Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 74 Bunuh Diri

Claura mengatakan jika seumur hidup aku tidak akan memenanginya, ini membuatku merasa sangat malu. Untungnya ini bukan pertama kalinya dia mempermalukanku, jadi aku juga tidak terlalu merasa sedih, dan aku tidak menoleh melihat wajahnya yang walaupun sangat jahat masih tampak sangat menggoda.

Aku berkata: "Aku sesungguhnya bukan kalah padamu, tetapi karena keuntungan." Setelah mengatakannya, aku masuk kedalam mobil, Leo dan teman-temannya juga masuk kedalam mobil. saat dia barusan mau menghidupkan mobil, Jenny tiba-tiba muncul kedepan mobil. jika bukan karena reaksi Leo yang cepat, mungkin Jenny sudah terbang karena dirabrak. Jenny tidak takut sedikitpun, dan yang hampir ditabrak tadi tampak bukan seperti dia. Dia berjalan dan langsung membuka pintu, lalu duduk dan membanting pintu mobil berkata: "Kalian balik ke bar benz kan? Aku ikut."

Leo melihatku sekitas, aku mengatakan ikutlah yang dikatakannya. Dia menganggukkan kepala, dan tanpa berbicara langsung menghidupkan mobil meninggalkan rumah Tuan Kin.

Tidak ada yang berbicara sepanjang jalan, hanya saja seketika terdengar suara hirupan nafas, aku bertanya: "Apa yang kamu tangisi?"

Jenny langsung marah berkata: "Bodoh."

Aku tanpa berdaya menjawab: "Aku benar tidak tahu."

Jenny mengeratkan giginya berkata: "Apaan perampok yang menghalangi jalan? Saat polisi datang aku juga ada disana, kata polisi tidak ada barang apapun yang hilang dari abang, pastinya bukan karena harta. Dan dilihat dari lukanya, kemungkinan besar adalah pembunuhan yang disengaja, saat itu ayah angkat juga berkata begitu. Tetapi sekarang malah tiba-tiba berubah, bukankah ini sangat aneh?" Setelah mengatakannya, dia tertawa dengan dingin berkata: "Aku juga tidak bodoh, aku tahu jika ayah angkat adalah orang yang mementingkan ketenangan, dan yang dia lakukan hanyalah karena tidak ingin menyinggung tamu VIP. Dia tetap seperti yang dulu, bagaimanapun abang mengorbankan dirinya, tetap tidak bisa menyaingi sebuah kata keuntungan."

Setelah mendengar kata Jenny, aku seketika menghela nafas, tampaknya ini bukan pertama kalinya Tuan Kin begitu tidak adil, aku masik mengira dia memedulikan kak toba.

Melihat Jenny yang emosi, aku dengan pelan berkata: "Ternyata kamu bisa mengerti juga, dan tidak sebodoh yang ku pikirkan."

Jenny langsung menatapku dengan mata yang besar, bertanya apa maksudku? Apakah aku mengatakan dia bodoh?

Aku tidak berbicara, dia hanya menghentakkan nafas dan tidak berbicara lagi.

Sesampai di bar benz, semua orang turun dari mobil, Jenny tiba-tiba menarik bajuku. aku menoleh dan melihatnya yang sedang mengkerutkan bibirnya berkata: "Itu, bolehkah kamu menemani ku minum segelas?"

Mungkin karena Jenny sedikit mirip dengan adik perempuanku, jadi saat aku berbicara dengannya, aku tidak merasakan malu atau muka memerah. aku merasa seperti dengan adik sendiri. Saat ini aku melihat matanya yang besar, seketika aku teringat dengan adik perempuanku, dan tidak tega mengatakan: "Tidak boleh minum terlalu banyak, kalau tidak kak toba akan memukulku jika dia tahu."

Jennya langsung tertawa seperti anak-anak dan dengan polos berkata: "Aku tahu, malam ini aku masih harus pergi ke rumah sakit."

Aku menganggukkan kepala: "Aku juga ikut pergi, tetapi harus tunggu setelah aku pulang kerja, karena aku tidak boleh setiap hari bolos kerja."

Jenny mengerti lalu dengan tersenyum mengikuti aku masuk ke bar. Saat masuk, kebetulan aku melihat Felicia yang sedang tampil, dia sedang menyanyikan sebuah lagu inggris, dan lagu ini sering ku dengar dimana saja, tetapi aku tidak tahu judul lagu ini. Hanya saja aku merasa dirinya yang sedang membawa gitar dan menyanyi, tampak seperti permaisuri dimalam hari, dan membawakan suasana di sini, terutama beberapa pria berengsek, yang menjerit seperti sangat tersiksa menatapnya dengan tatapan panas membuatku merasa sangat tidak enak, tetapi aku malah merasakan kebanggaan, karena yang berdiri disana adalah kak Feliciaku. Dihatiku, bagi dia aku berbeda dengannya, dan bagiku dia juga berbeda.

Aku sadar langsung meraba bibirku, kemudian aku mendengar Jenny yang bertanya: "Kalian sudah ciuman?"

Seketika aku merasa ketakutan lalu menatapnya dan bertanya bagaimana dia bisa tahu? Setelah mengatakannya mukaku menjadi merah, dia memainkan lidahnya, orang yang kuno juga beneran berciuman, kemudia menatap ke Felicia yang berada diatas panggung, mengerutkan alisnya berkata: "Kakak secantik itu, yang sangat pandai, kenapa begitu tidak bisa berpikir panjang?"

Aku memalingkan mata karena tidak senang, apakah aku ada seburuk itu? Apakah jatuh cinta denganku pasti tidak berpikir panjang?

Jenny memalingkan matanya, sepertinya terpikir sesuatu, tetapi seketika dia mengatakan tidak ada, dan mengatakan aku sangat baik. Aku masih meragukan kenapa sifat dia tiba-tiba berubah, dia tertawa seperti rubah yang licik berkata: "Abang, traktir aku minum bir dong."

Kecepatan sifat wanita ini berubah membuatku tidak bisa berkata apapun, dan tanpa berdaya aku mengatakan ayok jalan.

Aku membawa Jenny ke sudut bar, lalu aku memesan beberapa makanan dan bir, lalu berbincang dengan Jenny. Setelah berbincang cukup lama, aku merasa waktunya telah tiba, aku baru bertanya: "Aku rasa kamu adalah bocah yang lumayan cerdik, kenapa bisa begitu suka dengan Sammy, dan tidak disangka kalian berdua membohongi kakakmu."

Jenny langsung dengan emosi berkata: "Jangan bahas berengsek itu!" Setelah itu, dia memuntahkan sebuah tulang ayam, lalu berbaring disofa dan menaikkan kakinya dimeja, menghela nafas dan berkata: "Saat kita masih kecil, ayah dan ibu kita sudah ribut mau cerai. Ayah pergi dengan selingkuhannya, ibu mati karena sakit, abang demi mau melindungiku, setiap hati menonton film aksi di tv dan belajar wushu, latihan memukul tiang dan lain-lain dengan sangat tersiksa. Dan kebetulan, dia pernah memukul orang dengan sangat sadis dibar, lalu ayah angkat melihatnya. Dimulai dari saat itulah, ayah angkat membawa kita kerumahnya. Sejak itu kita tidak perlu menghadapi hinaan orang, tidak perlu memakai uang 2 ribu sebanyak 2 kali, tetapi aku tidak suka kehidupan itu."

Penampilan Felicia selesai, musik dibar tiba-tiba menjadi lembut, cahaya juga menjadi gelap, wajah Jenny dibawah sinar lampu yang gelap terlihat sangat kasihan. Dia menundukkan kepalanya lanjut berkata: "Kamu tahu tidak kenapa aku tidak suka kehidupan itu? Karena dulu abang selalu muncul disisiku melindungiku, tidak perduli terjadi apapun, dia tetap menemaniku. Tetapi semenjak mengikuti ayah angkat, dia mulai mengorbankan dirinya setiap hari demi ayah angkat, setiap hari aku barusan melihatnya, tidak lama dia menghilang kembali, lalu meninggalkan aku seorang."

"Sepertinya pembahasan kita semakin jauh." Jenny meminum seteguk bir berkata: "Aku bertemu sibodoh itu di internet cafe, karena ada beberapa orang yang sedang membullyku, teknik bertarungku yang sedikit itu tidak bisa menakuti mereka. Di waktu yang pas, sibodoh itu muncul menolongku. Dia mengalahkan mereka tanpa ketakutan, kemudian langsung berlari menarik tanganku, Adegan ini sama persis dengan saat aku berusia 14 tahun, ada orang membully ku disekolah, lalu abang seperti muncul dari udara. Jadi sambil berlari, aku merasa akan sangat senang jika hidup dengan orang ini."

Aku melihat Jenny yang sedikit mabuk, aku tidak tega memberitahunya jika Sammy bukanlah pahlawan yang menolong orang, kejadian itu kemungkinan besar adalah rencana yang dilakukannya.

Jenny menaikkan kepalanya menatapku berkata: "Aku adalah orang yang sangat keras kepala, jika aku suka orang ini, maka aku sangat ingin selamanya hidup dengannya. Tetapi saat aku mendengar orang tua dari orang yang kusukai menjadi susah, dan adik perempuannya bunuh diri karena seseorang yang bernama Alwi, seketika merasa sibodoh itu sangat malang, jadi aku rela membantunya balas dendam."

Mendengar kata ini, aku hampir mati keselek bir, aku berkata: "Jenny, kamu percaya yang dikatakannya?"

Jennya tampak tidak bersalah mengatakan: "Aku hanyalah gadis yang polos."

Aku mengelus keningku, aku merasa gadis ini kadang sangat pintar, kadang juga sangat bodoh.

Jadi aku yang menolongnya dikamar pribadi, tidak pernahkan dia berpikir aku orang baik? Siapa sangka dia malah menggelengkan kepalanya, dan dagunya yang indah, lalu dengan sangat semangat mengatakan: “Aku yang indah alami, siapa tahu jika kamu melakukannya demi dekat denganku?”

Aku kehabisan kata dan memalingkan mataku, sama adalah pahlawan yang menolong wanita cantik, tetapi kenapa perbedaan aku dengan Sammy begitu besar, padahal berengsek itulah yang sebenarnya adalah ‘beruang’, dan aku adalah pahlawan.

Jenny tiba-tiba tertawa ‘hihi’, aku bertanya apa yang ditawakan? Dia berkata: “Tidak apa, hanya saja suka melihat kamu yang tampak kasihan. Alwi, setelah begitu banyak yang kukatakan, aku hanya ingin mengatakan ‘maaf’, dan abangku adalah orang baik, semoga kamu jangan meninggalkannya karena aku.”

Aku menggelengkan kepala berkata tidak akan begitu, aku tidak begitu gampang percaya dengan orang, jika aku percaya dengan orang, aku tidak akan meragukannya sedikitpun.

Jenny tersenyum dan mengatakan baiklah kalau begitu, kemudian dia mengambil gelas birnya berkata: “Ayok bersulang.”

Saat aku melihatnya, aku selalu merasa dia menyimpan sesuatu yang tidak boleh diketahui orang, tetapi aku tidak bisa menebaknya, dan aku hanya khawatir.

Aku tidak tahan dan bertanya apa yang terjadi? Jenny menggelengkan kepalanya berkata tidak ada apa-apa, dan bertanya bukankah aku adalah bos disini? Tidakkah aku harus mengambil kesempatan menjalin hubungan dengan beberapa orang yang memiliki identitas tidak biasa?

Sambil mengatakannya, Jenny menunjukkan beberapa orang dibar, dan mungkin mereka adalah beberapa anak lelaki yang memiliki identitas tidak biasa, lalu menyuruhku agak perhatikan untuk berjalan maju, dan harus berkomunikasi dengan orang-orang seperti mereka.

Jenny yang saat ini berbeda dengan yang kupikirkan, dia yang selalu berbuat sesuatu sesuai dengan usianya, kali ini tiba-tiba berubah dan membuatku bingung.

Saat ini Leo mencariku untuk menyelesaikan masalah, aku membiarkan Jenny menungguku sebentar, tetapi dia sudah tidak ada saat aku balik.

Sungguh gadis yang sangat cepat

Hari kedua, kita sama-sama menjenguk kak toba, dan setengah bulan kedepannya, Nan Jing menjadi sangat damai. Aku juga mendengar kabar dari tamu di bar, Claura sebagai bunga yang barusan bergabung di Nan Jing, dalam waktu dekat dia memimpin 8 bar, tidak hanya ini saja, tempat perkumpulan dibawahnya yang bernama ‘Flower centre’ akan dibuka secepatnya, dan tidak disangka Tuan Kin juga salah satu pemegang sahamnya.

10 hari kemudian, kak toba sudah bangun, keadaan dia sangat tenang. 11 hari kemudian, Jenny menghilang, lalu malam itu juga ditemukan dia dirumah tuanya bunuh diri dengan memotong pergelangan tangannya, dia mati dengan sangat tenang dan memegang sepucuh surat ditangannya.

Masalah yang sangat tiba-tiba ini membuat semua orang menjadi bingung.

Saat itu aku sedang dibar, dan setelah aku mendengar informasi ini, segelas bir itu langsung tertumpah ditanganku. 10 menit kemudian, kak toba datang kebar ku dengan dibawah beberapa perlindungan orang, tatapannya sangat sedih, dan ditangannya juga memegang sepucuk surat.

Novel Terkait

Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu