Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 375 Di Cintai Si Gila

Aku benar-benar tidak habis pikir Justin akan mencari masalah di tengah pernikahan Sulistio, dulu aku sempat meragukan niatnya, tapi karena akhir-akhir ini perilakunya begitu baik, sehingga aku mulai mempercayainya, tidak hanya itu, segala seluk beluk hotel ini sudah kami periksa, dan juga untuk setiap petugas kebersihan sudah kami periksa dengan ketat dan seksama, bahkan setiap keluar masuk mereka harus menunjukan kartu identitasnya, jadi aku benar-benar tidak kepikiran, aku diserang di tempatku sendiri.

Selain itu, Jessi, ibuku, Gerald Su, dan juga Wolf Wang masih berada di luar sana, mereka ini orang-orang macam apa? Sampai-sampai seorang Justin berani berkhianat? Siapa orang di balik ini semua?

Meski banyak pikiran, tapi ini hanya yang terlintas di benakku.

Aku mengangkat tanganku, segera aku mematahkan jarum yang disuntik oleh Justin di leherku, tapi sebagian dari obat suntik itu telah masuk kedalam tubuhku, aku merasakan tidak enak di dalam tubuhku, berusaha untuk kabur, tapi disaat ini, tali itu semakin erat mengikat leherku, membuat aku sulit untuk berteriak, dengan begitu susah payah aku meraih tali itu, Justin bersama seseorang yang keluar dari bilik toilet, dia melepaskan tali yang melilit leherku, kemudian dia menyeretku ke dalam bilik toilet.

Aku mencoba untuk menyingkirkan mereka, tapi aku sekarang benar-benar tidak berdaya, tidak hanya itu, mataku terasa begitu berat, aku segera menyadari obat yang disuntikan oleh Justin itu obat apa, obat yang dia suntikan itu adalah obat bius, jika tadi aku tidak mematahkan jarum suntik itu, mungkin sekarang aku sudah pingsan.

Setelah diseret kedalam bilik toilet, aku tiba-tiba mendengar Jessi memanggil namaku, aku sudah tahu, dia begitu pintar, dia pasti menyadari ada yang tidak beres disini, aku berusaha sekuat tenaga untuk berteriak, tapi mereka menutupi mulutku begitu rapat, aku sama sekali tidak bisa berteriak.

Tapi tidak apa-apa, selama aku tidak muncul, Jessi pasti mengetahui aku dalam masalah, Justin dan yang lainnya tidak akan bisa membawa aku keluar dari sini. Memikirkan hal ini, aku melirik Justin, apa yang bisa kamu lakukan setelah menangkapku? Aku ada Jessi, kamu bisa apa?

Ketika aku merasa sedikit tenang, tiba-tiba terdengar suara, berkata : “Aku disini.”

Hatiku tersentak, aku memandang keluar dengan ekspresi terkejut, karena aku mendengar, suara aku sendiri! Aku menggelengkan kepalaku, aku benar-benar tidak percaya, ingin berteriak, aku berusaha setengah mati untuk menyingkirkan orang-orang yang ada didekatku sekarang, tapi, semuaya sia-sia, melalui celah-celah, aku melihat dua pasang kaki, dan aku merasa dua pasang sepatu itu tidak asing untukku, sepasang sepatu aku, dan sepasangnya lagi punya Nody, aku mengingat kembali suara yang sama denganku, tiba-tiba aku merasakan hawa dingin di punggungku dan pikiran konyol mulai muncul.

Justin berbisik di telingaku, berkata : “Kak Alwi, kamu mungkin tidak tahu, bahwa di dunia ini ada seseorang yang mirip dengan kamu, dia menghafalkan kebiasaanmu dari kecil hingga sekarang, cara berbicara dan bahkan sifat juga sama, dia adalah bayanganmu, dia seharusnya menjadi orang yang paling dekat denganmu, tapi dia membencimu, benci sampai ke tulang-tulang.”

Dengan benci aku melotot kepada Justin, Justin tersenyum dingin, berkata : “Lagipula kamu akan segera lupa ingatan, apa aku memberitahu kamu lebih banyak ya. Pada saat itu ibumu melahirkan bayi kembar, walaupun di bilang mati dalam kandungan, tapi beberapa orang akan yakin jika tidak melihatnya sendiri, maka dari itu, ibumu mencekik salah satu anaknya, dan menyisakan kamu seorang, anak yang dicekik oleh ibu itu adalah yang sekarang berdiri diluar sana.”

Mendengar perkataan Justin, tidak ada perasaan lain selain terkejut, tapi aku melototi dia, ingin berkata padanya bahwa apa yang dia katakan itu bohong, tapi orang diluar tiba-tiba berbicara lagi, dia berkata : “Nody sudah mabuk, dia tidak tahu jalan kemana, aku akan mencari orang untuk mengantarnya pulang, kemudian aku akan mengantar kamu dan ibu pergi, Jessi, kamu tunggu aku sebentar ya.”

Nada dia bicara sama persis dengan aku, jangankan Jessi, aku sendiri saja tidak bisa membedakannya.

Penglihatanku semakin kabur, aku mendengar jessi menjawab “baik”, lalu aku mendengar kedua kaki melangkah menjauh, seketika hatiku begitu hancur.

Pada saat ini, terdengar suara mendesis dari luar, terdengar suara pintu toilet tertutup, Justin membuka pintu toilet, terlihat petugas kebersian menyeret satu gerobak sampah, Justin menutup mulutku, dan satu orang lain lagi menyeret aku dan melemparkan aku kedalam gerobak sampah itu, kemudian, mereka membuang setumpuk sampah ke tubuhku, tercium aroma yang tidak sedap, ada bau kotoran, bau kencing, dan juga bau tisu basah dari toilet, seketika perutku terasa mual, rasanya aku akan muntah.

Gerobak sampah terdorong keluar, beberapa kali aku mencoba untuk bangun, tapi tidak berguna sama sekali, pikiranku begitu kacau teringat perkataan Justin tadi, aku merasa semakin pusing, kepala semakin berat, dan akhirnya pandanganku gelap, dan aku sudah tidak tahu apa-apa lagi.

Aku tidak tahu, sudah berapa kali aku di culik, aku juga tidak tahu sudah berapa kali aku di serang oleh komplotan, sepertinya aku memang di takdirkan untuk hidup di lingkungan yang penuh dengan konspirasi ini, semua jalan yang aku ambil, merupakan sebuah ‘strategi’ konspirasi, konspirasi dan persekongkolan, yang tidak bisa terlepas dari hidupku.

Kenapa? Kenapa aku begitu kerja keras, begitu baik terhadap orang, berusaha keras untuk mendapat ketulusan dan juga kepercayaan, tetapi selalu saja ada yang menghalangi? Apakah aku harus bertahan dalam satu kesalahan? Apakah aku tidak boleh berperasaan, dan tidak boleh mempercayai orang?

“Kenapa?” aku tiba-tiba terdiam, dan ingin sekali aku berteriak dan bertanya dalam mimpiku, kemudian, mataku terbuka sedikit dan melihat sekelompok orang berbaju putih di hadapanku, dan aku terbaring di atas meja operasi, pandanganku tertuju kepada seseorang wanita yang menggunakan masker disebelahku, dia menatapku dengan tajam, dan tersenyum, aku menatap mata yang telah membuat aku mimpi buruk yang tidak terhitung jumlahnya itu, dan berkata : “Claura, kau kah itu?”

Wanita di depanku sedikit terkejut, kemudian dia melepaskan masker wajahnya, dan berkata : “Alwi, aku sangat senang kamu masih mengingatku.”

Ternyata Claura!

Hatiku sangat terkejut, aku menggertakkan gigiku dan memandang pria lain yang berdiri di sampingnya, walaupun pria ini menggunakan topeng, tapi aku sangat mengenalinya, dia adalah Justin. Aku menggertakkan gigiku dan memandang Justin, berkata : “Ternyata kamu menangkapku, hanya untuk mencari kesempatan dengan bosmu, kamu benar-benar seekor anjing yang patuh.”

Ketika aku mengatakan ini, Justin tidak marah, justru malah tersenyum dan berkata : “Iya, aku memang anjing nona besar ini.”

Aku menatap Claura dengan dingin, dan berkata : “Apa yang kamu inginkan?”

Claura tersenyum, dan berkata : “Kamu masih tidak tahu, apa yang aku inginkan?”

Aku melihat sekelompok orang dengan mantel putih mulai mendekatiku, hati ini sangat tidak karuan, dan berkata : “Claura, kamu sudah gila ya?”

Claura mengangkat wajahku dengan tangannya, dan berkata : “Aku tidak gila, hanya saja aku ingin menggunakan cara dimana kita berdua bisa menerima untuk mendapatkanmu. Kamu tenang saja, kamu hanya akan melakukan operasi kecil, selesai operasi nanti, mungkin kamu akan melupakan sesuatu yang tidak boleh kamu ingat, tentu saja mungkin kamu akan menjadi seseorang yang bodoh, tapi tenang saja, tidak peduli kamu berubah menjadi gimana, aku tidak akan membencimu, pada saat itu, di hatimu hanya ada aku seorang, siapapun tidak bisa merebut kamu dari aku, dan kamu juga tidak akan ingat siapapun.”

Setelah mendengar perkataan Claura, aku jadi mengerti maksud perkataan Justin tadi “lagipula kamu tidak akan ingat apa-apa”, aku tidak menyangka Claura menjadi seperti ini, dia tidak berubah sedikitpun, hanya saja tambah gila, dia rela menghapus semua ingatanku demi mendapatkan aku, walaupun resiko operasi akan membuat aku menjadi bodoh, tapi dia tetap tidak mau menyerah.

Aku merasa hatiku bagaikan di terpa angin dingin, aku tidak pernah menyangka Claura akan berubah menjadi gila seperti ini, meski cintanya begitu dalam, tapi ini sangat mengerikan, aku merasa di cintai olehnya, bagaikan terjerat oleh iblis, setiap sel dalam tubuh ini berteriak dan memberontak, rasanya ingin membunuh wanita ini.

Aku menyusuli Claura, dia menghentikan langkahnya, dan beberapa orang mencegahku, efek obat bius di dalam tubuhku masih terasa, jadi aku tidak memiliki banyak tenaga, hanya bisa menerima diriku di cegat seperti ini, aku melihat seseorang membawa jarum suntik berjalan kearahku, aku tahu pasti mereka ingin membiusku lagi, agar operasi ini segera berjalan.

Aku mengambil nafas dalam-dalam, dan berkata kepada Claura : “Selamanya aku tidak akan bisa mencintaimu, Selamanya tidak akan bisa!”

Ketika aku selesai bicara, dengan tatapan sinis Claura mellirikku dan berkata : “Bisa atau tidak kamu mencintaiku, hanya aku yang bisa menentukannya!”

Dasar gila, maniak, iblis! Aku ingin berteriak, menjeritkan kemarahanku, tapi aku tahu itu hanya akan membuat Claura menjadi semakin gila untuk mendapatkan aku. Aku mengambil nafas dalam-dalam, dan terbaring disana tidak bergerak, kemudian aku mulai tertawa dengan gila.

Claura bertanya apa yang aku tertawakan? Aku menggertakkan gigiku dan berkata : “Aku merasa aku begitu bodoh, aku pikir membiarkan kamu meninggalkan Nanjin itu adalah pilihan yang tepat, karena kamu tidak akan bertemu denganku, juga hidup di kota yang beda, maka akan membuat kamu pelan-pelan untuk melupakan aku, dan kamu akan memulai hidupmu yang lebih baik dan bahagia, aku bahkan membiarkan pengawalmu yang ingin membunuhku itu pergi, dan aku menyuruhnya agar dia menjagamu dengan baik, tapi aku tidak menyangka inilah hasil yang aku dapatkan.”

Claura terdiam, memandangku tanpa berbicara, dan para pengawal yang tadinya mencegat aku, pelan-pelan mulai melepaskan tangannya.

Aku memandangi Claura dan berkata : “Apakah harus memiliki baru bisa di bilang cinta? Tidakkah kamu tahu apa yang sudah aku lakukan demi kamu, toleransi, kepedulian, apa kamu tidak bisa melihatnya semua? Diantara kita berdua jika bukan karena dendam ayahmu, apakah kamu akan berbuat sejauh ini?

Raut wajah Claura berubah ketika mendengar perkataanku, aku tahu dia tersentuh dengan perkataanku, dia memandangku dan berkata : “Apakah kamu pernah sayang dengan aku?”

Aku tidak menjawabnya, hanya memandangnya, dia berkata lagi : “Jika kamu memang mencintaiku, kenapa kamu membunuh ayahku?”

“Cinta, apa itu melebihi segalanya?” aku bergumam, “Hanya karena aku ada perasaan padamu, apakah aku akan melepaskan ayahmu begitu saja? Dia hidup sehari, itu sama saja dia juga ingin membunuhku sehari, bukankah seperti itu?”

Claura menggigit bibirnya, berkata : “Tapiii….. dia itu ayahku!”

“Kenapa kamu ingin bersamaku, padahal kamu tidak bisa melepaskan dendam ayahmu?” aku bertanya dengan bingung.

Claura menatapku dalam-dalam, dan berkata : “Karena aku tidak punya pilihan lain, aku tidak punya pilihan untuk melepaskanmu.”

Perlahan aku memejamkan mataku, dan tanpa perlawanan aku berkata : “Baiklah, jika dengan membuat aku lupa segalanya dan kamu bisa menerima ini semua dengan baik, maka lakukanlah.”

“Kamu tidak melawan?” Claura menatapku dengan curiga.

Aku tertawa kecil, berkata : “Apa gunanya melawan?”

Claura terdiam, Justin segera memerintahkan dokter : “Ayo mulai.”

Novel Terkait

Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu