Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 781 Tiba Pada Waktunya

Aku mengeluarkan cincin kawin itu dan memakainya di jariku, ukurannya sangat pas, sambil membelai cincin itu aku berpikir, jika Vicky Hu melihat aku memakai cincin ini yang dia pilih untuk Jessi, maka dia pasti akan kesal setengah mati.

Memikirkan hal ini, aku menyimpan cincin beserta surat yang dia tulis kemudian menguncinya di lemari dekat kasur, dengan hati yang senang sambil bersenandung aku berjalan ke arah dapur, mengecilkan api di kompor, kemudian aku duduk di sofa sambil membaca buku.

Setelah lebih dari setengah jam, terdengar suara pintu terbuka, begitu Felicia masuk, dia merasa aneh ketika melihatku masih belum tidur, aku menaruh bukuku dan sambil tersenyum : “Sudah pulang, sini istirahat sebentar, aku sedang memasak sup.”

“Oke.”Jawab Felicia sambil tersenyum.

Dia pun duduk di sofa, kemudian aku kembali ke dapur untuk melihat apakah sup sudah matang, setelah matang, aku menuang sup itu ke tiga mangkuk, kemudian memanggil Samuel keluar untuk makan.

Setelah Samuel keluar, aku pun menyajikan untuk mereka, sambil tersenyum aku berkata : “Akhir-akhir ini kalian sudah bekerja keras, ini minumlah untuk menghangatkan tubuh kalian.”

Pada saat ini Felicia terlihat sedikit kecewa, mungkin karena melihat Samuel keluar di saat yang tidak tepat, tapi Samuel tidak ada merasa sungkan sedikit pun, malahan dia begitu serius dan puas meminum kuah itu.

Setelah terdiam beberapa saat, Felicia berkata : “Oh iya, apakah kamu tahu ulasan tentang kamu di internet?”

Aku berkata dengan nada datar : “Tidak tahu, aku juga tidak ingin tahu.”

Felicia memutarkan bola matanya, kemudian berkata :“Kamu benar-benar tidak peduli ya, sekarang orang-orang sangat ramai membicarakan kamu di internet, beberapa orang mengatakan bahwa kamu tidak sejahat yang di beritakan, bertolak belakang, bilang kamu sangat tampan, sangat adil, sangat pintar, sangat gentlemen, ada juga yang mengatakan kamu pahlawan paling tampan, bahkan ada yang mengatakan kamu adalah pangeranku.

Sekujur tubuhku merinding mendengarkan perkataan itu, ternyata, di dunia ini mahkluk yang paling gampang ditipu adalah wanita sensual dan wanita yang sangat mementingkan penampilan.

Meskipun tidak peduli dengan ulasan-ulasan tersebut, tapi siapa yang tidak suka mendengar pujian tersebut, dengan senang hati aku berkata : “Ternyata selera mereka boleh juga.”

Samuel bertanya dengan iri : “Bagaimana dengan pendapat yang lain?”

Felicia tersedak dan berkata : “Yang lainnya ya? Hm…tidak begitu enak untuk didengar. Mereka bilang Alwi seorang penipu, alasan kenapa dia menolong orang itu hanya untuk menutupi dirinya sendiri, dan juga takut masalah akan mempengaruhi proses syuting film (Spell of the Fragrance), karena akan merugikan para investor, dan juga ada yang mengatakan bahwa kamu seorang pria yang munafik dan juga egois.”

Mendengar perkataan ini, aku memutarkan bola mataku, aku melihat Samuel tengah tertawa sambil menundukan kepalanya, aku tahu dia sengaja bertanya soal ini, tidak bisa tertahankan, tadinya ekspresi wajahku yang begitu bahagia berubah menjadi sangat serius, apakah ini bisa dibilang terpengaruh oleh perkataan tadi?”

Eh……sepertinya aku tidak sengaja terpengaruh.

Setelah mengobrol sebentar, dan kami telah selesai menyantap sup itu, Felicia membelai perutnya dan berkata : “Duh…sedapnya, aku berbaring sebentar, kemudian lanjut berolahraga.”

Aku tertawa, berkata : “Jangan sampai ketiduran.”

Dia menganggukkan kepala, bersiap kembali ke kamarnya, kemudian tiba-tiba bertanya : “Oh iya, apakah kamu sudah bisa menghubungi kakakku?”

Aku menggelengkan kepala, dengan rasa bersalah berkata : “Masih belum bisa.”

Sejak terakhir Govy menelponku, ponselnya selalu dalam keadaan tidak aktif, aku sangat mencemaskannya. Kemudian aku mendapat kabar dari Ficky Chen bahwa tidak ada seorang pun yang bisa menghubunginya, dan dia juga mengatakan sepertinya dia telah menemukan sesuatu, tapi dia sudah tidak diizinkan oleh organisasinya untuk menindaklanjuti petunjuk itu.

Dan juga ibu Govy, dia sekarang bersembunyi di rumah kakeknya, karena tidak ingin orang-orang tahu, maka segala berita yang mengenai ibunya diblokir. Bahkan ayah dan anak dari keluarga Hu juga tidak mengetahuinya, kalau tidak, mungkin dengan sifat mereka yang berbahaya seperti itu akan mencelakai ibu govy sejak lama.

Jika Felicia mengetahui hal ini, dia mungkin akan sangat khawatir bahkan kehilangan nafsu makannya, maka dari itu aku merahasiakan ini semua dari dia, dan berharap orang-orang yang ada di organisasi Samuel untuk membantu aku melacak keberadaan Govy, dan melindunginya.

Tapi beberapa hari telah berlalu, aku masih belum mendapatkan kabar mengenai Govy.

Hatiku begitu berat memikirkan hal ini, dan di sisi lain Felicia sangat percaya terhadap aku, dia membalikkan badannya dengan penuh kekecewaan dan kembali ke kamarnya.

Setelah dia masuk ke kamar, aku menghela nafas, Samuel berbisik : “Kak Alwi, tenang saja, orang-orang ku sedang berusaha melacaknya, pasti segera akan ada hasil, dan juga, kapten Su begitu hebat, dia pasti akan baik-baik saja.”

Aku mengangguk menyetujui perkataan Samuel, tapi bagaimana mungkin hatiku bisa tenang, hanya saja tidak ada jalan lain lagi selain menunggu kabar.

Pada saat ini, ponsel Samuel berdering, dia melihatnya kemudian berkata : “Kak Alwi, uang sudah masuk.”

“Uang apa?”

“Uang yang kamu peras dari Larry.”

Hampir saja aku memuntahkan air yang aku minum, aku melirik ke arah Samuel yang berlagak serius, dengan canggung aku berkata : “Samuel, itu bukan peras namanya, tapi Larry membayar biaya belajarnya, mengerti?”

Samuel mengangguk, dan berkata : “Mengerti.”

Aku pura-pura tidak melihat Samuel mencibirkan bibirnya, aku bangkit dari dudukku dan berkata : “Cuci mangkuk-mangkuk ini, aku mau keluar sebentar.”

“Aku ikut.” Celetuk Samuel yang tidak tenang membiarkan aku keluar sendirian.

Sambil tersenyum aku berkata : “Tidak usah, Regy Yang mereka kan sudah kembali, dan orang-orang yang melindungiku sudah mulai bertambah, ditambah lagi dengan kekuatan yang aku punya, jika masih terjadi sesuatu denganku, maka aku benar-benar tidak berguna, dua hari ini kamu selalu mengikutiku, pasti sudah sangat kelelahan, sudah kamu istirahat saja, lanjutkan besok.”

Samuel mengangguk, dan berkata : “Baiklah kalau begitu,”

Aku berjalan ke dapur, mengambil termos dan mengisi sup ke dalam termos, kemudian pergi dari Splendid menuju Aisya Club. Hari sudah begitu larut, Widya pasti sudah tertidur, tapi siapa sangka, lampu kamarnya masih menyala dengan terang.

Diam-diam aku melompat masuk melalui jendela, Widya yang sedang mengenakan headset tidak menyadari kedatanganku, begitu aku mendekat, aku melihat Widya sedang menonton film yang tidak senonoh, Widya begitu serius, meskipun tidak melihat wajahnya, tapi aku tahu pasti wajahnya sedang merah merona.

Tak lama kemudian, aku mendengar suara Widya menelan salivanya.

Dan aku yang juga ikut menonton film itu, tidak bisa mengontrol diriku, bagaimana pun, aku adalah lelaki normal, lelaki yang tertarik dengan wanita, tapi aku sudah lupa kapan terakhir kalinya, rasanya melakukan hal itu, maka ketika melihat film ini, aku merasakan tubuhku panas bagai api.

Aku mencium aroma kental dari gelas kopi di atas meja itu.

Widya mengulurkan tangannya untuk mengambil kopi, segera aku mengangkat gelas kopi itu dan menyerahkan termos ke tangannya, dia sedikit terkejut, kemudian berbalik badan, melihat aku yang berdiri di belakangnya, dengan marah dia berkata : “Sialan, kamu mau kagetin orang?”

Aku tertawa terbahak-bahak, berkata : “Baru saja aku mau bertanya padamu, apakah kamu sudah lama tidak melakukan hal itu? Aku sudah berdiri cukup lama di belakangmu, tapi kamu sama sekali tidak menyadarinya.”

Wajah Widya memerah, segera dia mematikan laptopnya, dan bertanya : “ka…mu sudah berapa lama di sini?”

Saat ini dia tengah mengenakan lingeri warna merah muda, dua buah dada yang begitu putih sangat menonjol di depan mataku, segera aku memalingkan pandanganku, dengan situasi seperti ini, setidaknya aku tidak boleh melihat hal yang tidak pantas aku lihat, itu bagaikan menambahkan minyak dalam kobaran api.

Aku berkata : “Sudah lama, tapi……kamu tenang saja, aku tidak melihatnya kok.”

Widya menghelakan nafasnya, kemudian berkata : “Sudahlah, tidak usah berpura-pura lagi, kita semua sudah dewasa, jadi wajar kalau aku menonton ini, iya kan?”

Aku tertawa kecil, dan berkata : “Iya…ya…terus kenapa kamu buru-buru mematikan laptopmu?”

Wajah Widya memerah, tersipu malu dan berkata : “Bukan urusanmu! Ada apa tengah malam ke sini? Jangan-jangan mau cari teman tidur ya? Aku kasih tahu kamu ya, jangan mengganggu aku, aku tidak sembarangan.”

Mendengar perkataan ini, aku tidak bisa menahan tawaku, rasa panas yang ada di tubuhku juga sudah hilang, aku membuka termos, dan berkata : “Aku masak sup, tadinya buat sarapanmu, makanya sengaja malam-malam antar ke sini, tapi siapa sangka nafsumu begitu tinggi, jadi…pas untuk di minum malam ini, buat tambah kekuatanmu.”

Kata-kataku membuat Widya tersipu malu, dengan marah dia berkata : “Lupakan apa yang sudah terjadi malam ini, pergi…pergi…pergi…aku mau tidur.”

Aku tertawa terbahak-bahak : “Iya, kalau begitu aku pergi dulu ya, aku tidak akan mengganggumu.”

Sambil berbicara aku pun melompat keluar jendela, begitu aku mau lompat, aku berkata : “Oh iya, uang Larry sudah masuk, tapi aku belum ada rencana untuk melepaskan, biarkan dia menunggu dua hari lagi, maka kamu akan tinggal lebih lama di sini, waktumu untuk bersantai.”

Widya tersenyum, berkata : “Kamu baik juga, baiklah aku mengerti, sudah kamu cepat pergi dari sini.”

……

Setelah malam itu, tidak terasa Widya tinggal selama seminggu di Nanjin, aku juga mendengar Larry sangat panik waktu itu, karena hari itu kartu gelap dia tidak bisa dihubungi, maka dia langsung menghubungiku, tapi bagaimana aku bisa mengakui bahwa aku yang menculik Widya? Aku bersikeras berkata bahwa aku tidak tahu apa-apa, dan bahkan aku bersimpati padanya, Larry kesal setengah mati sampai-sampai membanting ponselnya.

Dan sementara itu di Beijing terjadi kecelakaan yang mengenaskan, dua orang tewas dan satu orang luka-luka, namun, orang yang seharusnya tewas itu diam-diam dibawa oleh Samuel kembali ke Nanjin, orang ini kebetulan adalah penghubung kerja sama antara Vicky Hu dan sepasang pria dan wanita itu. Dan kecelekaan itu adalah ide dari aku, tapi orang itu tidak tahu, dia berpikir Vicky Hu yang ingin membunuhnya agar rahasia tetap terjaga, maka saat ini dia sangat marah, dan ingin menghajar Vicky Hu.

Pada titik ini, aku sudah memiliki beberapa saksi yang bisa mengantar Vicky Hu ke ambang kematian, aku menahan mereka secara terpisah, dan pada waktu yang tepat, aku akan menyuruh mereka memainkan peran terbesar mereka……

Seminggu kemudian, Widya telah kembali ke Tianjin, hari-hariku akhirnya kembali tenang, dan juga untuk berbagai pihak, akhirnya bisa istirahat dengan tenang, begitu juga dengan pernikahan Jessi, tiba pada waktunya.

Novel Terkait

Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu