Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 471 Jangan Berani Mengkhianatiku

Aku tidak tahu kenapa Jessi membongkar identitasku kepada Nody, apakah karena dia mengkhawatirkan aku, atau perintah dari atas? Tapi ketika aku menyadari diriku sendiri mulai mencurigainya, tiba-tiba sekujur tubuhku mengeluarkan keringat dingin, aku selalu berpikir aku bisa mempercayainya dengan sepenuh hatiku, tapi aku tidak menyangka, setelah mendengar apa yang Kimi katakan, aku mulai mencurigainya. Akuu..ini kenapa? Apakah aku meragukan kepercayaan dalam hubungan ini?

Nody melihat aku penuh dengan tatapan cemas dan bertanya : “Alwi, apa yang kamu pikirkan?”

Aku menggelengkan kepala dan berkata : “Tidak ada apa-apa, oh iya.. Sebaiknya kamu segera pergi dari sini, karena Alwi palsu sudah menyuap orang kantor sini, dan bersekongkol dengannya untuk mencelakai aku, apalagi disini sudah berkembang begitu pesat, di tambah lagi tidak tahu berapa orang yang di bawa oleh Claura, sekarang mereka pasti sedang memburumu di seluruh kota disini, kamu harus secepatnya pergi dari sini, lagipula Alwi palsu tidak punya waktu untuk berurusan denganku lagi, jadi kamu tenang saja.”

Nody bukanlah orang yang sombong, dia juga menyadari jika dia tetap memilih untuk tinggal, dia juga tidak bisa membantu apa-apa, maka dari itu dia mengangguk-angguk dan berkata : “Aku mengerti, saudara, aku tahu aku harus segera pergi dari sini, maka dari itu di waktu yang sangat terbatas ini aku ingin melihatmu, aku ingin menemuimu sebelum aku pergi.”

Mendengar kata-kata itu, hatiku sangat tersentuh, aku menepuk pundaknya, dan menatap wajah cantiknya yang sudah di dandan, dan aku tidak bisa menahannya, berkata : “Jika Monica melihatmu dengan riasan seperti ini, aku takut dia akan tertawa seharian.”

Mengungkit Monica, Nody pun tidak bisa menahan tawanya, tapi seketika dia menutup mulutnya, aku tahu dia takut kedengaran oleh orang lain, aku tertawa dan berkata padanya tidak apa-apa, Claura sekarang sedang menemani Alwi palsu ke rumah sakit, dia tidak mungkin bisa dengar. Nody menganggukkan kepalanya, raut wajahnya penuh dengan tatapan bahagia, dia berkata padaku bahwa Monica lah yang mengrias wajahnya. Aku sedikit terkejut, dan bertanya padanya kenapa dia membawa Monica ke tempat berbahaya?

Nody dengan tidak berdaya berkata : “Aku juga tidak ingin, tapi bocah itu keras kepala ingin mengikutiku, seolah-olah aku tidak akan kembali, dia tidak pernah sebegitu khawatirnya padaku sebelumnya, aku tidak bisa melihat dia terus membujuk dan memohon padaku, akhirnya aku menyetujuinya, tapi dia sekarang sudah di pindahkan ke tempat yang aman, jadi kamu tenang saja.”

Aku berkata : “Kamu, nanti pasti akan menjadi lelaki yang takut istri.”

Nody tertawa, berkata : “Di dunia ini mana ada lelaki yang takut istri? Yang ada itu lelaki yang mencintai istrinya.”

Melihat dia tertawa begitu bahagia, aku juga ikut berbahagia, tiba-tiba aku teringat saat-saat bersama dengan mereka, berjuang bersama, maju mundur bersama, melewati hujan badai yang tidak terhitung jumlahnya, mereka yang selalu bisa mengisi kekosongan di dalam hatiku, aku bertanya dengan semangat : “Bagaimana kabar mereka semua?”

Nody berkata : “Sulisto baik, sejak dia tahu kabarmu, dia selalu mengikuti rencana dan pengarahan dari kak Aiko, dia menunggumu kembali, dan dia mau menjadi asisten kamu yang dapat di andalkan, dia tidak akan membiarkan kamu sendirian, dan akan selalu mendukungmu, kalau kak Mondy, dia dan Monica sekarang membantu aku mengurus masalah yang ada di Hangzhou, dia sekarang lagi hamil kembar, dan beberapa bulan ini akan melahirkan.”

Dengar dua kata “Kak Aiko” ini, seketika aku terdiam, kemudian aku tersenyum dan berkata : “Baguslah, Sulistio pasti sangat bahagia ya?”

Nody menganggukkan kepala dan berkata : “Iya, waktu ini Sulistio ulang tahun, dan kami merayakan ulang tahunnya, kami bertanya kepadanya apa keinginannya, dia tidak mau mengatakannya, dia takut jika dia mengatakannya maka tidak akan menjadi kenyataan, dan dia juga pergi ke kuil yang ada di Hangzhou untuk berdoa, akhirnya para saudara sudah tidak bisa menahan diri, diam-diam mereka mengambil dan melihat jimat permohonan Sulistio, tertulis : “Berharap kak Alwi senantiasa sehat selalu, dan tentu saja, pada saat anak-anakku lahir nanti kak Alwi ada disini, maka aku tidak akan menyesal selamanya.”

Setelah aku mendengar kata-kata tadi, mataku mulai memerah, saudara baikku, selalu mendoakan aku setiap saat. Mereka tidak pernah menyerah untuk mencari aku, ingin berkumpul bersama, bagaimana aku bisa menyerah?

Nody menepuk pundakku dengan sungguh-sungguh dan berkata : “Alwi, kami semua menunggu kamu pulang, kamu harus pulang dengan kondisi yang baik ya.”

Aku mengangguk-angguk dan berkata : “Kamu tenang saja, aku pasti pulang dengan keadaan baik-baik saja, seperti yang kamu bilang, walaupun raja neraka datang, jangan biarkan dia mengambil nyawamu, aku juga demikian, aku akan kembali mencari kalian, jadi siapapun tidak boleh mengambil nyawa kalian, demi kalian, aku akan hidup, bahkan aku akan melakukan apapun….”

Nody mengepalkan tangannya dan berkata : “Selama kamu hidup, bahkan jika kamu telah melakukan hal-hal apa saja, aku akan selalu mendukungmu, walaupun nantinya banyak orang yang akan mengkhianati kamu, salah paham denganmu, kamu harus ingat, aku dan Sulistio, senantiasa ada di belakangmu, untuk hidup dan matimu, tidak ada penyesalan dalam hidup ini.”

Aku mengepalkan tanganku, dan kepalan kami saling bertepuk, pada saat ini, hatiku pun luluh, dan aku berkata : “Saudara baik, seumur hidup.”

Nody pun tertawa, aku tahu pikiran dia sama dengan aku, dia berkata padaku : “Oh iya, aku ada merekam video pendek untuk kamu, kamu pasti akan bahagia setelah melihat ini.”

Setelah mendengar ini, dengan penasaran aku bertanya padanya apa itu? Secara misterius dia mengeluarkan ponselnya, kemudian memutarkan video itu, seorang bayi kecil sedang menguap, bayi kecil ini sangat putih dan lembut, seperti roti mantau, setelah dia selesai menguap, tiba-tiba dia cekikikan melihat kearah kamera, sepasang bola mata yang kilap bulat bagaikan anggur, bersih dan putih bagaikan salju, melihat bayi lucu ini, hatiku pun luluh.

Aku tahu, aku tidak bisa mengakui anak ini, tetapi aku akan merindukan bayi perempuan ini setiap saat, melihat tangan kecilnya yang gemuk, aku tidak bisa menahan diriku untuk tidak menyentuhnya, tapi sayangnya aku hanya bisa menyentuh layar ponsel yang dingin ini.

Nody berkata : “Kak Aiko sejak ada dia, dia benar-benar keibuan, tampaknya dia tidak mengingin hal lain lagi selain anak ini, aku berpikir, dia benar-benar sudah melepaskan semua benci dendamnya.”

Aku tidak berkata apa-apa, tiba-tiba memikirkan Aiko, memikirkan bagaimana keadaannya dia sekarang? Apakah dia benar-benar sudah memaafkan dan melupakan benci dendam diantara kami? Jika benar iya, hatiku sangatlah senang, hanya saja aku akan berhutang padanya seumur hidup.

Melihat anak ini cekikikan, hatiku penuh sukacita, dan aku berbisik : “Aku sangat berterima kasih pada bocah kecil ini, dan juga bersyukur ada dia.”

Aku benar-benar tidak kepikiran Aiko akhirnya mau melahirkan anakku, juga tidak terpikirkan dia begitu kuat, dan begitu mencintai anak ini, apakah ini bisa di bilang dalam hatinya dia masih mencintaiku? Tapi bagaimana? Kami tidak akan bisa kembali lagi seperti dulu.

Aku tersadar kembali, aku tersenyum kepada Nody dan berkata : “Dia tahu aku……..”

Nody mengangguk, aku tidak berkata apa-apa, tapi aku yakin, Jessi dan yang lainnya saja bisa menebak aku adalah Alwi, bagaimana Aiko tidak mengetahuinya? Awalnya dia menggodaku beberapa kali, tapi aku tidak mengakui identitasku, aku tidak tahu apakah dia akan membenciku?

Aku menyingkirkan pikiran-pikiran yang membingungkan ini, dan aku berkata : “Tolong jaga mereka berdua baik-baik ya.”

“Kamu tenang saja.” Nody berkata sambil tersenyum padaku.

Aku tentu percaya dengan mereka, aku berkata : “Ya sudah, kamu sudah harus pergi.”

Nody menganggukkan kepala, matanya gelisah, dan dia memelukku, berkata : “Saudaraku, aku menunggumu.”

“Aku pasti akan kembali menemui kalian dengan sehat.” Aku berjanji dengan sungguh-sungguh.

…………

Setelah Nody meninggalkan aku, aku meminjam mobil dengan kak Yanti, aku mengikutinya dari jauh, aku mengantarnya hingga keluar dari Harbin, aku baru bisa merasa lega.

Setelah kembali, aku melihat wajah kak Yanti begitu masam, kebetulan hari sudah gelap, dan Bar Happy Chappy juga sudah buka, aku baru pertama kali kesini, dan bersamanya masuk ke ruangan VIP Happy Chappy, setelah masuk ke dalam, aku bertanya : “Apa yang terjadi? Di lihat dari raut wajahmu, sepertinya terjadi hal yang buruk?”

Kak Yanti mengangguk dan berkata : “Insiden Vincent di internet sangat ramai di bicarakan, membuat masalah ini semakin besar, banyak orang menganjurkan agar polisi memeriksa identitas orang-orang Vincent, dan menggali komplotan narkoba, masalah ini sudah di ketahui oleh orang atas, aku sangat kesal, mereka menyuruh suamiku untuk menolong club Sinarmas, dan melindungi para komplotan ini agar tidak terlibat, jika aku tidak salah menebak, suamiku pasti akan mengatur orang kepercayaannya untuk menggantikan posisi Vincent, dan bagaimana aku bisa mengaturmu?”

Aku terdiam, kak Yanti melihat respon aku, ada sedikit rasa penasaran dan bertanya : “Kenapa kamu tidak khawatir sama sekali? Kamu bukannya ingin naik jabatan?”

Terdiam sejenak, dia berkata : “jangan-jangan kamu… sudah mengharapkan hasil ini sejak lama?”

Aku berkata dengan acuh tak acuh : “Menurutmu? Hampir dua puluh orang meninggal sekaligus, dan semua meninggal karena overdosis obat-obat terlarang, jika insiden ini dilaporkan, itu pasti akan menarik perhatian media masa dan juga para masyarakat di negara ini, dan Beijing pasti akan lebih hati-hati, dalam insiden ini, tidak mudah bagi kalian orang utara untuk kembali seperti semula, di bawah pengaruh semua pihak pasti akan memberikan penjelasan, club Sinarmas merupakan tempat dimana orang-orang Vincent ini bekerja, Vincent kenal begitu banyak orang, masalah dia pasti akan diguncang oleh para tamu, lagipula hal baik tidak akan keluar, dan hal buruk akan menyebar kemana-mana, jadi sembilan dari sepuluh kemungkinan akan terlibat, bahkan jika melarikan diri, disini pasti akan menjadi fokus perhatian akhir-akhir ini.”

Tidak peduli seberapa pintar kak Yanti, pada situasi seperti ini, apakah dia bisa berpikir banyak? Sekarang dia mendengarkan perkataanku, bisa dikatakan mengerti, tapi dia juga terdiam, dan menatapku dengan tidak percaya, berkata : “Kamu…. Apakah kamu sengaja? Sinarmas di periksa, apa untungnya untukmu?”

Dengan mudah aku berkata : “Untung? Untungnya adalah ini merupakan kesempatan bagiku untuk mengocok kartu. Sinarmas adalah tempat orang-orang menghabiskan uang, bos besar kalian tidak mungkin mengabaikannya, jadi dia pasti akan mengeluarkan banyak uang, untuk menyuap orang-orang atas itu, dan pada situasi ini, jika suamimu masih sibuk menguatkan diri sendiri, menurutmu bagaimana reaksi bos besar?”

Kak Yanti menatapku dengan kaget, dia terdiam untuk beberapa saat, kemudian, dia menuangkan segelas air, meminumnya dan menghancurkan gelas itu di atas meja, berkata : “Tujuan awalmu bukan untuk menggantikan posisi Vincent? Tapi langsung ingin menggantikan posisi suamiku?”

Aku menggelengkan kepala dan berkata : “Aku tidak seburu-buru itu, lagi pula aku tidak bisa menelan dengan satu gigitan, tapi aku ingin menggantikan posisi Vincent dan sambil melemahkan kekuatan suamimu, untuk persiapan naik jabatanku nanti.”

Selesai berbicara, aku menatap wajah kak Yanti yang penuh keraguan, bertanya : “Bagaimana? Tidak tega?”

Kak Yanti menggelengkan kepalanya, dan tertawa dingin, berkata dengan pelan : “Pria itu begitu kejam denganku, jika aku mempunyai kesempatan untuk menginjakya, kenapa aku tidak melakukannya? Tapi aku benar-benar tidak kepikiran kamu memikirkan sampai sejauh ini, aku benar-benar takut dengan pola pikirmu, aku sangat beruntung, aku teman sekutumu, bukan musuhmu, jika tidak, aku takut aku pasti akan menderita.”

Aku melirik kak Yanti sekilas, dan sambil bercanda berkata : “Di mataku, tidak ada teman sekutu yang abadi, jika kamu ingin hidup di bawah kekuasaanku, kamu harus setia kepadaku, dan jangan berani mengkhianatiku.”

Kak Yanti merinding, dan tertawa kecil berkata : “Aiyoo.. Pria tampanku, kamu tenang saja, rahasiaku begitu banyak di tanganmu, aku tidak akan berani untuk mengkhianatimu.”

Novel Terkait

Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu