Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 359 Memanfaatkannya

”Jika tidak, aku saja yang menjadi pacarmu.”

Saat faye mengatakan ini, aku tertegun sejenak dan memuntahkan semua makanan yang ada dimulutku, kemudian terbatuk-batuk. Aku memandangi faye. Wajahnya sudah memerah bagaikan apel. Dia sambil memandangiku berkata,”Aku.. Aku tahu kalau aku tidak serasi dengan kamu, tapi aku ingin menjagamu. Karena diriku, kamu kehilangan seorang pacar. Biarkanlah aku yang mengganti kehilanganmu itu. ”

Melihat faye yang memasang muka malu, aku menyimpan wajah tertawaku dan berkata,”Sembarangan.”

Dia dengan mata yang berlinang memandangiku, dengan kasihan menggigit bibirnya. Awalnya aku ingin mengajarinya, mengatakan padanya bahwa seorang perempuan tidak boleh begitu sembarangan. Tapi melihat ekspresinya sekarang, membuatku teringat dengan wajah adikku yang memandangiku di saat-saat terakhirnya. Seketika, hatiku terasa sangat sakit dan merasa satu perasaan menyayangi padanya.

Setelah menghela napas, aku mengulurkan tanganku untuk mengelus kepalanya dan berkata,”Aku menolakmu bukan karena merasa kamu itu tidak serasi denganku. Sebaliknya, aku yang merasa diriku tidak serasi dengan dirimu. Kamu polos, baik, dan duniamu harusnya yang mudah-mudah saja. Tapi aku adalah orang yang sangat berantakan, setiap orang yang berhubungan denganku akan berakhir dengan sial, bahkan sampai ada yang kehilangan nyawanya. Maka dari itu, aku mengatakan bahwa diriku tidak cocok dengan dirimu. Kamu dan aku adalah orang dari dunia yang berbeda.”

“Dan lagipula, jika kamu menjadi pacarku hanya untuk mengganti kehilanganku. Tapia pa yang terjadi padaku saat ini bukan dikarenakan dirimu. Jika bersikeras mengatakan ini ada hubungannya denganmu, itupun berarti kamu yang menolongku. Kalau bukan karena kejadian di toko Milktea itu yang membuatku menyadari adanya kehadirannya, mungkin aku yang sekarang sudah tidak tahu kemana. Jadi, kamu jangan merasa bersalah, jangan menambah beban di hatimu.”

Setelah mendengar perkataanku dengan seksama, faye menundukkan kepalanya dan tidak berkata apapun. Akumngambil sebuah kue dan berkata,”Namun, kebaikanmu sudah aku terima. Tapi, meskipun seorang gadis seberapa baik pun, tidak boleh menaruhkan hidupnya untuk balas budi. Seumur hidup itu sangat pendek, tidak kapan bakal berakhir. Jadi, setiap orang harus mempertanggungjawabkan hidupnya sendiri. Apalagi orang seperti kamu, kamu pantas memiliki yang lebih bahagia dan tidak ternodai. Jangan sampai kamu bingung sendiri.”

Setelah itu, faye memandangiku dengan mata yang berlinangan air mata dan aku berkata,”Mengapa kamu menatapku seperti itu? Kamu merasa aku sangat cerewet?”

faye menggelengkan kepalanya dan berkata,”Lalu bagaimana jika aku mengatakan bahwa aku ingin menjadi pacarmu bukan karena aku ingin balas budi, melainkan karena aku benar-benar menyukaimu?”

Kue yang baru saja aku masukkan ke dalam mulutku, sekali termuntahkan keluar. Aku memandanginya sambil berkata,”Jangan bercanda!”

faye menjinjitkan kakinya, pipinya memerah dan berkata,”Aku… Aku benar-benar menyukaimu.”

Melihat dia yang sepertinya serius membuatku sedikit terkejut dan dengan pelan bertanya,”Kalau begitu beritahu aku, apa yang kamu sukai dari diriku? Aku akan ubah itu.”

faye dibuat marah olehku tanpa tahu harus berekspresi seperti apa lagi. Sambil mengelap air matanya dia berkata,”Aku.. Aku di saat kamu keluar dan melindungiku, di saat itulah aku memiliki perasaan padamu. Dan kamu demi diriku melawan semua orang yang ada, menggandeng tanganku di depan teman sekolahku, dengan sangat berani melindungiku, membuatku merasa seperti seorang ratu kecil. Dari kecil sampai besar, tidak ada yang pernah memanjakanku seperti itu. Meskipun aku mempunyai seorang kakak, tapi dia juga selalu menyuruhku untuk mandiri. Jadi, kamu orang pertama yang membuatku merasa seperti nona besar yang masih diperdulikan.”

nona besar.

Tidak sangka, faye memiliki pemikiran yang sama dengan gadis polos di dalam novel. Tapi tidak bisa dipungkiri juga, dari kecil dia sudah tidak ada orang tua, hanya kakak perempuannya yang menjaganya. Hidupnya pasti sangat sulit. Meskipun aku dan adikku tidak bisa hidup di satu tempat yang sama dalam waktu yang panjang, setidaknya dia masih memiliki bibi kami yangmenjaganya. Dibandingkan dengan adikku, faye terlihat sangat kasihan.

Melihat wajah yang sangat mirip dengan adikku ini membuatku seperti melihat adikku dan berkata,”Gadis bodoh, aku melindungimu karena kamu adalah seorang gadis yang baik. Meskipun di hari itu yang aku temui bukanlah dirimu, melainkan orang lain, aku pun tetap akan menolongnya. Dan lagipula, apakah kamu tahu bahwa wajah kamu sangat mirip dengan adikku? Ini menimbulkan sebuah rasa untuk melindungimu layaknya aku melindungi adikku. Di dalam hatiku, sejak awal kamu adalah seperti adikku, tidak lebih. Jadi, tidak ada kemungkinan yang bakal terjadi diantara kita.”

Setelah mendengar penolakanku, faye langsung meneteskan matanya. Tangisannya membuatku merasa sedih, tapi aku tidak bisa membantu apa-apa. Aku memang sangat memandang dalam sebuah percintaan, tapi itu dikarenakan beberapa wanita itu adalah orang yang pernah aku cintai dengan tulus. Pengorbanan mereka untukku jauh berbeda dibandingkan dengan wanita biasa lainnya. Tapi menghadapi wanita yang tidak aku sukai, aku sangat jelas, jika tidak di selesaikan langsung maka akan menimbulkan kekacauan.

Aku membujuknya dengan berkata,”Jangan menangis, faye. Dengarkan kata kakak ini, jangan terlalu sembarangan untuk mengatakan suka. Kamu mengatakan bahwa kamu menyukaiku, tapi aku merasa kamu tidak benar-benar menyukaiku. Kamu hany menyukai perasaan aku melindungi dirimu karena tidak ada orang yang pernah memperlakukan dirimu seperti itu. Jadi kamu salah paham dengan perasaan itu. Sebenarnya, kamu tidak menyukaiku, kamu hanya bergantung padaku.”

faye menggigit bibirnya dan tidak berkata sepatah kata pun.

Aku merasa kalau situasi itu berlanjut terus akan berubah menjadi canggung. Jadi aku berkata padanya,”Baiklah, ini sudah waktunya aku disuntik. Waktu juga tidak terlalu pagi lagi, kamu cepatlah balik ke sekolah.”

faye dengan wajah kasihan berkata,”Kamu sedang mengusirku?”

Seketika aku merasa sangat canggung. Aku berpikir gadis ini polos, tapi tidak bodoh. Mulutku malah sibuk menjelaskan dan malah mengambl waktu untuk bersuntik sebagai alasan. Aku bear-benar sangat kejam. Aku takut dia akan bermimpi buruk. Siapa yang menyangka bahwa dia malah memperlihatkan senyumannya yang manis dan seolah-olah dia bukan orang yang tadinya menangis. Dia pun berkata,”Tidak apa, aku ingin melihat bagaimana kamu di suntik. Aku masiih ingin menemanimu sebentar lagi.”

Seorang gadis yang semakin polos, mencerminkan bahwa dia semakin keras kepala. Kepalaku seketika sakit dan berkata,”Kalau begitu, apakah kamu bisa membantuku mencari seseorang yang bernama Kakek Ergi di taman bunga rumah sakit ini?”

faye mengangguk dan berdiri untuk pergi mencari. Baru saja ia berbalik, dari luar pintu mencul seorang wanita yang sangat cantik. Rambut wanita itu tergerai sampai didepan dadanya. Dia mengenakan setelan rok boneka hitam dan dilapisi dengan rompi putih. Penampilannya semakin memukau dengan mengenakan hak tinggi yang sangat menawan.

Meskipun dandanan yang sangat simple, tapi berhasil membuat wanita itu layaknya seorang idola yang sedang berjalan di atas karpet merah.

Dengan mengenakan pakaian yang sederhana saja sudah mampu memukau mata publik, siapa lagi gadis itu kalau bukan Jessi?

Jessi saat melihat faye, ekspresinya datar dan alisnya naik sedikit ke atas. Dengan dingin melewatinya dan memberi sedikit pandangan mencurigakan.

Melihat Jessi yang datang membuatku seketika langsung bahagia. Dan membuyarkan pandangannya pada faye dengan berkata,”Jessi, akhirnya kamu datang melihatku.”

faye berbalik melihat pandangan mataku, seketika seolah mengerti maksud dari pandanganku. Pandangannya sangat kasihan, wajahnya pucat, dan ketika membalikkan wajahnya maah menundukkan kepala. Dia bahkan tidak berani bertukar pandang dengan Jessi.

Sebenarnya faye tidak kalah dari Jessi. Lima inderanya sangat indah, seperti tumbuhan berkilau emas yang hidup di alam liar, seperti teratai putih yang ada di kolam. Tapi jika membandingkan auranya dengan Jessi, dia dan Jessi seperti awan dan tanah liat. Tentu saja, Jessi adalah awannya.

Saat aura seseorang dapat membuat orang tidak mempersoalkan penampilannya, terkait dia cantik ataupun tidak, tidak penting lagi. Jessi adalah orang seperti itu, dan di mata dia, faye tidak ada apa-apanya.

Tidak tahu apakah karena merasa dirinya memiliki perbedaan yang sangat besar dengan Jessi, faye membuat dirinya terlihat seperti rendah diri. Dia dengan cepat mengambil bajunya dan dengan sembarang memanggil,”Kakak Ipar!”. Jessi dengan tenang menjawab,”Halo, sebegitu cepatnya kamu ingin pergi?”

faye mengangguk dan kemudian menggelengkan kepalanya dan berkata,”Aku… Aku mebantu kak Alwi untuk pergi memanggil Kakek Ergi.”

Jessi menganggukkan kepalanya dan berkata,”Baiklah kalau seperti itu. Sudah merepotkanmu.”

faye segera kabur dan setelah dia pergi, aku dengan tertawa memandangi Jessi dan berkata,”Jessi….”

Setelah memanggil namanya, aku benar-benar tidak tahu harus berkata apa lagi. Mau mengatakan ‘maaf’, dia pasti tidak akan mengubrisku. Mau mengatakan ‘aku rindu padamu’, aku juga tidak mempunyai hak seperti itu. Seketika diriku canggung tanpa tahu harus berkata apa.

Jessi berjalan ke sampingku dan melihat makanan kecil di atas meja. Aku segera menjelaskan,”Dia adalah adik dari salah seorang temanku. Waktu itu aku sekalian mengantarkannya ke sekolah, sehingga ada insiden dengan Wilson. Kamu jangan salah paham ya. Dan lagipula, kamu lihatklah dia sangat mirip dengan adikku, aku tidak mungkin memiliki perasaan khusus padanya. Itu akan membuatku seperti pacaran dengan Lidia, aku tidak mungkin melakukan hal itu…”

Setelah mengatakan itu, hatiku berdegup kencang. Aku melihat Jessi yang berjalan ke arah jendela dan merapikan batangan bunga itu, kemudian berkata,”Aku telah melepaskan Aiko.”

Aku seketika tertegun, hati serasa kacau balau. Sambil memandanginya aku berkata,”Terima kasih, Jessi.”

Jessi dengan tenang berkata,”Kamu tidak perlu berterima kasih padaku, aku melepaskannya karena ada alasanku tersendiri. Katakanlah sebenarnya aku memanfaatkannya untuk memancing keluar orang-orang itu dan kemudian menangani orang-orang itu.”

Novel Terkait

Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu