Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 174 Kerja Sama

Dengan munculnya Sulistio, seketika itu juga membuat seluruh orang didalam ruangan itu tercengang, sekelompok orang ini tidak menyangka bahwa aku memiliki cara untuk bertahan, lebih tidak menyangka bahwa aku bisa begitu merajarela di wilayah kekuasaan orang lain.

Ketika bos Liu mendengar bahwa Sulistio mengatakan bahwa dia akan mematahkan kakinya, seketika itu juga dia bersembunyi di samping Sonny dengan takut, menunjuk ke arah sekelompok orang bawahannya dan berkata : "Cepat, bunuh semua orang yang mencari masalah di bar ini!"

Begitu selesai mengatakannya, Sulistio mengambil tindakan, Sulistio membawa petugas keamanan elit dari perusahaan kami, jangankan memukul orang yang tidak memiliki kemampuan bela diri yang tinggi di tempat karaoke kecil seperti ini, bahkan Dony sekalipun mungkin tidak dapat melawan mereka, maka dari itu, sejak awal, mereka sudah ditakdirkan untuk disiksa oleh pihak kita.

Ketika mereka mulai mengambil tindakan, aku mengeluarkan ponsel untuk melihat waktu, kemudian menghisap rokok, diam-diam menghitung waktu untuk mereka.

Saat ini, sekelompok anak orang kaya yang ada di sini tidak berani bernafas dengan kencang, tetapi dapat terlihat bahwa mereka sangat marah, bagaimanapun, orang seperti mereka menganggap diri mereka mereka lebih unggul dari orang lain, kualat bagi orang yang tidak memiliki kuasa seperti aku untuk disiksa oleh mereka, jika mereka tidak membunuhku, maka aku harus berlutut dan mengucapkan terima kasih, jadi perlawananku ini adalah semacam provokasi dan penghinaan.

Tapi aku suka melihat mereka yang membenci namun takut padaku, ingin memukulku namun tidak berani menyentuhku.

Aku melirik Sonny yang wajahnya berubah pucat. Aku menepuk bokong Felicia, dan berkata, "Ayo, bernyanyilah untuk membangkitkan suasana."

Felicia menempelkan sekujur tubuhnya diatas tubuhku sambil tersenyum menawan, dia memeluk leherku dan menanyakan lagu apa yang ingin kudengar, aku mengatakan selama dia yang bernyanyi, aku pasti suka mendengarnnya.

Setelah mendengar perkataanku, Felicia tersenyum manis seperti bunga, terliat jelas bahwa dia sangat menyukai kata-kata romantis yang kukatakan, dia berjalan ke tempat memilih lagu, dia memilih lagu tua yang berjudul "Tikus Menyukai Beras", sambil bernyanyi sambil mengedipkan mata kepadaku, membuat Sonny sangat marah hingga kepalanya berasap, semua orang melihatku seperti melihat hantu, mungkin karena mereka heran kenapa aku yang rendahan ini berani memprovokasi Sonny, lagi pula, sekarang aku disini seperti sedang menamparnya, memberitahu semua orang bahwa wanita yang disukainya, sama sekali tidak menyukai orang yang disebut sebagai 'Tuan Muda Sonny' ini, malah menyukai orang rendahan sepertiku.

Ketika Felicia selesai menyanyikan lagu, Sulistio dan kawan-kawan sudah mengakhiri pertempuran mereka, ada sebaris orang yang berlutut didalam ruangan yang kecil itu, dan bos Liu adalah salah satu di antara mereka, dengan wajah muram dia mengatakan : "Tuan muda Sonny, tidak ada hukum dimata bocah ini, dia mengeroyok orang, jadi anda harus membantuku."

Begitu dia selesai berbicara, Sulistio segera menendang perutnya, dia hanya bisa berbaring di sana sambil menggenggam perutnya, tidak berani berbicara lagi. Aku berjalan kesana dan dengan memandang rendah mengatakan : "Mulai sekarang, hak untuk melihat bar ini adalah milikku, apakah ada yang keberatan?"

Wajah bos Liu muram, melihat Sonny tidak mengatakan apa-apa untuk membantunya, memikirkan nyawanya, seketika itu juga wajahnya berubah muram.

Tiba-tiba Sonny tersenyum mencemooh, sambil menatapku dia mengatakan : "Kenapa? Apa kamu ingin pamer kekuasaanmu dihadapanku? Kamu ingin membandingkannya denganku, melihat siapa yang lebih sadis, dan siapa yang pada akhirnya akan rugi?"

Aku tersenyum dan berkata : "Tidak berani, kamu ini siapa? Selain Johan dan Nanjin anda adalah tokoh terbesar dalam lingkaran ini, aku hanyalah tokoh kecil, tidak bisa dibandingkan dengan kamu, siapa suruh ayahku sudah mati, dan anda memiliki ayah yang hebat. "

Ketika aku selesai mengatakan kalimat ini, bawahan disamping Sonny menarik nafas, dan melihatku seperti melihat mata orang mati, seolah-olah aku telah mengatakan sesuatu yang pantas untuk dijatuhi hukuman mati. Orang lain memandang Sonny dengan cemas, hanya melihat wajahnya berubah pucat, matanya tampak seperti sedang berapi, tampaknya sangat marah.

Jika dia marah juga sangat normal, apa yang aku katakan tadi seperti sedang memuji dia, sebenarnya, semua kalimat itu menyindirnya. Aku menyadari, ketika aku menyebut nama Johan, reaksinya sangat besar, rasanya seperti sedang memakan kotoran, orang yang lain juga seperti itu, samar-samar aku merasa bahwa sepertinya kata 'Johan' adalah kata yang tabu bagi Sonny, hal ini membuatku lebih yakin dengan tebakan ini.

Berpikir sampai disini, aku mengatakan : "Tuan muda Sonny, jika tidak ada urusan lainnya, aku mau mengajak pacarku untuk makan malam."

Setelah mengatakannya, aku merangkul Felicia bersiap untuk pergi, dan pada saat ini, Sonny mengatakan : "Tunggu."

Dalam hati aku mengatakan akhirnya datang juga, aku memalingkan wajah seolah tidak tahu apa-apa, dan bertanya pada Sonny ada apa?

Sonny meminta semua orang untuk keluar dan mengatakan dia punya sesuatu untuk dibicarakan denganku secara pribadi. Semua orang sangat kaget dengan perubahan sikapnya, tetapi karena identitas dan statusnya, tidak ada yang berani menanyakan alasannya, pada akhirnya, semua orang di sisinya pergi dengan patuh.

Aku juga meminta Felicia dan yang lainnya untuk keluar, Sulistio sedikit khawatir, Nody menariknya dan mengatakan ayo pergi, mengatakan bahwa aku akan baik-baik saja. Aku harus mengatakan bahwa Nody benar-benar pintar, sama sepertiku, dia pasti sudah bisa menebak di mana keanehan dari semua hal ini, jadi dia berani meninggalkanku sendirian didalam ruangan.

Felicia adalah orang pintar, setelah mendengarkan perkataan Nody, dia juga pergi dengan patuh, pada saat ini, didalam ruangan ini hanya ada kita berdua.

Aku duduk di seberang Sonny, dan dia menatapku dan berkata, "Beri aku satu alasan kenapa kamu berani melakukan hal segila ini, apa yang kamu katakana itu salah, aku tidak keberatan meminta ayahku untuk berurusan denganmu."

Ketika kalah dalam berdebat, mengeluarkan ayah untuk menylesaikan masalah, boleh juga, dasar iblis satu ini.

Aku mengatakan : "Tuan muda Sonny, sejak awal aku tidak bermaksud untuk mempermalukanmu, tentu saja aku tidak akan takut denganmu, karena tidak takut denganmu jadi tidak takut menyinggungmu."

Sonny memberiku sebotol bir, lalu bersulang denganku, merubah sikap mencemoohnya terhadapku, dia tertawa dan berkata, "Tidak disangka bahwa kamu benar-benar menyadarinya, katakanlah, bagaimana caramu menyadarinya?"

Aku meneguk bir dan berkata : "Pertama, orang dengan identitas sepertimu ini, bagaimana mungkin bisa pergi ke tempat karaoke kecil untuk bernyanyi? Dan sangat kebetulan pada waktu ketika aku berada di sini. Kedua, meskipun aku tidaklah sangat terkenal, namun aku masih cukup terkenal di kalangan kelas atas, mungkin kamu tidak tahu akan hal lain, namun ketika aku pergi merebut pengantin di pernikahan hari itu, kamu pasti ada dalam daftar tamu, hari itu, aku menjadi pusat perhatian, mungkinkah bagi kamu untuk tidak mengingatku? Jadi, kamu yang berpura-pura tidak mengenalku ini, hanya memaparkan bahwa kamu ada masalah. Poin terakhir, juga merupakan poin yang paling penting, ketika aku menyebutkan Johan, apa yang Anda tunjukkan adalah penolakan, rasa jijik, dengan menghubungkan beberapa poin di atas, dengan cepat aku bisa menyimpulkan bahwa alasan kamu untuk mencariku adalah Johan, ada satu kata yang gimana mengatakannya? 'Musuh dari musuh adalah teman'."

Melihat Sonny yang tersenyum, aku bertanya: "Tuan muda Sonny, apakah yag aku tebak itu benar?"

Sonny menganggukkan kepala dan tersenyum : "Karena kamu sudah tahu, mengapa kamu tidak membongkarnya, malah berakting seperti tadi?"

Aku tertawa dan berkata : "Interaksi antara orang-orang seperti sebuah permainan, biasanya begitu, terlebih ketika bernegosiasi, jika aku yang berbicara lebih dulu, maka dalam negosiasi ini, aku akan berada dalam keadaan pasif. Aku tidak suka pasif, jadi aku menunggu, juga memaksamu untuk berbicara terlebih dahulu. Jika kamu yang berbicara terlebih dulu, tandanya kamu lebih membutuhkan kerja sama ini daripada aku. Selain itu, dengan melakukannya seperti ini, bukankah karena kamu ingin melihat bagaimana kemampuanku? Jika aku tidak melakukannya dengan baik, apakah kamu masih akan membiarkanku untuk duduk di sini dan berbicara dengan Anda?"

Setelah mendengarkan perkataanku, Sonny tertawa, dia mengatakan bahwa dia tidak mengira bahwa aku sangat pintar, maka dari itu, orang yang sudah mengerti tidak perlu mengatakannya denga jelas lagi, mengatakan bahwa dia akan bekerja sama denganku untuk melawan Johan.

dengan penuh ketertartkan aku bertanya bagaimana dia berencana untuk bekerja sama? Dia memberi isyarat kepadaku, mengisyaratkanku untuk mendekat, aku mendekat, lalu dia berbisik : "Johan dan putranya berkuasa di Nanjin selama beberapa tahun, ayahku mengatakan bahwa ayah Johan, Yesen, adalah pria yang sangat cerdas, tidak ada niat untuk mendaki lebih tinggi, karena dia telah membangun jaringan yang dalam di Nanjin, begini, dia bertekad untuk menjadi orang paling berkuasa di Nanjin, jika dia menurunkannya, kamu dan aku akan selalu ditekan oleh Johan, jadi cara terbaik adalah dengan mengacaukan Yesen. "

Aku menganggukkan kepala dengan simpati yang dalam dan bertanya pada Sonny apa yang akan dia rencanakan terhadap Yesen? Sonny berkata : "Ayahku mengatakan bahwa orang ini memiliki jaringan di berbagai tempat. Jika tidak menemukan karakter yang benar-benar kuat, kita tidak akan bisa menjatuhkannya. Jadi kami memutuskan untuk bekerja denganmu. Jika kamu dapat membantu ayahku untuk menjatuhkan Yesen, aku pasti akan membantumu untuk menjatuhkan Johan, tidak hanya itu, aku juga akan memberimu 'kekuasaan' terbesar dan terbebas, kamu bisa melakukan apapun sesukamu di Nanjin. "

Meskipun aku sangat tertarik dengan perkataan Sonny, tapi aku merasa dia sedang mempermainkanku, jika aku bisa menemukan karakter kuat yang dia katakan itu, apakah aku masih perlu bersarang di tempat burung ini untuk menerima amarah seperti ini? Lagi pula siapa yang tahu akan sukses atau tidak? Jika tidak berhasil, mereka pasti akan mengkaming hitamkanku, kepada siapa aku menceritakan keluhanku ini?

Pada titik ini, aku mengatakan tugas ini terlalu sulit, aku tidak mampu melakukannya.

Siapa tahu, Sonny berkata dengan tegas : "Tidak, kamu bisa melakukannya, Alwi, selama kamu bisa menyerahkan informasi yang selama ini ayahku kumpulkan tentang Yesen kepada keluarga nona Jessi, semuanya akan membuahkan hasil, mengerti?"

Novel Terkait

The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu