Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 325 Pertemuan?

Robby terkejut mendengar diriku akan menjadikannya sebagai barang untuk negosiasi dengan keluarga Guo, Robby pun berkata :" tenanglah, aku sudah tahu apa yang harus aku lakukan. aku tahu organisasi itu! aku tahu! dia, pastilah dia!"

aku tahu kalau api ini sudah cukup dan berkata :" Mondy, ayuk pergi dari sini."

Mondy merasa aneh dan bertanya :" kamu tidak lanjut bertanya?"

aku menggelengkan kepala dan berjalan kearah pintu. ketika aku membalikkan kepala dan menatap Robby sambil berkata :" tidak perlu ditanya lagi."

Mondy mengerutkan keningnya dan berkata :" kenapa tidak perlu?organisasi itu sangatlah sombong dan mereka juga tidak memiliki asal yang jelas. mereka bahkan bisa bertahan sekian lama di kota HangZhou. itu sama saja kalau mereka memiliki dekking yang kuat. jika dilihat dari ekspresi Robby, dia pasti mengetahui semua cerita itu dan kenapa kita tidak perlu mencari tahu keberadaan organisasi Mabes itu dari Robby? kita juga bisa langsung memusnahkannya kan?"

"memusnahkannya?" aku merasa sedikit lucu dan kembali berkata :" kakak Mondy, ini adalah wilayah orang lain. lagipula bawahanku masih berada dikota NanJin untuk melawan bawahan Salim. apa yang bisa aku andalkan sekarang untuk memusnahkan mereka? sekelompok orang ini memiliki senapan dan merupakan orang yang sudah sangat hancur. mereka sama sekali tidak menakuti keluarga jessi, apalagi menakutiku.

setelah beberapa saat, aku kembali berkata :" aku tidak takut lawan yang kuat, namun aku takut pada lawan yang tidak takut mati. ada sebuah kata yang bagus, yaitu orang yang terbiasa telanjang kaki tidak takut untuk memakai sepatu dan orang yang sudah terbiasa memakai sepatu seperti kita malah berusaha untuk mendapatkan sepatu. lagipula orang yang akan aku hadapi bukanlah organisasi Mabes, melainkan pemimpin mereka. seperti yang kamu katakan, ada yang melindungi organisasi Mabes sehingga mereka bisa sesombong itu. menurutmu siapakah pelindung organisasi itu?"

Mondy mengerutkan keningnya dan dirinya yang pintar itu pun mengerti apa yang aku maksud. dia pun berkata :" kamu merasa kalau orang dibalik organisasi Mabes itu adalah keluarga chandra dan Chandra lah yang menyuruh mereka untuk melakukan ini semua?"

aku mengangguk dan berkata :" tidak salah, namun Chandra sangatlah cerdas. dia tidak mungkin meninggalkan jejak apapun. jika malam ini orang orang itu tidak dihabisi oleh Jessi, dia juga akan menghabiskannya sendiri nanti. aku tidak pergi mencarinya karena aku tidak memiliki bukti. dia pastilah tidak akan mengaku. apalagi kakeknya yang akan sangat marah jika mengetahui kalau dia melakukan hal ini. menurutmu apa yang seharusnya kita lakukan nanti?"

Mondy berpikir dan berkata :" nantinya kita hanya bisa berpura pura bisu. kalau tidak, keluarga Chandraakan mengira kalau kitalah yang berusaha mencari masalah. oleh karena itu kamu kesini untuk mencari Robby dan membuatnya merasa kalau Chandra ingin mencelakai dirinya. dia begitu menakuti keluarga jessi dan dia pasti akan berusaha untuk mencari bukti tentang apa yang telah dilakukan Chandra kan?"

aku berkata :" tidak salah, aku juga berani memastikan kalau Robby akan meminjam kesempatan kali ini untuk mendapatkan kebusukan dari keluarga Han. bagaimanapun dia bisa menggunakan keluarga jessi untuk melawan keluarga Han. dengan begitu keluarga Guo juga bisa naik satu tingkat. empat tuan terhebat dihangzhou dan bagaimana cara mereka membedakan kedudukannya? apakah dari umur? bukan, sebenarnya mereka dibedakan dari tingkat keluarganya di dalam masyarakat. keempat tuan itu kelihatannya sangatlah sombong dan mereka memanglah seperti itu dikehidupan aslinya."

Mondy pun menatapku dengan dalam dan berkata :" sepertinya ada seseorang yang akan merasakan sial."

aku keluar dari rumah sakit dan sebuah angin dingin menerpaku. aku pun berkata :" angin besai mulai datang, kita sudah boleh kembali ke NanJin setelah menyelesaikan masalah ini. aku sudah berjanji kepada mereka."

Mondy pun berkata :" baiklah. aku teringat kalau ada beberapa hal yang belum aku lapor kepadamu. sekarang Salim sudah dipenjara dan

Chris telah bunuh diri. kedua bawahan penghianat kakek Ergi juga telah ditangkap oleh Sulistio. kesalahpahaman diantara kakek Ergi dan Sulistio juga telah terselesaikan."

aku mengangguk dan berkata :" bagaimana dengan kakek Ergi? apakah dia marah?"

Mondy menjawabku dengan datar :" dia tidak marah namun sedikit kecewa. kedua penghianat itu adalah orang yang mengikutinya ketika dia terjatuh. mereka mencelakai Nody bukan karena disogok oleh Salim melainkan mereka merasa kalau kamu bisa mempengaruhi kedudukan kakek Ergi. mereka ingin memutuskan hubunganmu dengan kakek Ergi melalui perpisahan. namun pengontrol mereka dibalik semua ini tetaplah Salim. kedengarannya kakek Ergi mengatakan sesuatu setelah mereka tewas."

aku menatapnya dengan penuh penasaran dan berkata :" apa yang dia katakan?"

Mondy berkata :" Sulistio berkata kepadaku, kakek Ergi mengatakan 'jika kalian tidak melukai teman terbaiknya, aku masih bisa membantumu untuk meminta ampun padanya agar dia memaafi kalian. namun kalian malah melukai orang yang paling penting baginya. aku tidak bisa membantu kalian lagi dan tidak bisa memberikan kekayaan yang telah aku janjikan kepada kalian. kalianlah yang membuat diri kalian jatuh pada keadaan seperti ini. kalian tidak bisa menyalahkan orang lain."

mendengar ini, aku pun menghela nafas. aku sudah merasa cukup karena kakek Ergi tidak menyalahkanku.

aku berkata :" banyak orang berkata kalau aku ingin menggantikan kakek Ergi dan merasa kalau aku bisa menjadi pemimpin keluarga Yun karena dirinya. namun sebenarnya apa yang telah dilakukan kakek Ergi demiku lebih banyak dari apa yang telah aku lakukan untuknya. banyak lika liku didalam hidupku dan kalau bukan karena bantuannya, aku juga tidak akan bisa bertahan hidup hingga sekarang. kali ini, aku benar benar terharu karena demi aku, dia rela menahan diri ketika disalah pahami oleh bawahanku. bahkan masalah ini untung saja masih ada kakek Ergi."

karena kakek Ergi dan Sulistio yang bertengkar hingga sangat parah menyebabkan Salim merasa sangat puas. dia mengira kalau kakek ergi dan aku sudah saling berantam. dia hanya tinggal duduk menyaksikan pertengkaran kami dan tidak usah lagi berpikir untuk melawan yang lain. kita tidak mendapat serangan dan kita memiliki kekuatan yang cukup kuat."

sebaliknya, ketika Salim mengira aku akan dibunuh, Chris malah mengatakan kalau dia menerima suap dan dia pun dipenjara. lagi pula karena keluarga Chandrayang duluan memulai aksinya, orang yang dibelakangnya tidak dapat menolongnya dengan cepat. aku merasa kali ini dia telah masuk kedalam perkelahian yang sangat besar.

aku berpikir setelah peperangan ini selesai, maka tidak akan ada lagi orang yang bisa membahayakanku dikota Nan Jing kan? ketika memikirkan itu, perasaanku sedikit senang dan merasa kalau diriku mulai mendekat dengan kota Beijing. aku pun bertanya pada Mondy :" bagaimana dengan YanCheng?"

Mondy berkata :" ada kabar baik dari kota YanCheng. mereka berkata kalau Martin sudah kembali ke kedudukannya dan penggantinya sudah dipindahkan ketempat lain. kami pun masih mencari bukti tentang kejahatan yang dilakukan oleh pengganti itu."

aku mengangguk dan berkata :" bagus, meskipun aku pernah menaati Johnson untuk tidak melawannya dengan keburukan mereka yang ada ditanganku, namun keluarga Chandra awalnya tidak melawanku, sekarang Chandra malah memulai semua ini. aku tidak keberatan untuk memberi mereka sebuah peringatan."

Mondy mengerutkan keningnya dan berkata :" maksudmu kamu ingin pengganti itu..."

aku berkata :" iya. habiskan dia. ini sama saja menghabiskan seorang pekerja dikeluarga chandra. aku rasa ini cukup sebagai sebuah pelajaran bagi mereka."

Mondy pun berkata :" aku sudah tahu apa yang harus kuperbuat."

kami pun sambil mengobrol dan pulang ke hotel. setelah latihan, aku pun mandi dan berbaring diatas kasur. aku mematikan semua lampu pada kamarku dan menyalakan lampu kecil yang aku beli itu. aku memandang ekspresi kucing yang tersenyum itu dan perlahan masuk kedalam mimpiku."

paginya, aku kembali melakukan latihan. setelah itu aku pun menggosok gigiku dan pergi ke Golden Eagle. aku sudah terbiasa memakai baju pinggir jalan. selain baju yang dibelikan oleh Jessi dan Aiko, hampir semua bajuku hanya memiliki harga sekiran 200ribu. oleh karena itu aku pun sedikit tidak bisa menerima barang yang memiliki harga yang mahal.

mungkin aku terlihat sangat kampungan. pelayan pun memberikan ekspresi yang tidak sabaran untuk melayaniku. ketika aku menyentuh baju itu, seorang pelayan pun mendekatiku sambil berkata :" pak, baju ini sangatlah mahal. jangan sentuh itu jika kamu tidak sanggup membelinya. jika baju itu kotor, kamu juga tidak bisa menggantinya."

Mondy yang mengikutiku tiba tiba emosi dan mengerutkan keningnya. aku memberi aba aba kepada Mondy agar tidak emosi dan tersenyum sambil berkata :" nona, kenapa kamu begitu pasti kalau aku tidak sanggup membelinya?"

dia menatapku dan berkata :" aura."

aku pun berjalan kearah kaca lalu berkata :" apakah auraku sehancur itu? kenapa aku merasa diriku sangatlah sempurna dan memiliki aura layaknya pangeran dari keluarga kaya?"

semua pelayan ditoko itu tertawa ketika mendengar perkataanku. pelayan yang memandang rendah diriku itu pun berkata :" hei pak, kamu sangatlah lucu. namun sangat disayangkan, kelucuanmu itu tidak bisa dipakai untuk membayar baju ini."

aku mengeluarkan sebuah kartu dari dalam dompetku dan berkata :" apakah ini bisa digunakan untuk membayar?"

" bisa," kata pelayan itu dengan cepat dan memasang wajah tersenyum."

aku mengerutkan keningku dan sedikit terkejut sambil berkata :" apakah kamu yakin? namun didalam kartuku ini hanya terdapat 4juta."

mendengar ini, pelayan yang tadinya sudah tersenyum itu kembali memasang wajah penuh hinaan sambil berkata :" harga disini tidak cocok denganmu pak. pergilah kebagian dasi ataupun syal saja."

aku tertawa sambil berkata :" aku hanya bercanda. Mondy, bantu aku membayarnya. bungkuskan baju tadi dan sekalian pilih sebuah kemeja dan celana untukku."

Mondy mengangguk dan menerima kartu dariku. dia sengaja berkata dengan suara yang kuat :" tuan, aku sudah tahu. silahkan beristirahat sebentar di samping sana."

aku mengangguk dan mulai memainkan ponselku.

disaat ini, pelayan ditoko itu mulai berbisik dan mulai membahas siapa aku. pelayan yang tadinya merendahkanku itu pun mendekati Mondy lalu membantunya untuk memilih baju.

aku berkata dengan datar :" ganti pelayan. kalau tidak aku tidak ingin membeli baju ini lagi."

satu kalimat ini membuat wajah pelayan itu pucat. aku tahu komisi yang didapat dari setiap baju di toko ini sangatlah tinggi. seorang pelayan lain pun menghampirinya dengan cepat lalu melayani Mondy dengan ramah.

ketika aku sedang mengirim sebuah pesan singkat kepada Nody, tiba tiba sebuah aroma yang harum menghampiriku . aku pun merasa ada seseorang yang mendekatiku. bokongku pun dengan otomatis berpindah lalu aku mendegar sebuah suara "haiya". aku menatapnya dan hanya melihat seorang wanita yang memiliki riasan yang sangat norak terjatuh disampingku. wajahnya dipenuhi amarah dan melototiku dengan penuh amarah. namun ketika aku menatapnya, dia malah memasang wajah senyum dan berkata kalau dia hampir terjatuh dan menimpaku. dia pun bertanya apakah aku terkejut atas kelakuannya tadi?

sambil berkata, wanita itu pun berdiri dan duduk disampingku. dia lalu meletakkan kakinya yang mulus itu diatas pahaku sambil mengurut lututnya dan berkata :" sakit sekali. abang ganteng, bolehkan kamu bantu aku untuk mengurutnya?"

Novel Terkait

Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu