Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 908 Misi

Denis mendengar aku bilang hari ini adalah hari kematiannya, ia seketika tertawa dingin dan berkata, “Alwi, kamu ingin membunuhku? Lucu sekali! Aku beritahu kamu, kamu bahkan tidak bisa membunuhku. Kalaupun bisa, apakah kamu berani? Apakah kamu tahu siapakah diriku?”

Aku mengorek telingaku dan berkata dengan kesal, “Banyak omong kamu!”

Aku langsung menembak kearahnya, lalu ia seger bersembunyi disamping, tapi aku sudah menghitung jalur kaburnya, jadi aku terus menembak kearah sana tiga kali. Denis berguling beberapa kali di lantai dan akhirnya kena sekali. Ia berkata kepadaku dengan kesal, “Kamu mencari mati saja!”

Aku tertawa dingin dan mendekat kearahnya lalu berteriak, “Aku mencari mati? Benar, tapi kamu juga harus membuatku mati!”

Aku lanjut menyerang kearahnya. Ia sambil bersembunyi sambil menembak kearahku. Kita berdua tanpa sadar sudah memasukki jalan kecil yang sepi. Saat kita sedang mengganti peluru, aku bersembunyi di belakang sebuah batu. Denis menggunakan kesempatan ini untuk menyerangku, untung saja aku kabur dengan cepat, tanpa terluka.

Aku mengisi lagi peluruku dan maju lagi. Denis dengan cepat berlari ke depan. Ia merupakan orang yang hebat, memiliki kecepatan yang sama denganku, ditambah kekacauan malam ini. Ingin menangkap jejaknya sangatlah susah karena hari sudah mulai menggelap.

Aku dan Denis berlari dalam kegelapan. Aku tahu ia berlari ke depan, untuk mencari bantuan yang mengawas di depan sana, tapi aku tidak akan memberi kesempatan ini untuknya, jadi aku menembak lagi, lalu berpura-pura berteriak dan terjatuh di tanah.

Denis yang di depan sana terkena jebakanku. Ia bilang dirinya hebat, merasa akan ada orang yang melindunginya, jadi saat aku ‘tertembak’, ia secara tidak langsung mengiraku tertembak oleh orang yang melindunginya. Ia segera kembali dan ingin menembakku lagi. Tetapi aku lebih cepat darinya dan menarik pelatuk. Ia menyadari dirinya terjebak, sayangnya terlalu telat. Meskipun ia sudah bersembunyi sebisanya, tapi tetap saja ia terkena peluruku.

Melihat darah segar yang bercucuran, ia memandangku sambil memegang lehernya dan terjatuh dengan tidak terima. Saat aku mendekat, ia masih ada sisa nafas terakhir. Ia melototiku dan berkata, “Membunuhku, kamu juga tidak akan dapat hidup lagi... A-aku..akan menunggumu di jalan menuju kematian.”

Lalu Denis mengeluarkan nafas terakhirnya.

Aku menyalakan rokok dan berkata kepadanya, “Menungguku? Denis, apakah kamu menyukaiku?”

Saat ini terdengar suara langkah kaki. Aku berbalik badan melihat Armour yang mendekat dengan perlindungan Fox. Aku segera mendekat dan menemukan tangan Fox yang penuh darah. Aku mengernyitkan dahi dan berkata, “Terluka?”

Fox bilang, “Tak apa-apa, yang penting Tuan muda baik-baik saja.”

Aku mengangguk dan berkata, “Tuan muda, ayo kita jalan.”

Armour mengangguk. Kita berjalan cepat menuju tempat jauh sana. Seketika seluruh pelabuhan dikelilingi banyak orang, bahkan tidak mungkin untuk kabur, jadi kita naik di sebuah kapal bekas yang tidak dipakai lagi, ingin menunggu pertarungan ini berakhir.

Tidak ada satupun yang berani menyalakan lampu dalam kegelapan. Aku menggunakan mataku yang baik dan teknikku yang sering terlarih untuk mengeluarkan peluru di tangan Fox, lalu membungkusnya. Saat ini terdengar suara mesin yang kencang.

Kita semua menahan nafas kita dan tidak bernai berbicara, untung saja mobilnya tidak berhenti di dekat kita dan langsung pergi. Sedangkan suara pistol diluar juga pelan-pelan berakhir. Aku tahu ini berarti pertarungan sudah berakhir. Lagipula kita sudah keluar begitu lama, kurasa orang-orang ini juga mengira kita sudah pergi. Setelah menunggu mereka yang lain-lain pergi, kita baru kabur juga tidak telat.

Setelah suara mesin itu menjauh, aku pelan-pelan keluar dan melihat di dekat pelabuhan sana ada sinar lampu. Banyak orang sedang mengurus mayat disana, sedangkan mobil yang menutup diluar pelabuhan juga sudah dibawa pergi.

Aku berkata, “Sementara sesuatu yang berbahaya sudah menghilang, tapi tunggu mereka membereskan mayat dan penjahat, pasti akan menemukan kita. Kalau kita ingin kabur saat itu, sepertinya tidak mungkin. Kalau tidak salah, bandara, stasiun kerta dan beberapa tempat di negara kimchi ini sudah diperiksa dengan serius. Kita ingin pulang, akan sangat susah.”

“Benar-benar!” ujar Armour kesal. “Richi Park dan Parker melakukan hal seperti ini demi mengagalkan kerja sama kali ini. Hng, Zenit Park pasti sudah ditangkap. Keluarga Park akan mati. Apakah Richi tidak pernah memikir hal itu?”

Aku berkata, “Richi terus menyerang Kakak kandungnya dengan Yvonne, menginginkan saham Kakaknya. Ia bisa begitu kepada Kakaknya, pasti juga bisa seperti kepada Ayahnya. Zenit ditangkap, tidak berarti Keluarga Park akan mati, hanya saja terluka berat. Tapi kalau Richi tidak ingin berkaitan dengan masalah ini, maka kerugian bisa diturunkan. Di saat yang sama, ia juga bisa menjadi Ketua Direkturnya.”

Aku lanjut berkata lagi, “Tentu, semua ini harus memiliki satu syarat, yaitu Yvonne harus membantunya untuk mendapatkan saham Micho, sayangnya...Yvonne tidak akan melakukannya.”

Armour mendatarkan mukanya dan berkata, “Rencana Richi memanglah baik, tapi aku tidak akan membuat rencana mereka berhasil. Aku ingin ia mati!”

Aku berkata, “Tuan muda, sekarang kabur lah yang terpenting. Kita bisa membalas dendam Richi lain kali.”

Armour menggelengkan kepalanya dan berkata dengan pasti, “Lain kali baru balas? Tidak, aku ingin ia mati malam ini, kalau tidak dendam hatiku akan susah dihilangkan!”

Aku mengernyitkan dahiku dan mengocehinya dalam hati ‘orang gila’. Aku dengar ia bilang, “Alwi, bawa kita ke rumah Yvonne.”

Aku berkata dengan tenang, “Tuan muda ingin bersembunyi di rumahnya?”

Armour mengangguk dan berkata, “Benar, tidak aman kemanapun kita pergi, lebih baik tunggu ini semua berakhir, lalu berpikir lagi bagaimana untuk pulang. Orang-orang itu tdak akan mencari kita di rumah Yvonne. Tidak hanya itu, kita juga bisa menggunakan Yvonne untuk menarik perhatian Richi.”

Aku tak sangka ia bisa menaruh pikiran pada Yvonne, seketika hatiku panik. Aku sungguh takut Yvonne terluka, tapi kalau aku menolak Yvonne, aku juga tidak bisa melakukannya, karena sarannya merupakan yang terbaik. Kalau aku tidak setuju, ia pasti akan curiga kepadaku.

Aku berkata, “Tuan memang berpikir banyak. Kalau begitu, kita kesana setelah mereka pergi.”

Dengan seperti itu, kita tunggu di kapal hingga tengah malam. Kita bersama pergi meninggalkan pelabuhan pelan-pelan, karena takut kita sudah berada di daftar orang yang dicari. Takut supir akan mengenal kita dan membuat masalah, jadi kita berjalan kaki ke rumah Yvonne. Tiba disini, kita menghindari kamera dan pergi ke rumah Yvonne.

Tiba diluar pintu, hatiku berdegup kencang, sedikit ragu berpikir, apa yang harus kulakukan kalau Armour melukai Yvonne? Wanita ini sungguh keras kepala. Aku sudah menyuruhnya ke negara Hua Xia, tetapi ia tidak ingin dan ingin menjaga tempatnya ini, lalu sekarang ia terlibat lagi dalam kebahayaan.

Sambil berpikir, aku menekan kata kuncinya dan pintunya terbuka. Setelah kita masuk ke dalam, aku menyalakan lampu. Kamar terlihat kosong dan bersih, seperti ada orang yang sengaja membersihkannya.

Otakku terlintas sebuah pikiran, lalu berjalan menuju kamar. Kamarnya juga sangat kosong, tidak hanya itu, pakaian di lemarinya juga tidak ada, seketika aku menyadari bahwa Yvonne sudah pergi.

Tapi kemanakah Yvonne pergi? Ia tidak memberitahuku, apakah karena ia tidak percaya kepadaku? Ia merasa aku ingin membawanya ke Hua Xia, sebenarnya untuk mengawasinya apa itu? Jadi ia memilih untuk pergi.

Armour juga menyadari kejanggalan rumah ini. Ia mendekati dan melihat lemari yang kosong. Wajahnya seketika mendatar dan berkata, “Wanita itu pergi?”

Aku menganggukan kepala dan berkata, “Hmm, aku tak sangka ia memilih untuk pergi. Kukira ia bisa menggunakan anak di perutnya untuk meminta sejumlah uang, lagipula saham Micho cukup berharga. Siapa tahu ia merelakan semuanya dan pergi begitu saja.”

Armour terus menatapku, seperti ingin melihatku apakah tahu masalah ia pergi. Tak lama kemudian, ia baru berkata, “Wanita ini pintar juga, kabur begitu saja!”

”Mungkin hatinya sudah terluka berat karena Richi. Ia takut Richi akan menyerangnya kalau ia bertahan disini, jadi memilih untuk pergi. Lagipula setiap wanita hamil akan memikirkan anaknya.” ujarku.

Untuk masalah Yvonne hamil, Armour mengetahuinya. Yang aku tidak kasih tahu adalah Yvonne hamil anaknya Richi. Aku tidak akan menyembunyikan semua masalah kepadanya, tapi juga tidak akan memberitahu semua masalah. Dengan seperti ini, saat ia percaya kepadaku, ia juga tidak bisa mengetahui aktivitasku.

Armour kembali ke ruang tamu dan terduduk di sofa dengan sedih. Aku pergi melihat kulkas. Barang-barang di kulkas masih banyak, karena Yvonne pergi dengan tergesa-gesa. Aku menghitung semuanya. Barang-barang ini cukup untuk tiga hari, lalu aku memberitahu kepada Armour.

Armour berkerut alis dan berkata, “Waktu tiga hari sudah cukup!”

Ia mengambil telepon dan menghubungi Matthew. Aku dan Fox saling berpandang. Ia memberiku ibu jari dimana Armour tidak bisa melihatnya.

Aku duduk di sofa dan mengingat pertarungan hari ini, mengingat wajah tidak puas Denis saat ia mati. Aku tertawa dingin. Meskipun aku tahu membunuh Denis bisa menerima banyak kekesalan orang Hua Xia itu, tapi kalau aku sudah melakukannya, maka aku tidak takut lagi!

Armour dengan cepat memutuskan panggilannya. Ia bilang. “Ayah sudah mengetahuinya. Ia bilang ia akan memikir cara untuk menjemput kita pergi dalam tiga hari ini. Ia mau kita untuk tidak pergi kemana-mana dan ia juga sudah mengetahui aksi kali ini. Aksi ini adalah aksi yang sudah direncanakan lama oleh Hua Xia dan negara kimchi.”

Ia lanjut berkata lagi dengan nada dinginnya. “Aku juga sudah memberitahu masalah Parker kepadanya. Ia sudah memerintah untuk menangkap Parker, tapi sayangnya...”

Armour melihat kearah Fox dan tidak lanjut berkata lagi. Tetapi aku mengerti maksudnya. Ia merasa sayang karena rencana yang ia menyuruhku untuk membunuh keluarga Sudirman jadi gagal.”

Kupikir untung saja gagal, lagipula masalah ini terlalu bahaya. Aku tidak akan percaya Armour akan menolongku jika aku ketahuan.

Sudah malam, kita semua pergi tidur. Pagi hari kedua, aku menyalakan televisi dan menyadari salah satu saluran televisi negara kimchi sedang menayangkan kasus besar kemarin. Mereka juga mengumumkan beberapa tersangka, tapi hanya memberitahu ciri-ciri, tanpa menempel foto. Setelah bertemu beberapa kali, meskipun Jessi sangat mengetahui kita, tapi foto Armour tidak pernah terambil, jadi mereka hanya bisa berpura-pura tidak tahu bentuk wajah kita.

Malam hari kedua, Armour memanggilku ke kamarnya dan berkata, “Alwi, diluar sana tidak ada orang yang mengenal wajah kita. Kurasa sekarang tidak berbahaya untuk kita keluar.”

Aku mengerti ucapannya ada maksud lain, jadi aku menunggu ia selesai berkata. Ia bilang, “Aku mau kamu membunuh Richi.”

Aku mengerutkan dahiku dan berkata, “Tapi kalau Richi mati, pasti ada orang yang beraksi.”

Armour berkata, “Tak apa-apa. Setelah kamu selesai membunuhnya, aku akan pergi menjemputmu, lalu kita kembali bersama ke Invincible Empire!”

Novel Terkait

My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu