Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 533 Mengenai Keluarga Chen

Ketika Jessi mengatakan perkataan ini, aku pun tertegun, dan kemudian aku termasuk telah memahami mengapa Hensen Hu melihat ada yang salah denganku ketika aku masuk kemari. Ternyata aku adalah saingan cinta putranya. Dapat terlihat bahwa dia sangat puas dengan Jessi. Aku dapat memperkirakan bahwa dia sangat menantikan Jessi menjadi menantunya. Makanya aku tidak mengangguk kepadanya. Putranya juga tidak akan memiliki nyali yang besar untuk membawakan hadiah pertunangan ke keluarga Song. Ketika memikirkannya, aku seketika merasa bahwa sepasang ayah-anak ini sangat hebat.

Saat aku sedang memikirkan hal ini, Hensen Hu tampaknya sangat kesal, sementara Mark meletakkan pandangannya ke arah lain. Ini sangat jelas bahwa dia tidak siap untuk ikut campur dalam masalah ini. Dibandingkan menjadi orang yang terlibat dalam urusan anak gadis dan teman baiknya, akan lebih baik baginya untuk tidak mempedulikannya. Tentu saja, aku berpikir dengan kepribadiannya itu, alasannya karena dia tidak ingin mengangkat tangannya dan mengabaikannya. Tapi alasan terbesarnya seharusnya karena dia sudah merasa puas dengan pernikahan ini.

Ketika memikirkannya sampai di sini, meskipun aku tahu bahwa Jessi tidak akan menyetujuinya, tapi hatiku masih merasa sedikit tidak nyaman. Wanitaku sedang didambakan oleh orang lain. Orang ini bukanlah si sampah Jimmy Su yang dari luar terklihat bagus namun hatinya busuk itu, melainkan orang yang memiliki kedudukan yang lebih agung dibanding keluarga Su, pemuda dengan bakat dan tampan yang bahkan disetujui oleh Mark.

Aku pun berpikir bahwa orang yang bisa mendapatkan persetujuan dari Mark, pastinya adalah orang yang hebat. Ini pun seketika membuatku merasa tertekan. Namun, tekanan adalah daya kekuatan. Tidak peduli siapa yang datang kemari, tidak peduli ada berapa banyak pesaingku, dan seberapa hebatnya pihak lain, aku pun tidak akan mundur. Karena aku memiliki setengah lebih banyak peluang kesuksesan dibanding mereka. Orang yang telah ditetapkan Jessi adalah aku.

Ketika aku diam-diam menetapkan hatiku, Hensen Hu tiba-tiba membuka mulutnya dan berkata. Dia tidak tampak marah dan juga tidak merasa malu dengan masalah menggagalkan pertunangan Jessi ini. Melainkan memandangku. Pada saat ini, aku memiliki perasaan bahwa dia pasti akan merencanakan sesuatu yang buruk. Aku pun sesaat seakan sedang menghadapi musuh yang berat.

Hensen Hu tiba-tiba tersenyum dan berkata, "Apakah kamu yakin kamu tidak membutuhkan jasa militer? Jika kali ini kamu bisa menyelesaikan tugasmu dan berdasarkan jasa militermu itu, aku setidaknya bisa membiarkan pangkat di pundakmu itu meningkat menjadi tingkat dua. Apakah kamu tahu apa maksudnya? Ini cukup untuk menonjolkan dirimu di pasukan khusus yang berada di daerah utara. Bagi para prajurit itu, hal yang terpenting adalah kehormatan yang berada di pundak itu, dimana itu dapat membuat mereka kembali ke kota asalnya dengan jubah sutra, dan dapat digunakan sebagai modal untuk dibanggakan seumur hidup. Apakah kamu tidak menginginkannya? "

Aku tersenyum dan berkata, "Kedengarannya sungguh sangat menggoda. Aku pun menjadi bersemangat saat mendengarkannya."

Hensen Hu mengangguk dan berkata, "Tentu saja. Kamu jangan pernah lupa dengan identitasmu. Ibumu masih menunggumu untuk dari awal membuatnya bangga lagi, menunggumu kembali ke keluarga Chen supaya dia bisa merasa bangga dan gembira.”

Awalnya, perkataanku itu hanya sebuah bercanda dan disiapkan untuk mempermainkan Hensen Hu. Tapi aku bahkan tidak menyangka dia akan mengatakan kalimat belakang seperti itu. Untuk sesaat, hatiku pun terasa begitu berat. Aku pun merasa seperti telah ditekan kebawah oleh batu yang begitu besar dan berat..

Jessi terlihat agak tidak puas dan berkata, "Paman Hensen, apa yang sedang kamu lakukan?"

Hensen Hu mengangkat tangannya untuk memberi isyarat diam, dan terus memberi bimbingan sambil berkata, "Apakah kamu tidak ingin membuat ibumu bangga? Dia pada awalnya telah diusir dari keluarga Chen, sungguh hal yang sangat memalukan. Apakah kamu tidak menginginkannya kembali dan berjuang untuknya? "

Aku pun tertegun disana karena sama sekali tidak terpikirkan olehku bahwa ada sebuah keluarga Chen di Beijing. Aku pernah ingat Wolf Wang mengatakan bahwa ayahku adalah seorang anak yatim piatu. Bagaimana mungkin bisa ada keluarga Chen? Mengapa ibuku juga bisa diusir keluar? Aku tidak ingin memahaminya, tetapi aku tahu bahwa Hensen Hu jelas bukanlah orang yang suka mengatakan sembarangan, makanya apa yang dia katakannya itu pasti benar. Ketika memikirkannya, aku mengepal tanganku dan diam-diam bersumpah bahwa aku harus menyelidiki dengan jelas semua hal ini. Harus!

Jessi dengan cemas menatapku. Hensen Hu pun juga tidak melepaskan pandangannya dariku. Aku tiba-tiba aku tersenyum. Ketika aku tersenyum, dia menunjukkan raut wajah yang tidak terbayangkan, kemungkinan dia tidak mengerti mengapa aku masih bisa tertawa dalam situasi ini.

Aku berkata, "Pertama-tama, terima kasih ketua telah memberi tahuku masalah ini. Mmembuatku semakin tahu bahwa masih ada begitu banyak yang seharusnya kukerjakan. Kedua, aku tidak ingin jasa militer, karena aku percaya bahwa ada begitu banyak peluang untuk melakukan jasa militer. Selama negara suatu saat tidak membuangku, aku pasti akan menyumbang segala diriku bagi negara. Jadi, menghilangkan kesempatan untuk melakukan jasa militer, malah dapat melukai vitalitas para pesaing yang kuat, bagiku itu sangat layak. "

Jessi tersenyum dan Hensen Hu merasa tersinggung berkata: "Aku tidak keberatan untuk menemanimu bermain. Hanya saja walaupun putraku telah mengembalikan hadiah pertunangannya, ini juga tidak menandakan bahwa dia akan menyerah. Apakah kamu yakin untuk menghilangkan segalanya demi menyelamatkan hal yang kecil ini?"

Aku tersenyum dan berkata, "Tidak masalah. Aku juga tidak berencana untuk menghilangkan pesaingku dengan begitu mudah. Yang terpenting adalah kalian membawa kembali hadiah pertunangannya. Dengan begini, akan mengurangkan masalahnya Jessi dan bagiku, itu sudah cukup."

Jessi tersenyum memandangku. Tampaknya dia sangat puas dengan jawabanku dan Mark pun juga tersenyum.

Hensen Hu pun berkata, “Baiklah, karena demikian, maka permainannya akan dimulai.”

Jessi berkata dengan tulus, "Terima kasih banyak atas bantuannya paman Hensen. Paman Hensen, ayah, kalau begitu aku tidak akan mengganggu kalian. Oh iya, ayah, ibu bilang setelah sayurnya selesai dimasak, kamu pergi kesana untuk memakannya. Jika kamu tidak punya waktu untuk memakannya, kamu setidaknya harus menghubunginya untuk memberitahunya. "

Mark seketika bangkit berdiri dan berkata, "Aku ada waktu. Bagaimana mungkin aku tidak punya waktu."

Setelah selesai mengatakannya, dia pun berkata kepada Hensen Hu, "Kak Hensen, kalau begitu aku pergi duluan ya.”

Hensen Hu mengangguk kepalanya, aku memberinya penghormatan seorang militer, membalikkan tubuhku dan pergi keluar bersama Jessi dengan ayahnya. Setelah kami meninggalkan rumah besar keluarga Hensen, pikiranku selalu terbayangkan dengan perkataan Hensen Hu yang sebelumnya. Hatiku seakan telah digoyangkan dengan begitu dahsyat dan tidak henti-hentinya mengalir.

Jessi terlihat seakan tahu apa yang sedang kupikirkan. Dia pun dengan pelan berkata, “Jangan memikirkannya lagi. Alwi, kadang-kadang ada masalah yang tidak dapat bergantung pada pemikiran agar dapat memahaminya.”

Aku pun menghadap Jessi dan melihat matanya, seakan dapat menembus segalanya sambil bertanya, "Kamu memahami apa yang dikatakan ketua, kan? Apakah kehidupanku tidak ‘sesederhana’ yang kuketahui? Ayahku, dia adalah anggota dari keluarga Chen. Setelah dia meninggal, ibuku telah dipermalukan oleh orang yang dianggap sebagai keluarga Chen. Dia pun diusir keluar oleh mereka, kan? Kalau begitu, sebenarnya seperti apa keberadaan keluarga Chen? Mengapa, mengapa aku bahkan belum pernah mendengar mengenai keluarga Chen? "

Jessi pun mengerutkan keningnya, menatapku dan berkata, "Semua yang kamu tebak itu benar. Tapi aku pernah berjanji kepada bibi Wei bahwa sebelum aku mendapatkan persetujuannya dia, aku tidak akan pernah memberitahumu mengenai masalah ini. Dia melakukannya demi kebaikanmu. Aku berharap kamu tidak membuatku menjadi orang yang tidak menempati janjinya. Namun, aku tidak akan menghentikanmu untuk menyelidiki masalah ini. Hanya saja, aku berharap kamu dapat membedakan tugas utamamu. Setelah semua tugasmu yang saat ini telah diselesaisaikan, barulah kita membicarakannya lagi. Jangankan kamu pergi menyelidikinya sekarang, bagaimana jika Claura mereka orang mengetahui petunjuk ini, takutnya kamu akan terbongkar. Ini adalah hal yang sangat bahaya. Apakah kamu mengerti maksudku? "

Aku pun bilang bahwa aku mengerti. Aku tahu bahwa kita seharusnya mengutamakan yang terpenting. Aku untuk sementara akan menyisihkan masalah ini. Tetapi walaupun aku berkata demikian, hatiku pun merasa sangat sedih. Aku tidak tahu betapa sedih dan kecewanya ibuku ketika dia pada saat itu kehilangan suaminya, putranya dan diusir dari rumah. Aku benci keluarga Chen, mereka adalah bencana. Aku membenci mereka, membenci semua orang di keluarga mereka. Pada waktu yang bersamaan, aku juga merasa sakit hati dengan ibuku yang konyol. Dia telah menerima begitu banyak keluhan, tetapi dia malah tidak membiarkan aku, putranya untuk mendukungnya, melainkan diam-diam menanggung segalanya. Aku pun sungguh merasa sedih dan juga menyalahkan diriku sendiri!

Pada saat ini, Mark yang sedang berjalan di depan pun tiba-tiba menghentikan langkahnyan dan membalikkan badannya untuk menatapku. Pandangannya aneh sambil berkata, "Ketua bukanlah orang yang suka mengungkapkan orang lain. Aku takutnya perkataan yang dikatakannya itu tidak hanya untuk merangsangmu, tetapi juga sengaja untuk mengungkapkan informasi ini kepadamu. Dia memiliki makna yang lain. Kamu harus berhati-hati.”

Aku tidak menyangka bahwa Mark akan memperingatiku. Aku pun merasa sedikit tersanjung dan pada waktu bersamaan merasa sangat bingung. Jika masalah ini seperti yang telah dikatakan Mark, aku pun tidak akan memahaminya. Mengapa Hensen Hu memperingatiku? Apa sebenarnya tujuannya?

"Terima kasih paman Mark atas peringatannya." Kataku.

Mark menggelengkan kepalanya,menatapku. Dia berkata dengan agak rasa bersalah, "Saat itu aku tidak memilih untuk mempercayai ayahmu dan tidak bersikeras untuk membersihkan tuduhannya. Apakah kamu menyalahkanku?"

Aku menggelengkan kepalaku dan mengatakan bahwa aku tidak menyalahkannya. Aku pun tahu bahwa pada saat itu, siapapun yang membantu bicara ayahku tidak akan memiliki akhir yang baik, apalagi dengan bukti yang tidak dapat dibantahkan. Dia hanya ingin membantu membalikkan vonis ayahku, dan takutnya itu tidak dapat dibalikan. Makanya aku tidak bisa menyalahkannya, malah sebaliknya aku merasa sangat berterima kasih. Aku berterima kasih atas kesediaannya untuk mempercayai bukti-bukti yang kudapatkan, berterima kasih kepadanya karena dia mempercayai bahwa ayahku adalah seorang pahlawan dan bukanlah seorang pengkhianat. Aku pun berpikir itu mungkin alasan mengapa dia memiliki sikap yang baik terhadapku. Jika dia tidak mempercayaiku dan mengira bahwa aku adalah putra si pengkhianat, aku pun akan takut bahwa dia akan melakukan segala cara untuk mengusirku keluar.

……

Kami pun berjalan terpisah dengan Mark. Dia pergi ke apartmen kecilnya Jessi untuk menemui Jennifer. Jessi pun membawaku ke sebuah restoran di pinggiran kota. Restoran ini memiliki nuansa nostalgi. Deretan rumah-rumah tua itu sangat menawan, dimana dekat dengan satu hektar kolam renang. Di pintu masuknya terdapat kebun sayur, dimana dilamannya terdapat begitu banyak buah dan sayuran pada musim ini dan terlihat begitu menyegarkan. Tidak jauh dari kebun sayur itu terdapat sebuah peternakan ayam dan sebuah peternakan bebek. Dan di pintu depannya digantung dua ekor kambing yang baru saja dibunuh. Secara singkat, semuanya penuh dengan aroma alam, apalagi saat hujan berlalu. Seluruh restoran ini tampak seperti lukisan tinta alam.

Jessi tersenyum dan bertanya, “Apakah kamu mau pergi memancing?”

“Memancing?”

Dia mengangguk kepalanya dan berkata, "Jika kamu ingin memakan ikan disini, kamu boleh memancingnya sendiri. Kamu juga bisa pergi ke kolam dapur restoran ini untuk memilih ikan hidup yang segar. Lagi pula, waktu kami sangat panjang. Akan lebih baik bagi kita untuk memancing di sini dan menghabiskan waktu kita. "

Aku tahu bahwa Jessi membawaku ke sini bukanlah untuk memancing dengan santai disini, melainkan karena dia dapat melihat ketidak nyamanan dihatiku, makanya dia membawaku kemari untuk menenangkanku. Aku akan mengingat betapa pedulinya dia dengan perasaanku, dengan mesra menjagaku. Aku tentu saja tidak ingin menyangkal kebaikannya dan tersenyum sambil berkata, "Boleh tuh, mari kita bandingkan dan melihat siapa yang akan menangkap ikan paling banyak. Jangan takut ya!"

“Bagaimana dengan yang menang dan yang kalah?” Jessi pun menyipitkan setengah matanya. Senyumannya yang cantik itu begitu bersinar.

Aku berkata, “Kamu boleh melakukan apapun yang kamu inginkan.”

Jessi mengangkat alisnya dan berkata, “Baiklah. Yang kalah bertugas untuk memasak sayurnya dan yang menang bertugas untuk memesan sayurnya. Bagaimana?”

Aku mengangguk kepalaku dan berkata, “Baiklah.”

Novel Terkait

 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu