Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 553 Karena Kamu Adalah Alwi

Setelah aku memberinya perintah dia menganggukkan kepalanya, dengan segera berdiri dan berjalan pergi, sebelum dia berjalan pergi, aku menempelkan sebuah alat pelacak di badannya, saat dia mulai berjalan, aku diam-diam mengikutinya dari belakang, mungkin karena dia sangat takut, dia sama sekali tidak memalingkan kepalanya. Beginilah jadinya, dalam sesaat dia telah meninggalkan kompleks ini, naik kedalam taksi, sebelum taksinya pergi, supir taksi itu memberikan instruksi tangan 'OK' ——— supir taksi ini, adalah orang dari pamanku.

Melihat orang dari pamanku sudah mengantarkan wanita ini pergi, aku meminum obat penenang, memakai headset, mendengar wanita ini berkata: "Pak, tolong antarkan aku ke kantor polisi."

Aku seketika terdiam, menghela napas tak berdaya, berpikir bahwa wanita ini sangat bodoh, memberi keputusan untuk jalan hidupnya sendiri. Orang dari pamanku berkata datar: "Kamu yakin ingin pergi ke kantor polisi, dan bukan ke rumah mayat?"

Selesainya pria itu berbicara, aku mendengar sebuah suara tembakan, aku menghela nafas dalam hati, menyalakan sebatang rokok, aku berdiri di jalan yang terpencil, sebuah mobil berhenti, jendelanya terbuka, itu adalah Rangga Guo, dia tersenyum dan berkata: "Reino, masuklah, bosku menyuruhku untuk menjemputmu pulang."

Aku duduk di kursi belakang, dia penasaran dan bertanya: "Reino, kamu sudah membuang mayat Philbert kah?"

Aku berkata datar: "Tidak perlu diurus."

"Tidak perlu?" Rangga Guo sedikit terkejut, dengan perasaan khawatir dia bertanya: "Takutnya kalau-kalau meninggalkan sebuah jejak, ditelusuri dan kamu tertangkap sebagai pelaku bagaimana? Kamu bisa menjadi buronan."

Aku tidak peduli dan berkata: "Kamu sudah lupa? Dari awal aku memang sudah menjadi buronan. Tidak apa-apa bagiku menambah satu kejahatan karena bagaimanapun aku juga adalah buronan. Lagipula, aku juga ingin semua orang tahu, aku membunuh Philbert, membuat semua orang gugup, takut, berubah pikiran......"

Mendengar hal ini, Rangga Guo sedikit tidak mengerti dan kembali berkata: "Semenjak kamu tidak takut terekspos, kenapa kamu masih harus membunuh wanita itu?"

Aku menjawab: "Karena banyak hal yang diketahuinya."

Aku berkata sambil mengeluarkan pena rekaman, teringat akan rekaman yang ada di pena ini, teringat akan 'bukti kriminal' ibuku, aku merasa sangat marah. Jika saja wanita ini bijaksana, mematuhi perkataanku untuk pergi jauh, selamanya menyimpan rahasia ini, aku pasti akan membiarkannya hidup, tapi, dia tidak seperti itu, dengan demikian, kalau dia hidup berarti dia akan mengungkapkan rahasia ibuku kapan saja, aku tidak membiarkan ini terjadi, makanya......

Rangga Guo sepertinya sadar bahwa dia salah berbicara, dia tidak lagi berani membuka suaranya.

Setengah jam kemudian, aku sudah kembali ke villa, begitu pulang, pamanku memaksaku untuk mematuhi dokter yang akan memeriksa badanku, untungnya lukaku baik-baik saja, dengan begini pamanku bisa lega, dengan nada tidak senang dia berkata: "Meskipun kamu pulang dalam keadaan sehat, tapi pernahkah kamu berpikir, kalau-kalau kamu terkena masalah bagaimana? Bagaimana aku memberitahu ayah dan ibumu? Bagaiman memberitahu kakekmu?"

Melihat kekhwatiran di wajah pamanku, aku tersenyum dan berkata: "Paman, aku salah, ini karena waktu itu ada masalah yang mendesak, sehingga aku juga tidak ada waktu untuk menghubungimu bukan? Oh iya, aku mendapatkan ini."

Aku memberikan pena rekaman itu pada pamanku, pamanku membuka dan mendengarkannya, air wajahnya seketika muram, selesai mendengarkan rekaman itu, dia bertanya padaku apa yang harus dilakukan, aku berkata: "Aku punya sebuah solusi, tapi mungkin sedikit berbahaya."

"Kamu ingin menginformasikannya pada mereka?" Pamanku bertanya dengan sedikit terkejut.

Aku menggelengkan kepalaku dan berkata: "Bukan mereka, tapi dia."

"Maksudmu adalah, kamu akan menghapus rekaman ibu, lalu menyuruhnya mundur dari masalah ini? Lalu menyerahkan rekaman obrolan terkait Alwi palsu dan Philbert, membiarkan atasan tahu bahwa Philbert juga adalah orang dari organisasi tersebut, dengan demikian, atasan akan mengira bahwa Philbert membantu Alwi palsu dalam masalah menjadi normal, juga tidak akan bisa mencurigai ibumu, atau bisa dikatakan bahwa tidak ada gunanya juga mencurigainya, karena mereka juga tidak punya bukti, benar kan?"

Harus dikatakan bahwa berkomunikasi dengan pamanku yang pintar ini sangat melegakan, tidak perlu banyak bicara, dia sudah bisa mengerti maksudmu. Aku menganggukkan kepalaku, berkata: "Benar sekali."

Pamanku mengernyitkan alisnya, dia merasa sedikit tidak lega dan berkata: "Tapi pernahkah kamu memikirkan satu hal, kalau atasan benar-benar tahu masalah Philbert dan Alwi palsu, dia pasti memanfaatkannya untuk membunuh Alwi palsu, setelah semua yang dilakukannya juga sudah sangat melebihi batas kesabaran atasan, atasan juga tidakpunya alasan untuk membiarkan dia begitu saja. Jika begini, dia pasti bisa terlibat dengan ibumu, juga masih ada keluarga Wei, lagipula, kalau kakek dan ibumu tahu dia melakukan hal seperti ini, mereka pasti akan sangat sedih."

Aku berkata datar: "Makanya aku berkata cara ini bisa sangat berbahaya, tapi, perkataan paman belum tentu juga terjadi."

"Maksudmu, atasan belum tentu membereskan Alwi palsu?" Pamanku menyipitkan matanya, menggelengkan kepalanya, sepertinya dia tidak percaya akan pendapatku ini.

Aku pelan-pelan menjelaskan padanya, aku berkata: "Paman, orang dari atasan sebenarnya tahu Alwi palsu adalah yang palsu, tapi mengapa mereka tidak membereskannya? Aku pikir kamu juga mengetahuinya, ini karena yang pertama, Alwi palsu juga tidak menunjukkan jati dirinya, kalau atasan mau membunuhnya, atau membereskannya, dia pasti akan melakukannya untuk memperingatkan musuh, yang kedua, yang juga sangat penting, yaitu atasan perlu bergantung padanya dan lawanku, menyuruhku untuk masuk semakin dalam dalam organisasi ini, semakin menggali rahasia mereka. Tapi sekarang, Alwi palsu dengan cepat memijakkan kaki di Beijing, dengan adanya dukungan dari keluarga Wei, posisi dalam organisasi saat ini sedang meroket, jika saat ini aku bisa menyeimbanginya, lebih kondusif bagiku untuk naik ke puncak organisasi ini."

Aku berbicara sembari melihat ekspresi pamanku, takut-takut kalau aku berbicara terlalu rumit, dia tidak bisa mencerna di waktu yang singkat ini, lagipula, pamanku jelas sekali lebih pintar dariku, dia tahu segalanya, melihatku berhenti berbicara, menerima kata-kataku dan berkata: "Jadi, kamu merasa bahwa atasan bisa melanjutkan untuk tidak membereskan Alwi palsu, disaat yang sama melanjutkan untuk memakaimu, membiarkanmu melanjutkan penyamaran di geng narkoba itu?"

"Benar, tapi itu juga belum tentu, makanya aku mau mencari sendiri Hensen Hu dan berbicara padanya, membujuknya, jika aku bisa membujuknya, maka aku tidak hanya bisa melanjutkan menerima kepercayaan dari negara, disaat yang sama, organisasi itu juga bisa melanjutkan untuk memakainku, lagipula mereka juga belum pernah berpikir untuk membuangku, jika aku bisa melanjutkan untuk membantu mereka melakukan penyamaran, tentu hal ini adalah yang terbaik, jika tidak bisa, mereka bisa mengontrolku, untuk jaga-jaga."

Pamanku menganggukkan kepala dan menerima begitu saja, dia mengatakan alasanku untuk menjelaskan sedetail ini, tapi dia juga takut kalau negosiasiku gagal, Hensen Hu pasti akan mendapat masalah dengan Alwi palsu bagaimana?

Aku berpikir dan berkata: "Dia tidak akan mendapatkan masalah, karena dia adalah seorang direktur, direktur dan pengusaha sama, memahami apa itu keuntungan besar, yang dia inginkan, lagipula aku yang memintanya, memberikan dia langkah untuk menoleransi Alwi palsu."

Pamanku menganggukkan kepalanya dan berkata: "Aku mendengar Kimi berkata bahwa kamu bisa mengetahui pikiran orang, sekarang aku benar-benar harus mengagumi kamu."

Selesai dia berbicara, dia menatapku dengan perasaan kasihan dan berkata: "Aku mengerti, alasan mengapa kamu bisa menganalisis pikiran orang lain begitu tajam dan akurat, kamu tidak bisa melupakan pengalaman pahitmu, kamu pasti belum merasakan hidup dengan baik, kasihan kamu, nak."

Kali ini wajah pamanku memperlihatkan rasa bersalah dan cinta kasih, aku seperti melihat ibuku, ketika dia melihatku, kira-kira seperti inilah wajahnya, aku merasakan sebuah kehangatan, juga kesakitan,aku tersenyum dingin dan berkata: "Paman, semua penderitaan adalah kekayaan yang diberikan Tuhan kepadaku, aku tidak menderita, sebaliknya, aku merasa kaya."

Meskipun aku bersusah payah memperlihatkan wajah yang tidak peduli, tapipamanku tetap penuh dengan rasa bersalah dan menyalahkan diri sendiri, aku segera mengalihkan pembicaraan, aku berkata bahwa aku memerlukan kartu ilegal, untuk menghubungi Hensen Hu. Walaupun aku mau bertemu dengannya, aku juga perlu berkenalan dengan baik baru menemuinya, kalau misal aku langsung pergi menemuinya, orang-orangnya bisa langsung membereskanku.

Pamanku segera menyiapkan Clayton Hu untuk pergi, dengan khawatir dia berkata: "Aku tahu bahwa hatimu telah memutuskan, aku juga tidak akan menghalangimu, tapi kamu harus berjanji satu hal padaku, jikalau Hensen Hu ingin berulah denganmu, kamu beritahu dia, bahwa orang-orangku sedang menunggu diluar, aku tidak keberatan bertarung denganya, juga lebih tidak keberatan untuk mengeksposnya."

Mendengar hal ini, aku sangat terharu, mempunyai keluarga yang bisa diandalkan sangatlah baik. Aku tidak menolak nasihatnya, tersenyum dan berkata: "Baiklah."

Pamanku kali ini baru merasakan lega, menepuk leherku dan berkata: "Baiklah, kamu istirahat terlebih dulu, aku akan menyuruh orang menyiapkan makanan, selesai makan dan menunggu langit gelap barulah kamu bergerak, dengan begini bisa masuk dan keluar dengan nyaman."

Aku mematuhinya, setelah pamanku beranjak pergi, tidak lama kemudian, Clayton Hu memberikan sebuah ponsel dan kartu ilegal, aku memakai ponsel dan kartu ilegal itu untuk menelepon Hensen Hu, dia mengangkat telepon itu dan terkejut, aku segera masuk ke topik pembicaraan, berkata: "Pak kepala, aku ingin menemui anda, memberikan pada anda bukti bahwa aku tidak mengkhianati organisasi ini, dan juga, berdiskusi tentang sebuah 'pendapat' yang akan menguntungkan kita berdua."

Hensen Hu tertawa dingin dan berkata: "Anak kecil, sudah beberapa hari menjadi anjing liar, nadamu ini tidak hanya kecil, tapi malah bertambah besar, dan kamu berani menemuiku untuk bernegosiasi?"

"Benar, hanya aku tidak tahu apakah pak kepala mau bernegosiasi dengan aku, jika pak kepala takut aku melakukan hal yang menyakiti anda, anda boleh menolak untuk menemui aku" Kataku mendorongnya.

Hensen Hu segera menerobos konspirasiku dan berkata: "Berhenti mendorong aku, apa yang aku takuti? Kamu datanglah ke tempat aku, anggaplah seperti burung yang datang ke sarangnya, aku mau membunuhmu, atau mau memerangkapmu, atau mau membiarkanmu pergi, semua tergantung pada kalimatmu, kamu harusnya takut kan?"

Aku tersenyum dan berkata: "Pak kepala berkata dengan benar, maka, pak kepala setuju untuk bertemu dengan aku?"

"Jam berapa kamu sampai?"

"Satu jam kemudian."

"Baiklah, aku menunggumu, nanti kamu harus memberiku sebuah alasan untuk tidak membunuhmu, atau kamu tidak akan pernah kembali!"

Setelah menutup telepon, aku segera mematikan ponsel, menyutuh Clayton Hu untuk membuang kartu ilegal itu ke toilet dan menyiramnya, lalu, aku dan pamanku makan bersama, kemudian di tengah gelapnya malam, aku bergegas menuju rumah Hensen Hu.

Sesampainya di dekat rumah Hensen Hu, untuk mencari tahu dan mengetahui seberapa kuat pertahanannya, aku tidak masuk melalui pintu utama, tapi dengan hati-hati, diam-diam melalui dinding di sampingnya, karena saat aku datang, aku memakai baju keberuntungan, sangat mudah untuk menutupi diriku, ditambah aku adalah ahli bersembunyi, maka aku dengan mudah melarikan diri para pengawal yang berdiri diam di kedua sisi dan para pengawal yang terus berpatroli.

Diam-diam telah sampai di tembok belakang rumah Hensen Hu, aku menaiki tembok perlahan, saat aku bersiap melompat, aku tiba-tiba merasakan kulit kepalaku kesemutan, seluruh orang itu seperti burung layang-layang, dan disaat ini juga, sebuah peluru melesat melewati ujung mataku, aku merasakan kesakitan dan panas di ujung mataku, ada sebuah benda panas yang turun dari ujung mataku.

Aku tidak berusaha melawan, bukan karena aku tidak cukup berani, tapi karena dari awal aku memang masuk dengan diam-diam, rasa bersalah ini tidak terhindarkan, maka aku segera mengangkat kedua tanganku, menyerah dan berkata: "Jangan menembak, aku adalah orang dalam."

Sekelompok pengawal berkumpul dan mengangkat senjata ke arahku, aku tidak melihat mereka, tapi aku melihat sebuah pohon besar tidak jauh dari situ, lebih tepatnya, aku ingin melihat apa yang ada dibalik pohon itu dan berkata: "Aku dan pak kepala telah berjanji untuk bertemu malam ini, pastinya, aku tiba-tiba masuk melalui dinding, apakah tidak cukup jika aku minta maaf?"

Siapa yang mengira, suara dingin terdengar mendekat dan dia berkata: "Aku ingin membunuhmu, bukan karena kamu masuk kesini, bukan karena kamu adalah Reino, tapi karena kamu adalah Alwi!"

Novel Terkait

Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu