Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 172 Siapa Penghianatnya?

Claura yang gila mengatakan bahwa aku pasti akan menyesal, membuatku merasa ini adalah hal yang sangat lucu, aku bertanya kepadanya, apa yang akan aku sesalkan? Menyesal karena tidak memilih dia? Menyesal karena sudah merebut Felicia dari sisinya?

Claura hanya diam, menatap Felicia dengan tatapan yang dingin, Felicia bersembunyi dalam pelukanku, tidak berani melihat Claura, aku mempererat pelukanku, dengan lembut mengatakan : "Kak Felicia jangan takut, aku akan melindungi kamu, wanita ini tidak akan bisa mengganggu kamu."

Felicia menganggukkan kepala, dengan suara lembut memanggil : "Alwi" Sepasang mata yang indah itu penuh dengan rasa ketergantungan, aku sendiri merasa seperti meleleh akan tatapannya ini, aku menggenggam tangannya dengan lembut, mengatakan ayo pergi, lalu aku mengajaknya meninggalkan Golden Eagle, dan dari awal, aku tidak melihat Claura sama sekali, dia juga tidak mengatakan apa-apa.

Setelah naik mobil, Felicia bertanya kepadakuku, aku akan mengajaknya kemana? Aku menjawab mengajaknya pulang ke Splendid, Felicia menolaknya, aku tahu bahwa dia takut ketika tiba disana nanti akan menjadi canggung, jadi dengan suara yang lembut aku menghiburnya, namun aku juga beharap dia dapat menjelaskan masalah alat penyadap ini kepadaku, dengan begitu aku bisa menjelaskannya kepada semua orang.

Setelah mendengar perkataanku, Felicia mengerutkan dahinya, dengan ekspresi penuh tanya bertanya kepadaku : "Alat penyadap apa? Apa yang sedang kamu katakan? Kenapa aku tidak mengerti sedikitpun?"

Aku tersenyum lemah, mengatakan : "Kak Felicia, kamu tidak perlu pura-pura tidak tahu, aku sudah mengetahui bahwa kamu sudah memasang alat itu di meja ruang tamu dan ponselku, jika bukan karena ini, aku juga tidak akan menolak pernyataan cintamu, tidak akan memintamu untuk putus."

Setelah Felicia mendengar perkataanku, ekspesi wajahnya berubah serius, setelah diam beberapa saat, dia mengatakan : "Alwi, aku tahu bahwa kamu sangat sulit untuk mempercayai perkataanku, aku benar-benar tidak memasang alat penyadap apapun, sejak meninggalkan tempat Bos, aku hanya berpikiran untuk bersama denganmu, tidak berpikiran yang lain lagi, aku dan Bos sudah putus hubungan, jika tidak percaya, aku bisa memperlihatkan pesanku dengan Bos kepadamu."

Felicia membuka pesannya dan memperlihatkannya kepadaku, pesan terakhir sudah lama, pesan yang pertama, Bos duluan yang menghubunginya, isinya mengatakan bahwa menculiknya itu hanyalah salah satu taktikku, menyuruh Felicia untuk kembali kesisinya, masih mengatakan bahwa dia menganggap Felicia seperti putrinya.

Felicia membalas pesan itu dengan sangat tegas, mengatakan : "Bos, sebelumnya karena aku masih mengingat akan hubungan kita, maka melawan keinginanku dan membantumu untuk mencelakai Alwi, itu semua karena aku merasa bahwa cinta itu tidak akan bertahan lama, namun hutang budiku terhadapmu tidak akan ada habisnya, namun hari ini aku mengerti akan satu hal, yaitu aku yang bodoh ini telah jatuh cinta dan bersedia melepaskan segalanya untuknya, dan kamu hanya menganggapku sebagai alatmu saja. Beberapa tahun ini, aku telah melakukan banyak hal untukmu, apa yang seharusnya aku tebus sudah ditebus, mulai dari sekarang, aku ingin melewati hidupku sendiri, kali ini aku tidak akan berpaling lagi, semoga kamu bisa memaafkanku."

Dibawah pesan ini masih ada satu pesan lagi, yang isinya mengatakan bahwa dia berjanji untuk tidak akan membocorkan berita apapun kepada Bos, dia akan menganggap yang dulu tidak pernah terjadi, tidak akan membantunya, namun juga tidak akan mencelakainya.

Dapat terlihat, Felicia masih memiliki hubungan yang sangat dalam dengan Bos, Felicia pernah mengatakan bahwa orang itu mengadopsinya sejak dia masih sangat kecil, Felicia benar-benar menganggapnya sebagai keluarganya, namun yang tidak disangka adalah Felicia memiliki niat untuk berterima kasih, namun orang itu malah tidak memiliki perasaan orang tua kepada anaknya.

Namun, apakah aku bisa benar-benar mempercayai pesan ini? Jika apa yang dikatakan Felicia itu benar, maka siapa yang memasang alat penyadap itu? Coba kesampingkan dulu masalah tidak ada orang yang bisa masuk kedalam kamar kita, walaupun ada orang yang bisa masuk, ponselku tidak mungkin bisa diambil oleh orang asing, satu-satunya yang bisa mengambil ponselku adalah kak Toba dan Aiko....

Memikirkan hal ini, tiba-tiba membuat jantungku berdetak dengan cepat, mungkinkah pelakunya adalah salah satu dari mereka? Tidak, aku rela percaya bahwa ada orang asing yang melakukan semua ini, juga tidak ingin mencurigai mereka berdua.

Lagi pula jika ada orang lain yang memasang alat penyadap, kenapa bisa menghubungkannya dengan ponsel Felica? Apakah orang itu melakukannya demi mengkambing hitamkan Felicia? Kenapa dia harus melakukan itu? Apakah karena tidak rela melihat Felicia berada disisiku? Tidak, alasan ini terlalu dipaksakan.

Otakku sangat kacau selama beberapa saat, tiba-tiba kau tidak berani untuk mempercayai siapapun, rasanya setiap orang disekitarku patut untuk dicurigai, setiap orang memiliki maksud jahat terhadapku, hal ini membuatku merinding, aku merasa sesak nafas akan semua tekanan ini.

Pada saat ini, Felicia menyandarkan kepalanya diatas kakiku, bagaikan seekor kucing yang sangat penurut, mengatakan : "Alwi, aku tahu bahwa kepercayaan yang sudah hancur akan sangat sulit untuk diperbaiki, namun aku pasti akan berusaha, aku mencintai kamu, karena kamu, aku berubah menjadi tidak percaya diri, karena kamu, aku menjadi sangat mengkhawatirkan akan apa keuntungan dan kerugianku, jika dengan hal ini, kamu masih tidak merasakan cintaku, aku akan lebih berusaha lagi, aku akan menggunakan nyawaku untuk mencintaimu."

Suara Felicia sangat lembut, namun hatiku terasa bagaikan ditimpa oleh gunung, aku sangat ingin seperti dulu sangat mempercainya, mencintainya, namun aku tidak bisa melakukannya. aku memanggilnya dengan suara lembut "Kak Felicia", Felicia mengangkat kepalanya, mengaitkan jari tangannya dengan jari tanganku secara perlahan, dengan suara lembut Felicia mengatakan : "Kamu tidak perlu mempercayaiku, kamu juga boleh berhati-hati terhadapku, lagi pula aku pasti bisa membuktikannya."

Sekarang dia berada di posisi yang malang, membuat orang mengasihaninya, aku ingin mengatakan sesuatu, namun Felicia membuka mulut terlebih dahulu : "Sudahlah, tidak mudah untuk kita berbaikan, bisakah jangan membicarakan hal yang membuat suasana hati menjadi buruk lagi?

Aku menganggukkan kepala, lalu mengatakan bahwa malam nanti aku ada urusan, sebelum itu, aku bisa menemaninya, dengan senangnya Feicia mengatakan : "Kalau begitu gimana kalau kita pergi karaoke aja? Setelah karaoke, kita pergi makan shabu shabu."

Melihat wajahnya yang sangat menantikan semua ini, hatiku pun melunak, dengan memanjakannya mengatakan : "Boleh, namun diluar sana berbahaya, aku akan mengajak kamu karaoke di Splendid, sekalian bawa kopermu kesana."

Felicia menggelengkan kepala, mengatakan : "Aku tidak mau, aku merasa tinggal di Benz juga lumayan baik."

Aku bertanya kepada Felicia kenapa dia sangat tidak bersedia untuk tinggal di Splendid? Raut wajahnya berubah gelap, bersandar dalam pelukanku, tangannya melingkari pinggangku, mengatakan : "Walaupun aku sudah menerima kenyataan bahwa dalam hati kamu masih ada orang lain, walaupun aku tahu bahwa kamu bukan hanya milikku seorang, namun ketika melihat kejadian itu, aku juga merasa sangat tidak nyaman, dari pada seperti itu, lebih baik untuk tidak melihat, tidak mendengar dan tidak memikirkannya."

Aku melhatnya dengan perasaan bersalah, tidak menyangka bahwa dia sudah mengakui bahkan menerima kenyataan bahwa aku sudah jatuh cinta kepada orang lain, namun walaupun begitu, dia masih bersikeras untuk mencintaiku. Aku bertanya kepadanya kenapa dia sangat mencintaiku?

Felicia membuka kedua matanya yang besar, mengatakan : "Karena kamu adalah pria yang bersedia mempertaruhkan nyawanya untukku, apakah dengan alasan ini masih pantas untuk mencintaimu?'

Setelah mengatakannya, Felicia mengusap wajahku, mengatakan : "Sudahlah, ayo pergi, apakah disekitar Benz ada tempat karaoke? Kita karaoke disana saja, jika kamu takut ada bahaya, utuslah beberapa orang lagi."

Aku menganggukkan kepala, lalu mengirim pesan kepada Nody, memberitahukannya kemana kita akan pergi, menyuruhnya untuk mengajak Chick, lalu menelepon Sulistio, menyuruh dia untuk mengutus beberapa orang kesini, setelah selesai baru mengemudikan mobil membawa Felicia ke tempat karaoke yang tadi dia sebutkan.

Ketika baru tiba di tempat karaoke, aku melihat Nody dan Chick sudah berdiri didepan pintu, Melihat aku membawa Felicia, Nody mengangkat alis tersenyum, senyumannya sedikit misterius, beberapa hari ini dia dengan kak Toba dan Sulistio pergi bermain bersama, aku memperkirakan bahwa dia sudah mengetahui masalahku, jadi pasti ada sedikit salah paham dengan Felicia.

Aku menyuruh Felicia untuk menyerahkan ponselnya kepada Chick, dengan agak terkejut Felicia bertanya kenapa, aku mengatakan jika benar bukan dia yang memasang alat penyadap, maka ponselnya pasti sudah diotak-atik orang, biarkan Chick untuk memeriksanya.

Awalnya aku mengira bahwa Felicia akan ragu, namun siapa yang mengira bahwa Felicia menyerahkan ponselnya kepada Chick tanpa ragu, sambil tersenyum mengatakan : "Alwi, apakah sekarang kita sudah bisa karaoke? Aku sangat ingin menyanyi untukmu."

Aku menganggukkan kepala, mengajak Felicia pergi kedalam ruang karaoke, setelah tiba didalam ruang karaoke, Nody dan Chick menyibukkan diri dengan ponsel Felicia disudut ruangan, dalam waktu pendek, Felicia suah memilih banyak lagu, semuanya adalah lagu cinta, Felicia duduk disana menyanyikannya satu per satu.

Suara felicia bagaikan sihir yang membuat orang mabuk kepayang, aku mendengarnya hingga terpesona, ketika melihat Felicia yang menyanyi dengan penuh perasaan, tiba-tiba menyadari sesuatu. Aku tidak tahu apakah kita kembali ke keadaan yang dulu, namun aku tahu bahwa Felicia yang sekarang sudah bukan 'kak Felicia' yang membuatku merasa rendah diri, aku juga bukan lagi 'adik laki-laki perawan' yang selalu membuatnya melihatku dalam keadaan memalukan.

Waktu, benar-benar hal yang sangat menakjubkan.

Ketika sedang memikirkannya, Nody berjalan mendekat, memneritahuku suatu hal yang membuat hatiku sangat kacau, dia mengatakan bahwa jejak koneksi alat penyadap di ponsel Felicia belum dihapus, Data menunjukkan bahwa penyadap tetap di teleponnya hanya selama setengah jam, dan setelah dimatikan, dan memiliki fungsi untuk mengunggah konten penyadapan secara otomatis, dia mengatakan bahwa jika Felicia benar-benar ingin menyadapku, maka dia tidak akan mematikan fitur ini. lagipula, dia tidak bisa senantiasa menyadapku.

Aku melihat Felicia, rasa bersalah memenuhi hatiku, aku tidak menyangka bahwa dia benar-benar dijebak oleh seseorang! Tetapi waktu itu, aku bahkan tidak bertanya padanya, hanya berdasarkan penilaianku sendiri memutuskan bahwa dialah pelakunya, aku benar-benar brengsek.

Aku bertanya pada diri sendiri, walaupun pada waktu itu aku bertanya kepadanya, apakah aku akan mempercayainya? Jawabannya adalah tidak, karena kepercayaan yang telah dikhianati itu bagaikan jendela kertas yang sangat rapuh, yang akan hancur hanya dengan satu tusukan.

Nody tiba-tiba mengatakan : "Alwi, sekarang bukan saatnya untuk memikirkan masalah cinta, yang harus kamu pikirkan sekarang adalah siapa yang ada di balik semua ini, jika Felicia bukan pengkhianatnya, lalu siapa pengkhianat ini?"

Novel Terkait

Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu