Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 1081 Ingin Melepaskannya

“Ya, Aku adalah Alwi, aku kembali lagi.“

Setelah aku selesai berkata seperti itu, aku mengira Claura akan merasa terganggu, bahkan menangis, tapi aku tidak menyangka, dia sedikitpun tidak bereaksi, hanya mengikuti ku masuk ke dalam mobil tanpa suara, dan sepanjang jalan, dia tidak mengatakan sepatah katapun, dan tidak bertanya apapun, ketika cahaya matahari masuk ke dalam jendela, aku melihat badannya yang tidak terbiasa menyusut, dengan menyipitkan matanya, menutup matanya.

Aku tahu, kalau menjadi seorang penjahat khusus, dia dengan tahanan wanita lainnya berbeda, tidak ada kesempatan untuk pergi bekerja, juga tidak ada kesempatan untuk lari berolahraga dan yang lainnya, bahkan mungkin tidak bisa pergi ke kantin untuk makan, dia terus menerus terkurung dalam sebuah kamar, bisa diperkirakan sudah lama tidak melihat matahari, ekspresi wajahnya agak pucat pasi sakit.

Aku tahu, perempuan yang dulunya sangat cerdik telah diasah selama bertahun-tahun, kadang-kadang aku melihat ke arahnya, dan kelihatannya aku harus dengan sangat giat baru bisa mencocokkan dia yang sekarang dengan bayangan dia yang dulu.

Sepanjang perjalanan tanpa suara, setelah sampai pada depan pintu rumah Keluarga Su, aku berbicara kepada Claura: “Aku ingin pergi menjemput adikku, kamu tunggu disini.”

Sorotan mata Claura seperti seorang yang kondisinya tidak bernyawa agak merasa tergoncang, dia berkata: “Aku juga ingin pergi bersama.”

Aku mengangguk-anggukkan kepala, dan berkata: “Baiklah, kalau begitu ayo pergi bersama saja.”

Kita turun dari mobil, Nando yang membawa teman-teman yang lainnya dari awal sudah berdiri menjadi dua baris, melihat kita yang sudah datang, mereka dengan berbaris rapi berteriak: “Kak Alwi.”

Nando melihat Claura, dan agak terkejut, lalu menatap ke arah mata ku dengan agak ragu-ragu.

Aku berkata: “Adikku?”

Nando dengan cepat berjalan ke arah dan berkata: “Nona terus saja membeku di dalam penyimpanan es, aku sudah mencari mobil, dan juga menggunakan teknologi mayat beku yang terbaik, dan memasukkannya ke dalam mobil, aku bawa kamu masuk ke dalam untuk melihatnya?”

Aku mengangguk-anggukkan kepala, dan berkata pada Claura: “Ayo.”

Jadi Nando membawa kami berdua naik ke mobil van yang ada di belakang, gerbang belakang mobil ini dengan depannya terpisah, yang belakang setara dengan tempat penyimpanan es yang dingin, sebuah peti es berdiri di sebelah sana, kedua tangan adikku terlipat, dengan menutup kedua matanya, seperti seseorang yang sedang tidur.

Aku perlahan-lahan berjalan ke sana, aku berjongkok di sebelah petinya, melihat waja adikku, dan berbisik dengan mengatakan: “Lidia, akhinya kaka sudah menemukanmu, hari ini kakak akan membawa mu pulang, kamu tenang saja, mulai hari ini, ada ayah dan ibu yang menemanimu, kamu tidak akan kesepian lagi.”

Claura yang melihat adikku, tiba-tiba meneteskan air mata.

Aku yang melihatnya menangis, dalam hatiku merasa agak tersentuh, aku tahu, meskipun dulu dia sudah berbuat banyak hal yang jahat, tapi paling tidak dia baik terhadap adikku, kalau tidak aku juga tidak mungkin akan membawanya keluar.

Nando berkata: “Kak Alwi, sekarang berangkat kah?”

Aku mengangguk-anggukkan kepala, dan berkata: “Ayo berangkat.”

……

Dalam perjalanan pulang, Nando yang menyetir, aku dan Clara duduk di belakang, tapi kita berdua masih saja seperti tadi tidak berbicara sedikitpun, orang yang duduk di sebelah sama seperti seseorang yang tidak kita kenal.

Keheningan ini terus berlanjut sampai kita sampai di Nanjin. Pada saat ini 14 jam telah berlalu, dan waktu menunjukkan pukul lima pagi. Mungkin karena waktu istirahat di penjara sangatlah teratur, jadi Claura dari awal sudah tertidur, dan saat ini dia masih saja tertidur dengan lelap, dan setelah dia tertidur, kepalanya jatuh di bahu ku, aku meliriknya, lalu terdiam dan tidak mendorongnya.

Saat ini kita sudah sampai, aku juga tidak membangunkannya, dan menggendongnya turun dari mobil.

Pada malam itu juga kita mengirimkan adikku ke rumah duka, karena dia belum menikah, dan masih seorang anak kecil, ditambah lagi dia sudah pernah tinggal lama di luar, aku ingin dengan cepat dan sesegera mungkin menguburnya, jadi menghemat waktu dengan tidak melakukan semua formalitas yang tidak perlu dan ribet, dan langsung menyuruh orang untuk mengkremasinya. Ini alasannya kenapa harus dengan bersusah payah untuk mengkremasinya di Nanjin, juga karena aku berharap dia bisa kembali ke akarnya asal muasalnya.

Sambil memegang abu adikku, aku berdiri di koridor rumah duka kemudian, mendengarkan suara gemerisik dedaunan di belakang gunung, lalu seperti bisa mendengar sebuah suara tawa adikku, seperti bisa mendengar dengan sangat jelas dia berteriak dengan suara: “Kakak.“

Aku menunduk dan menatap guci abu yang ada di tanganku, guci abu ini sangatlah indah, tapi walaupun indah, guci ini hanya berisi setumpuk abu, tidak bisa diisi dengan jiwa hidup yang sangat indah, apa gunanya?

“Kenapa tidak membangunkan ku?” terdengar suara Clara dari sebelahku.

Aku berbalik, dan melihat dia yang berdiri tidak jauh selangkah dari ku, dengan tegas menatap guci abu yang ada di tanganku, lalu berkata dengan pelan: “Pokoknya biarkan aku menemaninya berjalan sampai pada perjalanan akhirnya.”

Aku berkata dengan tenang: “Ada niat baik untuk datang saja sudah bagus. Dan juga......tidur mu sangat lelap, kalau aku membangunkanmu, takutnya kamu merasa tidak nyaman.”

Claura sedikit membeku, tiba-tiba dengan berpikiran belok menatapku, dengan tatapan kedua matanya yang menyorotkan sebuah ejekan, satu tangannya memegang dagunya, lalu dengan lesu tersenyum dan berkata: “Kamu juga bisa mempedulikan aku ya, aku kira kamu sangat ingin membunuhku.”

Aku berkata dengan santai: “Dulu aku sangat ingin membunuhmu, tapi, tidak peduli apakah itu ibu mu ataupun Lidia, semuanya seharusnya tidak berharap melihat mu mati, jadi aku itu lah sebabnya aku masih membiarkanmu hidup, dan juga, hidup bukan berarti lebih nyaman daripada mati, iyakan? Kesalahan yang sering kamu lakukan, pada akhirnya akan berbalik membalasmu.”

Claura mengerut-ngerutkan bibirnya, dengan wajah dingin berkata: “Tidak heran kamu tidak membunuhku, sepertinya kamu sangat jelas tahu kalau aku lebih akan menderita untuk hidup daripada mati.”

Aku tidak berbicara, dia juga tidak mengatakan apapun lagi, setelah melihat lawan sudah diam, aku berkata: “Tidak ingin melihat ibu mu? Dia mati demi kamu.”

Claura sama seperti tadi tidak menjawab ku, tapi ketika aku melihat ke arahnya, aku bahkan tersadar kalau dia sudah menangis saat ini, mungkin dia sudah menyesal, menyesal membuat ibu yang sangat disayanginya, rela kehilangan hidupnya yang berharga karena perbuatannya yang salah.

Claura bertanya: “Bagaimana ibu ku meninggal?” Saat itu......dia seharusnya bisa bertahan hidup itulah yang benar.”

Aku menyalakan sebatang rokok, menghirupnya dengan kuat, dalam benak ku keluar bayangan Mawar yang yang mengenakan gaun bergaya China, dengan penampilan yang sangat agung, dalam hati ku tergambarkan sebuah penyesalan, aku selamanya tidak akan lupa, sebenarnya dia adalah wanita pertama ku......

Sambil menarik kembali pikiranku, aku berkata: “Dia di saat aku tidak ada, dia dengan sendirinya mengeluarkan tabung oksigen.”

Claura dengan erat memegang kepalan tangannya, lalu dengan sedih berkata: “Betapa kecewanya dia terhadapku, bahkan sampai tidak memiliki keberanian untuk hidup.“

Aku berkata dengan tenang: “Kamu pergilah melihatnya, menurutku dia pasti sudah sangat lama menunggumu.”

Claura berkata: “Kapan kamu akan mengirim pulang Lidia?”

“Semua saudaraku sedang beristirahat, tunggu sampai mereka semua terbangun baru pergi.“ Kataku, sambil melihat jam, lalu melanjutkan berkata, “Aku pergi bersama saja denganmu, aku juga ingin sekalian melihat saudar terbaikku.”

Sambil berbicara, aku sambil meletakkan guci abu di aula sementara, lalu mengambil kunci mobil dan pergi keluar dari rumah duka bersama dengan Claura, dia tidak menolak tawaranku, aku berpikir, dia mungkin sudah tumbuh dewasa, dan mungkin tahu bahwa dia yang dulu sangat keras kepala, tapi sangat disayangkan, Bibi Mawar selamanya juga tidak memiliki kesempatan untuk melihatnya.

Aku menyetir mobil membawa Claura menuju toko bunga, dan membeli beberapa ikat bunga krisan, membeli lagi beberapa upeti, dan baru pergi menuju pemakaman bersama.

Sesampainya di pemakaman, aku membawa Claura ke depan makamnya Mawar, begitu Claura melihat foto di batu nisan itu terdengar suara dia yang langsung berlutut “Dug” , berteriak sambil menangis berkata: “Ibu, Claura datang melihatmu.“

Aku menaruhy seikat bunga krisan ke depan makamnya, sambil menata upeti, sambil dengan lembut berkata: “Bibi Mawar, lama tidak jumpa, aku mengganti wajahku lagi, apakah kamu takut tidak bisa mengenali ku ya? Aku adalah Alwi, ya......orang yang selalu saja mengerjai kamu.”

Terdiam sejenak, aku membakar uang kertas, dan berkata: “Aku sangat merindukan mu, apakah kamu baik-baik saja disana? Aku tahu, kamu disana pasti terus memikirkan Claura, tenang saja, aku sudah memohon pada mereka yang di atas, meskipun mereka hampir tidak ingin melepaskan Claura, tapi hidupnya sama sekali tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Aku berharap kamu tidak menyalahkan ku karena tidak sepenuhnya membantunya keluar dari masalah, aku hanya merasa setiap orang semuanya harus membayar atas kesalahan mereka sendiri, aku hanya bisa melakukannya sampai sini.”

Mendengar aku yang sudah memohon untuknya, Claura agak terkejut lalu melihatku, aku tidak melihatnya, dan lanjut berkata: “Aku berpikira kalau Claura sudah lama tidak bertemu denganmu, pastinya banyak yang ingin dikatakan dia kepadamu kan? Kalau begitu aku tidak mengganggu kalian lagi, aku akan pergi untuk melihat saudara terbaikku.”

Sambil berbicara, aku memeluk dua ikat bunga dan persembahan berjalan ker arah makam Si Toba dan adiknya.

Ada dua ikat buah bunga krisan yang masih tampak segar di depan makam kedua bersaudara itu, aku tahu, di hari-hari ketika aku tidak ada, Dony Yun mereka akan secara teratur datang kesini untuk membersihkan makam, disini jauh lebih bersih dibandingkan dengan yang lainnya.

Aku memberikan dua ikat bunga krisan, menata upeti, dan membakar uang kertas, lalu mengeluarkan sebotol bir dari dalam jaketku, dan menaruh rokok yang baru saja aku nyalakan di depan makamnya, aku membuka tutup botol bir, sambil menuangnya sambil berkata: “Si Toba, apakah sudah kangen padaku? Aku sekarang sudah tumbuh dengan sangat besar, dengan cepat aku akan bisa memeluk seorang gadis cantik dan membawanya pulang, sudah mencapai pada puncak kehidupan, katakan, pada saat itu kenapa kamu bunuh diri? Kalau kamu belum mati, berdasarkan kesempatan yang disepakati, duniaku sudah memiliki separuh dari kamu, saat itu aku akan mencarikan kamu seorang wanita yang cantik untuk menjadi istrimu, kita berdua kalau tidak ada yang dilakukan bisa membawa istri dan anak-anank kita pergi berlibur, seberapa menyenangkannya ya?”

“Tapi kamu tidak bahkan tidak memiliki kehidupan itu......dasar bodoh.” Sambil berkata mataku memerah, “Apakah kamu tahu? Kamu sudah mati selama bertahun-tahun, tapi aku seharipun tidak melupakanmu, kamu dan Alver semuanya adalah saudara terbaikku sepanjang hidupku. Oh iya, kamu di bawah sana dengannya seharusnya saling kenal kan? Aku menyebabkan kalian berdua mati, tidak tahu apakah kalian memaki ku atau tidak? Untuk sementara waktu aku tidak bisa pergi ke Xuzhou, tidak bisa melihatnya, aku membakar lebih banyak uang kertas, kamu menghabiskan uangnya dengannya ya, dan ini bir untukmu, kamu juga berbagi kepadanya sedikit, jangan terlalu pelit.”

Aku disini berbicara sambil berputar-putar dalam waktu lama, meskipun Jondi sudah lama meninggal, tetapi aku merasa dia duduk di sebelahku, seperti dulu yang mendengarkan pembicaraan ku yang berputar-putar tidak selesai.

Saat ini, tiba-tiba aku melihat Claura yang berlari seperti orang gila, aku tahu dia ingin lari, tapi aku juga tidak ada niat untuk mengejarnya, karena aku memang tidak ada rencana untuk mengusirnya, meskipun aku sudah berjanji pada atasan, tapi, aku tidak mengatakan kalau aku akan kembali balik kesana, biarpun orang itu mau bagaimana menghukum ku, aku akan mengakuinya.

Awalnya berpikir kalau Claura akan lari dalam satu nafas, tapi tidak disangkanya adalah, dia kembali lagi, dan dengan aneh menatapku, melihat ku yang terus menerus melihatnya, dia tersadar bahwa dirinya ketahuan, wajahnya menunjukkan ekspresi senyum yang sangat aneh. Mau tidak mau, dalam suasana pemakaman yang mendung ini, aku tiba-tiba merasakan hawa dingin di belakangku.

Claura perlahan-lahan berjalan ke arahku, ketika menunggunya yang sedang berjalan ke sebelahku, aku bertanya: “Kenapa tidak lari? Kamu seharusnya sangat merindukan kebebasan, dan seharusnya sangat takut kalau akan dikurung lagi?”

Claura bertanya: “Kamu dari awal sudah berpikir dengan baik kalau ingin melepaskan ku, benarkah?”

Aku tidak mengakuinya dan juga tidak membantahnya, dia tiba-tiba bertanya: “Alwi, apakah kamu sedang bersimpati padaku? Jelas-jelas kamu sangat membenciku, kenapa masih berpura-pura terlihat sangat bermurah hati? Apakah kamu tahu, kamu yang seperti ini membuat aku merasa sangat jijik?”

Aku berkata dengan santai: “Terserah kamu mau berkata seperti apa, pergi atau tidak, semuanya tergantung pada pilihanmu.”

Claura dengan tersenyum dingin berkata: “Aku pasti akan pergi, kesempatan yang bagus seperti ini, kenapa aku tidak pergi, tapi aku ingin mengantar Lidia ke pedesaan untuk dimakamkan terlebih dahulu, aku hanya takut kalau kamu pada akhirnya akan menyesal sudah membiarkan aku pergi.”

Aku perlahan-lahan berdiri, dengan tatapan dingin menatap ke arahnya, lalu berkata: “Aku tidak menyesal, kamu juga jangan terlalu polos dan mengira setelah kamu pergi, kamu beneran bisa melakukan apapun yang kamu mau, aku katakan padamu, kalau kamu lagi-lagi melakukan sesuatu hal yang merugikan aku dan saudaraku, aku akan membuat mu tahu, bahwa hidup bisa sepuluh kali lebih menyakitkan daripada mati!”

Novel Terkait

Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu