Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 347 Jangan menghina pria idolaku

“Di seluruh Nanjin yang bisa dipanggil ‘Kak Alwi’ hanya ada 1 orang, dan itu adalah bos Nanjin ‘Alwi’!”

Ketika aku mendengar namaku dari mulut orang lain, dan melihat mereka menggunakan nada memujaku sampai ke langit, aku bahkan sama sekali tidak merasa senang, tetapi merasa memalukan.

Faye menunjuk kearahku dengan terkejut, berkata: “Bukankah kamu adalah Alwi….”

Aku dengan segera menyambung kata-katanya: “Iya, aku adalah adik sepupu Alwi, Andy.”

Ketika mendengarkan ini, Faye hampir tertawa. Orang yang dipanggil ‘Kak Fanny’ itu dengan wajah yang menghina menatapku, berkata: “Kak Alwi kita tidak mempunyai adik sepupu. Bocah, kamu sedang asal mengenal kerabat?”

Ketika dia selesai berbicara, dia berjalan kemari, lalu memegang wajahku, melihat kekiri dan kanan, berkata: “Tetapi wajah ini lumayan berharga, apakah tertarik mengikuti kakak menghasilkan uang banyak?”

Kakak? Aku melihatnya dari atas ke bawah dan berpikir dalam hati bahwa meskipun dia memakai makeup yang tebal, tetapi terlihat bahwa dia lebih kecil dariku. Menyebut dirinya adalah kakak, lumayan liar. Aku berkata: “Tidak tertarik.”

Seorang pria kemari dan akan memukulku.

Tangan giok Kak Fanny meluncur dari pipi kiri ke pipi kananku, berkata: “Selama kamu mendengarkan kata-kataku dengan patuh, aku pasti akan membuatmu menghasilkan banyak uang, bagaimana? Dengan kakak pergi melihat tempat kamu akan bekerja?”

Aku menyipitkan mata, berkata: “Tetapi aku tidak kekurangan uang, bagaimana ini?”

Kak Fanny dengan langsung tertawa dingin, melihatku dari atas sampai bawah, berkata: “Tetapi aku melihatmu sepertinya sangat miskin.”

Aku melihat sekilas tubuhku, sweater yang telah aku pakai selama 3 tahun, dan jeans yang menjadi putih karena dicuci. Aku tentu saja tahu mengapa Kak Fanny mengatakanku seperti itu, tetapi siapa yang suruh aku adalah seseorang yang tidak peduli akan penampilan? Mungkin karena telah terbiasa hidup dalam kemiskinan, walaupun sudah punya uang, aku juga tidak pernah memilih pakaian, dan bisa dibilang dalam pemikiran lamaku, pakaian bagus harus digunakan untuk acara penting saja, dan dalam sehari-hari hanya perlu memakai pakaian yang nyaman.

Tentu saja, aku tidak boleh mengatakan seperti itu kepada Kak Fanny, kalau tidak mereka pasti akan tertawa sampai terbahak-bahak, dan merasa bahwa aku sedang berpura-pura? Tidak tidak tidak, aku harus menjadi domba kecil yang rendah hati dan baik hati.

Aku berkata: “Bagaimana jika aku miskin? Uangku cukup untuk makan kenyang dan berpakaian dengan hangat, aku tidak kekurangan uang.”

‘Kelakuanku yang tidak tahu diuntung’ itu membuat marah Kak Fanny, dia berkata dengan dingin: “Orang yang telah aku pilih, ingin pergi kesana untuk kerja maka harus pergi, dan tidak ingin pergi juga harus pergi!”

“Lalu bagaimana jika aku mengatakan aku pasti tidak pergi?” Melihat Kak Fanny yang marah, aku bertanya sambil tersenyum.

Sudah berkelahi dengan orang besar terlalu lama, dan sesekali berkelahi dengan orang kecil seperti ini, aku malah merasa lumayan menarik.

Kak Fanny menunjukku dan berkata: “Seret dia ke gang itu, beri dia pelajaran. Jangan pukul wajah, dan juga kaki, mengerti?”

Beberapa orang dengan segera berkata mengerti, dan kemudian bergegas kearahku untuk menarikku. Faye langsung panik dan bergegas kearahku, mengulurkan tangannya untuk melindungiku, sama seperti elang sedang melindungi anak ayam, berkata: “Jangan, Kak Fanny, aku mohon lepaskanlah dia. Dia adalah temanku, dan juga bukan murid, kalian jangan mempersulitnya.”

Melihat ini, hatiku tersentuh. Aku berpikir meskipun Faye tahu bahwa aku adalah ‘Alwi’ yang disebutkan mereka, tetapi tidak tahu bahwa aku bisa bertarung dengan baik. Ketika mendengar bahwa aku akan dibawa pergi, dia pikir aku akan dipukuli, kalau tidak dia pasti tidak akan dengan panik membelaku.

Tidak disangka bahwa suatu hari aku akan dilindungi oleh seorang gadis kecil yang tidak memiliki kekuatan sama sekali, aku dengan ringan menepuk-nepuk bahu Faye, dan berkata dengan lembut: “Aku tidak apa-apa, kamu membuat teh susu mu dengan patuh, dan menungguku kembali.”

Faye menoleh kearahku, seluruh wajahnya dipenuhi dengan kekhawatiran, berkata: “Tidak boleh, kamu jangan menganggap remeh mereka, berhati-hatilah, mereka semua adalah…….”

“Ssst.” Aku meletakkan jari telunjuk ke bibir, dan membuat gerakan diam, menatapnya sambil tersenyum, lalu berkata: “Aku akan baik-baik saja.”

Seketika Faye menjadi tenang.

Kak Fanny tertawa dingin dan mencibir: “Sangat peduli padanya? Tampaknya hubungan kalian tidak biasa? Begini juga bagus, ketika kalian berdua masuk klub, maka bisa saling menjaga satu sama lain.”

Satu kalimat langsung membuat wajah Faye memerah, dan sepasang mata dipenuhi air mata, dan ekspresi yang tampak terhina. Ketika aku melihat ini, aku langsung teringat saat itu adikku yang menangis di video, dan saat itu hatiku hancur. Pada saat ini, aku sepenuhnya terpancing oleh kemarahan, aku memandang kak Fanny, dan berkata: “Aku telah berubah pikiran.”

Kak Fanny berkata sambil tersenyum: “Lumayan pengertian.”

Tampaknya dia berpikir bahwa aku telah setuju padanya untuk pergi bekerja.

Aku mendorong Faye ke belakangku dan melindunginya, berkata: “Agar tidak membuat gadis bodoh ini sedih, aku juga tidak akan mengikuti kalian seret keluar ke gang, langsung selesaikan ditempat saja.”

“Wow, lumayan liar.” Seorang pria juling dengan mulut miring yang disamping Kak Fanny mencibir, selesai mengatakannya, sebuah pukulan langsung datang kearah wajahku.

Sebelum pukulannya sampai kewajahku, dan sudah dibungkus oleh tanganku. Aku menarik tubuhnya kearahku, dia tersandung kearahku, aku langsung menendang wajahnya, dan pada saat yang bersamaan, dia terbang seperti layangan yang talinya putus dan menabrak pintu kaca yang tebal itu, seluruh tubuhnya berbaring disana, dan berteriak histeris.

“Bagus!” Sorakan terdengar disekeliling.

Aku tidak berbicara. Aku mengambil nampan dimeja dan dengan cepat melemparkannya kedepan mereka, bahu, dada dan lutut semuanya terpukul. Gerakanku sangat cepat, sehingga ketika aku memukul mereka semua sampai jatuh kelantai, mulut semua orang terbuka lebar sampai bisa menaruh sebutir telur. Aku tidak puas dan melemparkan piring ke lantai, lalu mengambil sebatang rokok dari celana dan menjepitnya dimulut, berkata: “Berapa harga sebuah nampan? Biarkan mereka membayar 10 kali lipat, jika siapa yang tidak bayar, aku tidak keberatan menggunakan mereka untuk latihan lagi.”

Mulut Kak Fanny terbuka lebar, dan berkata dengan tidak percaya: “Kamu….beraninya kamu pukul?”

Aku mengangkat alisku dan berkata: “Perkataan ini benar-benar sangat menarik, apakah aku harus berdiam diri dan menunggumu untuk memukulku?”

Kak Fanny menahan emosi dan berkata kepadaku: “Mampuslah kamu! Walaupun bisa bertarung, apa gunanya? Kamu telah menyinggung kami, maka sama dengan menyinggu Kak Alwi, kamu tinggal menunggu seseorang datang untuk melemparmu ke Sungai Huangpu untuk memberi makan ikan.”

Tidak tahu apakah kata-katanya ada berefek, para tamu yang awalnya masih melihat kejadian ini menjadi ketakutan dan panik, setelah beberapa saat, semua orang sudah pergi dari sini. Tampaknya aku ‘Kak Alwi’ dimata orang awam tidak seperti yang aku kira ‘tidak terkenal’, setidaknya diarea ini, berkat ‘Kak Fanny’, aku telah sepenuhnya menjadi pengganti iblis.

Untungnya aku mengetahuinya lebih awal, jika diketahui oleh Gerald Su, dan salah paham bahwa aku tidak mematuhi peraturan, merusak masa depan negara, aku benar-benar tidak punya tempat untuk mengeluh.

Memikirkan hal ini, rasa kesalku terhadap kak Fanny telah meningkat satu tingkatan, aku memandang kak Fanny, berkata: “Kak Alwi yang kamu sebut, sebenarnya siapa dia? Apakah dia benar-benar sangat hebat?

Begitu Kak Fanny mendengar aku begitu ganas, dengan langsung berteriak dengan marah: “Dengan beraninya kamu menghina pria idolaku! Baik, aku akan membuatmu lihat kemampuan Kak Alwi! Jika hebat tetap tunggulah disini!”

Aku menganggukan kepala, dan mengatakan bahwa jika aku pergi dari sini, maka aku ikut marganya.

Kak Fanny mendengus lalu pergi dengan marah. Melihat sosok belakangnya, aku berpikir dalam hati, nona, pria idolamu adalah aku!

Pada saat ini, orang-orang yang tergeletak dilantai karena pukulanku, semuanya bangkit dan berlari ke pintu lalu berjongkok, aku tahu bahwa mereka takut aku melarikan diri.

Belakang badanku, Faye menarik pakaianku dan bertanya: “Mengapa kamu tidak dengan langsung mengatakan bahwa kamu adalah Alwi?”

Aku tersenyum padanya, berkata: “Jika aku berkata begitu, apakah mereka percaya padaku?”

Faye menggelengkan kepala lalu berkata: “Kelihatannya tidak.”

Aku tersenyum sambil berkata: “Itu benar, kalau begini, mengapa aku harus membuang lebih banyak tenaga lagi? Dan juga jika aku mengatakan bahwa aku adalah Alwi, dan Kak Fanny menghubungi aku yang palsu, bukankah dia akan lebih waspada, dan jika mereka tidak datang, bukankah permainan ini menjadi tidak menyenangkan?”

Selesai berbicara, aku bertanya: “Oh iya, apa yang dilakukan sekelompok ini? Apakah mereka juga dari Universitas Atmajaya?”

Faye menggelengkan kepalanya dan berkata: “Dia dari sekolah lain, gayanya sangat buruk, dia adalah gadis berandalan. Sekarang dia tidak belajar sepanjang hari, setiap hari hanya berjalan disetiap sekolah, dan menanyakan dimana ada cowok tampan dan cewek cantik, dan kemudian menggunakan intimidasi atau bujukan untuk membawa mereka ke klub yang bosnya jalankan, dan menyuruh mereka melakukan bisnis dengan tubuh, sederhananya adalah dia adalah seorang germo.”

Anjir, sekelompok ini bahkan ingin menyuruh Faye melakukan hal semacam ini. Dia begitu polos dan indah, mereka bahkan berani menggunakan ide kotor terhadapnya, jika tidak memberi mereka pelajaran, aku pikir mereka masih berpikir akan ke surga!

Kemudian Faye berkata: “Waktu itu aku pernah mendengar Kak Fanny menyebut ‘Kak Alwi’, tetapi aku tidak menyangka bahwa itu adalah kamu. Hanya saja melihatmu tidak mengenal mereka, apakah mereka sengaja menggunakan namamu untuk melakukan kejahatan?”

Aku menganggukan kepala, berkata: “Penjalasan yang tepat. Tetapi yang paling membuatku tertarik adalah siapa sebenarnya yang memiliki keberanian sebesar itu.”

Selesai mengatakannya, aku mengeluarkan ponsel lalu memberi intruksi kepada Sulistio dan lainnya. Setelah menunggu sekitar 10 menit, sebuah mobil berhenti didepan pintu toko teh susu, Kak Fanny terlihat sangat bersemangat, dia sambil membuka pintu sambil menunjuk kedalam, dan mengatakan apa yang terjadi.

Aku melihat kearah dalam mobil dengan penasaran. Pada saat ini, seorang pria dengan rokok dimulutnya keluar dari mobil. 3 mobil dibelakangnya juga muncul sekelompok orang. Aku melihat pria yang berjalan menuju pintu, berpikir dalam hati apakah ini adalah citra Alwi dihati Kak Fanny dan lainnya?

Novel Terkait

Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu