Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 947 Tidak berani bermain

bar Walhalla merupakan salah satu bagian dari bisnis kecil Jones. pastinya, kata kecil dari bisnis itu diambil dari ukurannya. karena bar ini tidaklah luas dan tidak ada apa apanya jika dibandingkan dengan bisnis Jones yang lain. namun, Bar ini merupakan tempat yang paling dipandang penting oleh Jones.

meskipun didalam komputer tidak ada penjelasan pasti tentang bar ini, namun jika dilihat dari ekspresi Tom, bar ini pasti sangatlah terkenal. kalau tidak, dia tidak mungkin memilih bar ini dari sekian banyak bar yang ada disini. ataupun kemungkinan lainnya adalah dia sengaja membawaku kesana.

aku pun berkata dengan datar :" apakah bar ini bagus?"

Tom mengangguk dan berkata :" pasti, dia merupakan bar yang paling luar biasa disini. penduduk lokal juga berkata barang siapa yang belum pergi ke bar Walhalla, maka dia bukanlah orang Amerika. berapa banyak kota didalam benua Amerika ini, namun sebagian orang rela terbang dari tempat yang jauh untuk datang ketempat ini. menurutmu seberapa terkenalnya bar ini?"

aku tidak menyangka kalau bar ini seterkenal itu. aku pun berkata :" ketika aku sedang mencari tempat wisata kemarin, kenapa aku tidak menemukan bar ini didalam list wisata? apakah hanya orang lokal amerika yang boleh memasuki bar ini dan orang asing seperti kami tidak diperbolehkan masuk?"

Tom menggelengkan kepalanya dengan misterius dan berkata :" tentu saja tidak begitu, aku mendengar dari orang lain kalau seluruh permainan didalam bar ini merupakan permainan yang baru dan mengasyikkan. ada beberapa yang tidak dibuka umum, oleh karena itu pemiliknya sangat menjaga ketat bar itu, sehingga tidak ada yang berani menyebarnya didalam internet."

informasi ini sama seperti yang dikatakan Nando kepadaku. hanya saja yang aneh adalah pelayan kecil seperti Tom juga mengetahui semua hal ini.

" oh ya? begitu misterius kah? aku jadi tidak berani kesana." kataku sambil berpura pura takut.

hal yang tidak aku sangka adalah Tom tidak membujukku untuk pergi dan malah berkata dengan penuh salah :" aku tidak berpikir dengan baik, tempat itu sepertinya juga tidak cocok untukmu."

aku mengerutkan kening dan berkata :" aku hanya bercanda kok, kamu malah menganggap itu serius. namun aku sedikit penasaran apa yang ada disana. kelihatannya kamu sangat ingin pergi namun kamu kelihatannya takut juga. ini terlalu lucu."

Tom berkata :" sebenarnya aku belum pernah kesana karena perlu membayar biaya untuk masuk. biaya yang diperlukan sekitar 70 juta. oleh karena itu aku hanya bisa mendengarnya dari orang lain."

" mendengar dari siapa?" potongku, aku melakukan itu karena aku tahu ketika seseorang diberi pertanyaan secara tiba tiba, maka dia akan tidak sengaja memberikan jawaban sesungguhnya.

Tom pun berkata tanpa berpikir :" salah satu manajer dihotel, dia pernah pergi kesana sekali dan dia terus pamer hampir setahun kepadaku setelah dia kembali dari sana."

ketika dia berkata, ekpresi wajahnya sangatlah jijik, dia kembali berkata :" bahkan kedengarannya bar itu seperti miliknya saja, benar benar kampungan sekali."

Tom tidak sadar kalau dia sedang dijebak dan dia terus melanjutkan pembicaraannya tentang bar itu. melihatku yang tidak berbicara, dia pun tidak bersemangat lagi. dia pun berkata :" kita pergi ke bar biasa saja ya. bar disini sangatlah banyak dan ada salah satu bar yang memiliki menu kambing bakar yang sangat enak. aku pernah pergi kesana sekali dan katanya koki yang memasak kambing bakar itu adalah warga Huaxia. jika kamu kesana, mungkin kamu akan bertemu dengan orang satu negaramu dan mungkin kamu akan terharu."

aku tertawa dan berpikir kalau perkataan ini benar benar menyakutkan, namun kenapa perkataan ini menjadi lucu ketika keluar dari mulutnya.

aku berkata :" lupakan saja, kalau memang ingin memakan kambing bakar, aku bisa makan di Huaxia saja. aslinya ada disana kok. kita pergi ke bar Walhalla yang kamu bilang itu saja."

Tom pun berkata dengan khawatir :" namun biaya untuk masuk sangatlah mahal dan tidak boleh dibatalkan. tidak hanya begitu, mungkin saja didalam sangatlah berbahaya. penduduk lokal lebih banyak disana dan mungkin mereka sedikit rasis."

aku tertawa dan berkata :" bukankah kamu berkata kalau bosmu akan melindungi setiap pelanggannya? aku tidak khawatir jika ada kamu. aku juga tidak begitu menghiraukan biaya masuk itu. aku akan membayar punyamu dan malam ini ikutilah aku untuk membuka wawasanmu."

mendengar ini, Tom pun tersenyum dan langsung mengangguk sambil berkata :" tuan Alwi, kamu benar benar baik dan murah hati. kalau kamu sudah berkata seperti itu, aku akan pergi. namun sebelum kesana, kita perlu kembali sebentar kerumahku dulu."

aku merasa aneh dan bertanya:" kenapa? kamu ingin ganti pakaian?"

dia berkata :" bukan, aku hanya ingin meminjam pistol milik ayahku. jika ada kondisi darurat, aku bisa melindungimu."

aku kehabisan kata kata dan berpikir mungkin aku akan mati duluan jika berharap dia melindungiku. namun niatnya itu membuatku senang. aku tidak menghalanginya dan dia pun berkendara kerumahnya. rumahnya berada disebuah apartemen kecil dan berada disudut kota. didepan pintunya terdapat sebuah papan iklan yang sedang mencari penyewa rumah. bangunan apartemen ini sudah lama dan Tom pun menyuruhku untuk menunggunya sebentar. dia pun masuk kedalam, ketika dia keluar, dia membawa sebuah tas hitam. dia membuka pintu mobil dan masuk kedalam. dia pun meletakkan tas hitam itu ke tempat duduk belakang mobil.

aku bertanya dengan penasaran :" apakah didalam sana ada pistolmu?"

dia mengangguk dan aku bertanya apakah aku boleh melihatnya? dia berkata bisa dan mengeluarkan sebuah pistol dari dalam. itu merupakan sebuah pistol kuno yang dipenuhi bekas goresan. aku pun memeriksa pistol itu. teknik pembuatan pistol itu sangatlah bagus. meskipun penampilannya sedikit kuno, namun bagian dalamnya disusun dengan bahan yang sangat bagus dan baru. pistol ini juga dirawat dengan baik. dapat dikatakan kalau orang itu sengaja membuat penampilan luar pistol ini menjadi kuno untuk menutupi bagian dalam yang begitu bagus itu.

Tom berkata kalau pistol ini milik ayahnya dan sepertinya ayahnya bukanlah manusia biasa.

aku melirik kearah Tom dan dia sedang fokus berkendara. aku berpura pura tidak mengetahui bagian yang spesial dari pistol ini dan bertanya padanya :" pistol ini sudah berumur ya."

Tom berkata dengan malu :" iya, ini adalah pistol berburu milik ayahku. kami dulunya tinggal disalah satu desa terkenal yang ada di Amerika. kata terkenal disini bukanlah arti sebenarnya. orang orang memanggil tempat itu sebagai 'Permukiman kumuh orang berkulit putih'. penduduk desa itu hanya berjumlah 1700orang. penduduk disana mencari nafkah hanya dengan menangkap ikan. miskin, keterbelakangan, dan tidak ada harapan.

" kamu pun memilih untuk merantau?"

Tom menggelengkan kepala dan berkata :" aku adalah orang yang hanya mengikuti arus. sebenarnya aku sangat suka akan kehidupan didesa itu. meskipun orang lain merasa itu merupakan kehidupan yang miskin, namun aku bisa menemukan kebahagiaan disana. hanya saja ayahku sakit dan aku harus memberinya pengobatan. jadi aku memilih untuk bekerja. jangan padang aku seperti itu, aku sudah merantau semenjak aku berumur 16 tahun. aku benar benar sangat jelas dengan kota ini. bahkan aku juga jelas dengan keadaan pipa yang tertanam dibawah tanah ini."

setelah itu, dia pun mulai menceritakan segala pengalamannya. aku mendengarkannya dengan hening sambil bersandar pada dudukan mobil. aku pun mulai meraba kembali pistol yang bagus itu. aku merasakan sesuatu yang berat pada tanganku. bukan berat dari pistol itu, melainkan beratnya hubungan ayah dan anak itu yang terkandung dalam pistol ini. aku merasa kalau ayah Tom pasti memiliki pengalaman yang tak terlupakan pada masa mudanya. hanya saja, sekarang dia hanya merupakan pria tua biasa dikarenakan kesakitan yang membuatnya menderita. untung saja dia memiliki seorang anak yang baik. dia khawatir anaknya akan menemukan bahaya ketika datang kekota ini dan dia memberikan pistol ini kepada anaknya sendiri.

Tom pun tahu kalau ayahnya khawatir padanya dan dia selalu membawa pistol ini kemanapun dia pergi. dia merawat pistol ini dengan bagus dan takut kalau pistol ini rusak. baginya pistol ini bukan hanya merupakan senjata pelindung baginya dan juga merupakan pertanda akan keberadaan ayahnya.

disaat ini, Tom pun menceritakan banyak momen bahagia tentang dia dan ayahnya. aku melihat dia penuh suka cita dan kegembiraan. aku seketika sangat iri padanya.

melihat diriku yang tidak berbicara, Tom merasa kalau dirinya terlalu banyak berbicara dan langsung meminta maaf kepadaku :" maaf, aku berkata telalu banyak, apakah kamu risih?"

aku menggeleng dan berkata sambil tersenyum :" tidak risih, aku suka mendengar semua momen antara kamu dan ayahmu. didunia ini, meskipun terkandung banyak perbedaan budaya dan kebiasaan, namun setiap ayah hampir sama, mereka sangat mencintai anaknya sendiri."

Tom berkata :" kamu kelihatannya sangat sedih, tuan Alwi. maaf sebelumnya, apakah perkataanku membuatmu sedih?"

aku berkata :" aku hanya teringat akan ayahku. aku memiliki 2 orang ayah, seorang merupakan ayah angkatku, dia sangat baik padaku. jika tidak ada dia, mungkin aku juga tidak akan hidup hingga sekarang. ketika dia masih hidup, dia sangat baik padaku. namun pada akhirnya, kebaikannya padaku itu menjadi sebuah pedang yang sangat tajam baginya dan melukai dirinya sendiri. aku juga memiliki seorang ayah kandung. dia.... sangat mencintaiku, namun aku tidak sempat merasakannya."

ketika mengatakan itu, aku menatap Tom dan menepuk pundaknya sambil berkata :" kamu sangatlah beruntung, kamu harus semangat."

Tom mengangguk dan aku tidak lagi berkata apapun. aku memejamkan mataku dan didalam benakku muncullah semua momen yang sudah terjadi dulu. aku juga tidak tahu apa yang terjaid padaku. dulunya aku tidak pernah membahas ini didepan orang asing, namun hari ini aku tersentuh dan teringat akan kedua ayahku.

sepanjang perjalanan tidak ada yang berbicara. Tom pun telah membawaku datang ke bar Walhala ini. bar ini terletak disudut kota dan merupakan sebuah kastil kuno. kastil itu berwarna ungu dan hitam, bagian luarnya terdapat sebuah warna merah yang terang. dari kejauhan kelihatan seperti darah yang sedang mengalir dari dalam kastil. kelihatannya sangat menakutkan dan kastil ini hampir mirip seperti tempat tinggal nenek lampir yang ada didalam film pada umumnya.

aku dan Tom pun turun dari mobil dan berjalan masuk kedalam kastil itu. banyak orang yang menjaga didepan dan setelah melihat kami, mereka langsung mengangkat pistol milik mereka lalu bertanya dengan tanpa segan :" untuk apa kesini?"

aku paling benci orang lain menunjukku dengan pistol. aku menatap cuek mereka dan Tom tersenyum sambil berkata :" halo bang, kami datang untuk bermain."

mereka saling bertatapan dan orang itu berkata :" bermain? melihat penampilanmu yang begitu miskin, sepertinya kamu juga tidak sanggup membayar biaya masuk disini kan?"

dimanapun tetap ada saja sampah yang suka memandang rendah orang lain. wajah Tom sudah memerah. ketika dia ingin mengatakan sesuatu, aku menahannya dan mengeluarkan sebuah kartu berlian sambil berkata :" apakah bisa gesek kartu disini?"

ketika melihat kartu milikku, ekspresi orang itu berubah drastis dan langsung berkata :" mohon tunggu sebentar."

Tom menatapku dengan tatapan penuh terimakasih. dalam waktu yang cepat, orang itu membawa alat untuk menggesekkan kartu. aku tidak bergerak dan hanya berkata :" kamu telah membuat sahabatku menjadi tidak senang, bukankah kamu harus meminta maaf padanya?"

ekspresi orang itu seketika berubah. aku menggerakkan kartu berlian ku didepan wajahnya dan berkata :" minta maaf padanya, kalau tidak aku akan memberitahu bosmu. bocah seperti kalian yang suka memandang rendah orang lain sudah membuat bosmu kehilangan dua tamu. lagipula ketika aku masuk nanti, pengeluaranku tidak akan rendah. menurutmu, bagaimana tanggapan bosmu nanti?"

mendengar ini, orang itu semakin merasa bersalah dan langsung berkata :" maaf, sikapku yang salah."

Tom menatapku dan aku mengangguk padanya, dia pun berkata :" tidak apa apa."

setelah itu, aku pun menggesek kartuku. setelah membayar, kami pun masuk kedalam. Tom berjalan disampingku dan berterimakasih sambil berkata :" tuan Alwi, kamu benar benar adalah orang baik. namun kamu tidak perlu melawan orang itu hanya demi aku. mereka sangatlah nakal, bagaimana kalau mereka melukaimu?"

disaat ini, Tom tidak merasa bangga karena bantuanku dan sebaliknya dia khawatir akan keselamatanku. aku semakin menyukai bocah kecil ini. aku menyuruhnya tenang dan berkata kalau aku tidak bisa memiliki kemampuan, aku juga tidak akan berkata seperti itu.

setelah masuk kedalam bar, terdengarlah musik memekakkan telinga. aku melihat semua orang sedang menari dengan heboh. diatas pentas juga ada beberapa wanita yang seksi sedang menari tiang. banyak pria yang menyentuk mereka, namun mereka sepertinya tidak menghiraukan. bahkan mereka mengedipkan mata kepada orang yang sedang menyentuhnya itu.

ini merupakan kali pertama Tom kesini, dia menatap sekeliling dengan penasaran. ketika dia menatap kearah pentas, dia sangat bersemangat dan ingin meluncurkan dirinya kearea menari itu. namun dia ketika memikirkan keberadaanku, dia merasa malu dan memberhentikan perlakuannya itu.

disaar ini, aku melihat ada pelayan yang berjalan kesini. aku sengaja berkata dengan suara yang keras :" Tom, ini adalah bar terbaik yang kamu katakan? aku tidak menemukan perbedaan apapun? diHuaxia, banyak bar seperti ini. kamu benar benar tidak memiliki wawasan luas."

mendengar perkataanku, Tom pun berkata dengan canggung :" aku juga mendengarnya dari orang lain. aku tidak menyangka kalau bar ini sangat biasa."

" biasa?" disaat ini, pelayan itu datang dan berkata dengan bangga, " apakah kalian berdua baru pertama kali kesini?"

sambil mengatakan itu, dia menatap kami dan sepertinya dia tertarik kepada kami. dia pun berkata :" halo, lantai bawah ini hanya bagaikan pemanasan saja. dilantai atas, setiap lantai memiliki permainan yang tidak pernah kalian duga. bagaimana? ingin bermain? aku akan membawa kalian kesana. hanya saja..... aku khawatir kalau kalian tidak berani bermain."

Novel Terkait

Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu