Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 151 Bekerja Sama Dengannya

Ketika aku tiba-tiba mengubah pikiranku dan berkata bahwa Claura harus mati, wajahnya langsung berubah seketika. Fuzi berkata dengan dingin: "Alwi, kamu berani!"

Aku berkata: "kakek tua, apakah aku berani atau tidak, itu tidak bergantung padamu!"

Setelah mengatakan itu, aku melihat ke Claura, mencekik lehernya, dan melemparkannya dengan keras ke bawah. Ketika kepalanya mengusap wajah ku dan menutupi mulut ku, aku berbisik: "Jika kamu tidak ingin mati, maka bekerja samalah denganku! "

Claura berguling-guling di lantai, Fuzi segera berlari mendekat, dan Reyvin dan kak Toba yang telah meletakkan panah lagi dan mereka telah menekan tombolnya lagi. Fuzi terpaksa mundur beberapa langkah, dan Aiko langsung mengambil kesempatan untuk mengayunkan parangnya terbang keluar, dia memiliki benang perak di tangannya, yang dapat mengendalikan parangnya untuk ditarik kembali. Oleh karena itu, setelah parang itu menyapu wajah Fuzi, dia dengan cepat menariknya kembali ke tangannya, setelah ia berhasil Leo langsung beraksi, dia mengambil parang itu dan dengan cepat menusuknya ke Fuiz. Keduanya bekerja sama dengan baik, ditambah lagi dengan kak Toba dan Reyvin, dan yang lainnya yang sedang menunggu perintah di ruangan. Dalam pertempuran ini, kami mungkin tidak bisa mengalahkan Fuiz, tetapi kami juga tidak akan merugi.

Aku bergegas maju ke depan Claura, dan menendang nya. Dia berguling-guling di tanah, dan langsung bangkit dengan cepat, ia bergegas berlari menuju ke pintu. Orang-orangku langsung menghentikannya di pintu, aku berteriak: "Biarkan dia lari!" Aku ingin melihat ke mana dia bisa pergi. "

Sambil berbicara, aku mengedipkan mata pada yang lainnya, semua orang memandang Claura dengan penuh semangat, dia bergegas keluar dari ruangan, dan aku juga bergegas mengejarnya. Ketika dia sampai ke pintu, aku menendang dadanya dengan cepat, dia terpelanting ke pagar di lorong, pantatnya yang besar tampak sangat menggoda, karena postur ini ia tampak lebih seksual. Aku berjalan kesana, menempel ke tubuhnya, dan mengitari pinggangnya dengan satu tangan untuk menemukan bagian dada satunya, memukul pantatnya dengan kuat, dan meletakkan bibirku di telinganya, lalu berkata: "Claura, kamu sangat seksi, aku tidak rela membiarkanmu mati begitu saja, kebetulan aku juga sudah menahannya sejak lama, kalau tidak aku akan memberikanmu cara yang lebih bahagia untuk mati? "

Ketika aku mengatakannya, aku menarik kepala Claura dan menyeretnya ke kamar sebelah. Setelah menendang pintu, aku menariknya masuk.

Meskipun aku hanya berakting, tetapi tubuh Claura benar-benar bagus. Menempel pada tubuhnya, aku tidak bisa menahan perasaan itu. Lagipula, aku ditindas olehnya dengan sangat parah. Sekarang aku memperlakukannya seperti ini, ada sensasi seperti cabul.

Claura tiba-tiba memalingkan wajahnya, terlihat tatapan penuh makna di matanya. Dia menggigit bibirnya dan berkata: "Apa maksud perkataanmu tadi?"

Aku tentu saja mengerti apa maksud dari perkataannya, tetapi aku masih berpura-pura tidak memahaminya, menatap matanya, dan berkata dengan sangat tidak sopan: "Tentu saja "melakukan itu sampai kamu mati. "

Mendengar perkataan ini, Claura mengerutkan keningnya, tetapi ia tidak marah, ia malah tersenyum dan berkata: "Aku tidak tahu bagaimana perasaan kak Aiko ketika ia mendengar kalimat ini?"

Aku mengerutkan keningku dan berkata: "Iya, jika aku sudah menyentuh benda-benda kotor, kakakku mungkin akan bilang aku kotor, demimu aku harus dibilang kotor olehnya, itu sangat tidak layak, oleh karena itu, aku akan melepaskanmu. "

Setelah mendengar perkataan ini, Claura menjadi sangat marah dan berteriak: "Alwi! Kamu jangan keterlaluan!"

Aku tersenyum dan berkata: "Jangan marah. Meskipun kita berdua tidak melakukan hal itu, tetapi yang harus dilakukan tetaplah akan dilakukan."

Claura menanyakan padaku apa maksud nya? Aku langsung merobek kancing baju kemeja putihnya, dan bagian depan bajunya langsung terlihat, kulit putih nya yang putih itu seperti kue yang paling menggoda dalam kegelapan, membuatku tidak bisa tidak pergi untuk merasakannya.

Dia memelototiku dengan sangat marah, aku berkata: "Ayo bekerja sama denganku, berteriak lah, kenapa? Bukankah kamu sangat suka berteriak dulunya?"

Claura langsung mengerti apa yang aku maksud. Dia bergerak-gerak sedikit dan mulai berteriak. Tidak dapat dipungkiri suaranya memang sangat keras, dan sangat memikat, ia membuatku bergairah. Aku berpikir, jika bukan karena aku sangat membencinya, aku pasti sudah melakukannya sekarang.

Menekan api kejahatan di hati ku, aku merendahkan suaraku dan berkata: "Aku tadi menerima pesan MMS. Apakah kamu ingin melihatnya?"

Claura mengatakan kepada ku agar jangan bertele-tele lagi, ia memberi kedipan padaku ketika ia berbicara, dan ia berteriak lagi. Wanita ini, aku menyuruhnya berakting, ia sangat hebat, ia bahkan membawa ekspresi, aku curiga apakah dia ingin merayuku, bagaimanapun, walaupun dia membenciku, aku bisa merasakan bahwa dia masih memiliki cinta mesum padaku, jadi aku berbuat begitu padanya, selain marah, dia juga masih memiliki sedikit perasaan.

Ngomong-ngomong, wanita ini benar-benar aneh. Dia selalu mengatakan ingin membunuhku, tetapi dia selalu meragu untuk waktu yang lama. Kejadian terakhir kali juga begitu, meskipun dia menyuruh orang untuk memotong nadi-nadi kakiku, tetapi dia tidak bermaksud untuk membunuhku. Aku benar-benar ingin tahu, jika Gunawan benar-benar menggali mata ku dan ingin mengambil nyawaku, akankah wanita ini membantu ku?

Membuang pikiran-pikiran ini, aku mengeluarkan ponselku dan menunjukkannya ke Claura, mata Claura melebar, lalu dia menatapku dengan sedikit terkejut, aku berkata: "Jangan menatapku, aku sama terkejutnya denganmu."

Pesan MMS ini ada foto dan teks, teksnya sangat sederhana, itu tertulis: "Bunuh Claura, kalau tidak aku akan membunuh wanita yang kamu cintai ini."

Di bawah teks itu adalah foto Felicia, yang diikat ke sebuah pos. Felicia di foto itu terlihat pucat, ada luka di dahinya, kedua mata nya tertutup, dan tampaknya ia telah disiksa. Ketika aku melihat foto itu, aku langsung terkejut dan sangat cemas, aku langsung merasa sangat takut, ketakutan ini membuatku berkeringat dingin, karena aku menyadari bahwa masalah ini, semua yang aku lakukan sekarang, semuanya dalam genggaman seseorang, orang ini mungkin adalah bos besarnya Felicia!

Aku tidak mengerti. Sejak aku datang ke kota Nanjing, aku dan Aiko sudah sangat berhati-hati dan menyembunyikan semuanya dengan baik. Gerak-gerikku, identitasku, tidak mungkin ada orang ketiga yang mengetahuinya, tetapi mengapa orang ini mengetahuinya dengan begitu jelas? Perasaan ini seperti ada sepasang mata yang sedang mengawasiku diam-diam dalam kegelapan, ia menguasai segalanya, perasaan ini membuatku merasa sangat ketakutan.

Claura menatapku dan bertanya: "Mengapa kamu tidak membunuhku?"

Aku berkata: "Karena aku tidak ingin digunakan oleh orang lain lagi. Orang ini menyuruhku untuk membunuhmu, takutnya ia ingin membuat ayahmu marah dan membiarkan ayahmu membunuhku. Malam itu aku bersama dengan ibumu, mungkin itu juga telah diatur oleh orang ini. "

Claura menatapku dengan bingung dan berkata: "Maksudmu, bukan kamu yang memberi obat itu pada ibuku, tetapi musuhmu. Dia merancang kamu dan ibuku, itu demi menggunakan tangan ayahku untuk menyingkirkanmu?"

Aku menggelengkan kepalaku dan berkata: "Kamu hanya benar setengah. Jika orang itu hanya ingin meminjam tangan ayahmu untuk menyingkirkan aku, ia tidak perlu melakukan ini, karena hanya kebencian di antara kita saja sudah cukup untuk ayahmu membunuhku, kali ini juga sama, bahkan jika dia tidak melakukannya, ayahmu juga akan membunuhku jika dia tahu kejadian malam ini, tetapi mengapa dia melakukan ini? Aku curiga ia memiliki tujuan lain dibalik ini semua. "

Claura bertanya padaku, tujuan apa itu? Aku menggelengkan kepalaku dan berkata aku tidak tahu, tetapi orang ini selain ingin mencelakaiku, ia juga memiliki niat tidak baik pada ayahmu.

Alasan mengapa aku mengatakan ini , itu karena aku memiliki kecurigaan, tujuan 'Bos' itu mungkin mengarah pada orang yang membawaku ke Kakek Ergi tahun lalu, dan jika orang itu benar-benar peduli dengan ku, mungkin dia akan bersekongkol dengan ayah Claura. Walaupun ini hanya dugaan ku saja, tetapi perasaanku mengatakan kepadaku bahwa ini adalah kebenarannya.

Dan jika bos Felicia ingin memancingnya keluar, maka penculikan Felicia ini diperkirakan setengah asli dan palsu, tetapi bahkan jika itu hanya sesuatu yang tidak benar, aku tidak berani melawannya sebelum aku bisa memastikan keselamatannya, jadi aku ingin Claura bekerja sama denganku dan membiarkannya berpura-pura mati, untuk membohongi orang itu, saat aku bisa memastikan keselamatan Felicia, aku juga ingin melihat apakah dia masih akan bertindak atau tidak, akankah dia duduk diam dan terus menonton.

Selain itu, tidak peduli apa tujuannya, ia dapat mengetahui segalanya tentang ku, ini berarti ia telah meletakkan mata-mata di sekitaranku, dan mata-mata itu ada di ruangan itu saat ini, kalau tidak dia sedang mengawasiku diam-diam di suatu tempat, di ruangan sebelah mungkin ia telah memasang kamera, jadi aku sengaja berakting dengan Claura, demi membohongi mata-mata itu, membuat mereka berpikir bahwa aku menyeret Claura masuk hanya untuk melakukannya.

Terlihat tatapna mata yang dingin di mata Calura, dia berkata dengan aneh: "Kamu benar-benar baik pada Felicia, apakah kamu tidak tahu dia pernah mencelakimu?"

Hatiku merasa sakit, lalu aku berkata: "Aku tahu, tetapi aku juga tahu bahwa dia mencintai ku."

"Bodoh!" Claura berkata dengan acuh tak acuh.

Penghinaan dan cemoohannya membuat aku jengkel. Aku menepuk pahanya dengan keras dan berteriak: "Kamu tidak perlu peduli apa yang aku lakukan, aku hanya ingin kamu bekerja sama dengan ku, atau kamu benar-benar ingin mati?"

Claura memelototiku dengan sangat marah, harus diakui bahwa ekspresinya ketika marah agak mirip dengan Mawar, aku teringat akan tekad wanita itu memegang beling dan meletakkannya di lehernya tahun lalu, aku merasa sedikit bersalah, melihat Claura, aku teringat waktu aku belum benar-benar memiliki pijakan di kota Nanjing, aku merubah pikiranku, aku sengaja memperlambat nada bicaraku dan berkata: "Claura, jangan paksa aku, aku tidak ingin membunuh mu."

Claura memandangku dengan agak terkejut. Aku melepaskannya dan berkata: "Jangan begitu kaget. Kamu harus tahu bahwa jika aku ingin membunuhmu sejak awal, kamu tidak akan memiliki kesempatan untuk meninggalkan kota Nanjing, dan tidak mungkin juga untuk mu membawa ayahmu kembali. Sebenarnya, aku masih memiliki perasaan hubungan suami dan istri dengan mu, mungkin kamu tidak menginginkannya, tetapi kamu adalah istri pertama ku, dan walaupun sebenci-bencinya aku padamu aku tidak bisa melakukannya. "

Setelah beberapa lama, aku lanjut berbicara: "Tetapi jika kamu tidak bekerja sama dengan ku untuk menyelamatkan kak Felicia, aku hanya bisa minta maaf kepada mu."

Ketika aku mengatakan kata-kata ini, Claura sangat aneh dan ia hanya terdiam. Dia menatap ku dengan pandangan mata yang rumit. Aku mengulurkan belati dan berkata: "Baiklah, permainan sudah akan selesai, ayo putuskan."

Claura memalingkan wajahnya dan berkata: "Aku akan membantumu."

Aku mengangguk dan berkata: "Kalau begitu aku minta maaf." Setelah itu, aku menyayatkan pisau di dadanya, darah langsung membasahi pakaian putihnya, dan dia sengaja berteriak kesakitan, aku berbalik dan pergi, dengan sombongnya berjalan masuk ke kamar sebelah, dan berkata kepada Aiko dan Fuiz yang masih bertarung: "Pergi dan bereskan mayat nona mudamu itu, beri tahu Gunawan, jika ia berani datanglah untuk balas dendam padaku ! "

Novel Terkait

Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu