Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 581 Kita Berjanji

Aku mengatakan pada Mamaku jika dia harus melindungi Alwi palsu dan menarik seluruh keluarga Wei untuk mati bersamanya, maka hubungan Mama dan anak kami berdua berakhir, Mamaku mungkin tidak berharap aku akan mengatakan hal yang tidak berperasaan begitu, untuk sesaat dia terkejut disana, untuk beberapa saat dia tidak bisa berkata-kata.

Tapi ekspresinya memberi tahuku hatinya hancur.

Aku merasa hatiku juga sedang berdarah, menatap mata Mamaku yang penuh rasa sakit, aku tahu aku sendiri sudah keterlaluan, tidak layak menjadi seorang anak, tapi aku tidak ada cara lain, aku dengan keras kepala memandang Mamaku, lanjut berbicara, "Ma, pilih aku atau dia, kamu putuskan sendiri."

Setelah berbicara, aku mulai batuk-batuk yang keras, Mamaku dengan sedikit panik bertanya bagaimana kondisiku, menyurhku untuk tenang, aku melambaikan tangan, memintanya pergi dengan wajah dingin, dia menolak, pamanku berkata dengan sedih, "Kakak, kamu pergi dulu, kondisi kesehatan Alwi sangat buruk, tidak tahan dengan provokasi."

Mamaku dengan sedih menatapku, berkata, "Mama tidak membuatmu marah, kamu istirahat baik-baik, mengerti?"

Melihat Mamaku diantar keluar oleh pamanku, aku menghela nafas tidak berdaya, memejamkan mata, dan merasakan mataku hangat. Tidak lama kemudian, pintu dibuka lagi, aku tidak membuka mata pun bisa menebak ini pamanku yang kembali.

Setelah beberapa saat, aku mendengar pamanku menghela nafas, berkata, "Kamu jelas-jelas tahu Mamamu kelelahan secara mental dan fisik karena masalah kalian, dan kamu masih memprovokasinya begitu, apa kamu sama sekali tidak peduli padanya?"

Aku membuka mata, menatap pamanku, pandangan matanya menyalahkanku. Aku tahu dia tidak bisa mengerti pikirkanku, aku dengan suara dalam berkata, "paman, menurutmu apa yang harus aku lakukan? Apa menurutmu kata-kata lembut bisa mengubah pikiran Mamaku?"

pamanku terdiam sesaat.

Aku berkata, "Kamu juga mendengarnya, perasaan Mamaku pada Alwi palsu lebih dalam dari yang kita bayangkan, rasa bersalahnya akan membuatnya melakukan apa pun yang bisa kamu dan aku bayangkan. Dia berkata dia tidak akan mempedulikan apa pun untuk melindunginya, ini berarti dia mau mengambil reputasi dan hidupnya sendiri, mengambil posisi Keluarga Wei dan nasib semua Keluarga Wei, apa kalian rela?"

"Aku tidak rela..." pamanku menundukkan kepala, dengan ekspresi jelek berkata, "Aku tidak rela, karena anak itu setan, aku pernah bertarung dengannya, jadi aku tahu dia sudah tidak bisa diselamatkan lagi, tidak ada harapan."

Aku berkata dengan suara dalam, "Karena kamu tahu jelas, kamu seharusnya mengerti jika aku tidak memaksa Mamaku dengan sikap keras ini, aku takut Mamaku akan ngotot, bahkan jika menabrak tembok kejatuhan dia tidak akan berbalik. Kalian menolak untuk menjadi orang jahat ini, maka biar aku yang menjadi orang jahat ini!"

Jika bisa membuat Mamaku menghilangkan pikiran untuk membantu Alwi palsu, bahkan jika Mamaku akan membenciku, menyalahkanku, aku tidak keberatan. Aku selalu merasa apa yang disebut berbakti atau segala jenis hubungan di dunia ini, harus dibangun berdasarkan prinsip dasar, aku bersedia berbakti pada Mamaku, menyajikan teh dan menuangkan air untuknya, apa yang dia suka, aku bisa membelikanya untuknya, kemana dia ingin pergi, aku bisa menggeser semua jamuan bisnisku untuk menemaninya bepergian, tapi jika dia ingin berjalan di jalan yang tidak lurus, aku tidak akan pernah mengizinkannya.

pamanku tidak mengatakan apa-apa, duduk di sana dan melihatku untuk waktu yang lama, aku bertanya padanya apa yang dia lihat?

Dia menghela nafas, berkata, "Aku menyadari kamu sangat mirip Papamu, terutama saat kamu mengatakan itu."

Aku tersenyum, berkata, "Aku mungkin tidak pernah memberi tahu paman. Bagiku, pujian terbesar yang diberikan orang lain padaku adalah aku mirip Papaku. Meskipun aku belum pernah bertemu Papa, tapi dihatiku dia seorang pahlawan."

Setelah terdiam beberapa saat, aku menarik napas dalam-dalam, berkata, "Jadi, siapa yang berani membuat wajahnya jadi tidak relevan, aku ingin lihat siapa yang terlihat bagsu, kakak kandung? Lalu kenapa? Aku, Alwi, tidak jarang, aku tidak menghargai orang yang tidak bisa membedakan benar dan salah, kakak berdarah dingin! Selain itu, keberadaanya tidak hanya mengancam saudara-saudaraku, tapi juga mengancam Mamaku dan kalian, bahkan jika orang lain mengatakan aku tidak berperasaan, mengatakan aku gila juga bagus, aku ingin dia mati, pikiranku ini tidak tergoyahkan."

Setelah berbicara, aku menatap pamanku, dengan tidak berdayanya berkata, "paman, aku harap kamu bisa mengerti aku."

pamanku mengangguk-angguk, menepuk tanganku, berkata, "Tidak perlu banyak bicara, paman mengerti kamu, aku pikir Mamamu juga pasti akan mengerti kesulitanmu."

"Selama beberapa waktu ini, tolong lebih berhati-hati." Aku dengan suara rendah berkata, "Suasana hati Mamaku tidak baik, kamu harus menghiburnya, menjelaskan padanya, dan kamu harus lebih memperhatikan untuk tidak membiarkan Alwi mendekatinya."

Setelah mendengarkan kata-kataku, pamanku mengerutkan kening, dengan suara berat berkata, "Maksudmu, Alwi palsu mungkin akan mendatangi Mamamu?"

Aku mengangguk, berkata, "Benar, misinya gagal. Situasi Alwi palsu dan Claura mengkhawatirkan. Menurut sifat orang itu, dia pasti akan menemukan cara untuk membalikkan keadaan, dan selain bergantung pada Mamaku, dia sudah tidak memiliki tempat bergantung lagi, jadi dia pasti akan memikirkan cara untuk menghubungi Mamaku, pada saat itu... itu kesempatan terbaik untuk menangkapnya."

Memikirkan ini, aku hanya bisa mengepalkan tinjuku, mengertakkan gigi, teringat Alwi palsu hampir membunuh Jessi, aku merasakan darahku melonjak, aku harap aku bisa segera membunuhnya!

pamanku perlahan-lahan pergi ke jendela, melihat keluar jendela, pandangannya melayang ke tempat yang jauh, dia berkata, "Jika Papamu masih hidup, dia pasti akan membuat pilihan yang sama denganmu."

Kata-kata ini membuat hatiku jadi lebih sedih, aku pikir jika Papa juga akan membuat pilihan yang sama, aku bisa lebih tegas pada pilihanku sendiri.

pamanku mengobrol denganku untuk sementara waktu sebelum dia pergi, lalu aku menghabiskan sisa hari itu dalam lamunan.

Ketika malam tiba, aku mulai gugup, karena tidak ada berita dari Kakek Ergi, itu juga artinya Jessi belum bangun, aku sangat khawatir, tidak bisa makan dan tidur dengan tenang, melihat jam dinding di dinding seberang perlahan merangkak satu demi satu jam, hatiku semakin tidak tenang.

Ketika jam mengingatkanku sekarang sudah jam sebelas malam, aku tidak bisa menunggu berita dengan tenang lagi. Aku bangun mau pergi, dansukiyang bertanggung jawab merawatku dengan cepat menghentikanku, berkata, "Alwi, apa yang kamu lakukan? Kakek Ergi sudah menjelaskan, kamu ingin pergi ke toilet pun kamu tidak boleh bangun dari tempat tidur, aku harus menjagamu."

Aku dengan merasa bersalah memandangsukiitu, berkata, "Maaf, aku harus bertemu seseorang, dan aku tidak begitu lemah, kamu tidak perlu mengkhawatirkanku."

sukiitu malah bersikeras menghentikanku, berkata, "Jangan menyulitkanku, lukamu sangat serius, kami semua tahu jelas, kamu benar-benar tidak boleh bergerak, dan aku katakan yang sebenarnya, bahkan jika kamu pergi dari sini, kamu juga tidak bisa keluar dari gerbang, kamu sekarang... kamu sekarang ditahan atasan, kamu mengerti?"

Aku terkejut, dengan tidak menduganya bertanya, "Apa katamu? Aku ditahan atasan?"

Melihat wajah sukiyang tidak berdaya itu, aku tercengang, aku tidak mengerti kenapa aku ditahan? Meskipun aku belum menyelesaikan misi ini, tapi juga tidak bisa menyalahkan aku sepenuhnya, berbicara jeleknya, jika bukan karena aku, tidak tahu ada berapa banyak Finn Li yang akan keluar! Sekarang mereka malah mau menahanku, bukankah ini berarti membunuh seseorang begitu dia menyelesaikan tugasnya?

Selain itu, jika ini penahanan, kenapa Mamaku bisa datang menemuiku? Apa mereka menggunakan identitas mereka untuk menekan atasan, baru datang melihatku?

Memikirkan ini, aku teringat fakta aku pernah digunakan oleh orang-orang di atas, yang mengarah pada kenyataan Jimmy Su berkhianat, seluruh tubuhku berkeringat, apa jangan-jangan aku diperlakukan seperti itu lagi? Jika benar demikian, apa yang harus aku lakukan?

Pada saat ini, ponsel sukiberdering, setelah dia mengangkat telepon, dia berkata padaku, "Ini Kakek Ergi."

Aku buru-buru mengangkat ponselnya, dia dengan sadar diri meninggalkan ruangan, aku bertanya melalui ponsel itu, "Kakek, bagaimana keadaan Jessi?"

Suara Kakek Ergi terdengar sedikit kelelahan, dia berkata, "Kamu tenang saja, dia sudah bangun."

Satu kalimat yang membuatku hampir menangis, aku memegang ponsel, lanjut berkata, "Baguslah sudah bangung, baguslah dia sudah bangun, Kakek, apa aku bisa berbicara dengannya?"

Kakek Ergi menyuruhku untuk menunggu, setelah beberapa saat, aku mendengar suara yang lemah, dia memanggil, "Alwi."

Aku menutup mataku dengan tangan, dengan tersedak berbicara, "Sayang, aku di sini."

Jessi tertawa dengan suara rendah, hanya saja, dia kemudian segera batuk dengan keras, aku buru-buru berkata, "Bagaimana?"

Jessi berkata, "Aku baik-baik saja, jangan datang kemarin untuk melihatku, rawat tubuhmu baik-baik, mengerti?"

Aku sedih, mengetahui dia masih memikirkanku dan bukan dirinya sendiri, aku sangat tersentuh, aku berkata, "Ya, aku akan merawat tubuhku dengan baik, jadi aku ada kekuatan untuk memelukmu, mencintaimu, kamu juga harus merawat tubuhmu dengan baik, mengerti?"

Jessi mengatakan dia mengerti, kemudian kami berdua memegang ponsel dan terdiam. Setelah beberapa saat, aku dengan hati-hati bertanya, "Kita masih bisa bertemu, kan?"

Aku juga tidak tahu kenapa aku tiba-tiba menanyakan ini, tapi aku sangat panic, ada semacam perasaan aku mungkin akan kehilangan perasaannya.

Jessi berkata tertawa sambil berkata, "Hal bodoh apa yang kamu katakan? Tentu saja kita bisa bertemu, kamu bilang kamu akan menikahiku, kita akan hidup seumur hidup."

Kita akan hidup seumur hidup.

Sungguh kalimat yang sederhana tapi membuat semangat, aku tertawa, berkata, "Ya, kita akan hidup seumur hidup, kita masih memiliki banyak hal yang belum dilakukan, masih memiliki banyak hal untuk dikatakan satu sama lain, kita masih harus bersama membeli rumah, menghiasinya, menikah, memiliki anak... "

Aku sedang berbicara dan aku mendengar tawa lemah Jessi, merasa hatiku sangat puas.

Jessi tiba-tiba berkata, "Alwi, kamu tidak akan pernah menyerah padaku, meninggalkanku, kan?"

Jika sebelumnya, mungkin aku akan ragu sesaat, tapi sekarang aku dengan tegas berkata, "Ya, aku tidak akan pernah menyerah padamu, meninggalkanmu, kecuali aku mati, tidak ada yang bisa memisahkan kita."

Jessi tiba-tiba menghela nafas, dengan menyesalnya berkata, "Alangkah baiknya jika kamu ada di sisiku sekarang, dengan begitu, kita bisa pinky swear."

Mendengarkan kata-katanya yang kekanak-kanakan, aku tertawa dan bertanya, "Kapan Ratu Song kami percaya pada trik kecil ini?"

"Kadang-kadang, aku juga ingin menjadi gadis kecil naif di depan pria yang aku suka, kenapa? menurutmu ini mempengaruhi pesonaku?" Jessi berkata, meskipun suaranya masih lemah, tapi aku bisa merasakan sukacita di dalam nada bicaranya.

Aku mengulurkan tangan, mengangkat jari kelingkingku, dan berkata, "Oke, kalau begitu ayo kita pinky swear."

"Kita tida bertemu, bagaimana bisa pinky swear?"

"Ada aku di dalam hatimu, ada kamu di dalam hatiku, jadi kita bisa pinky swear."

Jessi tertawa, berkata, "Oke."

Pada saat ini, aku seolah-olah melihat dia tepat di depan mataku, seolah-olah melihat ibu jarinya yang muda menangkap jempolku, seolah-olah melihatnya tersenyum lembut, dengan suara rendah berkata padaku, "Kita pinky swear."

Aku mengaitkan jari, berkata, "Aku tidak akan pernah meninggalkan dan tidak akan pernah menyerah atas Jessi, berjanji, seratus tahun tidak akan berubah.”

Jessi mendengus, dengan tidak puas bertanya, "Apa ini hanya seratus tahun?"

Aku tertawa dan berkata, "Aku salah, aku ulang lagi. Janji, selamanya tidak akan berubah."

"Oke, aku ingat, aku menganggapnya serius, kamu tidak diizinkan untuk mengingkari janjimu. Kali ini, jika kamu mengingkari janjimu, aku benar-benar tidak menginginkanmu lagi." Suara Jessi lembut, seperti angin musim semi yang menerpa hatiku.

Novel Terkait

I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu