhianat, anggota keluarga Chen, bahkan ayahnya sendiri tidak mengakui keharamannya, tidak heran orang seperti ini akan membuat tindakan dengan menjual kepentingan nasional, orang seperti ini harus mati tanpa mayatnya bahkan sampai titik mati dengan tragis.”

Kemarahan dalam hatiku naik seperti sampai kepalaku dan hampir meledak, aku tidak bisa menolerir orang yang telah menghina ayahku, walaupun dia sudah tiada, walaupun aku tidak pernah bertemu dengannya, tapi bagiku dia adalah seorang pahlawan! Bahkan jika aku benci untuk membunuh sampah ini, tapi aku tetap berusaha mengendalikan diri, karena aku tau tindakan sembrono tidak akan menolongku, itu hanya akan menghancurkanku, aku tidak akan membiarkan penjahat ini menang.

Aku tidak peduli lagi dengan Chandra, karena aku tidak ingin membuang-buang waktu dan tenaga untuk bertengkar dengan sampah ini, jadi didalam hati aku terus membacakan mantra untuk

Jessi yang mengajarkanku membaca mantra untuk membersihkan kutukan, katanya, ketika seseorang sudah mencapai tepi kemarahannya tapi harus tetap tenang, terus-menerus membaca mantra ini mungkin akan ada efek yang tak terduga, dan ketika aku sudah membacanya berulang kali, aku benar-benar merasakan ketenangan batin, akan tetapi hatiku masih mempertanyakan sesuatu, mengapa Chandra bisa berkata ayahku tidak diakui oleh anggota keluarga Chen dan ayahnya, yang juga adalah kakekku?

Kepala penjara telah kembali, dia mengatakan padaku bahwa mobil telah siap, jadi aku perlahan-lahan membawa Chandra keluar ke pintu, disaat seperti ini aku melihat ekspresi kegembiraan dari kepala penjara, aku tahu bahwa saat dia keluar tadi dia pasti telah berbuat sesuatu, tidak bisa melihat keadaan diluar, akhirnya, pandanganku tertuju pada rerumputan yang tidak jauh dari situ, intuisi tajamku merasa bahwa ada seseorang yang sedang menatapku, dan aku sangat percaya pada intuisiku, ditambah dengan eskpresi kepala penjara barusan, dalam hatiku yang tersembunyi telah ada sebuah spekulasi, dengan suara rendah aku berkata: “Chandra, jika kamu tidak ingin mati, suruh orangmu itu keluar dari rerumputan sekarang.”

Ketika aku berbicara, aku menyeret Chandra ke dinding, punggungku juga menghadap dinding, Chandra kujadikan sebagai penghalau didepanku, jika seseorang benar-benar ingin menembakku, tidak peduli dari sudut mana dia menembak, aku bisa membiarkan Chandra menjadi perisaiku.

Chandra masih saja membual kepadaku, dan masih berkata padaku bahwa aku ini pengecut, dia sendiri tidak mengatur orang-orangnya di rerumputan, mengatakan bahwa aku hanya panik dan menganggap semua orang adalah musuh.

Aku tidak bisa mengarahkan pisau tipisku ke lehernya, seketika dia tidak berani mengeluarkan napasnya, dan berkata: “Kamu memang punya nyali! Sekalipun aku berteriak dan mereka semua keluar, malam ini kamu tetap tidak bisa menghindar dari jalan kematian.”

Dengan dingin aku berkata: “Chandra, memamerkan kecepatan mulut bukanlah gaya yang harus dimiliki seorang pria.”

Chandra menggertakan giginya sampai berderit, meskipun dia tidak mau, tapi dia tetap dengan jujur berkata: “Kalian semuanya keluarlah!”

Chandra selesai berbicara, dari dalam rerumputan itu keluarlah beberapa orang, orang-orang ini membawa senjata sniper, satu per satu pandangan mereka kearahku penuh dengan ketidakterdugaan. Aku tahu mereka terkejut karena apa, persembunyian mereka tidak bisa dipecahkan, bahkan pasukan khusus biasa tidak dapat mendeteksi, tapi aku berbeda, aku lebih tajam daripada yang lain, apalagi aku adalah pasukan khusus yang terbaik diantaranya.

“Bagus sekali, Pak Kepala Penjara, sekarang bukakan pintu mobil itu untuk saya, bukakan juga pintu belakang mobil itu, dan anda bertanggung jawab untuk mengemudi.”

Kepala penjara tiba-tiba menunjukkan ekspresi yang pahit dan tidak tahu harus berkata apa, dengan

Aku tersenyum dingin memandangnya, berpikir bahwa tahun ini masih ada orang yang berbohong dan tidak menggunakan otaknya, aku samar-samar berkata: “Tidak bisa mengemudi? Kalau begitu apakah kamu bisa mati?”

Mendengar perkataan ini, dia segera menutup mulutnya dengan patuh, bahkan sampai jatuh terguling dan merangkak menaiki mobil, aku mengawal Chandra kearah mobil, belum dekat dengan mobil, sebuah mobil hummer tiba-tiba bergegas keluar dari dinding di sisi pusat penahanan, langsung menabrak mobil ini, dan kemudian pintu dibuka, Mondy berteriak: “Alwi, naiklah!”

Karena dia muncul terlalu tiba-tiba, semua orang belum ada reaksi sama sekali, didalam mobil terdengar suara tembakan, yang terlihat oleh mataku adalah para pengawal dan penembak jitu yang terus-menerus tumbang karena tertembak.

Dan untuk kedatangan Mondy, sebenarnya dari awal aku sudah siap, sehingga tidak perlu menunggu orang-orang ini bereaksi, aku langsung melompat masuk ke mobil, saat akan naik ke mobil aku masih menyeret Chandra bersamaku, tapi aku tidak menyeret dia untuk masuk ke mobil, aku melempar dia keluar, dan langsung meminta supir untuk menyetir mobilnya segera, sebelum aku pergi aku sempat berkata pada kepala penjara, jika mereka berani mendatangiku aku akan langsung membunuh Chandra, dia terlihat terkejut, bagaimanapun disini aku telah membunuh banyak orang.

Begitu supir melajukan mobilnya, Chandra yang dilempar olehku seakan-akan ‘berlari’, karena dia kulemparkan keluar, dia tidak hanya jatuh terguling, tapi gaya tergulingnya itu sangat sangat memalukan, penghinaan seperti anjing yang terlempar tidak akan bisa dia terima, dengan setengah gila dia berteriak kencang: “Alwi, suatu saat nanti aku akan menginginkan nyawamu!”

Aku mengabaikannya, tetapi aku mengangkat jari yang terpasang cincin, menyentuh mata cincin itu dengan tepat, tidak semua kejadian ini kacau dan ceroboh, teriakan kesakitan Chandra, darah yang menciprat ke wajahku, aku seperti belum pernah melihat kesakitannya yang biasa, mengangkat tanganku, kemudian mengenai wajahnya lagi, menarik kembali dengan keras, dan jeritannya semakin keras, tapi aku mengabaikannya, mengualnginya berulang kali, aku berkata padanya: “Chandra, aku mengingatmu, kamu seharusnya tidak perlu melakukan sesuatu, tidak perlu menghina ayahku, hari ini, aku telah menghancurkan sebagian wajahmu, membutakan salah satu matamu, ini adalah sebuah keuntungan, suatu saat nanti, aku mau kamu membayar hutang dengan nyawamu.”

Novel Terkait

Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu