Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 805 Pembawa Sial

Aku tidak akan pernah menyesal memilihl jalan ini, meskipun aku tahu jika ini adalah jalan buntu, tetapi ini adalah pilihanku, ketika aku dianiaya berkali-kali dan berkali-kali aku dipaksa ke jalan buntu, aku rela mati sebagai pahlawan dan tidak ingin hidup seperti pengecut!

Bahkan jika aku adalah seekor lalat yang dihalangi oleh kaca, aku juga akan menabrak kacanya tanpa ragu-ragu sampai kacanya hancur, maka aku akan menang dengan bangga, jika kacanya tidak pecah, aku juga tidak akan takut meskipun aku akan menjadi hancur berantakan.

Hanya saja, aku tidak rela, mesikpun aku bukan orang baik tetapi aku tidak berpikir bahwa atasan perlu memakai trik jahat untuk menghentikanku, terlebih lagi, jika mereka ingin melawanku, mereka bisa secara terang-terangnya menangkapku, mengapa mereka memainkan trik seperti ini?

Aku menggelengkan kepalaku, membuang semua pikiran-pikiran ini dan menginjak pedal gas sampai habis, hanya satu yang ada di pikiranku dan itu adalah pergi ke Beijing dan sebelum semua orang menghentikanku, aku ingin melihat orang itu.

Aku tahu bahwa pada saat ini, berita tentang aku yang sedang berada dalam masalah mungkin sudah menyebar ke kakek (pihak ayah), kakek (pihak ibu), ibuku, pamanku ... ... menyebar ke telinga semua orang yang peduli tentangku, aku bisa membayangkan betapa takutnya mereka, bisa membayangkan betapa cemas dan marahnya Jessi dan bisa membayangkan semua berharap aku bisa segera sadar dan mencari tempat untuk bersembunyi.

Tetapi, aku dengan jelas tahu bahwa orang yang merencanakan ini semua pasti sekarang ini sedang menungguku untuk menyerahkan diri, jika tidak, aku takut meskipun Samuel dan orang lain yang terluka dibawa ke rumah sakit, tidak akan ada dokter yang berani merawatnya. Ini bukan perkiraanku saja tetapi aku terlalu memahami siasat para atasan itu.

Aku mengebut sepanjang perjalanan, mobil ini melaju seperti anjing gila yang sedang marah, aku hanya membutuhkan waktu tidak sampai satu jam perjalanan untuk sampai, yang biasanya membutuhkan waktu dua jam. Ketika aku melaju di jalan tol dari Tianjing ke Beijing, aku melihat beberapa mobil berhenti di pinggir jalan dan aku mengenali salah satunya adalah mobil kakekku, Ficky Chen, juga ada mobil pamanku, sedangkan mobil lainnya mungkin mobil pamanku yang di pinjamkan kepada Sulistio dan lainnya.

Pada saat ini, aku melihat sekelompok orang yang aku kenal turun dari mobil, wajah semua orang dipenuhi kecemasan, mobilku berhenti perlahan, mereka menghampiriku dan berdiri di depan pintu mobil, tepat ketika mereka berpikir bahwa aku akan berhenti, aku tiba-tiba menginjak pedal gasnya dan pergi.

Aku melihat kaca spion belakang, semua orang membelalakkan matanya menatapku, ada tatapan tidak mengerti, sedih dan tidak bisa menerima di mata mereka, aku tersenyum pahit, mengapa aku tidak berbicara dengan mereka, mengeluh dan mengutuk beberapa kata di depa mereka, tetapi aku tidak ingin melihat wajah sedih mereka dan aku tidak ingin mereka menyalahkan diri mereka sendiri karena ketidakmampuan mereka.

Mereka segera mengejar mobilku, tetapi ada banyak mobil di Beijing, dan aku mengebut dengan gila, sehingga mereka dengan cepat tertinggal jauh dariku.

Dengan cara ini, aku sampai di tujuan tanpa halangan – kantor orang itu, kemudian aku menarik napas dalam-dalam dan keluar dari mobil.

Pada saat ini, tempat ini seperti medan perang, para penjaga berdiri rapat di kedua sisi, pada saat aku muncul, senjata yang awalnya menghadap ke tanah, segera menunjuk ke arahku, selain mereka itu, banyak penjaga yang muncul dari balik hutan dan di halaman, mereka seperti ular berbisa yang siap mematukku.

Seorang pria tinggi besar keluar dari gerbang besi besar, matanya menatap ke arahku dengan tajam dan berkata:”Buat apa kamu datang kemari?”

Aku berkata:”Untuk menyerahkan diri.”

“Seharusnya kamu ke kantor polisi kalau mau menyerahkan diri, buat apa datang kemari:” orang itu menatapku dengan tidak sabar, kemudian menatap seragam militer yang ada di badanku, dia tiba-tiba menatap jijik dan berkata dengan marah:”Kamu tidak layak untuk mengenakan seragam ini, lepaskan seragamnya.”

Aku mengambil baju ini dari seorang teman seperjuangan yang mati untuk menyamar dan melindungi diri, aku memang tidak berharap untuk mengenakan seragam ini, tetapi karena mendengar orang ini berkata seperti itu aku merasa terhina dan berkata dengan marah:”Kamu mau aku melepaskan bajuku? Baiklah, jika kamu bisa mengalahkanku maka aku akan melepasnya!”

Pada saat ini, aku benar-benar sudah tidak bisa mengendalikan amarahku, aku merasa teraniaya, sial, aku tanpa alasan di jebak oleh kalian, aku masih tidak tahu keadaan saudara-saudaraku, aku belum mengamuk tetapi kamu masih menghinaku? Sialan, memangnya siapa kamu?

Pria itu tiba-tiba tersenyum licik dan bertanya:”Kamu mau bertarung denganku?”

Aku melihat senyumannya dan mengernyitkan dahiku, aku tahu dia bukan lawan yang mudah, dan aku bahkan bisa merasakan aura yang hebat seperti aura kakekku dari tubuhnya, aku tahu bahwa aku mungkin bukan lawannya, tetapi memangnya kenapa? aku ingin mencari orang untuk melampiaskan kemarahanku, apa yang aku takutkan?

Aku mengangguk dan berkata:”Benar.”

“Seekor cacing tanah menggertak seekor naga, tidak tahu diri kamu!” Pria itu langsung beraksi setelah dia selesai bicara.

Kecepatannya sangat cepat, meskipun aku sudah mengelaknya dalam waktu tercepat, dia masih bisa menendang betisku, hanya sekali, rasa sakitnya menyebar di seluruh betisku, aku melihat orang ini dengan tidak percaya, dia tersenyum dingin menatapku dan berkata:”Aku mendengar bahwa kamu dulu adalah seorang pemimpin dalam ketentaraan, hari ini aku akan melihat kemampuanmu dan melihat apakah semua omongan mereka hanya dilebih-lebihkan saja!”

Dapat dilihat bahwa orang ini sangat membenciku dan juga sangat kuat. Aku tiba-tiba teringat yang Jessi kenalkan kepadaku sebelumnya yaitu pasukan khusus yang dioperasikan oleh orang itu, mungkinkah, orang besar sombong ini adalah orang dari pasukan khusus itu.

Apakah ini perbedaan nyata antara aku dan kelompok ini? Aku tidak terima, aku menarik napas dalam-dalam dan menenangkan pikiranku dan amarahku, lalu bertarung melawan orang itu.

Dia maju dan menempel dekatku, dia menggunakan jurus telapak gosip, telapak gosip adalah jurus yang paling kuat, jika orang yang memakai jurus telapak gosip memiliki tenaga yang kuat maka kecuali pihak lawan memiliki kemampuan yang sama dengannya dan tidak membiarkan lawan menyentuh tubuh mereka, jika tidak mereka akan terluka parah hanya dengan satu pukulan saja.

Aiko juga sering menggunakan jurus ini, tetapi terlihat jelas bahwa orang ini beberapa tingkat lebih tinggi dari Aiko, jadi aku tidak berani ceroboh, aku merasa seluruh badanku berkeringat dingin, aku menggigit gigiku dan menggunakan jurus Taichi untuk menghadapinya dengan hati-hati, sayangnya, orang ini terlalu hebat, jurus Taichiku tidak bisa menahan serangannya, akhirnya, dia menemukan sebuah tempat kosong dan memukul dadaku, aku hanya merasa bahwa dadaku seperti ditimpa sebuah batu besar dan seluruh badanku terbang dan jatuh ke bawah, darahku bergejolak dan ketika aku jatuh ke tanah, darah menyembur keluar dari mulutku, sedangkan aku merasa dadaku seperti hancur berkeping-keping bahkan tidak berani bernapas dengan kencang.

Orang itu tersenyum dingin, meluap ke tanah dan berkata:”Kamu berani mengatakan akan bertarung denganku dengan kemampuanmu yang seperti ini? Ini benar-benar membuat malu diri sendiri.”

Aku menarik napas dalam-dalam, aku menopang tubuhku dengan kedua tanganku, perlahan-lahan berdiri, orang itu berkata dengan dingin:”Aku tidak ingin membunuhmu, jadi sebaiknya kamu melepaskan bajumu selagi aku masih punya mood untuk mendengarkanmu berbicara.”

Aku menyeka darah di bibirku, aku berkata dengan senyum dingin:”Bagaimana jika aku menolak untuk melepasnya?”

Dia berteriak “hei”, mengernyitkan kening dan berkata:”Benar-benar tidak tahu diuntung, kamu tidak mau melepasnya? Maka aku akan memukulmu sampai kamu mau melepasnya.”

Aku bangun dengan sempoyongan, aku menatapnya dan berkata:”Kamu bisa membunuhku jika kamu memiliki kemampuan, tapi ... ... apakah kamu berani?”

Wajah pria itu langsung berubah dan berkata:”Apakah kamu pikir aku tidak berani?”

Aku mengangguk dan berkata:”Benar, aku merasa kamu tidak akan berani.”

“Kalau begitu aku akan tunjukkan kepadamu, apakah aku berani atau tidak!” Orang itu segera bergegas ke arahku begitu dia selesai berbicara, telapak tangannya seperti sebuah celurit menyerang dadaku, sepertinya dia ingin memukulku ditempat yang terluka tadi, gerakannya begitu cepat sehingga aku yang sudah terluka ini tidak sempat mengelaknya.

Pada saat ini, seseorang bergegas ke arahku dan membantuku menghadang pukulannya itu dan mendorong lengannya ke luar, dia bergerak maju dan langsung memukul dada orang itu dan segera membuat orang itu terdorong mundur beberapa langkah ke belakang.

Aku melihat orang itu, ada perasaan senang dan juga kekhawatiran, aku mengernyit dan berkata:”Kak Govy, mengapa kamu ada di sini?”

Orang yang datang itu adalah Govy.

Govy telah mengganti bajunya yang penuh darah itu, sudah merapikan rambutnya, mencukur jenggotnya dan membuang semua kesedihan yang ada di wajahnya, dia tetap terlihat serius dan berwibawa. Dia melirikku dan berkata:”Aku mendengar bahwa kamu ada di sini maka aku bergegas kemari. Bagaimana keadaanmu? Apakah dadamu baik-baik saja? Apakah perlu ke rumah sakit?”

Aku benar-benar tersentuh melihat Govy begitu memperhatikanku, lagipula, hubungan kami berdua benar-benar canggung, tepatnya, aku adalah musuh semua prajurit, berdasarkan wataknya, dia seharusnya ingin membunuhku, tetapi dia tidak melakukannya, dia mempedulikanku sama seperti biasanya, ini menunjukkan bahwa aku saudara yang bisa membuat hatinya tergoyah, bukan? Sejujurnya, aku sangat tersentuh tetapi juga merasa sangat bersalah.

Aku memandang ke arah Govy dan berkata:”Kak Govy, kamu sebaiknya tidak terlibat dengan masalahku, karena kamu ada di sini, kamu juga seharusnya tahu apa yang telah aku lakukan, tidak pantas bagimu untuk mebantuku lagi.”

Govy mengerutkan alisnya dan melihatku dengan sedih, dia berkata:”Jika kamu adalah orang lain, maka aku akan membunuhmu tanpa ragu, tetapi kamu adalah Alwi saudaraku, kamu penolong keluarga Su kami, jadi aku akan melindungimu bahkan ini tidak berprinsip dan perbuatan yang tidak masuk akal sekalipun.”

“Kak Govy ... ...”

Aku masih ingin membujuk Govy, tetapi dia tidak memberiku peluang untuk meyelesaikan perkataanku, pria paruh baya itu berkata:”Govy, kamu sungguh mengecewakanku! Aku berkata bahwa kamu adalah seorang prajurit, atau prajurit yang membawa harapan anak muda Huaxia, kamu seharusnya tidak membawa urusan pribadimu di atas keyakinan dan identitasmu, tetapi apa yang kamu lakukan sekarang benar-benar membuatku kecewa.”

Dari sikap berbicara orang ini terhadap Govy, aku dapat menebak bahwa dia pasti adalah atasan Govy, tetapi Govy mengabaikannya tetapi bertanya kepadaku:”Apakah kamu benar-benar baik-baik saja?”

Aku tersenyum padanya dan berkata:”Aku masih belum selemah itu.”

“Baiklah kalau begitu, aku akan membawamu masuk ke dalam.” Govy berkata dan membawaku melewati gerbang masuk.

Muka wajah pria paruh baya itu berkerut, dia menunjukku dan berkata:”Alwi, kamu kotoran tikus, siapa pun yang pernah berhubungan denganmu akan berubah dan tersihir olehmu, mereka akan hancur karena dicelakai olehmu, hancur!”

Tentu saja aku tahu ini, selama ini, aku tahu bahwa aku adalah pembawa bencana, aku selalu membuat orang-orang di sekitarku dalam kesulitan ... ...

Memikirkan hal ini, suasana hatiku yang buruk bahkan menjadi lebih buruk lagi.

Govy menepuk pundakku dan berkata:”Alwi, jangan dengarkan dia, dia hanya ingin membuatmu terpuruk, jika kamu benar-benar terpuruk, dia akan sangat bahagia, apakah kamu akan membiarkannya berhasil?”

Setelah mendengar kata-kata Govy, aku hanya bisa tersenyum dan memaksakan diri untuk bersemangat dan berkata:”Aku tidak akan membiarkannya berhasil.”

Novel Terkait

My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu