Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 1066 Sejarah Selalu Serupa

Jay lebih tidak sabar dibandingkan denganku.

Aku mengira dia tidak akan melakukan sesuatu di Keluarga Su, tetapi akan menemukan cara membiarkan Felicia keluar dan memulai dengannya, dengan begini baru bisa menghilangkan kecurigaannya, jika tidak, orang lain dapat mengetahui bahwa Felicia adalah masalah yang ditimbulkan di rumah.

Karena dengan berpikir seperti itu, aku baru merasa lega membiarkan Felicia kembali, membiarkan dia mengungkapkan rahasia terkait penangkapan Annie dan memaksa Jay untuk melakukan sesuatu terhadap Felicia di rumah.

Tapi sekarang, Felicia tidak perlu melakukan apa-apa dan Jay tidak bisa menahan dan terburu-buru melakukan sesuatu, tapi ini tidak seperti metode kunonya sama sekali. Samar-samar aku merasa bahwa dia tahu rencanaku, jadi dengan mudah dia melakukan sesuatu, berpindah pihak dan membuat kami lengah.

Jika memang benar begitu, bukankah berarti ada seseorang yang memberitahunya? Di sisi kami tidak akan ada yang melakukan itu dan siapa yang telah menjadi pengkhianat?

Aku berpikir keras, tiba-tiba terlintas di benakku, secara naluriah aku berjalan lurus ke depan,kemudian berbelok ke kanan dan memutar beberapa putaran, barisan peluru hampir mengenai tubuhku, jika bukan karena reaksiku yang begitu cepat, maka mungkin paru-paruku sudah tertembak.

Hatiku berdegup kencang dan suara langkah kaki semakin banyak terdengar, dan aku tiba-tiba teringat satu hal, yaitu mungkin dari awal mereka sudah memperhatikanku dan orang yang tadi menembakiku adalah penembak jarak jauh yang hebat, jika tidak, ketika aku sedang memikirkan sesuatu, tidak mungkin menunggu orang itu menembak dan memukan jejaknya.

Melihat situasi ini, Jay menebarkan jaring kekita dan tidak ada jalan keluar dan ini yang tidak pernah kuduga.

Aku segera bangkit dari tanah dan berguling ke arah belakang batu, memanjat ke atas gunung mengeluarkan senapan dan memuat peluru, dan mengirim pesan singkat ke Nando, memberitahunya bahwa rencana kita terungkap dan menyuruhnya dengan orang-orang yang menunggu di luar untuk kembali dan memberitahu Jessi.

Awalnya aku ingin menyingkirkan Jay dengan tanganku sendiri, tetapi dia sudah menyadari niatku dan dia tidak mungkin akan tinggal diam, aku pikir,dia pasti akan melarikan diri, aku tidak akan membiarkan masalah ini terjadi, jika hal baik selanjutnya adalah membiarkan orang-orang yang mempunyai jabatan mengetahui identitasnya, itu akan lebih baik daripada dia melarikan diri.

Sejumlah orang bergegas datang dan bersembunyi di tempat persembunyian, aku tahu jelas, jika aku keluar sekarang, hanya ada jalan buntu.

Aku melihat sekeliling, kemudian mengeluarkan telepon yang digunakan di Invincible Empire, mengatur waktu dan meletak di atas rumput dan kemudian merangkak ke gundukan tanah.

Aku bergerak secara perlahan, karena semak-semak ini sangat lebat dan itu benar-benar bisa menutupi tubuhku, sehingga tidak ada yang menyadari keberadaanku.

Setelah aku merangkak sampai di belakang gundukan tanah itu, aku melepaskan sebelah sepatuku dan mengikat sepatuku dengan tanaman merambat itu, meraih tanaman itu dan terus bergerak, ketika aku bergerak sampai di batu palsu itu, aku melepaskan sebelah sepatuku lagi dan diwaktu bersamaan aku menenun sebuah topi jerami,meletakkannya di belakang batu bersamaan dengan sepatu itu dan di bungkus dengan tanaman merambat itu.

Dengan cara itu, aku merangkak dengan hati-hati tanpa alas kaki keluar hutan, bersandar pada pohon besar, aku mendongakkan kepala dan melihat, akhirnya aku memilih pohon besar yang paling tersembunyi, dengan hati-hati aku memanjatnya, kemudian mengatur senapanku dan mulai membidik musuh melalui lingkup senapan.

Aku dengan sangat cepat sudah menemukan tempat persembunyian penembak jitu tersebut. Dia sedang bersembunyi di rerumputan saat ini dan membuat sekujur tubuhnya berwarna hijau, jika tidak melihat dengan teliti, benar-benar tidak tahu bahwa ada orang di sana. Orang itu juga menggunakan lingkup senapan untuk melihat ke arah tempat di mana awalnya tempat persembunyianku, yang lain mulai perlahan-lahan bergerak mendekat, aku tahu, dia tidak sadar bahwa aku sudah berpindah tempat, sebenarnya aku sedang menunggu mereka memaksaku keluar dan menjatuhkan senapanku.

Dan jika aku menembak sekarang, karena di depannya ada batu besar yang menghalanginya, itu akan membuatku tidak mengenainya, jadi sekarang bukanlah waktu untuk menembak , lagian aku tidak gegabah.

Aku melihat waktu dan aku tahu alarm yang telah ku atur sebentar lagi akan berdering dan aku mulai menghitung mundur dalam hati.

“Sepuluh, sembilan, delapan, ...tiga, dua, satu...”

Begitu aku selesai menghitung, ponselku berdering dan semua orang bergegas ke asal suara itu, pada waktu bersamaan, penembak jitu itu memegang senapannya dan mengeluarkan kepalanya dari balik batu itu, pada saat itu aku jadi tidak ragu menarik pelatuknya, tetapi dia juga sangat hebat, ketika aku menembaknya, dia sadar bahwa dirinya sedang diperhatikan seseorang, dia berbalik badan dan ingin berlari, tapi sayangnya kecepatannya tidak secepat aku menembak, dan dia tertembak di kepalanya dan mati di tempat.

Dan suara tembakanku, ditutupi oleh suara tembakan orang-orang itu, dan aku berhasil luput dari perhatian semua orang.

Ketika semua orang bergegas masuk dan menyadari hanya ada sebuah telepon di balik batu tersebut,satu persatu dari mereka mulai mengoceh, jadi aku mulai menarik tanaman yang merambat di tanganku. Dua tanaman merambat ini tidak cukup panjang, pada akhirnya aku menyatukannya dengan rumput.

Begitu tanaman merambat ini digerakkan, semua orang mendengar suara gesekan sepatu dan pada saat yang bersamaan mereka melihat topi jerami bergerak. Mereka tidak berpikir panjang, mereka berpikir ada dua orang sedang bersembunyi di sana, para prajurit mulai mengepung dari dua arah, pada saat bersamaan mereka menembaki dari kedua arah itu, aku mengambil senapan lain dan memasangkan bom pembakar, tanpa ragu aku menembakan ke arah orang-orang tersebut, bom pembakar itu menghantam satu orang, dan suara ledakanpun terdengar, dan mereka sekeliling terjebak dalam lautan api, beberapa orang hancur berkeping-keping, adapun beberapa yang tidak mati terkena ledakan tersebut, tetapi mereka mati terbakar api.

Peristiwa itu membuat sekelompok orang lainnya panik,aku mengambil kesempatan ini untuk menghabisi mereka, aku mengambil senapan dan membidik mereka, tidak ada yang tidak kena, semua tertembak di bagian kepala.

Seseorang menyadari tempat persembunyianku, dia menunjukku dan berteriak: “Dia di sana.”

Setelah dia berteriak, dia baru menyadari teman di sekelilingnya sudah mati dan bersembunyi, aku memarahinya : “ Dasar bodoh” aku memuat peluru dan menembakinya.

Karena aku berdiri di tempat yang tinggi, jadi tidak mudah untuk membunuhku, kecuali mereka memanjat ke atas pohon, tetapi mereka bahkan tidak mempunyai kesempatan untuk memanjat pohon, jadi aku mengirim mereka ke surga dengan sekali tembakan.

Setelah membunuh sekelompok orang ini, aku segera turun dari pohon, dan bergegas menuju kamar Felicia, aku tahu dia sekarang dalam bahaya.

Pada saat ini, aku merasa ada seseorang sedang bergegas menuju ke sini dan segera bersembunyi, akhirnya aku melihat seseorang dengan terhuyung-huyung berjalan ke arah hutan dan dia terluka parah.

Aku bergegas ke sana, dia melihatku dan mau menembakku dan dengan sangat terkejut dia berkata : “Kak Alwi, bagaimana bisa kamu ada di sini?”

Dia adalah bawahanku yang merupakan pengawal Felicia.

Aku memberikannya tanda untuk diam, dan menyuruhnya untuk beristirahat di sini, aku bergegas ke belakang pohon untuk melakukan penyergapan dan menunggu pemburu itu datang.

Karena aku menggunakan bom pembakar sebelumnya dan menarik perhatian banyak orang, mereka bergegas ke tempatku yang tadi, jadi di sini tidak ada orang. Aku pikir, jadi inilah sebabnya bawahanku berlari ke arah sini.

Saat ini, tujuh atau delapan orang sedang bergegas ke sini, mereka berhenti tidak jauh dari sini dan salah satu dari mereka berkata : “ Pria terluka parah itu pasti lari tidak jauh dari sini, dia pasti bersembunyi di sekitar sini, semuanya harus berhati-hati, aku tidak percaya dia bisa kabur dari pemburu seperti kita.”

Karena aku sedang terburu-buru dan malas meladeni omong kosong mereka, langsung mengeluarkan bom peledak dan menggulingkan ke arah mereka, pada saat mereka sadar dan ingin lari, bom peledak itu meledak,biarpun ada dua orang yang lari dengan cepat, tapi mereka juga sudah ku bereskan.

Setelah menghabisi orang-orang ini, aku segera berbalik, dan memapah bawahanku ke punggungku dan berlari ke arah lain.

Dia terbaring di punggungku,dengan perasaan bersalah dia berkata: “Kak Alwi,aku sudah menyusahkanmu, tapi kamu harus dengar apa kataku, segera pergilah dari sini, jangan sampai kamu terluka!”

Aku berkata: “Apa yang kamu katakan adalah kentut, bagaimana aku bisa meninggalkan kalian dan kabur sendiri? Jika aku begitu takut mati, egois dan serakah, masih ada kebisaan apa yang bisa membuat kalian memanggilku ‘Kakak’ ?”

Dia tersenyum dan berkata: “Kak Alwi, kamu begitu banyak membantu kamu, begitu sering melindungi kami, jujur, jika bawahanmu mati di sini sangatlah sepadan.”

Aku berkata dengan marah: “ Jangan melontarkan omong kosoong ini, kamu tidak akan mati,tenanglah !”

Setelah selesai berbicara, aku meletakkan dia di sudut yang tersembunyi, mengeluarkan sesuatu di tas gunung yang tahan air, dan mulai menghentikan pendarahannya, membaluti luka tembaknya, dia terus berkata tidak perlu, tidak ingin aku membuang waktuku untuknya, tapi aku tahu,jika tidak ditangani dengan tepat waktu dan menunggu masalah ini di selesaikan, dia juga telah berpesan di sini.

Setelah mengobati lukanya, aku memberinya dua tablet obat anti-inflamasi dan menyuruhnya berbaring di sana, kemudian menutupinya dengan sesuatu,berkata: “Kamu jangan bergerak, biar aku yang menangani masalah yang tersisa, tunggu masalah ini selesai, aku akan menyuruh saudara-saudaraku datang menjemputmu. Oh iya, dimana saudara lainnya?”

Dia berkata: “Karena mereka telah memperiapkan dari awal, jadi mereka dicegat orang-orangnya Jay, mungkin mereka sedang bertarung di luar dengan orang itu, tetapi kedua belah pihak sangat kuat, aku sangat mengkhawatirkan mereka.”

Aku juga sangat khawatir kepada mereka, masalah ini terlalu tiba-tiba, sehingga mengacaukan penyebaran kami, Nando juga tidak tahu kapan membawa orang datang dan di tempat Jessi juga tidak tahu mengirimkan berapa banyak bantuan jadi di hatiku tidak ada patokan.”

Aku lagi berpikir, teleponku berdering,ternyata nomor teleponnya Felicia, aku segera memencet tombol jawab dan mendengar suara yang familiar dan penuh dengan kebencian berkata: “Alwi, tidak habis pikir bajingan seperti kamu ini masih hidup.”

Aku menggertakkan gigi dan berkata: “Jay! Kamu dimana? Kamu lakukan apa terhadap Kak Felicia?”

Jay berkata dengan dingin: “Apa yang aku lakukan kepadanya, tergantung apa yang akan kamu lakukan.”

“Jay! Kamu adalah binatang, dia adalah putri kandungmu !” aku berkata dengan penuh emosi.

Jay tertawa dan berkata : “Putri kandung? Tidak, bagaimana dia bisa menjadi putri kandungku? Dia hanyalah benih liar dan dia adalah nodaku !”

Setelah mendengar apa yang dia katakan, aku membeku, aku merasa mendengar hal yang tidak pernah kubayangkan di dunia ini. Mungkinkah Felicia bukanlah anak Jay? Dari kata-kata Jay, aku bisa mendengar, dia sangat membenci Felicia, mungkinkah, Felicia sebenarnya dilahirkan Nyonya Su bersama pria lain ? Tidak, bagaimana mungkin? Nyonya Su begitu mencintainya, akankah dia mengkhianatinya?

Meskipun di dalam hatiku bingung, tapi aku tahu Jay tidak akan memberitahuku hal ini, jadi aku tidak bertanya apa-apa, dan berkata: “Jay, apakah kamu adalah tangan hitam di balik layar ? Aku beritahu kamu, kamu tidak bisa melarikan diri,jangan mau melakukan kesalahan lagi, jika kamu tidak melakukan apa-apa terhadap Kak Felicia, maka aku juga tidak akan melakukan apapun, pada saat itu, orang di atas akan mempertimbangkan rahasia yang ada di tangamu dan akan menyelamatkan hidupmu.”

Sekarang yang terpenting adalah keselamatan Felicia, sebesar apapun kebencianku, aku sudah menyimpannya di urutan kedua, karena aku tahu, biarpun Jay sangat membenci Felicia, maka dia tidak akan menunjukkan belas kasihan,jadi aku harus mengambil langkah untuk mundur, aku percaya, dia juga tidak ingin mati.

Ketika Jay mendengar ini,dia tertawa dan berkata: “Alwi, apakah kamu berpikir aku akan mempercayai kata-katamu? Bukankah kamu ingin menyelamatkan Felicia, kemudian menungguku berurusan dengan orang di atas dan menunggu orang di atas bersedia membiarkanku kamu akan membunuhku setelah itu? Aku tidak akan membiarkanmu menang, aku akan hidup dan barang yang di rahasiakan itu tidak akan ku serahkan kepada kalian !”

Ketika mendengar kata-kata Jay, hatiku tenggelam, berpikir ternyata orang ini sangat berpikiran panjang , semua upayaku telah di tebak olehnya, aku sedikit kesal dan berkata: “Jika tidak membiarkan dia pergi, kamu jangan berpikir bisa pergi dari sini hidup-hidup !”

Dia tersenyum dingin dan berkata: “Sepertinya kamu lupa situasi kita sekarang, sekarang seharusnya kamu yang memohon kepadaku dan bukan memerintahkanku dengan kesombonganmu!”

“Kamu...” aku sangat jengkel,tapi aku tahu jelas, apa yang dia katakan adalah kebenaran, hari ini, Felicia berada di tangannya dan sekarang aku dalam situasi pasif.

Jay berkata dengan dingin : “Omong kosong, jika ingin Felicia hidup,kamu harus memberiku Hotel Harris.”

Hotel Harris?

“Kamu sudah membawanya meninggalkan Keluarga Su?” aku bertanya dengan gugup.

Jay tertawa dan dengan bangga bertanya: “Kenapa? Terkejut bukan? kamu pikir kamu bisa membuatku dalam kesulitan? He, pada tahun itu aku bisa menyingkirkan ayahmu, sekarang aku juga bisa menyingkirkanmu, kalian berdua bukanlah tandinganku !”

Setelah mendengar pengakuannya bahwa ayahku dibunuh olehnya, aku sangat marah, aku menggertakkan gigi dan berteriak : “Jay! Aku akan membunuhmu ! Aku akan merobek tubuhmu menjadi ribuan keping !”

Jay tertawa dengan bangga dan berkata: “Anak muda, berhentilah melakukan usaha yang tidak ada gunanya ini, hari ini, aku ingin kamu tahu, bahwa sejarah selalu serupa !”

Novel Terkait

Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu