Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 220 Berikan aku harapan atau buat aku putus asa

“ Ternyata pria yang kucintai sekaligus kubenci itu, sebenarnya aku tidak membencinya sama sekali, aku hanya mencintainya.”

Ketika claura mengatakan ini, aku seperti ditenggelami dengan perasaan yang mendalam ini. Aku ingin berkata sesuatu, tapi dia menggunakan tangannya untuk menutup mulutku dan berkata,”Biarkan aku berbicara hingga selesai.”

Aku mengangguk, dan dia berkata, " aku sangat gembira mengetahui bahwa kamu sudah kembali ke Nanjin. Tetapi ketika kita bertemu, aura kebencian yang terpancarkan dari matamu membuatku mundur. Aku tau aku telah kehilangan kesempatan untuk mencintaimu lagi, jadi tetap berakting menjadi orang yang kamu benci itu, berpura-pura melawan kamu, tetapi sebenarnya aku diam-diam membantumu."

Berbicara sampai disini, claura tampak tersenyum malu-malu dan berkata: "Pada waktu itu, aku berharap untuk membuat kamu jatuh cinta kepadaku, seperti aku jatuh cinta dengan badut, tapi tidak demikian."

Aku dengan perasaan bersalah menjawab perkataannya, "Tidak disangka aku malah salah paham mengira jikalau Felicia adalah waita misterius yang membantuku. Aku bahkan tidak jatuh cinta padamu, malah membencimu. Kamu sangat marah tetapi kamu tidak membuka kedoknya karena kamu takut bila aku tahu, aku akan meremehkan dan merendahkan kamu. Jadi kamu menelan semua penderitaan, termasuk yang terjadi belakangan ini. Kamu sebenarnya tidak melakukan apapun kepada Felicia, tetapi karena ingin membuatku marah, ingin membalaskan dendam padaku, kamu tetap saja diam dan membiarkanku salah paham padamu.”

"Felicia telah mengatakan semuanya padamu?, kata claura yang tampak terkejut.

Aku mengangguk dan memandangnya dengan rasa kasihan, berkata: "Ya, dia sudah beritahu di awal, kalau tidak aku tidak akan tahu. Kamu yang ingin membantuku sewaktu di rumah sakit, aku sebenarnya juga tidak tenang membiarkan adikku untuk dijaga olehmu. Jadi, aku benar-benar utang sebuah kata ‘maaf’ pada dirimu."

claura menggelengkan kepalanya dan berkata,"Yang kuinginkan bukan rasa penyesalanmu. Yang aku inginkan hanyalah cintamu padaku.”

Pada saat ini dia terlihat seperti anak kecil dan aku merasa perasaanku mulai tergoyah dikarenakan pandangan matanya yang sangat berharap itu. Tetapi aku malah tidak bisa memberikan jawaban yang dia inginkan. Baru saja aku ingin berbicara, bibirnya sudah melayang ke bibirku. Setelah bertemu kembali, sepertinya dia sangat suka mencium diriku. Dan di setiap ciumannya membuat hatiku dipenuhi dengan rasa kasih sayang.”

Dalam pikiran muncul kembali kenangan di awal kami berjumpa, berkenalan hingga kejadian yang terjadi sampai saat ini. Kebencian yang sudah mendarah daging, perlawanan gila yang sudah terjadi, semuanya perlahan hilang karena perubahannya. Perubahannya sampai membuatku bingung dan tidak bisa membedakan rasa kasihan atau rasa cinta.

claura terus menciumku hingga kami berdua seolah kekurangan oksigen, disaat itulah baru ia berhenti menciumku dan menenggelamkan kepalanya di dadaku, berkata: "Kamu tidak perlu memberitahuku jawabanmu sekarang. Aku tidak terburu-buru. Aku akan menunggu sampai kamu menolakku dengan mentah-mentah atau kamu menerimaku. Beri aku harapan atau buat aku putus asa.”

Beri aku harapan atau buat aku putus asa.

Setelah mendengar kalimat ini, aku sadar, claura masih saja claura yang dulu, masih sangat bersikeras dan percaya diri, mencerminkan seorang wanita kuat dari Nanjin. Yang berbeda darinya hanyalah dia yang dulunya menagih hutang padaku, sekarang malah menagih cinta padaku.

Waktu, memang merupakan sesuatu hal yang aneh, ia dapat dengan mudah mengubah beberapa orang, beberapa hal, beberapa perasaan.

Aku menatap claura, mengangguk dan berkata, "Oke. "

claura pun tersenyum padaku, sama seperti senyuman yang lebar pada si badut, sangat bahagia.

Aku mengulurkan tangan dan mencoba menyentuh rambutnya. Tapi sebelum menyentuhnya, ia malah mengangkat tanganku, meletakkan pipinya ke tanganku, berbisik: "Alwi, kamu tidak langsung menolakku, juga tidak menolak ciumanku, apakah itu berarti bahwa dihatimu masih ada diriku?" "

Setelah berbicara, dia menutup matanya dengan wajah yang gembira dan berkata, "begini saja aku sudah puas. "

Aku tidak tahu bagaimana harus menjawab perkataannya. Ini pertama kalinya ada seorang wanita yang bahkan tidak memberikanku kesempatan untuk penolakan. Dia sangat bersikeras dan tulus, membuatku tidak tahu cara menghadapinya.

Kami saling diam sejenak, claura pun melepaskan tanganku. Dia merapikan rambutnya, kemudian ia menatapkanku seolah tidak terjadi apapun. Dia bertanya,” Ah iya, kamu kan yang mengirim arloji kepada Lidia? Dia sangat suka. Aku bohong padanya denan mengatakan itu teman lama kamu yang mengirimnya. Setelah mendengar itu, Lidia langsung menangis dan bersedih. Dia bercerita padaku bahwa kamu pernah mengatakan padanya kalau dia tidak hidup dengan baik, sampai mati pun kamu tidak akan memaafkannya. Karena itu dia harus hidup dengan baik dan ceria.”

Berbicara soal Lidia, perasaan romantik tadi seolah langsung buyar. Kemudian aku berkata,"Terima kasih. Aku dapat melihat kalau kamu menjaga Lidia dengan sangat baik.”

"Dia adalah orang yang kamu percayakan padaku, mana mungkin aku tidak menjaganya dengan baik”,kata claura.

Selain berterima kasih, aku tidak bisa mengatakan hal lain lagi.

claura tertawa, tetapi ekspresinya terlihat tidak bahagia dan berkata, "Kamu tidak perlu sungkan denganku. Dan aku ingin memberitahumu sebuah kabar gembira! Salah satu rumah sakit disini berhasil menemukan DNA sumsum tulang yang sama dengan Lidia. Liburan musim dingin ini, aku berencana membawanya untuk melakukan operasi.”

Aku mendadak gembira dan bertanya, "sungguh?" "

Dia mengangguk dan berkata,” Ya,sebenarnya aku ingin Lidia segera beroperasi. Tapi pada saat itu karena ia akan mengambil ujian masuk perguruan tinggi, kami berdiskusi dan menetapkan waktu operasi di musim dingin semester pertama kuliah. Kata Lidia, dia lebih memilih untuk istirahat satu tahun di perkuliahan daripada harus melewati ujian masuk perguruan tinggi sekali lagi. Lagipula, waktu kecil dia pernah istirahat satu tahun karena penyakitnya ini kan. Dia mengatakan bahwa umurnya terlalu besar, dia malu untuk bergaul dengan anak yang lebih kecil lagi daripada dia.”

Aku tidak bisa berbuat apa, berkata: "gadis konyol ini! "

Setelah mengatakan itu, aku meletakkan tanganku di pundak claura, dengan tersenyum dan berkata: "claura, kamu benar-benar sudah bekerja keras. Semua hal itu seharusnya dilakukan olehku, termasuk mencari DNA sumsum tulang yang sesuai. Tapi benar-benar beruntung ada kamu, tidak heran kalau Lidia sangat menyukaimu. "

claura mendadak tertawa dan berkata,”Ya, setelah Lidia mengetahui hubungan kita, dia mengungkapkan terserah aku dan kamu sudah bercerai ataupun belum, dimatanya aku selamanya adalah kakak iparnya.”

Mendengar ini, pipiku memerah dan untung saja claura tidak melanjutkan topik ini, tapi bertanya padaku kapan aku akan memberitahu adikku kalau aku masih hidup? Aku bilang aku juga ingin untuk mengatakan padanya, tapi tidak sekarang, karena aku takut untuk membuatnya dalam masalah.

claura mengangguk. Dia mengerti, dan mengatakan dia telah mengirim orang untuk melindungi adikku, dia menyuruhku tenang untuk mengurusi urusan di Beijing, mereka berdua akan menungguku untuk ' kembali '.

Aku bertanya padanya ketika ia akan kembali ke Nanjin. Dia mengatakan adik saya tidak terlalu akrab di sini, dia akan menunggu adikku telah sesuai dengan kehidupan disini baru dia akan pergi ke Nanjin. Tapi setelah dia mengurusi beberapa urusan di Nanjin, dia akan segera kembali ke sini lagi. Dia akn mempersiapkan operasi adikku. Dia juga mengatakan sebelum operasi, adikku butuh perwatan yang ekstra dan semua ini masih membutuhkan dia untuk menjaganya dari samping.

Mendengar claura berbicara hal ini dengan nada yang yang tenang membuatku selain terharu, aku tidak bisa berkata apa-apa. Aku pun sedikit berbasa-basi dengan claura,menanyakan kabar saudara di Nanjin yang katanya semuanya pada baik-baik saja. Hati ini pun merasa tenang sejenak, dan baru saja ingin bertanya tentang si Toba, tiba-tiba ponselku bordering. Aku melihat claura sekilas, kemudian mengangkat telepon. Dari seberang terdengarlah suara Jessi yang bertanya,”Alwi, apakah mala mini kamu pulang makan malam?”

Nada bicaranya seperti seorang istri yang menanyakan suaminya yang bekerja di luar.

Aku berkata, "Aku akan kembali. Aku masih punya janji untuk pelatihan sore dengan si Bapak Tua "

Setelah menutup telepon, aku dengan canggung tersenyum ke claura yang berdiri disana. Dia tidak terlalu sedih seperti yang dibayangkan, dia bahkan terlihat sangat tenang dan berkata, "Alwi, hubungan kamu dan Jessi sudah berkembang sampai mana?‘

Aku dengan canggung berkata, "kami hanya teman baik. Tapi dia telah menolakku."

claura tersenyum dan berkata,"Aku harus berterima kasih padanya. Ok, kamu pulanglah. Oh ya, bagaimana aku bisa menghubungimu? "

Dia tidak meminta nomor ponselku, ini membuat hatiku merasa lega. Dia takut aku akan mencurigainya, jadi dia sekalian saja tidak meminta nomor ponselku. Dia benar-benar telah berubah.

Saya mengenakan topi dan berkata, "ketika kamu membutuhkanku, aku akan muncul"

Setelah selesai, aku memakai masker dan menghormat dia dengan hormat ala tentara, ini sudah menjadi kebiasaan ku. Kemudian aku berkata,"aku pergi. "

claura mengangguk, matanya memandangkan dengan dalam. Tidak ada pandangan untuk membujukku tinggal. Pandangannya yang lembut sudah melebihi semua bujukan untuk tinggal.

Setelah meninggalkan kedai kopi, aku kembali ke sekita sekolah dan membawa mobil pulang ke apartemen. Sewaktu sampai, aku melihat Jessi sedang berteleponan. Setelah melihatku, dia lalu menutup telepon dan bertanya,”Sudah bertemu dengan mereka berdua?”

Aku mengangguk, memandangnya seolah-olah tersenyum dan juga tidak. Aku selalu merasa dia sudah mengetahui segala hal yang berkaitan dengan aku dan claura. Tiba-tiba aku terpikir dengan adegan berciuman dengan claura, itu membuatku merasa bersalah dan menundukkan kepalaku. Aku kemudian mengatakan bahwa aku telah lelah, kemudian masuk ke kamar untuk beristirahat.

Kakek Ergi yang sedang Taiji di balkon mendadak menggelengkan kepalanya dan berkata: "orang muda tidak tahu apa yang berharga, tua sudah lupa dengan yang namanya menitikkan air mata. Anak muda! Dengarkan lah kata orang tua ini, banyak lah makan pahit agar bisa berhasil. "

Aku tergelincir di telapak kakiku dan hampir jatuh ke tanah, dengan tak berdaya berteriak, "Pak, bisakah kamu mengatakan sesuatu yang lebih berguna? Sewaktu muda harusnya main internet dan melihat adegan yang asyik di sana!”

Kakek Ergi kemudian berkata: "aku itu khawatir dengan kamu. Dan aku merasa kata-katamu itu ada benarnya juga. "

Aku membantingkan pintu dengan keras sebagai jawabanku pada komentar kakek itu.

Berbaring di tempat tidur, pikiranku dipenuhi dengan kata-kata claura, aku merasa seperti mimpi.

Setengah bulan berikutnya, aku melewatinya dengan sangat tenang. Kadang-kadang aku diam-diam ke sekolah untuk melihat adikku. Diwaktu lain aku manfaaatkan untuk belajar dan latihan. Sejenak, waktu pun berlalu. Perjanjianku dengan anggota tim dua bulan yang lalu telah tiba. Liburan panjangku pun telah usai. Hari ini aku bangun pagi, setelah berbersih diri, aku pun memakai pakain prajuritku, kemudian berlari pelan kembali ke pasukan.

Setelah sampai di villa pasukan rajawali, lalu melihat mata anggota tim semuanya berbinar. Aku menyentuh topi militer di atas kepalaku dan berkata,”Semuanya! Aku telah kembali!”

Novel Terkait

Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu