Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 322 Hentikan Mereka

Ketika Chandra bertanya kepada aku apakah aku terluka, semua orang tercengang, terutama pada saat mengetahui bahwa aku akan di tahan di kantor Biro Cheng, seketika ekspresi terkejut dan tidak bisa berkata apa-apa.

Tapi yang paling terkejut bukanlah dia, melainkan Robby. Ketika Chandra menanyakan hal ini, Robby memalingkan matanya, hampir tidak bernafas, apalagi setelah mengetahui dia masih berlutut disini, Chandra pun mengabaikannya. Sebagai gantinya membiarkan dia berlutut, tidak hanya itu, tapi dia juga menanyakan keadaan orang-orang yang mematahkan kakinya, dia pasti merasakan bahwa dunia ini sudah gila.

Aku berkata dengan pelan : “Tidak ada yang terluka, tapi harga diri aku terluka.”

Chandra berkata sambil tersenyum : “Alwi, kamu ini bercanda ya, bagaimana mungkin seorang lelaki yang dermawan seperti kamu membuat perhitungan dengan dua saudaramu yang ramah ini? Benar kan kataku?”

Setelah dia selesai berbicara, Robby segera bereaksi dan berteriak : “Kak, apa maksud dari perkataanmu? Dia sudah mematahkan kakiku, kenapa kamu bilang dia tidak mencari masalah dengan aku? Dia tidak mencari masalah dengan aku, aku juga tidak akan membiarkan dia pergi!”

Ternyata Chandra bukan sekedar Laskar Hangzhou, tapi juga bos dari Laskar Hangzhou, hatiku mencoba tenang, dan memandangnya. Ingin melihat bagaimana dia akan menyelesaikannya.

Chandra mengerutkan kening dan berkata : “Alwi, bisakah kamu melepaskan ketiga saudaraku pergi duluan?”

Aku menganggukkan kepalaku dan melemparkan pipa besi ke tanah, dengan segera Chandra berkata kepada pria yang mengenakan jam tangan emas : ”Fery, cepat bantu saudara-saudaramu bangun.”

Setelah Fery mengiyakan, kemudian dia juga membantu Desta dan Robby bangun, Robby berkata kepada Biro Cheng : “Biro Cheng, tangkap dia!”

Biro Cheng melihat Chandra sekilas, dengan dilema : “ini..ini..”

Chandra mengerutkan keningnya dan berkata : “Ini adalah kesalahpahaman, Robby kamu dengarin dulu, Alwi hanya membela, dan tidak sengaja melukai kamu, kami akan memberimu uang, kamu tenang saja, kami akan mencarikan dokter terbaik dan menjamin kamu tidak akan cacat sedikitpun.

Setelah mendengar perkataan ini, Robby sangat marah dan berteriak : “Kak! Kakiku sudah dipatahkan oleh dia, kamu menyuruhku untuk terima uang ini? Kamu ini mempermalukan aku, atau mempermalukan Laskar Hangzhou? Kamu jangan lupa, kami Laskar Hangzhou, sehati sejiwa, hari ini aku di bully sama orang, kamu masih tidak membiarkan aku untuk melawan. Jika hal ini menyebar, orang lain akan mengira bahwa kita Laskar Hangzhou orang-orang lemah, yang gampang di bully!”

Sekelompok lelaki berjam tangan emas berkata : ”Betul kak, masalah hari ini harus di selesaikan. Mau taruh dimana muka Laskar Hangzhou?”

Chandra dengan sedikit tak berdaya dan sedih berkata : “Sudah cukup, begitu pentingkah sebuah muka? Aku hanya ingin menyampaikan sesuatu kepada kalian, aku datang kesini karena maksud dari kakekku.”

Setelah mendengar perkataan ini, wajah Robby berubah seketika, dan Biro Cheng memegang kepalanya dan berteriak ‘sakit kepala’, kemudian seseorang dengan segera membawanya ke rumah sakit, dan masalah ini di serahkan kepada ketua yang ada disana. Wajah ketua itu terlihat lesu, seperti mendapatkan tugas yang sangat menguras otak.

Entah apa yang di bisikan oleh Chandra kepada Robby, Robby menatapku dengan enggan, tapi tetap mengangguk patuh dan berkata : “Kalau begitu, aku akan menghargai kamu, masalah hari ini aku anggap kelar.”

Diantara keributan yang terjadi, semua mata tertuju padaku, melihat aku dengan pandangan yang penuh dengan penasaran.

Chandra menghela nafas lega, baru saja ingin berbicara, terdengar suara pelan dari belakang : “Siapa yang bilang masalah ini sudah kelar?”

Aku sedikit terkejut, dan menoleh melihat Jessi, kali ini dia berdiri di sebuah bangunan, dengan tangan terlipat di depan dada, dan sebuah topi pun tidak bisa menutupi wajahnya yang cantik itu.

Suasana yang tadinya begitu riuh, berubah menjadi hening.

Jessi perlahan-lahan menuruni tangga, dan berjalan ke arahku, dia meraih tanganku dan meletakkan di depan Chandra, kali ini aku tidak tahu kapan jari kuku aku terluka, darah mengalir keluar. Dengan sedikir bersandar dia berkata : “Pacarku terluka.”

Mendengar kata itu, semua orang tertegun, terutama Chandra dan lainnya, tampaknya Jessi tidak mempedulikan reaksi mereka, dengan santai berkata : “Apakah pangeran Robby bisa menjelaskan padaku?”

Ketika aku berpikir semua akan mengatakan dia gila, di sekelilingku terdengar suara pujian.

Terdengar seseorang mengatakan : ”Wah..wanita cantik ini memiliki kepribadian yang pintar dan keberanian!”

Dan ada lagi yang berkata : “Kalian tidak lihat lelaki itu begitu sombong? Mungkin mereka berdua orang kaya dan bangsawan. Kalau tidak, tidak mungkin sekarang ada di hadapan Laskar Hangzhou.”

Seketika terdengar seseorang dengan nada iri berkata : “Wanita ini terlihat cantik, latar belakang dari keluarga baik, dan juga tempramennya begitu baik, benar-benar tidak masuk akal.”

Aku hanya bisa menggerakkan sudut bibirku, berpikir bahwa jika gadis ini jelek pasti semua tidak akan berbicara demikian, melihat wajah orang-orang ini, benar-benar tidak tertolong lagi, tapi, aku suka!

Tapi secantik apapun Jessi, dia mengatakan kata-kata itu, ibarat menaburkan garam di kaki Robby. Wajah Robby menjadi pucat, mendengar kata-kata ini, dia hampir muntah darah. Dengan kesal dia memelototi Jessi, dan memintanya agar tidak kelewat batas.

Dan Chandra dengan wajah hitamnya menatap Jessi, dan melihatku lagi, sambil menggertakkan giginya : “Apa yang barusan nona Jessi katakan? Alwi pacar kamu?”

Jessi mengangkat alis, dengan pelan berkata : “Iya, kenapa? Apakah telinga Tuan Chandra ada masalah?”

Dengan senyum yang dingin, dia berkata sambil memainkan jari aku yang terluka itu, dan aku melihat muka Chandra sudah memerah, aku yakin dia sangat kesal dengan perkataan tadi. Dia menatapku dan berkata : “Saudara Alwi, kamu bukannya bersama dengan Aiko.”

Dia tidak melanjutkan perkataannya, tapi maksudnya sudah sangat jelas, dia pasti ingin menanyakan bukannya aku dan Aiko sedang pacaran? Kenapa sekarang jadinya sama Jessi?

Aku tidak berdaya dan menghela nafas, dan bertanya : “Apakah kamu tidak merasa bahwa kamu banyak tanya?”

Chandra tersenyum canggung. Matanya memerah, dia mengepalkan tangannya dengan erat dan memandang Jessi, berkata : “Kakekku mendengar kabar bahwa nona Jessi sedang berada di Hangzhou, dan ingin mengundang nona Jessi untuk bertamu di rumahku. Apakah nona Jessi bersedia?”

Melihat sikap Chandra yang begitu menghormati Jessi, Ekspresi Robby seperti mengejek, tapi untung dia masih bisa sedikit berpikir, dia tidak mengatakan sepatah kata pun, ketika ambulans datang, petugas segera membawanya ke mobil, aku rasa dia butuh perawatan lebih selain karena kaki dia patah, tapi juga dia mempunyai riwayat sakit jantung, jika saja tadi tidak ada yang meleraikan dia, mungkin dia sudah mati dicekik.

Setelah mendapatkan undangan dari Chandra, dengan pelan Jessi menjawab : “Jika ganti ruginya cukup, aku bisa kesana, sebaliknya jika tidak jangan harap aku kesana.”

Aku mengangkat alisku dan menatap Jessi, pada saat ini aku melihat perasaan Jessi yang acuh tak acuh. Tapi aku suka melihatnya, segala sesuatu hal yang biasa dilakukan oleh wanita biasa,bahkan hal yang tidak masuk akal sekalipun, jika dia yang melakukannya akan terlihat sangat menarik.

Dengan hati-hati Chandra menjawab : “Tentu saja, tentu saja ada ganti ruginya, tetapi ketiga saudara aku yang ceroboh itu adalah tanggung jawab aku karena mungkin didikan aku yang salah, ganti rugi ini aku yang urus, tapi aku tidak tahu berapa banyak ganti rugi yang cukup bagi nona Jessi?”

Jessi berkata dengan pelan : “Setulus kata hatimu saja.”

Mendengar kata-kata ini, aku tidak bisa menahan tawaku. Dan seketika wajah Chandra memerah, dia pasti tahu bahwa Jessi melakukan ini dengan sengaja, tapi dia bisa berbuat apa? Dia tidak berani berbuat apa-apa.

Jessi tidak mempedulikan perkataan Chandra, dia meraih tanganku dan berkata : “Ayo pergi, kita cari tempat lain untuk makan.”

Apalagi yang ingin dikatakan Chandra. Dengan sekilas jessi memandangnya, dia berhenti berbicara, dan jessi berkata : “Malam ini kami kembali ke hotel, kamu harus datang membawa uang dan menyerahkan padanya, mengerti?”

Dengan sedikit tersenyum Chandra menjawab : “Iya tahu, hati-hati di jalan nona Jessi.”

Seperti ini lah aku dan Jessi meninggalkan kerumunan orang-orang itu, aku tersenyum memandang Jessi dan berkata : “Jessi, kamu tadi sangat imut.”

Jessi mengangkat alisnya dan berkata : “Oh? Tidakkah kamu merasa tadi sedikit tidak masuk akal?”

Aku berkata : “Iya, sedikit.”

Setelah dia mendengar perkataanku. Dia mengangkat alisnya dan tersenyum padaku berkata : “Apa katamu?”

Aku menyentuh hidungnya dan berkata : “Hanya saja aku suka sama kamu, demi aku kamu jadi tidak masuk akal seperti ini.”

Selama aku selalu bersama dengan Jessi, aku bagaikan pengecut, yang selalu di lindungi oleh dia, tapi hatiku sangat senang.

Aku bertanya : “Jessi, Chandra bukannya sudah mengenalmu, tapi kenapa dia tidak menyapa kamu?”

Jessi mengangkat alisnya, dan berkata : “Mungkin tidak berani.”

Jawaban ini membuat aku sedikit tertawa, Jessi pun berkata : “Rahasia keluarga chandra ada di tanganku, ditambah lagi kekuatan yang dimiliki oleh keluarga jessi, sekarang orang-orang keluarga chandra jika melihat aku, selama aku tidak mulai bicara duluan, mereka tidak akan mencari masalah, ini mungkin karena mereka tahu kalau aku bukan orang yang suka ikut campur masalah orang.

“Rahasia?” dengan penasaran aku bertanya, “Rahasia apa? Kenapa aku tidak pernah mendengar kamu membahasnya?”

Jessi berkata dengan pelan : “Bukankah kamu sudah mengetahuinya? Awalnya mereka tidak tahu bahwa aku memberitahu kamu hal-hal ini, kemudian aku merilis sebuah pemberitahuan, pesan yang mengatakan kalau kamu sudah mengetahui rahasia itu, aku rasa mereka sekeluarga sudah ketakutan.”

Ketika aku mendengar penjelasan ini, aku terpana, kemudian aku tidak bisa menahan tawaku lagi, aku memegang rahasia keluarga chandra, dan dia juga demikian, perbedaan diantara ini sangatlah besar, bagaimanapun dia orang yang nasionalis, dan juga anak tertua di keluarga jessi, jika dia ingin mencelakai keluarga chandra dengan rahasia ini, itu akan jauh lebih muda di banding aku, tidak heran keluarga chandra begitu depresi.

Ketika aku memikirkan orang-orang yang sok suci di keluarga chandra, yang sudah takut-takuti oleh Jessi, hatiku menjadi begitu tenang, aku memegang erat tangan Jessi dan berkata : “Jessi, terima kasih ya.”

Jessi tertawa pelan, menjawab : “Tidak perlu terima kasih.”

Aku menarik nafas dalam-dalam, memeluknya dan berkata : “Terima kasih telah mencintaiku.”

Novel Terkait

A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu