Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 835 “Kita Menang”

Mereka yang menginginkan hidupku, bunuh tanpa ampun!

Aku melemparkan baju itu ke dalam lubang yang besar, lalu kemudian menarik banyak rerumputan dan menaruh di atasnya, menumpuknya dengan benar-benar rapi, lalu juga memasukkan pistol ke dalamnya, untuk jejak kecil, lalu memegang jalaran yang aku ikatkan pada baju, perlahan-lahan naik ke atas pohon.

Setelah naik ke atas pohon, aku menghitung peluru pistol yang terkumpul, dan megeluarkan dua pistol, dalam mulutku tergigit jalaran tadi, dengan tenang menunggu sekelompok orang yang datang kesini.

Sekelompok orang itu kira-kira ada beberapa orang, mereka adalah bawahannya San Kim, aku tahu mereka sangat susah untuk dihadapi, jadi harus dengan sangat berhati-hati.

Orang-orang ini setahap demi tahap berjalan mendekat, ada orang yang menyadari lubang besar itu, dengan segera berkata: “Hati-hati, di depan ada lubang yang besar!”

“Perhatikan tempat persembunyian!” ada oang berkata dengan suara pelan.

Lalu, Sembilan Besar Anggota ini dengan segera mencari tempat untuk bersembunyi, tetapi yang membuat aku benar-benar tidak menduga adalah, ternyata ada seorang yang bodoh yang memanjat ke atas pohon tempat aku berada.

Aku langsung mengerutkan keningku.

Pohon aku ini sangatlah kokoh, dan sama seperti yang telah aku lakukan sebelumnya, berdiri di titik pohon tertinggi ini, dan ketika mereka menyadari ada aku disana, mereka langsung mengarahkan dan menembak ke arahku, tetapi tembakannya tidak sampai ke tempatku.

Dan sekarang, orang yang tadinya sudah naik ke atas pohon sudah berada di bawah ku beberapa meter, dia menunduk dan memanjat ke batang pohon, di udara sangat diam tidak ada suara, dia mengambil tembak dari bagian dada nya, lalu mengarahkannya ke lubang besar yang ada di depannya.

Au tahu, orang-orang ini pasti mengira, aku pasti bersembunyi di dalam lubang besar itu.

Seperti yang diharapkan, orang yang di bawah itu berkata dengan suara pelan: “Apakah anak itu mengira kita tidak akan tahu, dan ingin menunggu kita berjalan masuk ke dalam lubang itu, lalu dia menyergap kita?”

Di belakangnya yang tidak jauh darinya berkata: “Pasti benar, sangat disayangkan dia terlalu menganggap kita sangat bodoh, kita semua tahu kalau dia ada di dalam, sekarang, dia juga tidak berani untuk lari, hanya berani berbaring di dalam sana, sama seperti seekor anjing liar yang sedang memantau.”

Selesai orang itu berbicara, beberapa orang langsung tertawa kecil, ada lagi orang yang dengan suara kecil berkata: “Tapi jangan terlalu bangga, orang ini pernah memiliki catatan lusinan dalam satu musuh, kita tidak boleh gegabah.”

“Benar, beri kabar pada ketua tim, ada ketua, anak ini pasti sudah tidak bisa kabur lagi, sebelum ketua datang, lebih baikkita menunggu dulu, musuh tidak bergerak kita juga tidak bergerak.”

Aku tersenyum dingin, baiklah musuh tidak bergerak, aku juga tidak bergerak.

Tetapi, aku masih benar-benar tidak menyangka bakalan ada seseorang yang sangat bodoh dengan kebetulan naik ke atas pohon dimana tempat ku berada, memikirkan hal ini, aku memutuskan untuk mengganti sebuah cara bertempur.

Sekali melihat orang-orang yang ada di bawah, aku mendengar ada satu orang yang berkata: “Ketua akan segera datang, anak ini sudah tidak bisa lari lagi.”

“Baguslah, setelah membunuhnya, ketua akan merasa senang, mungkin bakalan ada hadiah untuk kta.”

“Prospek yang bagus, hanya memikirkannya saja......”

Sendirinya tidak tahu apakah aku akan mati hari ini, mereka satu per satu ternyata sangatlah bahagia, aku masih ada, ternyata mereka tidak takut akan ketahuan keberadaan mereka, dan masih saja mengobrol tanpa henti di sana.

Aku termasuk sudah memahami, delapan puluh persen dari mereka sengaja seperti ini, dengan tujuan agar membuat marah aku yang bersembunyi di dalam lubang besar ini, karena pada setiap tuan yang berambisi dan sombong, telah dihinah oleh orang-orang seperti ini, semuanya akan tidak bisa menahan amarahnya.

Mereka tidak berani untuk langsung menyerang ku, jadi langsung menggunakan cara ini untuk memaksa ku keluar, begitu aku keluar, mereka semua bisa bersamaan memukul ku.

Berpikir sampai sini, aku mendengus dalam hatiku, ingin mengambil hidupku? Mereka masih sangatlah naif.

Ketika orang yang berada di pohon itu ngobrol, aku sama seperti seekor ular yang meluncur turun dari atas sampai di atas kepalanya, lalu menggunakan tembak mengarahkan ke tenggorokannya, menarik pelatuknya, pada saat yang bersamaan, kedua kaki ku dengan cepat langsung menendang orang yang ada di depannya, tembak orang ini sudah ditendang oleh ku, aku dengan segera langsung menangkapnya, pada saat yan bersamaan, aku menarik jalaran, lalu mengikat tumbuhan itu ke leher laki-laki ini.

“Suara apa?” terdengar suara orang berbicara.

Aku tahu, betapa lebatnya pohon itu, dan juga tidak mungkin bisa sepenuhnya menutupi apa yang sedang aku lakukan, suarayang aku keluarkan dari sini, pasti akan menarik perhatian orang.

Aku berbaring di atas badan laki-laki yang sudah mati tanpa suara, dan merobek daun untuk lubang, agar menyumbat aliran darah yang keluar supaya tidak keluar.

Pada saat yang bersamaan, ada orang yang berkata: “Aku sepertinya barusan melihat anak itu bergerak.”

Perkataan ini membuat orang-orang yang awalnya melihat ke arah ku dalam sekejap langsung memandang ke dalam lubang besar itu.

Jalaran terus menerus tersambung pada baju yang ada di dalam lubang, jadi baru saja aku menarik jalaran untuk mengikatkannya pada laki-laki ini, baju atasnya juga ikut tersobek, dilihat dari jauh, seperti seseorang yang didalam sana sedang bergerak.

Tidak bisa dihindari, orang-orang ini sangat takut kepadaku, jika tidak mereka dari awal sudah menembak ku yang ada di dalam lubang itu, tetapi mereka tidak melakukannya, itu karena, mereka tidak berani.

Di udara ada orang yang sedang bernafas dengan suara yang dingin, ada juga orang yang dengan gugup bertanya: “Orang ini apakah dia sudah mau bergerak?’

Selanjutnya, ada orang yang dengan dingin tertawa, lalu berkata: “Lihat dirimu, kita begitu banyak orang, apakah kamu kira dia bisa menghadapi kita yang sebanyak ini?”

“Tetapi, dia adalah seorang yang pernah membunuh lebih dari 20 orang.”

“Sial, kamu juga tidak bertanya-tanya, kedua puluh orang lebih itu adalah sampah seperti apa, betaopa sangat bodohnya, aku dengar, mereka pada saat itu berdiri di satu tempat, apa ini bukan senjata yang sudah tetap? Mana bisa dibandingkan dengan kita?”

“Benarlah, kita ini siapa? Kita ini adalah orang dari Bos San Kim!”

“Tidak salah! Bunuh dia! Menangkan kehormatan!”

Suara mereka sangat keras, mungkin mereka berpikir ingin menakut-nakuti ku dengan perkataan ini, siapa yang akan tahu, sebenarnya perkataan mereka ini lebih membuktikan sesuatu, yaitu mereka benar-benar takut padaku.

Tetapi, mereka menunjukkan seperti belum takut padaku sampai pada tulang-tulangnya, tapi tidak apa-apa, aku akan degan sangat cepat membuat mereka tahu apa yang sebenarnya dinamakan takut sampai pada tulang-tulang!

Aku melempar mayat itu dari atas, dan ketika mayat itu jatuh ke bawah, dan baju yang diikat di kepala jalaran itu ikut ketarik keluar.

Pada saat ini, orang-orang yang sangat gugup ini dalam sekejap mereka mengarah pada tubuh mayat dan dua pakaian itu sekaligus menembaknya dengan keras, aku dengan cepat langsung membunuh tiga orang yang kepalanya sedang keluar, lalu melompat turun dari pohon, pada saat ini, beberapa orang yang sedang mengepung ku sudah mulai menembak, aku memakai tubuh mayat sebagai perlindungan, dengan cepat berjalan ke pohon yang lainnya melewati belakangnya, lalu menggunakan kedua tangan secara bergantian secara cepat untuk menembak, dan lagi-lagi aku menyelesaikan dua orang lagi.

Tidak jauh dari situ ada orang yang menembak, aku menarik jalaran itu, membuat tubuh mayat menghalangi dua tembakan, lalu badan ku bergegas langsung ke depan, dan dengan tenang menembak ke langit, dalam sekejap lagi-lagi menyingkirkan dua orang lagi.

Tetapi, saat mendarat turun ke bawah, ada sebuah senjata yang langsung melayang dengan cepat di pipi ku, melukai daun telinga ku, daun telinga ku meneteskan titik demi titik darah.

Suara tembakan terdengar kembali, aku menarik kembali jalaran yang ada di tangan ku, sebuah jembatan besi, yang berguna untuk menghindari peluru, pada saat yang bersamaan, tubuh mayat aku gunakan untuk menghalangi tiga tembakan peluru, aku meminjam tubuh itu untuk menutupi ku, dan dengan cepat langsung bergegas ke depan, dengan tak berdaya mengarah ke depan dengan kedua tangan secara cepat bergantian untuk menembak, membuat pergerakan yang

Ketika sudah menembak dua orang, peluru orang ketiga itu sudah hampir mendekatiku, aku dengan cepat menukik badan ke bawah, dan melanjutkan dengan bergulung-gulung ke bawah beberapa kali, lalu seseorang dengan postur badan yang aneh melepaskan beberapa tembakan, orang itu sangat cepat dalam bersembunyi, tetapi aku tidak sama dengan yang dulu, bersembunyi di belakang pohon, dan malah dengan langsung, bergegas ke arahnya.

Orang ini sepertinya karena aku terpaksa menjadi sangat tergesa-gesa, dengan cepat aku menembakkan ke arahnya, bahkan kepalanya tidak berani keluar, aku dengan cepat bersembunyi, lalu mempelajari kecepatan dan akurasi tembakan lawan, ini mungkin akan memecahkan rekor untukku kalau aku lari dengan sangat cepat, yang pada dasarnya tidak akan pernah peduli ataupun khawatir kalau dirinya tidak bisa bersembunyi dengan benar.

Ketika peluru laki-laki ini habis, aku bergegas ke arahnya, pistol yang ada di tanganku dengan tanpa ampun langsung masuk menusuk ke dalam tenggorokannya.

Dia dengan terkejut melihat ku, dalam sorotan matanya memancar ketakutan, kedua tangannya diangkat tinggi ke atas, kira-kira seperti orang yang sedang meminta ampun, tapi sangat disayangkan, aku tidak berencana untuk memberikan kesempatan padanya, lalu berkata dengan tenang: “Apakah kamu tahu kenapa kamu aku bunuh terakhir?”

Dia menggeleng-gelengkan kepala, meskipun membuka lebar mulutnya, tapi dia masih menelan ludahnya sendiri, lalu menunjukkan ekspresi yang sedih. Aku tertawa an berkata: “Aku mengira kaalau, disini kamulah yang paling sombong, juga yang paling memandang rendah aku, jadi, aku ingin kamu hidup lebih lama sedikit, buka lebar-lebar matamu yang seperti anjing ini, dan lihat aku bagaimana aku dengan sedikit demi sedikit membunuh kalian semuanya.”

Selesai berbicara, aku menarik peletuknya, mengantarkan orang ini ke surga.

Melihat keseluruhan tubuh mayat di tanah, aku tidak berhenti disitu, aku menyapu semua barang-barang di tubuh mereka yang sekiranya bisa aku gunakan, dan meninggalkan sebuah jejak, lalu kembali lagi pohon sebelumnya, dengan tenang menunggu sekelompok orang yang berikutnya tiba.

Semua orang pasti akan mengira aku sudah pergi dari sini, tapi aku bahkan tidak akan seperti yang mereka bayangkan, disini, pembunuhanku akan berlanjut, sampai orang-orang ini benar-benar hancur.

San Kim tidak datang.

Sangat jelas, orang-orang itu tidak memberitahukan pada San Kim sama sekali, aku dari awal sudah berpikiran kesana, mereka ingin kemenangan yang dihormati, ingin membuktikan diri sendiri, mereka mempunyai kepercayaan diri dengan menggunakan dirinya sendiri untuk membunuh ku, jadi mereka tidak akan memanggil San Kim untuk datang.

Tetapi, San Kim tidak datang, anak buah tim ku sudah dibagi menjadi dua kelompok sudah datang, melihat tubuh mayat didepan ini, setiap orang merasa ketakutan dan panik, bisa dilihat, ada orang yang sudah merasa menyesal menentang dan menjadi musuh ku, mereka dengan gemetaran mencari ‘jejak langkah kaki’ ku yang sudah meninggalkan tempat ini.

Aku tidak membunuh mereka, karena aku tahu, mau memenangkan kompetisi, aku disini harus mempunyai anggota grup yang hidup dan cukup, aku berpikir orang-orang ini seharusnya merasa sangat beruntung, aku masih ingat kompetisi, dan masih ingin memenangkan kompetisi, atau tidak, mereka satu pun tidak akan ada yang tersisa.

Selanjutnya, lagi-lagi aku menyambut satu demi satu pertarungan senjata yang brutal, tidakhanya membunuh beberapa anggota tim, tetapi juga membunuh Sepuluh Besar Anggota Pasukan Aurum yang anggota didalamnya menduduki posisi keempat dan kesepuluh, termasuk San Kim, aku pergi sebelum dia dengan cepat datang.

Aku yang sekarang sudah pasti akan menang, jadi aku tidak berencana untuk melanjutkan pertarungan ini lagi, aku ingin menyisakan San Kim, dan pelan-pelan bermain dengannya, membuat dia melihat dirinya sendiri, yang pada awalnya mengira dirinya yang paling kuat itu kalah di tanganku.

Ketika keluar dari Gunung Tandus, matahari sudah terbenam, anggota tim kita pas sekali sedang berdiri disana, melihat aku yang sudah keluar, satu per satu wajah semuanya berekspresi takut dan panik, terkejut dan juga ketakutan.

Aku menyalakan sebuah rokok, lalu tersenyum kepada mereka, dengan tenang berkata: “Aduh, kalian semua disini rupanya, biarkan aku menghitung dulu, satu dua tiga empat...... ...... delapan belas sembilan belas...... ...... Loh, kenapa berkurang satu orang?”

Orang-orang ini tiba-tiba menunjukkan sorotan mata yang galak, dengan amarah menatapku, terlihat seperti mereka tidak sabar untuk menelan aku hidup-hidup.

Lalu Kevin Lu menatapku, dengan ekspresi yang penuh dengan terkejut, berkata: “Kamu...... bagaimana bisa kamu keluar?”

Aku berkata degan tenang: “Perkataan Ketua Lu ini benar-benar sangat berarti, apakah jangan-jangan aku tidak seharusnya keluar? Tetapi, kalian bukannya mengatakan padaku kalau tembak yang kalian berikan itu semuanya palsu? Kenapa aku melihat di dalam hutan terbaring banyak sekali tubuh mayat ya ? Kali ini pasukan yang tak terkalahkan kita hilang ini akan menjadi hal yang sangat besar.”

Saat ini, ada orang yang sedang menunjukku dengan amarah dan berkata: “Alwi, jangan berpura-pura lagi, semua orang itu semuanya kamu yang membunuhnya! Anggota kita yang bersama-bersama, pergi bersama mu ke toilet saat itu, sampai pada ketika kita menemukannya dia sudah mati!”

Orang-orang dari tim lain juga satu per satu sudah datang, mendengar perkataan ini, semua orang tekejut dan melihat ke arahku, seperti orang yang tidak menyangka bagaiman bis aku seberani itu, yang ternyata dalam kompetisi ini masih berani membunuh orang.

Aku tersenyum dengan tenang, berkata: “Terus menerus berkata kalau aku membunuh orang, aku bertanya pada kalian, di dalam tubuhku hanya ada mainan pistol anak-anak, menurut kalian apakah aku bisa membunuh orang?”

Selesai berkata demikian, aku langsung mengeluarkan pistol yang ada di tanganku, dan pistol yang lain dari awal aku sudah membuangnya, dan pistol palsu ini tetap aku simpan, karena aku harus mengandalkan ini untuk membuktikan kalau aku tidak bersalah.

Ada orang yang dengan marah berkata: “Kamu berbohong, kalau bukan kamu yang membunuhnya, pada saat itu kamu pergi kemana?”

Aku berkata dengan santai: “Aku tentu saja mencari tempat untuk bersembunyi dong, aku pada saat itu bilang padanya, dan menyuruhnya untuk mengatakan pada kalian, untuk meyuruh kalian mencari tempat persembunyian, jangan bertemu dengan mereka untuk adu kekuatan, lagipula peraturan dalam game ini juga tidak mengatakan siapa yang membunuh orang paling banyak dia yang menang, jadi aku berpikir, selama tim kita bersembunyi, dan lolos dari perburuan itu sudah bagus, maka kita dengan aman akan mendapatkan posisi pertama, siapa yang tahu kalau dia ternyata tidak memberitahukan pada kalian, dan malahan mati, aduh, sangat menyedihkan.”

Ekspresi rasa bersalahku, membuat semua penonton merasakan frustasi, aku menambahkan dan berkata: “Ketua Lu, kamu belum menjawabku, kenapa hanya pistol ku saja yang dalamnya itu palsu? Anggap saja kamu ingin aku mati, kalian melakukan seperti ini juga termasuk tidak jujur kan?”

Kevin Lu tiba-tiba mengerutkan keningnya, mungkin dia tidak menyangka, aku yang bahkan datang bersamanya satu paket, yang jelas-jelas sudah terbukti membunuh orang tetapi tidak mau mengakuinya, yang jelas-jelas tahu apa yang sedang terjadi, tapi bahkan bersedia untuk pura-pura tidak mengerti dan bingung, dan juga dengan percaya diri bertanya balik padanya.

Pada saat ini, ekspresi wajahnya terlihat tidak baik, mungkin dia merasa aku ini sudah dengan sangat jelas ingin membuatnya malu, dan sangat kecewa padaku.

Tapi dia juga tidak berpikir-pikir, bahkan dia saja berkomplotan melawan hidupku, aku hanya membuatnya malu itu saja, seperti itu sudah sangat memberikan muka kepadanya!

Novel Terkait

Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu