Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 394 Hadiah

Claura menatapku dengan penuh curiga. aku juga tahu kalau dia akan curiga padaku, bagaimanapun susah untuk membebaskan diri ketika sudah ditangkap.

aku juga menunjukkan ekspresi penuh tanya sambil berkata :" setelah ditangkap, aku berkata kalau aku tidak mengenal Julian Wang. aku juga berkata kalau awalnya kami sedang memainkan permainan senapan. aku mengira kalau dia adalah musuh yang sedang bersembunyi disana dan langsung mendaratkan tembakan itu pada dirinya. mungkin saja mereka telah percaya pada perkataanku? namun jujur saja, mereka melepasku dengan sangat gampang, aku sedikit khawatir kalau mereka memiliki rencana tersendiri?"

awalnya aku tidak berencana untuk mengatakan kalimat terakhir itu, namun kepintaranku menyuruhku untuk mengatakan itu karena jika aku tidak melakukannya, Claura akan mencurigaiku. oleh karena itu, aku memilih untuk mengatakannya. bagaimana jika Claura melakukan tindakan pencegahan? lagi pula aku tidak percaya kalau dirinya bisa berhasil melawan Jessi.

mendengar perkataanku, rasa curiga pada Claura pun mulai menghilang dan dia pun berkata :" tunggulah sebentar disini, aku akan pergi melihat kedua orang itu."

aku pun berkata :" tidak usah pergi lagi, tidakkah kamu melihat beberapa orang itu sudah pergi bergabung dengan mereka? lagi pula sudah banyak polisi yang sedang bergegas ketempat ini. ini merupakan kawasan pembunuhan, kedatanganmu disana hanyalah bisa mendatangkan pertanyaan tentang hubunganmu dengan Julian. kita sebaiknya meninggalkan tempat ini lebih awal agar tidak mendatangkan masalah nantinya."

bagaimanapun aku dan Julian memiliki hubungan yang tidak jelas. setelah mendengar perkataanku, Claura pun merasa sedikit bersalah dan mengerutkan keningnya sambil berkata :" kalau begitu, ayuk kita pergi dari sini.hanya saja aku kehilangan kesempatan untuk bertemu dengan dua orang terkaya dikota ini. sangatlah disayangkan."

" memanglah begitu. namun jika kami tinggal disini, kami juga tidak akan memiliki hubungan yang lebih lanjut dengan mereka. pikirkan saja, kalau terjadi perkelahian hari ini, sama saja aku sedang memukul wajah sekelompok orang itu. mereka pasti akan sangat membenciku. bagaimana mungkin kami akan memiliki hubungan lagi?" kataku dengan murung. ketika melihat wajah Claura yang penuh dendam itu, aku kembali berkata dengan rasa bersalah :" maafkan aku, aku kembali mengecewakanmu."

Claura langsung mengubah mimik wajahnya dan tersenyum kepadaku sambil berkata :" aku tidak menyalahkanmu. bagaimanapun kamu menemui Gandi juga karena aku. aku sudah sangat berterimakasih kepadamu akan hal ini. bagaimana mungkin aku menyalahkanmu lagi?"

melihat wajahnya yang penuh senyuman itu, aku tahu kalau dia tidak sedang berbohong. hanya saja dia pasti merasa sedikit kecewa melihat rencana nya yang gagal. aku pun dengan terharunya berkata :" istriku, kamu sangatlah baik. ayuk kita pergi dari sini."

Claura mengangguk dan kami berdua pun menuruni gunung. ketika kami sampai ditempat latihan itu, tempat itu pun sudah diblokir oleh polisi. Gandi dan beberapa orang lainnya juga telah kembali kesana dengan kondisi fristasi. melihat kondisi seperti itu, mereka kelihatannya sangat ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi disana.

aku pun berkata kepada Claura :" sepertinya kita tidak bisa meninggalkan tempat ini dengan gampang."

Claura pun menjawabku dengan datar :" lihat kondisi saja nanti. lagi pula tidak ada orang yang bisa membuktikan kalau kita memiliki hubungan dengan Julian."

setelah mengatakan itu, dia lalu memberikan ponsel yang ia gunakan untuk menggoda Julian kepadaku. ponsel itu tidak lagi bisa digunakan. aku sedikit sakit hati ketika melihat layar ponsel itu yang sudah hancur berkeping keping. melihat ekspresiku, Claura pun tertawa dan berkata kalau dia akan segera membeli ponsel yang baru untukku. aku pun berkata kalau ponsel ini merupakan hadiah yang diberikannya kepadaku dan aku malah menghancurkannya begitu saja. aku benar benar tidak bertanggung jawab.

mendengar ini, Claura pun menepuk pundakku sambil berkata :" dasar bodoh."

disaat ini, angin yang dingin mulai berhembus. banyak daun kering mulai berjatuhan dari atas pohon. disaat bersamaan pun terasa hawa akhir dari musim dingin dan awal dari musim semi yang tergabung menjadi satu. hawa ini sangat menghangatkan. aku menatap ke gunung itu sambil memikirkan orang orang yang aku cintai. aku tahu, mulai dari hari ini, dia akan menuntunku dari musim yang dingin ini ke musim semi yang hangat. aku sangat berharap dia bisa mengulurkan tangannya yang hangat itu.

" apakah kamu masih khawatir tentang kondisi diatas sana?" tanya Claura ketika melihatku sedang menatap gunung itu.

aku mengangguk dan berkata :" apakah kamu mengingat kalau Simon Liu pernah bertanya kepadaku apakah aku sedang mencari orang? meskipun aku berkata kalau aku sedang mencari orang yang tidak bisa berperang, namun aku masih khawatir kalau semua kebohonganku diketahuinya dan semua rencana kita akan ditelusuri lebih dalam olehnya. aku bahkan curiga apakah pilihanku untuk keluar dari sini adalah benar atau salah. mungkin saja aku harus melindungi mereka semua dan mengikuti mereka pergi."

mendengar perkataanku, Claura pun langsung menasehatiku :" tidak usah berpikir terlalu banyak, masalah hari ini bukanlah kesalahanmu. lagi pula kalau kamu tidak mengatakannya, tidak ada satu orang pun yang tahu apa yang kamu lakukan kepada orang itu. anggap saja hal ini adalah rahasia diantara kita berdua. kita tidak boleh membiarkan orang ketiga tahu hal ini sampe ajal menutup mata."

aku sedikit terkejut karena demi aku, Claura memilih untuk membohongi ayah angkatnya yaitu RIchardo Song. ini sangat berbeda dengan sikap aslinya. apakah caraku berpura pura ini sangatlah hebat hingga membuatnya merasa kalau diriku sangatlah mencintainya dan dia sangat ingin melindungiku?

ketika aku memikirkan itu, Shen pun keluar dari sebuah ruangan peristirahatan sambil tersenyum dan perlahan mendekati kami. melihat dia yang masih tersenyum, aku merasa kalau dia sama sekali tidak mengetahui masalah diatas gunung itu. bahkan dia mungkin saja tidak tahu kalau tempat latihan ini juga terlibat dalam kasus itu. dia mendekati kami dan berkata :" aku sudah melihat hasil pertandingan hari ini. Reino, Claura, selamat untuk kalian yang telah membawa kemenangan untuk tim kita."

aku tidak menyangka kalau dia masih bisa membahas hasil pertandingan ketika terjadi hal seperti itu.

wajah Gandi sangatlah canggung dan dia pun menatapku untuk mengancamku. dia pun bertanya kepada Shen :" paman Shen, apa yang terjadi? kenapa banyak polisi yang kesini?"

Shen pun berkata dengan cuek :" iya, ada beberapa orang yang tewas. ada beberapa orang yang masuk kedalam arena latihan kita dan melakukan aksi pembunuhan. mereka berhasil membunuh dua laki laki dan satu wanita yang kalian tugaskan untuk pergi keatas gunung. kedengarannya ketiga orang itu sedang melakukan hal yang tidak beres dan kedapatan oleh kelompok isis itu. salah satu dari mereka ingin membunuh isis itu agar tidak tersebar. namun ketika mereka menyerang, mereka pun ditembak menggunakan senapan."

mendengar ini, ekspresi wajah Gandi pun berubah drastis dan berteriak :" apa? yang mati adalah anggota kita?"

setelah dia mengatakan itu, seorang pria yang berada dibelakangnya pun melangkah dengan cepat kearah kami dan berkata :" apa? dua pria dan seorang wanita sedang melakukan hal yang tidak beres?"

cara pandang orang ini berbeda dengan Gandi. kebanyakan orang hanya fokus pada kasus pembunuhan ini, pria itu pun menampilkan ekspresi semangat ketika mendengar gosip ini. untuk sementara waktu, orang-orang mati menjadi pembicaraan konyol di mata mereka.

orang ini kembali berkata :" dasar tiga sampah! bajingan! mereka memang pantas mati dengan cara seperti itu!"

kalau aku tidak salah menebak, wanita yang terlibat dalam kasus itu dalah pacar dari pria ini. seketika aku merasa kasihan kepada wanita itu karena pacarnya sama sekali tidak kasihan kepada pacarnya yang telah diperkosa dan malah memarahinya disini. pria itu sama sekali tidak merasa sedih akan kematiannya dan dia kelihatannya juga tidak mencintai pacarnya sendiri. namun aku merasa kematian ketiga orang itu sangatlah aneh. wanita itu sepertinya menjadi korban didalam rencana pembunuhan Julian yang kami rencanakan. oleh karena itu aku merasa bersalah pada wanita yang tidak aku kenal ini.

aku bisa berpikir seperti itu karena aku tahu kalau Julian tidak membunuh, Jessi dan Govy juga tidak memiliki alasan yang cukup untuk kembali membunuh dia. aku bisa mengetahui hal ini dari Simon Liu. oleh karena itu, aku merasa kalau salah satu dari ketiga orang itu digunakan untuk menarik perhatian Julian untuk membunuh orang dan ketika Julian melakukan kesalahan yang besar, Govy dan Jessi otomatis akan memiliki alasan yang cukup untuk membunuh Julian juga. jikalau memang begitu, dapat dikatakan kalau Govy dan Jessi belum mendapatkan kesalahan yang dilakukan oleh Julian dan mereka membunuh Julian dengan sengaja. namun ini sangatlah tidak sesuai dengan sikap mereka. mungkin mereka memiliki alasan lain untuk membunuh Julian dengan terpaksa.

disaat ini, aku terpikir kalau Julian juga merupakan salah satu pembunuh ayahku dan aku merasa sangat marah. apakah mereka membunuh Julian karena aku? mungkin saja begitu. mereka mengetahui semua hal, namun mereka tidak memiliki bukti yang pasti dan mereka memilih untuk langsung membunuh dirinya saja.

aku menggelengkan kepala ketika melihat Jessi dan Govy yang berjalan turun dari atas gunung. aku merasa ada yang tidak benar diantara mereka karena itu bukanlah gaya mereka menyelesaikan masalah. mereka tidak mungkin membunuh orang hanya karena diriku. kalau begitu, apakah Simon yang menjebak Govy dan Jessi untuk kesini dan membunuh Julian?

kalau memang begitu, jika dilihat dari sikap mereka, mereka pasti akan menangkap Julian. ketika Julian tidak ingin ditangkap oleh mereka, dia akan berusaha untuk melawan dan berusaha untuk membunuh mereka berdua. oleh karena itu mereka berdua lalu menyerang dan membunuh Julian.

ketika aku sedang berpikir, Shen berkata :" masalah itu akan diurus oleh polisi. sebaiknya kita membahas tentang permainan saja. sebelum permainan dimulai, bukankah kedua pemimpin tim sudah melakukan pemastian? dia seharusnya memastikan segala hal terlebih dahulu dan juga menyiapkan cara untuk menyelesaikan masalah. meskipun aku tidak ikut campur, namun semua doa ku tidaklah palsu."

setelah mendengar ini, aku dan Claura saling bertatapan. Shen pun tertawa dan kembali berkata :" Reino, ikuti aku. dikarenakan tempat yang aku ingin pergi sedikit rahasia, oleh karena itu aku meminta kalian untuk tinggal disini saja."

wajah Gandi semakin pucat. kalau bukan karena Shen memiliki latar belakang yang hebat, aku rasa dia sudah pergi dari sini lebih awal. ini membuatku semakin merasa penasaran. apakah hadiah yang akan diberikan Shen kepadaku?

aku dan Shen pun melewati Gandi dan kami pun melewati banyak kamar. akhirnya kami pun sampai disebuah gudang yang ada diluar dan dia pun tersenyum kepadaku sambil berkata :" masuklah."

Shen menyuruh bodyguardnya untuk membuka pintu. mereka lalu mempersilahkan kami masuk kedalam dengan hormat. aku pun perlahan memasuki ruangan itu. disaat ini aku mulai ragu karena aku teringat akan sesuatu hal yaitu aku tidak berani memastikan kalau Shen tidak memiliki niat buruk untuk menyerangku. sekarang aku tidak membawa senjata, kalau dia menjebakku didalam sini, aku tidak berani menjamin kalau aku bisa keluar dari sini dengan selamat.

melihat diriku yang tidak bergerak dan berdiri diam disana, Shen menatapku menggunakan matanya yang sudah mengetahui semua pikiranku itu. dia lalu tertawa dan berkata :" apakah kamu takut ada jebakan didalam?"

aku tidak berbicara, Shen pun tersenyum sambil berkata :" ini adalah wilayahku, kalau aku memang ingin membunuhmu, aku bisa menyuruh orang untuk langsung menembakmu saja. untuk apa aku bersusah payah seperti ini?"

aku sedikit terkejut ketika mendengar ini. aku merasa perkataannya lumayan masuk akal dan aku pun mengikutinya masuk kedalam sambil berkata :" paman Shen, maafkan aku. aku sudah terbiasa dijebak. oleh karena itu aku lebih teliti ketika melakukan sesuatu. semoga kamu tidak marah."

Shen tersenyum dan berkata :" aku tidak marah. aku bahkan merasa senang melihat sikapmu yang teliti itu."

Novel Terkait

Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu