Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 120 Dipukul

dingo adalah peningglan dari ayahku, dan pemiliknya adalah orang hebat, apakah ayahku orang hebat?

Begitu ide ini keluar dibenakku, aku langsung membantahnya, karena dalam ingatanku ayahku adalah orang biasa, dia pendiam dan tidak mempunyai banyak teman. Jika benar orang hebat, sekalipun dia bersembunyi di kota, dia tidak akan membiarkan istri dan anak-anaknya hidup dalam kemiskinan, pergi ke lokasi konstruksi bekerja sendiri. Dan masih ada satu masalah lagi, jika dingo bisa menguak identitasnya, bagaimana cara dia membawa pulang dingo?

Aku berkata pada Aiko: “Apakah mungkin ayahku mencuri anjing orang hebat itu?”

Dalam ingatanku, ada suatu hari ayahku tiba-tiba membawa pulang seekor anjing, jika dia mencurinya ini cukup masuk akal.

Namun Aiko segera menolak pemikiranku dan berkata: “dingo adalah seekor anjing pintar, jika dia hasil curian ayahmu, apakah kamu pikir dia akan begitu dekat dengan kalian? Aku pikir dilihat dari kegalakannya, sebelum ayahmu menyentuhnya mungkin sudah terbunuh digigit sampai mati.”

Aiko yang berkata begitu, membuatku sadar akan hal ini dan mengerutkan kening penuh curiga.

Saat ini Aiko berkata: “Aku rasa, kemungkinan besar ayahmu membantu merawat anjing orang hebat itu.”

Aku menggeleng mengatakan tidak mungkin, ayahku bekerja dikonstruksi, dia jatuh meninggal dilokasi konstruksi.

Aiko bertanya: “Apakah kamu melihatnya dengan mata kepala sendiri?”

Aku terdiam begitu ditanya olehnya, dan dia berkata: “Alwi, aku tidak punya maksud lain, hanya saja aku merasa jika ayahmu ingin menyembunyikan identitas atau pekerjaan, apapun yang dia katakan pada kalian hanya sebuah kebohongan, terlebih orang biasa tidak mungkin bisa membawa dingo pergi, orang itu bilang padaku dingo sangat tekenal di pusat, dia sangat dekat dengan orang-orang.”

Setelah mendengarkannya, aku berpikir keras. Meskipun ayahku mengatakan pada kami dia bekerja diluar kota, tapi dia tidak pernah mengatakan bekerja dimana, dan dalam ingatanku bajunya sama sekali tidak pernah ternoda oleh lumpur, bahkan tidak memiliki rekan kerja, suatu ketika ibuku pernah ingin pergi ketempat kerja ayahku, tapi dia menolaknya, dulu aku tidak memperhatikan ini, jika diingat kembali memang sedikit mencurigakan.

Jangan-jangan, ayahku memang seorang penjaga anjing? Dan dingo adalah anjing yang dijaganya, jadi sangat dekat dengannya? Tapi, jika ayahku membantu orang besar merawat anjing, kenapa mau membawa dingo pulang? Dan setelah dia membawa dingo pulang tidak lama kemudian dia meninggal, ini semua sebuah kebetulan atau ada rahasia yang tidak boleh diketahui orang?

Aku bahkan mengingat Jessi yang datang dari Beijing mencariku, dan bos besar Felicia yang dengan sengaja menyelidiki latar belakangku, hatiku menebak itu artinya ayahku mungkin mengetahui rahasia orang besar, atau menyinggung orang hebat, melarikan diri demi tidak dibunuh, tapi siapa sangka dia yang melarikan diri langsung mati.

Jika ayahku meninggal secara tidak wajar, tidak mungkin ibuku iklas dan tidak menyesal.

Semakin aku memikirkannya, semakin aku merasa hatiku kedinginan, jika benar ayahku membantu orang itu merawat anjing, terus kenapa dia membawa dingo pulang, bukankah dengan begini akan meninggalkan jejaknya? Pertanyaan-pertanyaan ini sangat menggangguku dan aku merasa binggung untuk sementara waktu.

Aiko berbisik pelan: “Alwi, jangan dipikirkan, masalah ini tidak hanya bisa mengandalakan dengan cara dipikir.”

Aku berbisik: “Aku tidak mengerti hal ini, sekarang yang aku khawatirkan adalah jika pada waktu itu ayahku menyinggung musuh, lalu setelah kemunculan dingo, apakah musuh itu tidak akan membalas dendam padaku dan adikku.”

Aiko berkata dengan santai: “Aku sudah mengatakan pada orang itu untuk menjaga kerahasiaan masalah ini, sampai saat ini selain dia seharusnya tidak ada yang mengenali dingo, tapi demi berjaga-jaga, kedepannya lebih baik kamu jangan asal membiarkan dingo muncul ke arena pertarungan seperti ini, kami akan mencari sendiri beberapa anjing pemberani dan sesekali mengikutsertakan mereka dalam pertarungan untuk melatih mereka, yang terpenting adalah menyediakan tempat bagi para tamu, mengerti?”

Aku mengangguk mengatakan aku mengerti, lalu bertanya padanya bisa tidak bertemu dengan orang itu?

Aiko menggeleng, orang itu sudah pergi.

Aku sedikit khawatir, dan bertanya-tanya apakah benar orang itu akan membantunya merahasiakan masalah ini?

Aiko berkata: “Sudahlah, aku baru menerima sanny club, masih banyak hal yang harus dilakukan, malam ini kamu dan Yang baru orang datang, sekarang kamu bawa dingo pergi istirahat, sekalian pikirkan dingo mau diletakkan dimana, apakah mau dikembalikan, atau tetap menjadi anjing laga, jika menjadi anjing laga, aku akan mencari orang khusus merawatnya dan tidak akan membiarkan orang yang berniat jahat mendekatinya.”

Melihat dingo yang ceria, hatiku sangat ingin mengembalikan dingo, karena takut dia dikenali lalu dibawa pergi oleh orang hebat, lebih baik menjadikannya peliharaan, tapi aku takut menaruhnya dirumah bibi, jika terjadi sesuatu aku tidak sempat bereaksi, setelah dipikir-pikir aku memutuskan untuk tetap menjadikannya sebagai anjing laga, dengan kemampuan Aiko pasti bisa menjamin keselamatan dingo.

Setelah mengambil keputusan ini, aku semakin dekat dengan dingo, aku dan Aiko bersama-sama menenangkannya, lalu, aku dan Kak Toba meninggalkan sanny club pergi ke bar Entrance.

Dan beberapa hari berikutnya, kita semua sibuk dengan pembukaan bar Entrance, ditambah harus memeriksa bar Change dan bar benz, akhir-akhir ini aku sibuk sampai tidak menginjakkan kaki ketanah, bisa dikatakan lelah dan bahagia.

Setelah pembukaan bar Entrance setengah bulan kemudian, tidak tahu siapa yang menyebarkan berita mengatakan‘Cinta’akan menjadi kartu utama di bar Entrance, karena banyak orang tidak mengetahui Aiko adalah bos sanny club, jadi untuk saat ini semuanya mempercayai kabar ini, ketika hari pembukaan bar sangat ramai, banyak orang berdatangan ingin melihat wajah cantik Aiko.

Di lantai dua, aku kesal menatap kearah Aiko yang ada diruangan, lalu sedikit cemas berkata: “Kak, kabar ini bukan aku yang menyebarkannya, dari awal sudah ku katakan didunia ini tidak akan ada ‘Cinta’lagi, bagaimana mungkin aku menggunakan nama ini untuk promosi?”

Dibandingkan dengan wajahku yang sangat gugup, wajah Aiko tampak sangat santai.

Tidak tahu siapa yang tidak tahu malu ingin menjebakku, menyebarkan kabar ini dan mengatakan aku sengaja melakukannya demi bisnis bar Entrance, seperti kata pepatah tiga orang mengatakan hal yang salah dan ketiganya mempercayainya, aku sangat takut Aiko mempercayai ini.

Aiko dengan santai berkata: “Untuk apa kamu gugup, aku dan kamu sangat dekat, tidak mungkin aku tidak mempercayaimu?”

Mendengar dia berkata begitu, aku merasa lega dan berkata: “Bagaimana bisa aku tidak takut? Terlebih waktu itu kabar ini terdengar nyata, bahkan aku sendiri juga hampir percaya.”

Aiko tersenyum ringan dan aku duduk disofa bersenandung: “Tidak tahu siapa yang pura-pura bodoh menyebarkan gosip, ini pasti perbuatan Johan yang tidak tahu malu itu.”

Aiko tidak mengatakan apa-apa, aku berdeham, lalu pindah duduk lebih dekat dengannya dan berkata: “Kak, menurutmu kenapa Johan mau menargetkanku, apakah hubunganku denganmu terlalu baik, baik sampai membuat semua orang merasa kita……memiliki sesuatu?”

Setelah itu, aku dengan hati-hati memperhatikan ekspresi Aiko, dia mengerutkan kening tersenyum ringan dan bertanya: “Kenapa ingin menggodaku?”

Anj*r! Aiko si rubah ini kenapa begitu terus terang!

Aku berdeham malu mengatakan: “Aku bilang tidak kamu percaya?”

Aiko mengangkat segelas wine dan meneguknya: “Tidak percaya.”

Aku menyeringai dan berkata: “Kebetulan, aku sendiri juga tidak percaya.”

Aiko yang melihat aku begini tidak marah sama sekali malah mencibir ‘Dasar’, aku berkata: “Kak, ketika kamu tersenyum sangat cantik.”

Aiko melototiku dan berkata: “Lebih baik kamu hentikan sekarang.”

Aku menggosok tanganku dan berkata: “Kak, kamu yang melototiku juga sangat cantik.”

Aiko tidak banyak bicara: “Aku merasa ketika aku memukulmu juga cantik.”

Aku menyenggol bahu Aiko dan berkata: “Kak, kamu sangat narsis!”

Aiko dibuat tidak berdaya olehku, dan aku tersenyum bahagia: “Kak, aku hanya bercanda, tidak tahu besok bisa tidak mengajak kakak pergi menonton bioskop.”

Aiko berkata dengan santai: “Aku tidak suka nonton.”

Aku sedikit kecewa dan tiba-tiba dia mengedipkan mata lalu berkata: “Tapi demi mengucapkan selamat atas pembukaan bar, besok aku bersedia pergi.”

Aku yang mendengar kalimat ini merasa diriku seperti memenangkan lotre, jika begitu besok kita pergi nonton.

“Aku tidak memiliki kehidupan seperti itu, dia mencintaiku tanpa alasan……”tiba-tiba teleponku berdering, aku melihatnya ternyata telepon dari Mawar. Aku dan Mawar sejak resepsi pernikahan tidak pernah berhubungan lagi, jujur saja jika bukan dia yang menelepon, aku bahkan sudah melupakan keberadaannya.

Aku menjawab telepon dan berkata: “Bibi, kamu mencariku ada masalah apa?”

Aku tidak membenci Mawar, malah sebaliknya merasa kasihan padanya, sekalipun aku membenci Claura sampai ingin dia mati, tapi aku tetap dengan nada segan berbicara dengan Mawar, belum lagi diantara kita ada hubungan terlarang.

Mawar tidak mengatakan apa-apa, ada suara terengah-engah yang menyakitkan di ujung telepon, aku yang mendengarnya mengira adalah suara itu, tapi setelah didengar lebih detail terdengar suara yang sangat menyakitkan, seolah-olah kehabisan nafas.

Aku teriak khawatir: “Bibi, kamu baik-baik saja kan?”

Tiba-tiba telepon ditutup.

Aku khawatir, aku tahu Mawar memiliki penyakit asma, karena takut terjadi sesuatu pada dirinya, aku cepat mengatakannya pada Aiko lalu pergi meninggalkan bar.

Awalnya, aku berencana membawa kak Toba untuk ikut, tapi bisnis hari ini benar-benar sangat ramai, Kak Toba sibuk sekali dan aku membatalkan niat ini.

Aku mengendarai mobil Kak Toba, pergi ke tempat Mawar, menerobos rumahnya dan membanting pintu, aku tiba-tiba merasa ada orang dibelakangku, begitu aku menoleh, aku melihat sebuah batu bata menghantam kepalaku dengan keras……

Novel Terkait

Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu