Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 159 Peringatan

Aku berkata bahwa aku ingin menantang Jimmy, setelah dia mendengarnya, dia menatapku dengan menghina dan bertanya: "Hanya kamu?"

Mungkin di matanya, aku masih yang tidak bisa bertarung dan hanya bisa mengandalkan perlindungan orang lain.

Aku mengangguk dan berkata, "Hanya aku."

Jimmy melipat lengan bajunya dan berkata dengan mencibir:" Oke, kalau begitu aku akan bermain denganmu, kamu tenang saja, aku orangnya memiliki rahmat, akan memberi cara mati yang layak untukmu."

Dia berkata, tiba-tiba menyerangku, aku segera melakukan tindakan perlawanan, tetapi tidak mengeluarkan tenaga, hanya menunjukkan gerakan, jadi aku dengan mudah ditendang dia terbang jauh, aku sengaja jatuh ketanah dan berteriak kesakitan. melihat aku begitu kasian, Jimmy menepuk pahanya dan tertawa, dia terlahir dengan wajah penuh daging, wajah berlipit, sepasang mata sipit seperti celah, dan mulut yang luar biasa besar, tertawanya hampir membuat makanan semalam dalam perutku muntah keluar.

Sial, sangat mematikan! Aku rasa jika aku tidak menendang wajahnya itu, aku akan merasa bersalah dengan diriku sendiri yang sedang bermain dengannya.

Aku bangkit dari tanah, menepuk-nepuk debu di pantatku, bersiap, dan berkata, "Ayo lagi."

Jimmy meludah ke tanah, mengejekku dan berkata:" tidak tahu diri."

Aku bergegas ke arahnya dan meninju wajahnya dengan kepalan tangan. Dia mengulurkan tangan dan meraih pergelangan tanganku dengan jijik, dan ingin menyingkirkannya, tetapi segera dia menunjukkan ekspresi terkejut karena dia menyadari bahwa dia tidak bisa menyingkirkan tanganku sama sekali. Aku terkekeh dingin, meninju wajahnya dengan kuat, setelah itu, kakiku langsung menendang kakinya, lenganku dengan keras mendorong dadanya. dia tidak bisa merespon, dan langsung terjatuh oleh doronganku, kepala bagian belakang dengan keras membentrok ketanah.

Aku tidak memberinya kesempatan untuk bangkit, lututku menahan bagian bawah perutnya, mengeluarkan belati mengarah ke lehernya, berkata dengan dingin:" menurutmu cara kalah seperti ini layak atau tidak?"

Jimmy mengerutkan kening dan ekspresinya mengerikan, bukan karena marah, tapi karena kesakitan, karena jatuhnya tidak ringan, aku kira dia mungkin akan kena gegar otak. dia berhenti sejenak baru membuka matanya dan menungguku, sambil marah" kamu tidak tahu malu!"

Aku bertanya kepadanya di mana Aku tidak tahu malu? Dia berkata, "Pertama kali Kamu sengaja menerima tendanganku, sehingga aku bisa melonggarkan kewaspadaanku, dan melumpuhkanku, kan?"

orang ini tampaknya otaknya jalan juga. Aku memang sengaja, karena dengan begitu dia akan melonggarkan kewaspadaannya dan aku baru bisa punya kesempatan untuk menang. harus tahu, walaupun aku telah menerima latihan keras, lebih hebat dari sebelumnya, tetapi Sulistio pernah berkata bahwa orang ini adalah prajurit istimewa yang teladan di masa dulu, jika bukan karena melakukan kesalahan, sekarang mungkin sudah menjadi karakter yang hebat, dan dia bisa membuat begitu banyak veteran mengakuinya, kemampuannya pasti besar, Aku hanya berlatih selama lebih dari setengah tahun bagaimana bisa mengalahkannya? Aku sendiri pun tidak percaya.

Sambil menarik pikiranku, aku tersenyum dan berkata, "Aku memang sengaja, kenapa? kamu sendiri tidak hati-hati, memandang rendah orang lain, mengira diri sendiri paling hebat, itu masalah kamu sendiri, tidak ada hubungannya denganku sama sekali. lagi pula, apakah kita pernah bilang kalau bertarung tidak boleh memakai cara cerdik?"

Wajah Jimmy seketika memerah karena omonganku, dia berkata bahwa pria harusnya tidak memainkan trik-trik licik itu, yang menggunakan trik-trik bukan pria sejati.

Aku tersenyum dan berkata, "Bukan pria sejati jika menggunakan trik cerdik? Lalu kamu mengajak orang-orangku untuk pergi, saat aku dalam kesulitan kamu bukannya menolong malah sengaja mencelakaiku, aku ingin tahu itu termasuk pria apa?"

Jimmy tercengang oleh kata-kataku, Aku bertanya kepadanya:" Apakah Kamu mengakui kekalahan?"

Dia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Tidak, kecuali kita tanding satu ronde lagi!"

Aku tertawa, memutar belati, langsung menancapkan belati ketangannya, dan kemudian menarik kearah pergelangan tangannya dengan keras, dia kesakitan hingga menjerit dan wajahnya juga berubah seketika, Sulistio yang tidak jauh menutup tangannya sendiri, giginya menyeringai dan berkata:"Alwi, kamu memang suka menggunakan trik ini."

Aku memandangnya sambil tersenyum, berkata, "Trik ini Aku belajar dengan kakakku, tentu saja aku suka menggunakannya."

Aiko, yang berdiri tidak jauh dari sana tersenyum, Aku mengeluarkan belati, menyeka darah ke wajah Jimmy, dan bertanya:" Aku bertanya sekali lagi, apakah kamu mengakui kekalahan?"

Jimmy mengertakkan gigi dan berkata dengan enggan, "Aku mengaku kalah."

Aku berdiri dengan puas dan berkata, "kalau begitu, pergilah."

Jimmy berdiri perlahan dan berbalik untuk pergi. Aku siap untuk berbicara beberapa patah kata dengan sekelompok veteran ini, pada saat ini, perubahan terjadi, aku merasa ada angin kencang bertiup ditelingaku, mendengar Aiko berteriak" hati-hati", aku menjatuhkan diri kesamping, sebuah belati cerah melewati telingaku dan menuju kedepan, jika bukan karena aku menghindar dengan cepat, belati itu mungkin sudah tertancap dileherku.

Bisa-bisanya Jimmy membunuh balik saat lawannya tidak waspada!

Aku terkejut dan melihat belati berputar di udara selama sekeliling dan menyerangku lagi, Jimmy menatap dengan mata merah, tubuhnya yang tinggi dan kokoh mendekat denganku, tidak memberiku kesempatan untuk mundur. Aku hanya merasa bahwa belati itu sepertinya disaat berikutnya akan menusuk kedalam mataku.

Dengan tergesa-gesa, aku meraih belati dengan mendadak, merasakan sakitnya belati yang menusuk daging, menggertakkan gigiku, dan menahannya. kemudian, aku menabrak Jimmy dengan ganas, dia melangkah mundur, dan bersandar lagi kedepan, aku mengambil langkah tegas, memindahkan semua kekuatan ke bahuku. aku menjongkok dengan mendadak, bahuku dengan keras menyerang kearah bagian bawah perutnya.

Jimmy mendengus dan mundur beberapa langkah. Begitu dia akan menstabilkan tubuhnya, dia ditendang ke tanah oleh Aiko yang berlari cepat kesini, segera melihat Aiko menggunakan sepatunya injak ketangannya, kelihatannya tidak bertenaga, tetapi aku mendengar suara patah, Diperkirakan pergelangan tangannya patah, dan teriakan Jimmy terdengar ditelinga, Aiko kelihatannya tidak bermaksud berhenti sama sekali. dia mengulurkan kakinya, roknya berkibar, sepatu kainnya tiba-tiba menginjak ke pergelangan kaki Jimmy, kiri kanan sekali, terdengar dua kali suara patah lagi, teriakan Jimmy lebih keras lagi, membuat bulu kudukku naik.

Sulistio bergegas bertanya padaku tidak apa-apa? Aku menggelengkan kepala dan menatap Jimmy, hanya melihat dia berteriak kesakitan: "Tanganku! Kakiku!"

Aku mengerutkan kening, memperhatikan Aiko yang penuh kemarahan, berjalan mendekat, memanggil "kakak" dengan lembut. Dia mengangkat kepalanya, dan wajahnya yang cantik penuh amarah, dan berkata, "Dia ingin membunuhmu."

Melihat dia dalam kemarahan, hatiku terasa seperti tersapu lembut oleh bulu. sangat lembut dan aku berkata:"Bukankah aku sudah baik-baik saja?"

meskipun mulutku berkata begitu, tapi ada rasa takut dalam hatiku, Aku tidak menyangka Jimmy bisa melakukan trik ini didepan begitu banyak orang, dan seperti yang dikatakan Aiko, orang ini tadi sudah ingin membunuhku, jika tidak menghindar dengan cepat, diperkirakan dia telah menusuk aorta dileherku, dan kemudian mungkin aku hanya bisa turun kebawah mencari ayah dan ibu untuk bermain permainan kartu.

Bahaya, Bahaya sekali.

Aku memandang Jimmy dengan marah. Dia melototiku dan berkata dengan mencibir:"Alwi, kamu pikir bisa terhindar kali ini, lain kali mungkinkah kamu masih seberuntung ini? Aku kasih tahu kamu, Kematianmu sudah tidak jauh, karena ada seseorang yang lebih menginginkan nyawamu !"

Ini membuat hatiku terkejut, aku menatap Jimmy dan bertanya dengan nada rendah:"Kamu ingin membunuhku sejak awal?"

Jimmy tidak menjawabku, hanya tertanya disana, seperti orang gila.

Ketawanya membuat kulitku merinding. Aku bertanya padanya apakah Claura yang menyuruhnya melakukan ini? dia tidak menjawabku, dia hanya memberiku senyuman yang begitu dalam.

Sulistio berbisik:"Benarkah wanita gila itu?"

Aku menggelengkan kepala dan berkata, "Belum tentu. Mungkin orang ini sengaja mencoba mengkambing hitamkan Claura.

Jimmy mencibir dan berkata, "Menipu diri sendiri."

Ada lagi yang ingin aku katakan? Sulistio mengingatkanku bahwa banyak orang yang sedang melihat, memintaku untuk segera mengusir Jimmy pergi. Aku baru teringat kita sedang berada dipintu perusahaan. Selain para veteran ini, Masih ada orang yang lewat, meskipun orang dijalan tidak banyak, tapi di lihat tetap tidak bagus.

Memikirkan hal ini, aku meminta Sulistio untuk mengeluarkannya, dan kemudian aku melihat sekelompok veteran yang ada di sana seperti alu dari awal sampai akhir.

Jujur aku kecewa, aku pikir mereka pasti akan membantu Jimmy, tetapi tidak membantu, setidaknya tidak begitu acuh tak acuh, aku merasa bagi mereka, Jimmy tidak ada hubungannya dengan mereka. Aku hanya tidak mengerti. Bukankah mereka ingin mengikuti pria itu? Bagaimana tampaknya Jimmny adalah orang asing?

Aku berkata, "Bolehkah aku menganggap ketidakpedulian kalian kepada Jimmy, karena kalian telah memutuskan untuk kembali ke perusahaan ?"

Siapa tahu, kelompok prajurit ini tiba-tiba berbalik dan memandang pria di barisan depan tim, seorang pria yang berdiri paling tengah. pria ini kelihatannya tidak tua banyak dari aku, kepala kecil dan wajah jernih, berdiri diantara sekelompok orang. setinggi 175cm terlihat sangat mungil, Laki-laki yang sangat tampan ini sepasang matanya sangat dalam, dia berdiri di sana, bahkan lebih seperti bos dari kelompok orang ini daripada Jimmy.

Melihat ini, aku tiba-tiba mengerti bahwa ternyata Jimmy telah ditangguhkan dari awal, hanya saja dia sendiri yang tidak tahu.

Dia menatapku, dan tiba-tiba menyeringai, dan berkata, "Ya, penjahat seperti Jimmy tidak pantas menjadi pemimpin kami, Alwi, kami saudara semua akan mengikutimu untuk kedepannya."

Dia tersenyum dengan sangat ramah, tetapi rasanya aneh bagi ku, aku bertanya kepadanya siapa namanya?

Dia berkata, "Namaku Nody."

Nody, aku merenungkan kata ini di hati, memikirkan orang ini tidak mudah. Aku mengedipkan mata pada Sulistio dan memintanya diam-diam mengikuti Nody. Dia mengangguk, Aku berkata: "Saudara-saudara, kalian tenang saja, jika kalian bersedia bekerja untuk perusahaan, Aku tidak akan memperlakukan kalian dengan buruk."

Selanjutnya, aku berkata banyak omong kosong yang untuk dorong mereka, kemudian membawa Aiko pergi.

Setelah kembali, aku segera meminta Dony Yun untuk membantuku menyelidiki Nody ini, dan hasilnya adalah bahwa orang ini adalah raja iblis bajingan dengan kelahiran seperti orang biasa, dia seperti Jimmy pernah dietlit tentara, tetapi membuat kesalahan kemudian dikeluarkan dari tentara, datang ke Perusahaan AKK setengah bulan yang lalu.

Hanya dalam setengah bulan, orang ini bisa menjinakkan grup dan menggantikan Jimmy sebagai bos mereka. Aku pikir orang ini benar-benar hebat. Aku bahkan berpikir bahwa dia terlalu kejam untuk menjadi penjaga keamanan. Untuk apa jadi penjaga keamanan? orang ini jelas adalah pria hebat yang bisa terbang kelangit seperti tokoh utama yang ada di novel.

Sedang berpikir, Sulistio tiba-tiba menelfon ku dan berkata ada masalah.

Aku bertanya kepadanya apa yang terjadi? Dia merendahkan suaranya dan berkata, "Jimmy meninggal, dan dibunuh oleh Claura. Saudara yang bertanggung jawab untuk melacak mengatakan bahwa sebelum dia meninggal, dia meminta Claura untuk memberinya kesempatan dan berjanji untuk menyelesaikan tugas berikutnya.

Jantungku berdegup kencang, bertanya-tanya apakah Claura benar-benar ingin membunuhku?

Novel Terkait

Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu