Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 348 Rahasia Di Balik Ini

apakah ini adalah citra Alwi dihati Kak Fanny dan lainnya?

Melihat seseorang datang, untuk sesaat aku tertegun. Aku melihat pria ini mengenakan topi ayam, kacamata hitam besar, kalung emas lebih tebal dari rantai anjing di lehernya, tujuh atau delapan cincin besar di tangannya, mantel kulit unta kerah bulu, kemeja pink di dalam, celana jeans merah besar, dan memakai sepasang sepatu bot di kakinya, ketika berjalan menunjukkan ekspresi ‘Persetan semuanya, seluruh jalan ini adalah milik keluargaku’yang membuat orang ingin tertawa.

Aku bertanya-tanya ini bukan boss, ini namanya kombinasi sempurna antara gaya KDRT dan Smart.

kak Fanny langsung masuk dalam dekapan pria itu, setelah pria itu turun, dan berkata dengan sangat malu: “Kak Alwi, kenapa kamu datang sendiri?”

Pria yang dipanggil “Kak Alwi’ini menunjukkan ekspresi yang menjijikkan, memeluk kak Fanny yang sambil berjalan masuk: “Aku dengar Fanny kecilku yang tercinta ditindas, aku ingin datang melihat, sebenarnya pria buta mana yang berani menindas wanitaku.”

Sepasang mata kak Fanny berbinar menatapnya dan berkata: “Kak Alwi, kamu benar-benar sangat baik kepadaku, aku benar-benar wanita yang paling bahagia didunia.”

Aku benar ingin muntah……

Aku berusaha menahan mual dan menatap lurus ke arah kak Alwi yang palsu, saat ini dia sudah berdiri didepanku, kak Fanny menunjukku dan berkata: “Dia orangnya, si pria putih kecil ini, dia yang menindasku, dia memiliki rencana buruk padaku, dan memukul tanganku hingga terluka.”

Kak Alwi memelototiku dengan ganas, melepas kacamatanya dan bertanya: “Bocah sialan kamu sudah makan jantung beruang? Beraninya menyentuh wanitaku? Akan aku patahkan kakimu.”

Selesai mengatakannya, ada orang datang mengelilingiku, aku mengamati kerumunan, pura-pura sedih dan berkata: “Memang benar aku yang melukai tangannya, tapi aku tidak pernah berpikir untuk memiliki niat buruk padanya, tolong kalian jangan menghina seleraku.”

Mendengar ucapan ini, kak Fanny marah datang menamparku, aku menatapnya, unutk sementara dia mundur kebelakang, mengguncang lengan kak Alwi yang palsu, berkata dengan manja: “Kak Alwi, kamu harus bantu aku membalasnya.”

Kak Alwi yang palsu itu segera berkata: “Itu pasti, menghinamu sama saja dengan menghina diriku Alwi!”

Aku mengangkat alisku dan tersenyum berkata: “Namamu Alwi?”

Anj*r, nama pria idamanku bisa kamu asal panggil?”teriak kak Fanny marah.

Aku menyeringai dan berkata: “Nama diberi untuk dipanggil, kenapa aku tidak boleh memanggilnya?”

“Sialan, dasar gila.”Kak Alwi palsu itu meludah dan berkata, “Hajar dia, hajar dia sampai mati.”

Setelah mendengar ini, sekumpulan orang bergegas kemari, aku meraih kursi dikakiku, lalu menghancurkannya, untuk sesaat tindakan ini bisa menghalangi jalan beberapa orang, aku mengambil kesempatan ini mendorong Faye ke kursi dan berkata: “Tunggu aku.”

Setelah itu aku membuka kedua tanganku, tangan kiri membentuk kepalan, tangan kanan membentuk tinju, lalu satu kaki menyapu kelantai, lalu menghentakkan bahu, sekumpulan ayam lemah ini bukan halangan bagiku. Saat ini, kak Alwi palsu tiba-tiba berteriak: “Tangkap gadis kecil itu, cepat cepat, tangkap gadis kecil itu.”

Aku paling benci dalam hidupku ada orang yang sengaja mengancamku dengan orang-orang yang ku sayangi, karena alasan ini, aku kehilangan adikku, Felicia beberapa kali dalam bahaya, Aiko terluka parah beberapa kali, ucapan si Alwi palsu merangsangku, aku meghentakkan kakiku ke tanah dengan ganas, melompat tinggi keatas, terbang menendang beberapa orang dengan kakiku, dan kemudian berbalik di udara dengan tubuh yang kuat, dalam beberapa langkah menghampiri orang-orang yang berada di samping Alwi palsu, lalu terdengar suara teriakan Faye dari belakang, aku mencekik Alwi palsu, dan melemparnya dengan kasar kelantai, menendang lehernya, berkata dengan dingin: “Cari mati!”

Si Alwi palsu ketakutan hingga tidak berani bergerak, aku melirik dingin pada pria yang memegang lengan Faye dan berkata: “Aku hitung satu sampai tiga, lepaskan dia, jika tidak, seumur hidup ini kamu tidak akan bisa memegang.”

Tidak menunggu aku berhitung satu sampai tiga, orang itu ketakutan melepaskan Faye, Faye langsung berlari kesampingku, memegang lenganku, aku menundukkan kepala memandang Alwi palsu: “Aku demi bisa sampai diposisi ini, beberapa kali dicelakai, mencium dewa kematian berkali-kali, kehilangan teman terbaikku, adik tercintaku dan wanita yang aku sayangi, kamu bangsat yang tidak melakukan apapun, ingin memanfaatkan namaku?”

Sekumpulan orang menatapku dengan aneh, tampaknya mereka sama sekali tidak mengerti, Alwi palsu berkata dengan hati-hati: “Bro, a……apa yang kamu katakan?”

Aku tersenyum dingin tidak mengatakan apa-apa, saat ini, teleponku berdering, aku menjawabnya, Sulistio berkata kepada: “Kak Alwi, kami sudah dekat, kamu dimana?”

Aku berkata: “Di dekat Chatime.”

“Sudah ketemu.”

Telepon dimatikan, aku menendang Alwi palsu sejauh mungkin, lalu menarik tangan Faye, berbalik keluar Chatime, Alwi palsu juga segera keluar dari Chatime.

Sebuah excavator berhenti di belakang beberapa mobil Alwi palsu, lalu Sulistio melompat turun dari mobil, diikuti beberapa mobil dibelakangnya, sekumpulan orang keluar dari mobil dan berbaris didepanku berteriak: “Kak Alwi!”

Alwi palsu tampak bingung, kak Fanny meraih lengannya dan berkata dengan kagum: “Kak Alwi, bawahanmu benar sangat hebat.”

Alwi palsu tersenyum pahit menyeka keringat dingin didahinya, aku bertanya-tanya kak Fanny ini pantas saja begitu mudah ditipu oleh Alwi palsu, Dengan IQ ini, dia hanya bisa menjadi ibu tua germo.

Saat ini Sulistio datang menghampiri dan berkata: “Kak Alwi, ingin diselesaikan dengan cara apa?”

Aku menjawab dengan santai: “Hancurkan beberapa mobil yang menghalang depan pintu Chatime.”

Setelah mendengar ini, mereka segera mengeluarkan palu, pipa baja dan sejenisnya dari mobil, menghancurkan beberapa mobil didepan dengan kejam. Para siswa di sekitar berkumpul, menonton pemandangan ini dengan penuh rasa ingin tahu dan berbisik.

Aku memandang Kak Fanny, saat ini dia tampak pucat, dan terus bertanya kepada Alwi palsu: “Kak Alwi, bukankah kamu boss besar di Nanjin? Bagaimana bisa kamu membiarkan orang-orang ini menindasmu?”

Anj*r, aku sudah menunjukkannya dengan sangat jelas, Kak Fanny ini bahkan tidak bisa melihatnya, aku benar curiga bagaimana dia bisa lulus masuk Universitas dengan IQ begitu.

Alwi palsu memandangku, saat ini kedua kakinya gemetar, setelah mobil hancur, Sulistio menyuruh kerumunan orang minggir, lalu naik keatas excavator, dengan cepat dia mengoperasikan excavator, dan langsung menghancurkan beberapa mobil itu dengan excavator.

Saat ini, kedua kaki Alwi palsu lemas, dia terduduk di lantai, dahinya mengeluarkan keringat dingin.

Aku berkata dengan santai: “Untuk apa duduk disini? Kamu seharusnya duduk di depan excavator.”

Setelah selesai mengatakannya, Alwi palsu hampir menangis, dia merangkak mendatangiku dan berkata: “Kak Alwi, kak Alwi, aku salah! Aku benar tidak tahu kamu adalah kak Alwi!”

Pada saat ini kak Fanny berteriak histeris: “Apa katamu? Dia kak Alwi? Terus kamu……siapa?”

Aku berkata kepada kak Fanny: “Aku juga ingin tahu siapa dia sebenarnya, bagaimana jika kita menanyakannya bersama-sama?”

Alwi palsu menangis tanpa air mata dan berkata: “Aku……namaku Wilson, aku mendengar tentang dirimu dari sepupuku, aku sangat mengagumimu, jadi aku ingin menirumu. Beberapa waktu lalu, aku dengar kamu tidak ada di Nanjin, jadi aku……”

Aku menatapnya dengan dingin, dia tidak melanjutkan perkataannya, dia terus meminta belas kasihan kepadaku, dan berkata tidak akan ada lain kali lagi. Meskipun apa yang dikatakannya tampak sangat jujur, tapi aku tahu, ini jelas bukan masalah meniru biasa, jika tidak, dengan nyali dia yang pengecut, bagaimana mungkin berani meniruku? Jadi, aku curiga ada jaring laba-laba di balik tiruan ini.

Aku berkata kepada Sulistio: “Bawa dia pergi, dan wanita itu juga.”

Awalnya kak Fanny ingin melarikan diri secara diam-diam, begitu mendengar ucapan ini, dia ketakutan hingga tidak berani bergerak, aku berkata kepada yang lainnya: “Lihat dengan baik semua orang ini, jangan biarkan seorangpun dari mereka lari.”

Setelah itu, aku memandang Faye dengan perasaan bersalah dan berkata: “Maaf, sudah merepotkanmu, aku sekarang ada masalah yang harus diurus, disini mungkin tidak terlalu aman, kamu kembali kesekolah dulu.”

Faye mengangguk, menundukkan kepala tidak pergi, wajahnya yang merah merona. Aku menundukkan kepala dengan aneh, baru melihat aku terus memegang tangannya dengan erat, aku segera melepaskan pegangan tanganku, aku sedikit malu berkata: “Maaf.”

Faye menggelengkan kepalanya mengatakan tidak apa-apa, lalu di depan kerumunan orang banyak menutup pintu toko Chatime, dan berjalan menuju sekolah, aku mengedipkan mata pada salah satu bawahan, bawahan itu segera mengikuti Faye dari belakang, tetapi tetap menjaga jarak, ini akan melindunginya tanpa menyebabkan masalah untuknya.

Aku masuk ke dalam mobil, Wilson diangkat masuk seperti seekor ayam, lalu mobil melaju ke restoran terdekat, aku menyuruh orang membawa dia dan kak Fanny ke dalam ruang private, begitu masuk, aku mengambil bangku duduk dan bertanya: “Jujur, sebenarnya siapa yang menyuruhmu meniruku?”

Wilson sibuk berkata: “Kak Alwi, tadi sudah aku katakan, aku sendiri, aku hanya ingin bersenang-senang, aku menyukai perasaan di dukung, jadi aku baru melakukan hal bodoh ini, dan aku hanya bermain ditempat ini, aku benar tidak ada pemikiran lain.”

Setelah selesai mengatakannya, dia menampar dirinya sendiri sambil mengutuk dirinya sendiri bukan manusia, setelah menampar untuk beberapa saat, melihat aku tidak berteriak berhenti, dia berhenti dengan sendirinya. Sulistio menendangnya dan bertanya: “Apakah kak Alwi menyuruhmu berhenti? Lanjut!”

“Oh.”Alwi palsu terus memukul dirinya sendiri, dan aku memalingkan pandangan ke arah Kak Fanny, dia yang melihat aku menatapnya, tiba-tiba memperlihatkan ekspresi ketakutan, menatapku dan berkata: “Kak……Kak Alwi……apa kabar.”

Aku tersenyum berkata: “Kak Fanny jangan gugup, bukankah kamu mengatakan aku adalah pria idamanmu? Melihatku, seharusnya kamu senang baru benar, kenapa seperti melihat hantu, apakah aku tidak lebih ganteng dari Alwi palsu? Atau apakah aku mengenakan pakaian yang terlalu lusuh, tidak sesuai dengan gambaran pria idaman dihatimu?

Kak Fanny hampir menangis berkata: “Kak Alwi, aku benar tidak tahu nama ini, tidak, penipu ini sungguh bernyali, aku ditipu dia hingga begitu sadis, aku benar hanya korban.”

Aku berkata dengan santai: “Sekalipun dia menipumu, dia tetap tidak menodong pisau dilehermu, memaksamu melakukan bisnis PSK yang haram kan? Kamu seorang mahasiswa, beraninya kamu melakukan pekerjaan seperti ini, apakah kamu benar mengira polisi tidak becus? Atau kamu sama sekali tidak takut polisi datang mencarimu?”

Selesai mengatakannya aku memandang Wilson, Wilson yang melihat aku memandangnya, dia menjadi ketakutan dan wajahnya dipukul hingga bengkak.

Aku berkata dengan dinign: “Kak Fanny, jika kamu ingin pergi dari sini, cepat sampaikan dengan jujur apa yang kalian lakukan, bagaimana Wilson bisa mencarimu, dimana base camp kalian, jika tidak ingin mengatakan, maaf, mungkin kamu tidak akan bisa melihat matahari besok.”

Novel Terkait

Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu