Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 191 Bahaya Yang Belum Diketahui

Mabuk besar, mimpi semalaman.

Ketika aku sadar, aku sama sekali tidak ingat bagaimana aku kembali semalam, aku hanya ingat samar-samar diriku mengatakan kalimat omong kosong itu kepada Aiko, untuk sesaat aku merasa kesal, karena dari dalam lubuk hatiku aku tidak bersedia menyerah.

Aku menggaruk rambutku yang berantakan, aku sedikit frustasi, Aiko bagaikan sekuntum bunga yang mekar, sedangkan aku penuh dengan lumuran lumpur dan darah, yang berkhayal menguasai beberapa wanita, terlebih dia sudah cukup baik padaku. Aku takut diriku menolak untuk menyerah, dan akan menyebabkan dirinya jijik, aku lebih bersedia seumur hidup ini menjadi adiknya, membiarkannya tetap berada disisiku daripada kehilangan dirinya.

Mengingat kejadian kemarin, tetesan darah ditelapak tangannya membekas dihatiku, membuat hatiku merasa perih tapi manis.

Aku menggeleng-gelengkan kepalaku, lalu mengambil HP melihat jam sudah menunjukkan pukul 5.30 pagi. Ini adalah waktu bangun pagiku, semenjak tinggal di rumah kakek Ergi selama setahun terakhir, aku hampir setiap hari bangun jam segini, lalu pergi berlatih. Aku segera pergi mandi, mengganti baju baru, ketika bersiap-siap keluar berlatih, siapa sangka begitu aku keluar melihat seorang pria tinggi besar seperti dewa duduk di sofa, dan dia adalah Govy, lalu disamping Govy duduk seorang pria berpakaian rapi, dengan wajah kusam dia adalah Nody.

Melihat aku keluar, Govy meneguk segelas teh dan berkata: “Sudah bangun, ayo pergi.”

Aku bertanya dengan aneh kepada mereka pergi kemana? Govy bangkit dan berkata: “Melatihmu. Nona besar Jessi memberiku tugas untuk melatihmu, dan dia akan kemari untuk mengujimu, jadi kamu harus serius menerima pelatihan.

Berbicara tentang ini, dia tersenyum menyeringai, wajahnya yang serius tiba-tiba berubah menjadi bodoh, tapi dia memberikan orang semacam perasaan yang sangat berbahaya, intinya seluruh tubuhku menggigil, lalu aku mendengar dia berkata: “Tentu saja, jika kamu tidak serius, aku akan melatihmu sampai serius.”

Setelah Govy selesai mengatakannya dia pergi dulu meninggalkan rumah, setelah dia pergi, nody menangis tanpa air mata dan berkata: “Alwi, aku benar-benar sial sengsara karenamu, orang yang melatih kami bukanlah manusia, aku beritahu kamu, begitu kamu naik kapal pencuri, dia bisa membuatmu lelah ibarat melihat wanita cantik, dan tidak bisa melampiaskan hasratmu.”

Mendengar perkataan ini, seluruh bulu kudukku merinding, tapi mengingat Jessi yang menyuruh dia melatihku, dan akan datang mengujiku, untuk sesaat, aku merasa ada begitu banyak penderitaan. Dan jelas pemikiranku tidak bisa ditutupi dari Nody, dia melirikku dan berkata dengan pasrah: “Kamu memang sudah tidak bisa ditolong.”

Aku pergi tertawa terbahak-bahak.

Kami berdua mengikuti Govy turun kebawah, dia mengambil empat barang dari tasnya dan melemparkannya ke kaki kami, menyuruh kami mengikatkan benda itu di kami, aku mengambil dan melihatnya, ternyata itu dua balok besi yang berat. Aku bertanya-tanya apakah ini cara dia melatih kita? Tidak lebih hebat dari kakek Ergi. Aku yang sambil memikirkannya sambil mengambil balok besi itu mengikat di kaki sendiri, sebelum itu, kakiku sudah memiliki dua beban di pergelangan kakiku.

Govy mengambil pluit dari tasnya. Dia meniupnya dengan keras dan berkata: “Kalian berdua dengar yang baik, dari sini lari ke gunung bromo, jika tidak sampai tidak boleh makan siang.”

Aku tercengang bodoh, gunung bromo? Apa dia tahu berapa jauh gunung bromo dari sini? Bukankah ini mustahil? Aku baru saja mau memberontak, Govy berkata: “Jika kalian berani tidak pergi. Atau berani naik mobil, jangan pernah berpikir untuk bisa makan siang hari ini.”

Aku berkata: “Bagaimana dengan sarapan?”

Govy menepuk-nepuk tasnya dan berkata: “Adikku sudah menyiapkan sarapan untuk kamu, setelah kamu sampai di gunung bromo aku akan mengeluarkannya, jika tidak sampai? Aku hanya bisa memberikannya kepada anjing.”

Sh*t! aku yang baru saja mau berbicara, Nody sudah memanggil“Gong gong Gong”, membesarkan mata, dengan wajah polos, berkata: “Govy, tolong beri aku seorang anjing jalanan sarapan.”

Selesai mengatakannya, pantatnya ditendang oleh Govy dan hampir saja tersungkur ditanah, melihat Govy sangat serius, aku mulai berlari ke depan.

Meskipun aku sudah berlatih diatas gunung selama lebih dari setengah tahun, tapi dalam satu tarikan nafas dari gang kecil berlari ke gunung bromo, aku hampir saja pingsan, tapi Nody selain kehabisan nafas, seolah tidak ada perbedaan lain, itu membuatku iri dan benci. Dan Govy terus mengikuti kami memantau dari belakang, wajahnya tetap tenang tidak berubah, orang ini membuatku curiga apakah dia manusia atau mesin.

Setelah istirahat sebentar, Govy mengeluarkan tiga kotak nasi, aku segera bangkit ingin mengambilnya, siapa sangka dia mengangkat kotak nasi itu ketempat yang tidak bisa ku raih, sambil berkata dengan datar: “Sudah, aku sudah membiarkan kalian melihat nasi, sekarang, ikut aku berlatih tinju. Setelah selesai berlatih baru bisa makan.”

Aku sudah lapar sampai menusuk tulang, menangis tanpa air mata dan berkata: “Bro, bukankah kamu bilang berlari sampai sini sudah bisa sarapan kan?”

Govy berkata dengan sungguh-sungguh: “Aku bilang mengeluarkan kotak nasi, tapi tidak mengatakan akan memberikan kalian makan, aku hanya memperlihatkannya pada kalian saja.”

Aku::“”

Anj*r! benar tidak menyangka Govy yang serius bisa juga ada sisi ini!

Dalam keputusasaan, aku hanya bisa terus berlatih. Ketika bisa sarapan, itu sudah tiga jam berlalu dari aku bangun, untungnya sarapan Felicia sangat enak, jika tidak tenaga untuk makan saja tidak ada.

Setelah latihan di pagi hari selesai, Govy membiarkan kita pulang, begitu sampai rumah aku langsung mandi. Duduk malas di sofa, saat ini Felicia keluar dari kamar dan segera memijat pundakku dan berkata: “Sulit ya?”

Aku mengangguk dan berkata sedikit, dia mengangkat tinjunya. Mengedipkan mata padaku dan berkata: “Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian, semangat sayangku.”

Melihat wajahnya yang mungil dan cantik, aku merasa lelahku hilang, lalu menjulurkan tangan mengepalkan tinjuku berkata: “Semangat.”

Bulan berikutnya, aku menghabiskan semua pelatihan keras, dan Aiko juga membawa dua puluh orang ke tempat pelatihan, dan memulai pelatihan yang tertutup, terkait masalah perusahaan sekuriti. Ada Sulistio yang bertanggung jawab, aku tidak perlu mengkhawatirkan tentang hal itu, dan transaksi barang bekas diserahkan kepada Monica, Gadis ini cerdas dan giat, aku sama sekali tidak khawatir tentang sesuatu yang salah dengannya.

Tidak seperti kehidupan teratur kami di sini, kehidupan keluarga Yang berada dalam ombang-ambing, Pertama, bukti suap dari tuan Yang terkuak, yang melibatkan seluruh kelompok topi hitam di Nanjin, yang membuat situasi bergolak, dan perusahaan Yang terkena berbagai skandal, semua proyek yang terlibat dengan keluarga Yang hancur, dan pada saat ini Dony membuat gerakan yang tepat. Dengan satu tindakan dia mengakuisisi dan menggabungkan banyak perusahaan keluarga Yang.

Selain Dony, Claura yang memprediksi masa depan keluarga Yang juga mendapat banyak manfaat baik.

Satu bulan kemudian, tuan Yang ditemukan tewas di kolam rumah sendiri, awalnya polisi memutuskan dia bunuh diri.

Pada hari yang sama, Sandy dipenjara karena kasus korupsi besar-besaran, dan istrinya juga mendapat kompensasi sebagai kaki tangannya. Bisnis keluarganya disita dan putranya, Sonny menghilang.

Ketika kami melihat berita itu, kami sedang makan hotpot di rumah, kak Toba juga ada. Mendengar keluarga Sonny berakhir tragis, kak Toba menghela nafas dengan kecewa: “Sonny si keparat itu sudah bangkrut, mulai sekarang, tidak ada lagi yang bisa mengancaman keberadaan Yesen di Nanjin.”

Aku tersenyum santai dan berkata: “Iya, Johan bisa lebih berjaya, generasi kedua Nanjin ini pasti akan menjadi satu-satunya.”

Ekspresi wajah kak Toba sedikit berubah, tapi hanya sesaat. Ekspresinya kembali biasa, dan berkata dengan acuh tidak acuh: “Iya, jadi, berdiri dengan tim yang benar ada sebuah teka-teki, jika benar tidak akan ada masalah, jika salah, akan kehilangan segalanya.”

Ketika aku mendengar ini, aku tersenyum pahit, bertanya-tanya apakah ini sebabnya dia memilih Johan? Apakah dia berpikir aku pernah gagal sekali, selamanya hanya akan bisa kalah? Jadi dia memilih untuk mengikuti Johan? Mengingat ini, hatiku sakit seperti tertusuk akupuntur. Aku minum segelas bir, dan ponselku berdering, ternyata dari Sonny.

Jantungku berdebar dan aku mengedipkan mata pada Nody disamping, dia segera menarik Chick yang sedang makan dan berkata: “Paketku datang, kamu pergi ambil untukku.”

Katanya ada paket. Sebenarnya, aku meminta Chick untuk pergi ke ruangan dimana pengawal lainnya berada, disana ada sebuah komputer, Setelah Sonny menghilang, selama dia menghidupkan HP-nya, dia bisa menemukan posisi Sonny dengan menggunakan komputer itu.

Chick menunjukkan pandangan yang jelas, menyeka mulutnya dan mengangguk, lalu pergi. Saat ini, teleponku berhenti berdering, Felicia datang dan bertanya kepadaku siapa yang menelepon? Aku mengerutkan kening berkata seekor lalat yang jahat. Setelah itu, teleponku berdering lagi, Felicia melihat nama pada layar Hp ku dan sedikit mengerutkan kening, menatapku dengan sedikit khawatir, sementara Nody mengetuk meja dengan santai dengan tangannya, aku mengangkat telepon dan menekan tombol jawab bertanya: “Tuan Son, ada apa?”

Kak Toba memalingkan matanya dan segera bangkit pergi ke toilet.

Hatiku terpuruk, tidak perlu dikatakan, Kak Toba sangat mungkin pergi ketoilet melaporkan berita ini ke Johan, dan begitu Johan mengetahui masalah ini, dia mungkin akan menggunakan kebencian Sonny padaku, mencari Sonny dan membujuknya untuk melawanku.

Suara marah Sonny terdengar dari sisi ujung telepon lain, diamenggeram dengan suara rendah: “Alwi! Kamu mempermainkanku! Kamu bersekutu dengan Yesen membuatku bangkrut! Aku tidak akan melepaskanmu.”

Aku berkata: “Tuan muda Son, apakah kamu pikir kamu masih memiliki kemampuan untuk mengatakan hal-hal seperti itu? Aku sarankan sebelum kamu ditangkap lebih baik menyerahkan diri, meskipun tidak bebas, tapi sehari tiga kali makan masih ada.

Sonny mengertakkan gigi dan berkata: “Alwi, kamu jangan senang dulu! Kita tunggu dan lihat saja nanti!”

Selesai mengatakannya dia menutup telepon, tidak lama Chick kembali, kak Toba keluar dari toiletnya, tampang semua orang tampak seperti tidak terjadi apa-apa, terus makan dan minum bersama, setelah kenyang, Kak Toba meninggalkan rumahku, Chick berkata: “Sonny itu seharusnya menaruh jammer sinyal di teleponnya, aku sama sekali tidak bisa melacak posisinya.”

Tampaknya Sonny benar-benar waspada, awalnya aku ingin diam-diam menangkap dirinya, dan menyelesaikan momok ini, tidak disangka dia penuh persiapan, membuatku tampak sangat pasif.

Saat ini, teleponku berdering kembali, aku mengeluarkannya dan melihat nomor asing, aku menjawabnya, terdengar suara dari ujung telepon, dia berkata: “Alwi, sampai jumpa di Nanjing.”

Novel Terkait

Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu