Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 759 Aku Tidak Akan Pernah Melepaskanmu

Saat aku mengatakan kalimat ini, ekspresi wajah Mark terlihat sangat jelek, dia berkata dengan dingin: "Aku lebih memilih anak perempuanku membenci aku, daripada dia bersama dengan bom waktu seperti kamu, kamu akan menghancurkannya!"

Setelah berbicara dia dengan cepat berjalan ke arah kami, dia ingin menjauhkan Jessi dari aku, dan dia menarik tangan Jessi.

Aku degan cepat menarik Jessi lalu memeluknya dan mengambil beberapa langkah mundur, Samuel dan orang-orangnya cepat maju ke depan aku, dan bawahanku yang tidak jauh dari sana juga dengan cepat maju, memisahkan aku dari Mark.

Wajah Mark memerah lalu dia memandang Jessi dan berkata: "Jessi, kamu masih tidak mau berjalan ke sini?"

Jessi sedikit mengernyit dan dia memeluk leherku lalu menatapku, dari matanya dia terlihat enggan melepaskanku, aku melihatnya dan berbisik: "Tolong jangan pergi."

Jessi berbisik: "Bukankah kita sudah pernah membicarakannya?"

Aku tahu kami kita sudah pernah membicarakannya, sekarang bukan saatnya bagi kami untuk bersama, aku tahu kalau waktunya belum sampai, tapi meskipun aku mengetahuinya, dengan tidak mudah aku bisa bertemunya lagi sekarang, aku menyadari kalau aku tidak bisa menahan diri untuk memilikinya, aku takut, takut jika dia pergi sekarang, kami tidak akan bertemu lagi dalam jangka waktu lama, aku takut, takut jika kami berdua ketahuan diam-diam saling berkomunikasi, maka kesempatan untuk diam-diam saling menelepon juga akan hilang.

Sambil memeluk tubuhnya yang lembut dan menghirup aroma samar yang menyegarkan dari tubuhnya, aku merasa sangat bahagia, saat ini, aku tidak memikirkan apapun selain untuk berada di sisinya.

Jessi mengangkat tangannya dan dengan lembut menyeka air mata di sudut mataku, tapi aku melihat air mata jatuh dari matanya, dia tidak pernah mengatakannya, tapi aku tahu kalau dia memiliki lebih banyak beban dibandingkan orang lain. Keluarga yang disayanginya memaksanya menikahi pria yang tidak dia cintai, pria yang merupakan musuhnya, dalam hatinya dia sangat sedih, aku takut tidak ada yang bisa mengerti, tidak ada yang bisa memahaminya!

“Jessi… Kembalilah ke Nanjin bersamaku.” kataku, aku tahu kata-kata itu sangat egois, tapi, aku ingin menjadi egois sekali ini saja.

Mark berkata dengan marah: "Alwi! Apa kamu gila? Apa kamu ingin Jessi mengabaikan kakek dan tubuh ibunya untuk ikut denganmu? Apa kamu ingin mengubahnya menjadi orang yang tidak setia, orang yang tidak berbakti, dan menjadi orang yang kejam dan tidak adil?"

Aku sangat terkejut, dan merasa sangat kecewa, dia membuatku merasa bersalah! Tapi, meski aku tahu dia sengaja membuatku merasa bersalah, aku tetap tidak bisa meyakinkan diriku sendiri untuk membiarkan Jessi menjadi orang seperti itu.

Jessi menatapku dan menggelengkan kepalanya, aku mengerti pilihannya, saat aku akan melepaskannya, siapa sangka dia memeluk leherku semakin erat dan menatap Mark: "Aku ingin mengucapkan selamat tinggal kepada Alwi sendirian."

Mark dan Hensen Hu melihat satu sama lain, sebagai tunangan Keluarga Hu, putrinya sekarang berada di pelukan pria lain, dia merasa agak bersalah dan malu, ekspresi wajahnya dipenuhi dengan rasa malu, tapi Hensen Hu melambaikan tangannya dan berkata: "Turuti saja Jessi."

“Ayah!” Vicky Hu jelas tidak bisa menerimanya, dia lalu berkata:“Aku tidak setuju! Jika mereka ingin mengucapkan selamat tinggal, mereka akan mengucapkannya di depan semua orang, kenapa harus mengucapkannya sendirian? Hal ini… Entah ada apa lagi diantara mereka berdua, di mana aku harus meletakkan muka? Di mana muka Keluarga Hu akan diletakkan?"

Mark tidak bisa melakukan apapun selain menundukkan wajahnya dan berkata: "Aku tahu bagaimana sifat putriku, Vicky Hu, apa maksudmu berbicara seperti itu? Apa kamu pikir purtiku akan melakukan sesuatu yang memalukan di belakang ayahnya sendiri?"

Vicky Hu masih agak takut pada orang tua ini, dan dengan ekspresi kesal dia mengatakan kalau Vicky Hu tidak mengerti apapun, Hensen Hu berkata dengan dingin: "Kamu tidak mengerti! Cepat minta maaf pada Paman Song, dan ikuti aku!"

Vicky Hu meminta maaf dengan enggan, dia melirik Jessi dan aku, lalu berbalik dan pergi, orang-orang suruhannya juga pergi mengikuti Vicky Hu, Hensen Hu hanya menatap Jessi dalam-dalam, meski dia tidak mengatakan apa-apa, aku tahu dia sangat kecewa pada Jessi, hanya karena Jessi dan Mark tahu perilaku buruk putranya, kali ini dia harus menahan kekesalannya.

Saat ini dia tidak mempersalahkannya, tapi bukan berarti di masa depan dia tidak akan mempermasalahkan hal ini, saat Jessi sudah dinikahkan ke Keluarga Hu, takutnya Keluarga Hu akan membalas perlakuan memalukan yang mereka terima saat ini kepada Jessi.

Aku pikir, tidak mungkin Mark tahu sesedikit ini, tapi, meski dia mengetahuinya dia juga akan berpura-pura bodoh, dia masih bersikeras agar Jessi menikah ke Keluarga Hu, hal ini membuat aku sangat marah, tapi aku terlalu malas untuk berbicara dengan Mark, aku memeluk Jessi dan kami berbalik lalu berjalan menuju rumah sakit.

Mark di belakang kami berkata dengan nada marah: "Jessi, jika kamu tidak ingin Keluarga Song menjadi bahan tertawa, jika kamu ingin mempermalukan ayahmu…"

Sebelum dia selesai berbicara, Jessi memotongnya dengan dingin dan berkata: "Kamu tenang saja, aku tidak akan membuat Keluarga Song malu, juga tidak akan membuatmu kehilangan muka, aku hanya ingin mengucapkan selamat tinggal pada Alwi, mengobrol dengannya, apa begini juuga tidak boleh?"

Melihat Jessi marah, Mark tidak mengatakan apa-apa, dia hanya menghela napas pasrah dan berjalan pergi.

Aku memeluk Jessi dan kami berjalan ke rumah sakit tanpa melihat ke belakang, aku menemukan ruang pasien yang kosong, dan aku langsung menutup pintu, lalu mendudukkan Jessi di tempat tidur, dan menutup gorden karena kami menyebabkan keributan di sekitar sini, banyak orang yang bersembunyi saat mereka melihatku, jadi tidak ada orang yang akan berani mendekati kamar ini.

Setelah melakukan itu semua, aku berbalik dan berjalan ke tempat tidur, Jessi tersenyum padaku, saat dia akan berbicara, aku langsung menciumnya dan menatapnya dengan penuh cinta: "Jangan bicara dulu."

Jessi tertawa kecil, senyumnya begitu indah sehingga membuatku terpana sesaat,dia lalu mengalungkan lengannya ke leherku dan berkata: "Baiklah."

Setelah mengatakannya, dia menciumku, aku memeluk pinggangnya lalu membaringkan dia, dengan penuh cinta dan ketidaksabaran, tanganku membuka kancing seragamnya dengan lihai…

Sesaat setelah wajah Jessi memerah, aku tidak ingin berpindah dari posisi ini, dia lalu menepukku pelan dan berkata: "Kita tidak punya banyak waktu."

Aku mencium lehernya dan berkata: "Aku mengerti, jadi katakanlah, aku akan mendengarkan."

Jessi tiba-tiba berbalik dan mendorong aku ke bawah, dia lalu duduk di atas tubuhku dan bertanya: "Apa kamu sangat tidak sabar lagi?"

Aku mengulurkan tangan dan menyentuh pipinya lalu berkata, "Ya, aku sangat tidak sabar menjadikan kamu sebagai milikku sepenuhnya, aku ingin melihat, apa sampai saat itu kamu kan dinikahkan ke Keluarga Hu."

Sambil berbicara, aku mendorong tubuhku untuk duduk kembali, lalu membawa Jessi ke dalam pelukkanku, dan aku berbisik: "Tapi aku tahu aku tidak bisa…"

Jessi tersenyum dan berkata: "Bagus kalau kamu tahu."

Aku berkata: "Apa aku hampir mengecewakanmu?"

Sebenarnya, aku tahu betul kalau Jessi dan aku tidak bisa melakukan apa-apa saat ini, tapi meski aku mengetahuinya, aku hampir tidak bisa mengendalikan diri, karena aku ingin menjaganya di sampingku, aku menginginkan dia, memikirnya membuatku gila, membuatku tidak bisa mengontrol emosi dan perilaku-ku.

Tapi bagaimanapun juga, aku sangat mencintainya, jadi aku mengerti batasannya, aku menyentuh pipinya dengan lembut, dia tersenyum padaku, dan dengan lembut dia mencium wajahku, lalu berkata: "Tidak, aku mengerti perasaanmu, kamu ingin mendapatkan aku, kamu ingin tinggal bersamaku, benar tidak? Tapi kita berdua tahu kalau sekarang bukan waktu yang tepat, jadi kamu harus menunggu dengan sabar."

Aku mengangguk, lalu mengaitkan jarinya dengan jariku, dan bertanya: "Tapi bagaimamna kamu bisa datang? Jika dari awal aku tahu kamu akan datang, maka aku tidak perlu menelepon kamu lagi."

Jessi tertawa kecil dan berkata: "Apa kamu pikir kamu bisa bersembunyi dariku? Aku memutuskan untuk datang ketika aku mendengar kabar, tapi sebelum aku datang, aku mengetahui perjalanan rahasia Vicky Hu ke Tianjing dengan seluruh kompi tentara, aku menebak kalau dia akan bekerja sama dengan Keluarga Yang untuk berurusan denganmu, aku tahu tidak ada gunanya datang ke sini sampai aku memiliki cukup bukti, jadi pertama-tama aku memberi tahu Widya tentang hal ini dan meminta Widya untuk diam-diam mencari bukti, lalu menyerahkannya padaku, aku membawa bukti itu dan pergi untuk menunjukkannya kepada Hensen Hu, dia merasa tertekan karena masalah ini, lalu dia, ayahku, dan aku datang kesini bersama-sama."

Aku sedikit terkejut dan bertanya: "Kenapa kamu menghubungi Widya?"

Jessi menjawab dengan santai: "Ya, aku tahu kalau Keluarga Yang pasti akan membereskan senjata dan bekas pertarungan mereka dengan sangat bersih, sehingga kamu tidak akan bisa menyelidikinya, jadi untuk menjatuhkan Keluarga Yang, harus ada yang mencari bukti tindakan Keluarga Yang dari dalam, dan hanya Widya dari Keluarga Yang yang bisa melakukannya."

Aku mengangguk dan berkata: "Kamu memang sangat pintar."

Jessi tersenyum dan berkata: "Tentang masalah yang menyangkut nyawamu, aku tidak boleh ceroboh sedikitpun."

Kemudian dia menatapku dengan tenang dan berkata: "Untungnya, aku berhasil menyusul."

Ekspresiku berubah dingin dan berkata: "Aku tidak menyangka Vicky Hu akan sangat tidak tahu malu, meski aku tahu kalau aku melawan Keluarga Yang, para atasan pasti tidak akan menoleransi tindakanku lagi, tapi aku tidak menyangka akan dijebak oleh Vicky Hu, menjadi mangsa yang mudah, benar-benar bukanlah diriku, kali ini jika bukan karena kamu, aku benar-benar takut dengan semua kemungkinan buruk yang bisa terjadi."

Ekpresi Jessi juga berubah dingin, lalu berkata: "Ayahku dan mereka semua benar-benar buta, bagaimana bisa mereka merasa kalau Vicky Hu yang seperti orang jahat itu cocok dengan aku, apa aku seburuk itu?"

Aku mengelus rambutnya dan berkata sambil tertawa: "Mereka semua buta, tapi matamu memang yang terbaik."

Jessi mengedipkan matanya padaku dan berkata: "Apa kamu sedang menyombongkan dirimu sendiri?"

Aku tertawa dan menjawab, "Iya, aku sedang menyombongkan diriku sendiri Kamu memiliki mata yang bagus, makanya kamu bisa melihat kehebatanku, dan aku juga sangat diberkati oleh dewa keberuntungan, karena bisa dicintai olehmu."

Jessi terkekeh dan memukul dahiku pelan, ekspresi wajahnya berubah, lau menaikkan alis dan mengerutkan keningnya sambil berkata: "Bagus kalau kamu tahu."

Setelah berbicara, dia melihat jam tangannya dan aku tahu apa maksudnya, dia lalu merapikan pakaiannya, aku lalu berdiri di dekatnya dan berbisik: "Kamu terlihat sangat cantik dengan seragam militer, jika bisa… Aku berharap di malam pernikahan kita, kamu bisa memakai seragam ini…"

Jessi mengangkat kepala dan wajahnya terlihat memerah, dan dia menatapku dengan tatapan kesal: "Semua orang mendengarkanmu, apa tidak masalah?"

Aku lalu membantunya berdiri, dia lalu merapikan pakaianku dan berkata: "Kadatanganku sangat terburu-buru kali ini, dan aku tidak sempat bertemu dengan Aiko, aku sudah mengatakan padanya, satu bulan setelah Cecilia genap satu tahun, aku tidak akan pergi lagi, tapi aku sudah membeli hadiah untuk Cecilia."

Sambil berbicara, dia mengeluarkan sebuah kotak kecil dari kantung celananya dan menyerrahkan kotak itu padaku, aku lalu mengambil kotak itu dan membukanya untuk melihat isinya, isinya adalah liontin dari emas asli untuk anak kecil, liontin itu sangat besar dan terasa berat di tangan, dia lalu melihat aku dan berkata: "Aku tahu setelah kejadian ini, kamu pasti merasa sangat bersalah kepada kedua ibu dan anak itu, jika kamu ingin meminta maaf, maka aku akan mendukungmu."

Aku memeluknya dengan lembut dan berkata dengan pelan: "Jessi, terima kasih."

Jessi membalas pelukkanku dan berkata: "Jangan berterima kasih padaku, aku hanya berharap kamu tidak memiliki penyesalan."

Setelah berbicara, dia melihat ke arah pintu dan berkata: "Aku harus pergi, kamu juga cepatlah kembali ke Nanjing, di sini tidak aman, siapa yang tahu jika Keluarga Yang akan melakukan sesuatu lagi."

Aku berkata: "Baiklah, kamu jangan khawatir, aku akan baik-baik saja."

Dengan ini, Jessi dan aku keluar dari kamar pasien dan pergi meninggalkan rumah sakit, saat itu orang-orangku berdiri di pintu masuk rumah saki, dan orang-orang Mark berada tidak jauh dari sana, Jessi lalu menatapku dan dengan penuh cinta berkata; "Aku menunggumu di Beijing."

Aku mengangguk pasti dan berkata: "Tunggu aku, aku tidak akan pernah melepaskanmu."

Novel Terkait

Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu