Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 635 Dibuat malu oleh Aiko.

Aku sedang menginterogasi, tiba-tiba ada suara gemuruh dilangit, hatiku tergerak dan memandang keatas, lalu melihat sebuah pesawat terbang yang tidak jauh itu dengan perlahan kearah sini.

Melihat pemandangan ini, Leny dengan sedikit semangat berkata: “Kak, lihat, sebuah pesawat, sangat besar! Aku belum pernah melihat pesawat sebesar ini sebelumnya.”

“Besar? Ini adalah pesawat paling kecil, ini merupakan helikopter pribadi, pesawat untuk membawa penumpang baru besar.” Tidak tahu siapa yang mengatakannya dengan menghina.

Setelah aku selesai merekam, dengan perlahan bangkit. Pesawat itu berputar diluar halaman rumah Leny, kemudian sebuah tanggal spiral panjang terluncur kebawah, lalu aku melihat sosok yang akrab, yang turun menggunakan tangga secepat naga, dan melompat turun diketinggian satu orang dari tanah.

Hembusan angin harum yang berhembus diwajah, angin sepoi-sepoi bertiup perlahan, rok orang yang datang ditiup oleh angin, itu seperti sebuah pemandangan yang indah.

Semua orang disampingku menelan ludah, melihat orang yang datang, sedikit tersenyum bangga, berpikir dalam hati wanita yang paling cantik di Nanjin, nama ini benar-benar tidak tercakup.

Benar, yang datang bukanlah orang lain, itu adalah Aiko yang menyuruhku untuk menunggunya.

Aiko mengenakan baju terusan berwarna tosca, dengan sepatu kain dikakinya, dia tidak menggunakan riasan, hanya dengan asal mengepang dua kepang kecil dikedua sisi dahinya, dan sisa rambut lainnya tersebar, tetapi meski begitu, bahkan tidak ada aksesoris mewah yang menghiasinya, dia juga cantik seperti peri dikayangan.

Selain Aiko, ada puluhan orang berbaju hitam mengikutinya turun. Ketika melihat aku, mereka semua membungkuk dengan hormat, dan bersamaan memanggil: “Kak Alwi.”

Aku berkata dengan datar: “Jangan terlalu formal. Suruh supir itu mencari sebuah tempat untuk berhenti dan menunggu.”

Dengan segera ada seseorang pergi menyampaikan perkataan dan yang lainnya dengan tertib berbaris menjadi 2 barisan, dengan rapi berbaris dibelakang badanku, dan satu per satu menundukkan kepala, seperti seorang pengawal.

Saat ini, Aiko berjalan perlahan kehadapanku, dan pandangannya terjatuh di pergelangan kakiku, bertanya dengan dingin: “Siapa yang melukaimu?”

Aku sambil tersenyum berkata: “Kamu begitu serius, jika orang lain melihatnya pasti akan sangat ketakutan.”

Aiko mengangkat alisnya, dan sepertinya menyadari bahwa dia terlalu perhatian kepadaku, dia juga tidak bertanya lebih banyak lagi. Kemudian pandangannya yang dingin terjatuh ditubuh orang-orang yang diikat ini, bertanya: “Siapa mereka?”

Aku berkata dengan datar: “Ini hanyalah sekelompok sampah yang perlu dibersihkan.”

“Apakah kamu harus membersihkannya sendiri?”

“Tidak perlu.”

“Kalau begitu ayo pergi.” Aiko berkata lalu berbalik untuk pergi.

Aku meraih pergelangan tangannya, dia menundukkan kepala melihat sekilas tanganku, aku dengan segera melepaskannya, lalu mendengar dia dengan datar berkata: “Apakah kamu tidak ingin segera pergi melihat Sulistio? Sekarang dia sedang menunggumu kembali. Ketika dia sadar, dia bahkan tidak bertanya bagaimana keadaan anaknya, istrinya dan langsung memikirkan keselematanmu.”

Aku berkata: “Tentu saja aku ingin segera melihat mereka, tetapi hanya saja aku telah membuat janji dengan Kak Govy untuk bertemu disini malam ini.”

“Kak Govy? Govy yang dari Beijing?”

“Iya.”

“Bukannya dia terluka dan sedang beristirahat dirumah? Bagaimana bisa datang kemari tiba-tiba?”

Aku melihat sekilas Jackson yang sudah tidak terlihat seperti orang, lalu dengan datar berkata: “Ceritanya panjang….”

Sebelum aku melanjutkan, Aiko langsung berkata: “Kalau begitu jangan katakan lagi.”

Aku: “……..”

Aku berkata: “Tidak peduli bagaimanapun, mari kita berisitirahat terlebih dahulu didalam rumah. Kak Govy tidak akan begitu lama datang, dia harus membawa orang untuk memeriksa klub terlebih dahulu dan membasmi pasukan bawah tanah ditempat ini sebelum dia datang untuk berjumpa denganku.”

Aiko menganggukan kepala, lalu mengikutiku masuk kedalam rumah. Dia bertanya kepadaku, bagaimana aku bisa melarikan diri dari pesawat? Jadi aku menceritakan seluruh kisah dengan jelas kepadanya, setelah selesai mengatakan, aku memandang keluar lalu berkata: “Saat ini Alver….juga tidak tahu bagaimana keadaannya.”

“Seharusnya dia belum sampai disana, karena kamu baik-baik saja, Dony Yun dan lainnya pasti akan mengatur orang untuk menghadapi Alwi palsu, dan mungkin saja Alver bisa keluar dari bahaya.” Aiko berkata, hanya saja dari ekspresi dan nada bicaranya, aku juga dapat mendengar bahwa dia tidak benar-benar berpikir begitu.

Aku menghela nafas, dan tidak mengatakan apapun lagi.

Pada saat ini, Leny, Bernard dan benny, mereka bertiga berjalan masuk, mereka berdiri jauh disana. Mereka terlihat seperti ingin berbicara tetapi tidak berani membuka mulut, aku bertanya: “Sangat takut kepadaku?”

Leny dan lainnya menggelengkan kepala, juga menganggukan kepala, Bernard dengan tidak nyaman menyentuh kepalanya lalu berkata: “Sedikit.”

Leny memandang Aiko dengan pandangan penuh dengan musuh, kedua matanya tertuju terus ke Aiko, setelah beberapa saat baru dengan tidak rela bertanya: “Kakak ini…….apakah istrinya Kak Alwi?”

Begitu perkataan ini keluar, aku dengan langsung merasa canggung, lalu berkata: “Bukan, dia adalah Kakakku.”

Ketika Leny mendengar ini, dengan segera matanya terbuka lebar dan tersenyum. Dia terburu-buru berkata: “Kak, apakah kamu haus? Aku pergi menuangkan segelas air untukmu.”

Dia selesai mengatakan dan berbalik untuk pergi.

Aiko berkata dengan dingin: “Aku tidak memiliki kebiasaan untuk asal mengenal saudara perempuan. Aku tidak tahu apa hubunganmu denganku, kamu bahkan bisa memanggilku Kakak.”

Dia sambil berkata, setengah menyipitkan mata lalu menatap dingin kearah Leny yang canggung berbalik, berdiri disana dengan kepala menunduk, yang penuh dengan kegelisahan.

Leny membuka mulutnya, tetapi tidak mengatakan apapun.

Hatiku penasaran, meskipun Aiko memperlakukan orang dengan dingin, tetapi dia bukanlah orang yang sulit bergaul, meskipun dingin, dia tidak akan menyinggung perasaan orang yang tidak memprovokasinya. Aku sangat penasaran, ada apa dengannya?

Bernard melihat adikknya ditindas, dengan segera berkata: “Kita orang desa tidak seperti kalian orang kota, lebih jujur, lebih sederhana, jadi adikku memanggil gadis ini ‘kakak’ juga tidak ada maksud lain.”

Aiko meliriknya dengan dingin, berkata: “Maksudmu, kita orang kota lebih tidak jujur dan terlalu anggap serius, dan aku sedang bermaksud untuk menyulitkan adikmu, benarkan?”

Aku mengerutkan alis dan melihat kearah Aiko yang terlihat suasana hatinya yang buruk, lalu berpikir dalam hati, mengapa suasana hatinya sangat buruk hari ini? Tentu saja, meskipun aku penasaran, aku juga tidak berani bertanya begitu banyak, lagipula sekarang aku harus lebih menjaga jarak diantara kami.

Bernard yang dilawan oleh Aiko dengan langsung wajahnya memerah, lalu menundukkan kepala dan tidak berani melihat Aiko, dengan gagap berkata: “Aku….aku tidak bermaksud begitu.”

Benny menyusut disamping, awalnya dia sangat pandai berdebat, tetapi saat ini ketika bertemu dengan Aiko, dia malah tidak berbicara, dan terlihat sangat pemalu.

Leny marah, lalu bertanya: “Jika kamu tidak ingin aku memanggilmu Kakak maka aku tidak akan memanggilmu seperti itu, mengapa kamu begitu terhadapku? Apakah karena aku orang desa, jadi kamu menganggapku remeh?”

Aiko dengan dingin berkata: “Jika kamu ingin menuduhku, aku juga tidak keberatan untuk berdebat denganmu. Tadi kamu melihatku dengan mata yang penuh dengan permusuhan, ditambah lagi kamu bertanya pertanyaan itu, ini menunjukkan bahwa kamu terhadap istri Alwi penuh dengan permusuhan, ini juga menunjukkan kamu mempunyai maksud dengan orang yang telah menikah, dan terakhir malah memanggilku ‘Kakak’ dengan manis, dan ingin menggunakan cara ini untuk menyenangkanku, dan untuk menarik hubungan dekat dengan Alwi, apakah yang kukatakan benar?”

Leny dikatakai sampai wajahnya memerah, dan air matanya hampir keluar. Dia melihatku untuk meminta tolong, dan berharap aku dapat membantunya, aku berpikir dalam hati, aku bahkan tidak berani memprovokasi Aiko, dia malah membuat adegan itu dihadapannya, bukankah dia sedang cari mati? Hanya saja dulunya Aiko bukanlah orang yang membosankan seperti ini, dia tidak akan marah karena masalah kecil ini, apa yang salah dengannya hari ini?

Aku dengan sedikit penasaran memandangnya, dan teringat perkataannya tadi. Sebuah pemikiran yang membuatku terkejut muncul dihatiku, itu adalah mungkin karena dia sedang cemburu, dan mungkin menganggap Leny sebagai saingannya.

Hanya saja ketika pemikiran ini muncul, aku merasa aku benar-benar terlalu berpikir banyak. Aiko lebih terkendali daripadaku, dan masih menjaga jarak denganku dengan sengaja, bagaimana mungkin akan terungkap pada saat ini? Meskipun aku tahu bahwa dia masih mencintaiku, tetapi aku juga tahu bahwa dia adalah wanita yang sangat mengendalikan diri, dia mengatakan akan menyerah kepadaku, maka akan benar-benar menyerah, bagaimana mungkin dia…..

Sepertinya melihat apa yang kupikirkan, Aiko dengan datar berkata: “Kamu jangan berpikir terlalu banyak, aku melakukan ini hanya untuk Jessi. Aku dan Jessi seperi saudara kandung, sekarang dia terluka parah dan menderita untukmu di Beijing, tetapi kamu malah dengan damai ditemani oleh gadis kecil di desa, aku marah karena untuk membantunya memberimu pelajaran.”

Begitu aku mendengarnya, aku baru mengerti, lalu dengan segera berkata: “Aku tidak ada perasaan lain terhadap Leny, kita hanya kebetulan bertemu. Kamu berpikir terlalu banyak, aku dan Jessi telah melalui banyak kesulitan dan bahaya, dan memiliki iman untuk tetap bersama, dan iman ini tidak bisa dihancurkan oleh siapapun.”

Perkataanku ini, dikatakan untuk Leny dan juga Aiko. Mata Aiko tertuju kebawah, tetapi sama sekali tidak dapat melihat emosinya, dan Leny berlari pergi sambil menangis, Bernard takut akan terjadi masalah padanya, dia pergi mengejarnya, tetapi benny malah tetap berdiri disana dan tidak bermaksud untuk pergi.

“Apa yang kamu lakukan disini? Kekasihmu telah pergi.” Aku tersenyum sambil berkata. Aku sangat ingin tahu apakah Benny akan mencari masalah dengan Aiko untuk melindungi Leny.

Tetapi sangat jelas bahwa aku telah berharap terlalu banyak dengan keberanian Benny. Dia bahkan tidak berani melihat Aiko, dan malah menatapku lalu berkata: “Alwi, sebelumnya kamu mengatakan bahwa kamu mencari seseorang untuk membersihkan pasukan bawah tanah orang dibelakang Jackson?”

Aku berkata dengan datar: “Aku punya pemikiran itu, dan saudaraku sedang bertindak, tetapi apakah dia dapat melakukannya, ini masih perlu menunggu kabar.”

Mendengar perkataan ini, Benny sedikit kecewa, lalu Aiko dengan datar berkata: “Hal yang ingin Govy lakukan, takutnya hanya ada sedikit orang yang bisa menghalanginya.”

Benny memiliki harapan lagi mendengar perkataan ini, dia memandangku, berkata: “Aku ingin memohon satu hal kepadamu.”

“Apa itu?” Aku bertanya dengan penasaran.

Benny dengan gelisah berkata: “Aku ingin mengikuti jejak kamu.”

Aku menatapnya dengan sedikit terkejut, dia memandangku, berkata: “Aku tahu bahwa kamu bukan orang biasa, juga tahu bahwa kamu hidup diujung pisau, tetapi aku tidak takut. Aku ingin mengikutimu, dan sama sepertimu membesarkan sekelompok bawahan, keren dan menawan.”

“Keren? Menawan?” Aku tidak bisa menahan tawa, berkata: “Jika kamu hanya ingin menjadi orang yang menawan dan keren, lebih baik kamu tidak pergi denganku. Aku katakan lebih terus terang kepadamu, saudara yang mengikuti sangat banyak, dan bukan semua orang bisa rukun dan bukan semua orang bisa bertahan hidup. Hidup dalam kehidupan diujung pisau, tidak sebaik yang kamu pikirkan.”

“Aku tahu.” Benny berkata dengan tegas, “Aku tidak takut mati.”

Aku berkata dengan datar: “Apakah kamu yakin kamu tidak takut mati?”

Benny mengiyakan dengan menganggukan kepala, memandangku, berkata: “Tidak takut, aku mengatakan tidak takut maka tidak takut.”

Aku melihat kearah Aiko, dia tiba-tiba mengeluarkan senjata, lalu berkata kepada Benny: “Alwi tidak butuh orang yang tidak berguna dan takut akan kematian disisinya, kamu ingin berada disisinya? Baik, kamu lewati dulu aku.”

Benny melihat senjata hitam yang mengarah kepadanya, dalam matanya terlihat terkejut dan ketakutan, tetapi dia dengan cepat bertekad, berkata: “Aku sudah mengatakan, aku tidak takut mati, jika kamu ingin menembak, maka tembakalah. Jika aku, Benny akan menghindar maka namaku akan ditulis terbalik.”

Ekspresi Aiko yang dingin, dia benar-benar menembak, tepat ketika dia menembak, Benny kerena gugup jadi menutup mata, tetapi dia tidak menghindar sedikitpun.

Peluru sepertinya melewati sisi telinganya, dan menembaki dinding dibelakangnya, Aiko melepaskan senjatanya, lalu dengan datar berkata: “Aku telah membantumu mengujinya, kamu yang putuskan sendiri apakah menginginkan dia atau tidak.”

Benny membuka matanya, lalu menelan ludah, dengan gembira berkata: “Aku mengira kalian akan benar-benar menembakku.”

“Jangan katakan seolah-olah kamu tidak mengetahui bahwa aku sedang mengujimu.” Aku berkata dengan datar, sebenarnya tesku belum selesai.

Benny menyeringai, berkata: “Aku tahu kamu sedang mengujiku, tetapi aku tidak mengerti kalian, aku tidak yakin apakah kalian benar-benar akan menembakku, jadi aku benar-benar bertaruh dengan nyawaku, aku berpikir dalam hati, dia yang temperamennya begitu buruk, mungkin akan benar-benar menembakku.”

Mendengar benny mengatakan bahwa Aiko memiliki temperamen buruk, aku hampir saja tertawa, dia malah acuh tak acuh dan seolah-olah tidak mendengarnya.

Aku berkata: “Baik, kamu sudah lulus tes. Aku dapat membawamu pergi, tetapi aku ingin tahu alasan sebenarnya.”

Wajah Benny dengan langsung memerah, telinganya juga ikut memerah, dia berkata dengan malu: “Aku….Aku mengatakan sebenarnya kepadamu, aku hanya ingin menonjol dan menjadi seperti Kak Alwi, agar leny dapat menatapku dengan kagum.”

Aku berkata dengan datar: “Tetapi kamu pergi, mungkin akan tidak melihatnya selama bertahun-tahun, dan juga mungkin tidak bernyawa lagi untuk melihatnya.”

Benny dengan serius berkata: “Karena aku telah membuat keputusan ini, maka aku harus bisa menerima kerinduan ini, jika aku benar tidak bernyawa lagi untuk melihatnya, juga hanya bisa menunjukkan bahwa aku tidak cukup hebat, dan pantas untuk menerima ini.”

Melihat tatapan serius Benny, aku sampai akan terinfeksi oleh perasaan sejatinya, pada saat ini, Aiko berbisik: “Mengapa disisimu semua adalah pria yang lebih baik darimu?”

Aku dengan sedikit canggung memegang hidung, hatiku berkata: “Ini karena tidak ada begitu banyak wanita hebat disisi mereka.”

Novel Terkait

Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu