Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 24 Mencuri Barang

Bang Badui menyuruhku tengah malam membukakan pintu untuknya, dan menyuruhku membuat Claura pingsan.

Aku terus berpikir apa yang ingin dia lakukan, pasti bukan niat baik, pasti ada niat buruk ke Claura.

Tapi hatiku juga tidak bisa berkata apa-apa, nyali Bang Badui juga sangat besar, rupanya berani langsung melakukan sesuatu hal buruk, dia tidak takut ketahuan, aku dibuatnya bingung, apa akan dikeroyok?

Sedang bingung, Bang Badui terus mengetik bilang: "saat aku sudah mau sampai sana aku akan mengirimimu pesan, sampai waktunya kamu tuang cairan ini ke satu kain, langsung bekap hidup Claura, dia akan pingsan.

Walaupun aku sangat takut Bang Badui, tapi masih tidak dapat menahan untuk menggelengkan kepala.

Aku tidak bisa berbuat seperti itu, aku tidak bisa menyakiti Claura, walaupun aku pernah membencinya, tapi dia mau memiliki anak denganku, dia adalah istriku, bagaimana bisa membiarkan lelaki lain menganggunya?

Kalau mau ganggu, hanya boleh aku sendiri, tidak perlu Bang Badui ikut campur.

Melihatku geleng kepala, Bang Badui langsung mengerutkan kening, dia menghembuskan asap rokok, terlihat kelicikannya yang ahli.

Aku berpikir dia akan memukulku, tapi dari dalam lacinya dia mengeluarkan selembar kertas utang aku padanya.

Dia memakai jarinya memegang kertas utang itu, dia mengatakan padaku: Alwi, malam ini aku akan membawa kertas ini, asalkan kamu melakukannya dengan baik, aku akan memberikan kertas ini padamu.

20juta, asalkan aku melakukan perkataan Bang Badui, utang 200juta ini akan lenyap.

Jujur saja, Aku sedikit tergoda, lagian sekarang adalah masa dimana aku paling kekurangan uang.

Tapi akhirnya aku masih saja menggelengkan kepala, Aku mengetik mengatakan padanya: "Bos Badui, bukannya aku tidak ingin membantumu, Claura pernah berlatih silat, aku tidak pasti bisa berhasil. Sekalipun aku berhasil, Kedepannya dia pasti akan tau itu perbuatanku, dia pasti akan membunuhku. Aku tidak mungkin karna selembar kertas utang ini, mengorbankan nyawaku.

Bang Badui tertawa, tapi pelan-pelan senyumnya menghilang, dia lanjut mengatakan: "Alwi, kenapa aku melihat kamu sepertinya ada perasaan pada Claura? Apakah kamu takut aku menyentuhnya, jadinya tidak membantuku?

Aku baru mengetik untuk menjelaskan, Bang Badui langsung mengetik ngomong: Alwi kamu tenang saja, tidak peduli bagaimana, dia juga istrimu, martabat ini tetap akan aku kasih ke kamu, aku tidak akan menyentuhnya. Aku ingin kerumahmu, karena ada barang yang ingin aku ambil, barang ini Claura sepertinya meletakkan didalam kamar, aku mesti mengambilnya.

Melihat Bang Badui mengatakan seperti itu, aku sedikit tersadar, ternyata mau mencuri barang. Kalau begitu agak masuk akal, tidak heran dia mau kerumahku, ternyata ditekan di tempat lain sudah tidak berguna!

Aku penasaran Bang Badui ingin mencuri barang apa, aku pikir pasti barang yang sangat berguna untuk Bang Badui, kalau tidak dia tidak mungkin mengambil resiko seperti ini, apakah bukti kejahatan Bang Badui?

Aku ingin bertanya, tapi takut membuat Bang Badui marah.

Akhirnya aku mengetik mengatakan: "Bos Badui, Kalau ingin mengambil barang, kamu percaya padaku, bisa kasih tugas ini padaku. kamu bilang kamu ingin mengambil apa, aku pasti akan ambilkan untukmu.

Bang Badui terus menunjukkan senyumnya yang seram itu, mengetik dan bilang: "Alwi, bukan aku tidak percaya padamu, sungguh barang ini tidak boleh ada yang lihat, aku mesti ambil sendiri, kalau tidak aku tidak akan membiarkan adikku yang ambil?

Aku sedikit kesulitan, tapi kalau memang hanya mencuri barang, aku rasa masih bisa dilaksanakan.

Masih bimbang, raut wajah Bang Badui kembali gelap, dia menepuk meja dan berdiri.

Dia berjalan di sampingku, mengulurkan tangan merangkul pundakku, dia sedikit bertenaga, hingga membuat pundakku sedikit sakit.

Lalu dia mengatakan padaku: Alwi, aku percaya padamu barulah aku menugaskan tugas ini untukmu, asalkan kamu melaksanakan ini, aku benar-benar kagum. Tapi kalau kamu tolak, aku juga tidak bisa berbuat apa-apa, aku hanya bisa pergi melihat adikmu yang sakit itu, lihat dia bisa hidup berapa lama lagi.

Melihat Bang Badui mengatakan seperti itu, jantungku langsung berdebar kencang, aku juga tidak bodoh, dia sedang mengancamku, kalau aku tidak melaksanakan perintahnya, dia akan menganggu adikku.

Omongan ini keluar dari mulutnya Bang Badui, aku percaya dia berani melakukan hal ini.

Aku sudah takut, lagipula sekali Bang Badui menemukan adikku, dia pasti akan tau keadaan lengkapku, dan akan tau aku selama ini berpura-pura, sampai akhirnya dia akan teringat kalau aku yang memakai botol memukul dia, lalu utang lama keluar lagi, aku tidak bisa berputar di lingkaran itu saja.

Melihat wajah Bang Badui yang mengerikan, akhirnya aku hanya mengangguk.

Lalu aku mengambil botol itu, pergi bekerja.

Detik berikutnya semua adalah penyiksaan untukku, aku sangat ingin waktu cepat berlalu, juga sangat ingin waktu berhenti disini saja, agar semua kejadian ini tidak terjadi.

Aku berpikir berbagai jenis cara, kabur sendiri, bahas dengan Felicia, hingga berinisiatif untuk mengaku dengan Claura...berbagai macam cara sudah aku pikirkan, tapi semuanya ditolak olehku, alasannya sangat mudah, aku tidak akan menjadikan adikku sebagai korban, dia sudah cukup kasihan.

Aku tau aku begini sangatlah egois, tapi aku tidak punya cara lagi, ini adalah kenyataan, aku tidak mempunyai kemampuan untuk mengurusi banyak hal.

Tidak mudah untuk bertahan hingga pulang kerja, dengan berat hati aku pulang.

Aku pergi ke kamar Claura untuk melihat, aku rasa dia pasti sudah tidur, di atas kasur dia sudah mempersiapkan alkaloid untuk hamil.

Aku sangat ingin hidup damai dengannya, merasa tuhan sangat bisa mempermainkan kehidupan orang, aku merasa kalau hubungan kami bisa semakin baik, malah memberikan padaku sebuah sandungan yang besar.

Saat ini, ponselku masuk sebuah pesan, dari Bang BAdui, dia bilang: Sudah boleh beraksi, obat bius ini tidak akan menyakitinya, hanya membuatnya pingsan kurang lebih 1 jam. kamu sudah membuatnya pingsan, lalu kamu turun ke bawah buka pintu.

Melihat tidur Claura begitu nyenyak, melihat dia dari dalam selimut mengeluarkan dua kaki yang sangat indah, aku sekarang merasa tidak sanggup untuk melakukan itu.

Tapi aku terpaksa mesti melakukan ini, dalam hatiku berkata, tidak apa-apa. hanya tidur semakin nyenyak saja, tunggu dia sadar, seperti apapun tidak pernah terjadi. Mengenai saat itu dia kehilangan barang, tidak bisa menyalahkan aku, dia pasti juga akan curiga Bang Badui mengirim orang untuk kesini maling.

Lalu aku dengan tega, dari kantong mengeluarkan sapu tangan dan obat bius.

Dengan hati-hati berjalan ke kasur Claura, menuangkan obat bius ke atas kain, agar aman, aku hanya menuangkan sepertiga botol saja.

Saat obat bius terserap hingga ke kain, langsung tercium aroma yang menyengat, benar-benar tidak enak, sangat memukul kepala.

Aku pikir mainan ini tidak akan ada aroma, tiba-tiba begitu menyengat, saat itu aku ragu, aroma yang begitu menyengat, aku pikir mungkin ini dietil ester, takut akan membangunkan Claura.

Sampai saat ini, tiba-tiba muncul sebuah pemikiran di otakku, tidak benar, Bang Badui kenapa memakai obat yang begitu menyengat? dia bisa menggunakan yang lain, begini bukannya malah membuatku ketahuan?

Masih berpikir, Claura benar mengeluarkan suara mendengus, lalu mulai membuka mata.

Aku terkejut, tidak peduli banyak hal, dengan cepat menutup hidung Claura dengan kain.

Claura saat itu tersadar, dia menggerakkan badan untuk melawan, dan aku menggunakan satu tangan lagi untuk menutup matanya, memegang kepalanya.

Saat itu aku benar-benar sangat kacau, tidak disangka ada hari ini, aku begitu bisa menyakiti dia. Walaupun kejadiaan saat ini aku pernah membayangkan berkali-kali, tapi benar-benar terjadi, tidak ada kesenangan dalam membalas dendam, hanya tersisa ketakutan.

Aku tau dia membuka mata, aku hanya berharap dia tidak melihatku saja.

Saat sudah tidak ada reaksi lagi selama beberapa detik, tubuh Claura seketika lemas, dan dia pingsan.

Panah yang sudah di tembakkan tidak dapat ditarik kembali, walaupun keadaan sudah terjadi, aku mau tidak mau melakukan sampai akhir.

Lalu dengan langkah yang besar aku turun, dan membukakan pintu.

Dengan cepat Bang Badui masuk, dia datang sendiri, membuatku diam-diam menghembuskan nafas, sepertinya memang hanya ingin mencuri barang.

Sudah masuk hingga ruang tamu, Bang Badui langsung memperlihatkan tulisan yang sudah diketik, dia bertanya Claura sudah pingsan belum.

Aku menganggukan kepala, bilang sudah diurus, sudah pingsan.

Lalu dia langsung naik keatas, pergi ke arah kamar Claura.

AKu melihat tujuan Bang badui begitu jelas, sepertinya sudah tau barang yang mau dicuri dimana.

Aku ikut dia naik, sama-sama masuk kedalam kamar.

Dia melihatku ikut masuk, langsung mengetik dan bilang: Kamu keluar dulu, barang ini tidak boleh dilihat siapapun, setelah aku selesai mencari aku akan langsung pergi.

Aku tidak ingin pergi, hanya membalikkan badan, tapi Bang Badui masih memaksaku untuk pergi, aku masih teguh tidak ingin pergi, dan dia mengancam dengan menggunakan adikku, lalu dia memberikan kertas utang 200juta itu padaku.

Akhirnya aku hanya mundur sampai di pintu, tapi aku tidak menutup pintu, aku berdiri di depan pintu kamar.

Hanya Bang Badui dengan cepat langsung menutup pintu, sambil menutup pintu, di bibirnya dia dengan puas dan bahagia mengatakan: "Benar-benar orang bodoh, mudah sekali ditipu. Benar, Aku memang mau mencari barang, tapi yang ingin dicuri adalah kesucian Claura. Haha, Barang yang hanya tidur dengan wanita, pasti sangat mengasyikkan!"

Novel Terkait

Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu