Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 704 Kecelakaan, biarkan dia memeluknya sebentar

Aku selalu berpikir bahwa aku tidak akan mengatakan kata-kata ini seumur hidupku, tetapi ketika aku mengatakannya dengan tenang, aku baru menyadari bahwa menjadi seorang bajingan tidak sesulit yang aku kira, mungkin karena setelah kita membuka mulut maka tidak ada alasan untuk tidak mengatakannya lagi juga dapat mengatasi rasa malu di hati.

Aku berdiri di sana memandangi Felicia, aku tahu,beberapa kata sederhana yang aku ucapkan ini, itu seperti ribuan panah yang menusuk hatinya, tidak ada yang bisa merasakan sakit seperti itu.

Dia terus menangis, tidak melangkah maju juga tidak berbicara, aku berdiri memandangnya di sana, aku sama sekali tidak menghiburnya, pada saat ini, aku hanya merasa bahwa dia membenciku, benar-benar kecewa padaku dan kemudian mau melepaskan aku juga melepaskan dirinya sendiri.

Felicia menangis beberapa saat, menyeka air matanya, tersenyum pahit dan berkata:”Ini adalah tempat suci kuil Budha, mengatakan hal semacam ini merupakan penghinaan terhadap tempat suci ini jadi kita lebih baik jangan katakan lagi, kamu keluar dulu.”

Aku tidak menduga bahwa kekejaman dan terus terangku itu bukan hanya tidak mendapat pertanyaan dan kemarahan Felicia tetapi hanya mendapatkan kalimat ini, aku tertegun dan segera sadar bahwa dia ingin menenangkan diri dan menggunakan alasan ini untuk menghindari masalah ini, tetapi ada beberapa masalah yang tidak bisa ditunda, harus diselesaikan ketika kita sudah mengambil keputusan. Aku mengakui, aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi, aku tidak ingin dia memiliki ilusi tentang diriku lagi karena aku takut, takut aku akan berhati lembut setelah itu dan akhirnya akan melukai lebih banyak orang lagi.

Memikirkan hal ini, aku berkata:”Biksu sudah mengatakan bahwa Budha tidak dapat menyelesaikan masalahmu, kamu menyembah Budha sudah tidak ada artinya, mari kita cari tempat untuk berbicara.”

Selesai berbicara, aku mengulurkan tangan dan memegang tangan Felicia dan ingin membawanya keluar, siapa tahu dia menghempaskan tanganku dengan keras dan tiba-tiba berteriak:”Aku tidak mau pergi! Aku tidak ingin berbicara denganmu, Alwi, kamu jangan memaksaku, bisakah?”

Aku terkejut, memalingkan wajahku dan hanya melihat matanya yang penuh kesedihan, menatap mataku dengan memohon, pada saat ini, aku melepaskan tanganku, dia segera menarik kembali tangannya, berbalik dan berlutut di atas bantalan, aku ingin mengatakan sesuatu lagi, Biksu itu berkata:”Kuil Budha adalah tempat suci yang tenang harap kamu mengerti aturan.”

Hatiku sebenarnya sudah melunak, sekarang ketika mendengar Biksu mengatakan ini, aku bahkan lebih tidak ingin “merepotkan” Felicia lagi. Aku memandangnya dan berkata:”Melarikan diri tidak dapat menyelesaikan masalah, Nona Felicia, aku akan menunggumu di luar, datang padaku setelah suasana hatimu tenang.”

Felicia tidak menjawabku tetapi bahunya sedang bergetar, aku tahu dia sedang menangis, sama seperti dia menguburkan wajahnya di selimut tadi malam dan menangis tanpa suara dan tidak berdaya.

Aku berbalik dan pergi, hatiku merasa berat sehingga langkah kakiku juga ikut berat.

Aku datang dan berjongkok di bawah pohon yang jaraknya tidak jauh dari kuil, pada saat ini, cuacanya cerah tetapi hatiku seperti awan mendung yang gelap, dalam otakku muncul hal-hal masa lalu, kata-kata indah yang aku katakan kepadanya, kata-kata cinta yang memabukkan.

“Mulai hari ini, aku akan menjadi orang yang gila cinta.”

“Aku ingin menyanyikan lagu untuk orang yang aku cintai, aku ingin mengatakan padanya bahwa aku pernah membuat kesalahan dan pernah menyakitinya, tetapi sekarang, aku ingin bersamanya.”

“Adik perjaka, bolehkan aku mencintaimu?”

------“Aku akan membawamu pergi makan shabu-shabu sebentar lagi, setelah pekerjaannya selesai malam ini, aku akan membawamu ke bioskop.”

------“Sama seperti pasangan lain?”

------ “Benar, sama seperti pasangan lainnya.”

“Aku tidak perduli berapa banyak orang yang ada di dalam hatimu, aku tidak peduli kamu di luar menebar pesona kepada siapa, aku hanya ingin satu ruang kecil, aku ingin kamu menjadi milikku seutuhnya di sana, itu sudah cukup.”

“Orang yang paling aku cintai meninggal 154 hari yang lalu, aku mendengar bahwa banyak melakukan hal baik untuk mengumpulkan berkah untuknya bisa membuat hidupnya lebih bahagia di dunia lainnya, tidak perlu banyak menderita, jadi aku bersikeras melakukan perbuatan baik ... ...”

------ “Kamu masih hidup dan kamu datang menyelamatkanku, tetapi mengapa kamu tidak mau mengakui aku? Apakah aku sudah menjadi beban untukmu?”

------ “Tidak, karena sedang bertugas maka tidak bisa mengakuimu. Kak Felicia begitu baik, bagaimana bisa aku tidak menginginkanmu?”

“Aku melepaskan satu tembakan kepadamu, sekarang utangnya sudah dibayar, adil kan?”

“Hiduplah dengan baik, bisakah?”

……

Nody menyodorkan selembar tisu, aku berusaha keluar dari ingatan masa lalu, aku menyeka mukaku dan baru menyadari bahwa wajahku penuh dengan air mata, aku menundukkan kepalaku dan memeluk kepalaku dengan penuh penderitaan dan berkata:”Aku yang bersalah padanya, aku selalu tahu bahwa ini kesalahan yang aku lakukan sendiri, melakukan kejahatan, dia tidak bersalah sama sekali, tetapi, aku tidak dapat menemukan cara untuk tidak menyakitinya ... ... apa yang harus aku lakukan? Aku harus bagaimana? Kata-kata yang telah aku ucapkan tidak bisa ditarik kembali.”

Aku pikir aku tidak akan pernah menangis seperti ini lagi, aku pikir aku bisa mengatasi masalah ini dengan tenang, tetapi ketika ingatan ini mengalir di otakku seperti ombak yang bergejolak, aku sekali lagi hilang di depan ingatan ini, di depan kasih sayangnya dan aku gagal.

Nody tidak mengatakan apa-apa, mungkin dia tidak tahu harus berkata apa kepadaku, dia hanya berjongkok diam di sebelahku dan ikut bersedih denganku.

Aku berbicara banyak hal, berbicara tentang kepolosan dan kenakalanku, berbicara tentang ketidakdewasaan dan keserakahan, rendah diri dan menyedihkan, berbicara tentang pergolakan batinku, aku tahu semua yang terjadi sekarang adalah pembalasan, pembalasan atas semua kelakuanku, tetapi ... ...mengapa aku yang membuat kesalahan tetapi melakukan pembalasan kepada Felicia?

Aku berdiri, terhuyung-huyung dan menunjuk ke arah diri sendiri dan berkata:”Aku, Alwi! Benar-benar seorang bajingan! Aku yang seharusnya bersedih, aku adalah orang yang seharusnya ditinggalkan, aku pria brengsek yang seharusnya disambar petir, wanita itu begitu baik, kenapa tidak mau melepaskannya? Ini tidak adil baginya!”

Ada beberapa turis di sekitar, mereka memandangku seperti orang bodoh, Nody menarikku sambil berkata:”Alwi, kamu tenang dulu, suasana hati seperti ini hanya akan menbuat kamu lebih tidak mampu untuk menangani masalah ini, kamu pikirkanlah, mengapa kamu begitu tegas menolaknya?”

Kata-kata Nody menenangkanku, aku memandangnya dan perlahan berkata:”Supaya dia tidak membuang-buang waktu di atas diriku, demi bisa bersama dengan Jessi.”

Demi merestui cinta yang aku pilih sekarang.

Hanya saja aku sulit mengatakannya.

Nody mengangguk dan berkata:”Baguslah kalau kamu tahu, seperti yang kamu katakan, kamu tidak bisa memberikan apa yang dia inginkan, kamu telah menyia-yiakan tahun keemasannya, tidak bisa menyia-yiakan waktunya yang tersisa lagi, Alwi, dia tidak muda lagi, kita juga tidak muda lagi, di dunia ini, kita tidak bisa menyia-yiakan waktu, jadi, kamu melakukan ini demi kebaikannya, kamu harus pegang teguh kepercayaan ini, bahkan jika ini memalukan, tetapi ini bisa membuat dirimu mati rasa, itu sudah cukup.”

Aku memandang Nody, dia menatapku dan berkata dengan pedas:”Kamu sering mengatakan bahwa kamu adalah seorang penjahat, kalau seperti itu maka teruskan jahatnya.”

Setelah mendengar perkataan Nody, aku perlahan menjadi tenang, dia menyodorkan sebatang rokok ke mulutku, mulutku menjepit rokoknya, dia menyalakannya dan berkata”Tenanglah, jangan ada keraguan lagi, aku percaya, dia yang pernah mencintaimu akan memahamimu asal kamu mengatakannya dengan baik.”

Pada saat ini, Felicia berjalan keluar dari kuil Budha dengan putus asa, melihatku sedang menatapnya dia juga mengangkat kepalanya dan menatap ke arahku, pada saat ini, dia tidak memakai topi, juga tidak memakai masker, sehingga banyak orang mengenalinya, pada saat ini, hal yang aneh terjadi, sekelompok orang dari segala arah berlari menuju ke arahnya dengan gembira, aku pikir mereka adalah penggemarnya, tetapi mereka berlari dengan sangat cepat, ada pria juga ada wanita, ada yang tua dan juga yang muda, hatiku tiba-tiba merasa gelisah dan berkata dengan dingin:”Lindungi Felicia!”

Setelah aku selesai berbicara, pengawalku mengelilingi Felicia, aku juga bergegas ke arahnya, tetapi, orang-orang itu berjumlah lebih dari seratus orang, sedangkan kami hanya ada beberapa orang saja, kami sama sekali tidak bisa menghentikan mereka kecuali menggunakan kekuatan atau mengeluarkan pistol, tetapi orang-orang ini adalah orang biasa, mereka menyerbu kemari karena ada yang menginstruksikannya jadi begitu aku mengeluarkan pistol maka akan terjebak dalam masalah yang lebih besar lagi.

Aku menjadi kesal memikirkan masalah ini, aku tidak dapat berpikir, siapa orang yang berpikir untuk menggunakan orang biasa untuk menciptakan bahaya? Jika orang-orang ini bukan orang biasa, aku baru menyadari pada saat terakhir bahwa ada bahaya semacam ini bersembunyi di sekitarku.

Ketika aku memikirkan masalah ini, kami telah didorong ke tangga oleh orang-orang ini, aku samar-samar menebak tujuan orang-orang ini, tetapi aku tidak berani untuk mempercayainya, karena aku tidak pernah berpikir bahwa sekelompok orang biasa demi uang bisa membunuh seseorang yang tidak ada hubungan dengannya sama sekali.

Aku berteriak kencang;”Minggir semuanya, kalau tidak aku tidak akan sungkan kepada kalian.”

Nody berkata:”Kita sudah lama berteriak, tetapi orang-orang ini tidak mendengarkannya sama sekali, apa yang harus kita lakukan?”

Orang-orang ini terus mendorong kami ke samping sambil meneriakkan nama Felicia, bagi yang tidak tahu akan berpikir mereka benar-benar adalah penggemar Felicia. Aku mengertakkan gigi dan berkata dengan kesal:”Taburkan uang!”

Ketika Nody mendengarnya, matanya bersinar dan segera mengeluarkan dompetnya, aku melihat ke arah Felicia, pada saat ini, dia memegang erat lenganku dengan panik, seseorang mengulurkan kakinya melalui celah dan menginjaknya, juga ada orang yang mengambil kesempatan dalam kesempitan, aku sangat marah, berbalik dan memeluknya, dia terkejut dan segera melihat ke atas dan menatapku penuh kasih sayang.

Nody menghamburkan segenggam uang ke langit, banyak orang begitu melihat uang langsung berlari mengambil uangnya, aku merasa tekanan kami berkurang dengan banyak, ketika aku mulai merasa lega, tiba-tiba aku melihat sebuah pisau yang bening menusuk pinggang Felicia dari belakang, dalam kepanikan aku mendorong Felicia menjauh dan menendang badan orang itu tetapi tidak berhasil, Felicia menjerit, aku berbalik, tiba-tiba melihat seorang wanita tua menarik lengan bajunya menuruni tangga.

Melihat Felicia yang akan jatuh, aku tidak berpikir banyak lagi dan bergegas ke arahnya dan memeluknya, lalu melindunginya dengan tubuhku dan kami berdua jatuh ke bawah bersama, suara teriakan marah dan khawatir Nody terdengar.

Aku dan Felicia berguling-guling jatuh ke bawah, ketika berhenti, seluruh badanku merasa hancur kesakitan, kepalaku sangat sakit, Felicia melepaskan diri dari pelukanku, melihatkuS dengan panik dan berkata:”Alwi, kamu baik-baik saja?”

Aku melihatnya dan berkata:”Tenang, aku baik-baik saja.”

Felicia tiba-tiba tertawa dan menangis, dia memegang leherku erat-erat, menangis dan berkata:”Kamu membuatku takut, tahukah kamu? Kamu membuatku takut!”

Sebenarnya aku ingin mendorongnya, tetapi ketika air matanya yang hangat menetes di leherku, aku tidak bergerak, aku pikir, hanya sebentar saja, biarkan dia memelukku seperti ini.

Novel Terkait

My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu