Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 439 Kurang Satupun Tak Boleh

Pujian Govy kepadaku membuat mereka iri, lagipula Govy adalah lelaki yang mereka kagumi. Bisa kabur dari Govy selama sepuluh detik, ditambah pujian darinya, kurasa bisa jadi bahan membanggakan diri selamanya.

Govy menyuruhku kembali kebarisan, lalu memanggil orang selanjutnya. Saat ini, aku mendengar para tentara biasa yang berada di dekat kita sedang membahas. Ada yang bilang aku hebat, tapi juga ada berkata, “Sudah biasa kalau Reino bisa berhasil. Apakah kamu lupa? Ia paling hebat dalam bertarung. Entah apa yang dipikirkan oleh Kader. Menurut nilai total, ia juga biasa saja. Mengapa ia bisa termasuk dalam sepuluh orang itu dan terpilih oleh Pak Govy?”

Orang yang satunya lagi berkata, “Pelankan suaramu, jangan sampai ia dengar. Lagipula ia kan mendapat bantuan, jadi kurasa Kader juga tidak bisa melakukan apapun, sehingga memberikan kesempatan ini untuknya.”

Mendengar ini, Daniel mereka sangat marah. Aku menenangkan mereka dan bilang ke mereka bahwa aku baik-baik saja. Sejak awal, aku sudah mengetahuinya bahwa aku tidak mungkin akan mendapat penghormatan dan pengakuan dari semua orang, entah apapun timnya, pasti ada orang yang bijak, tapi juga pasti ada orang yang sok-sokan. Aku kan bukan uang, bagaimana bisa membuat mereka semua suka kepadaku?

Lagipula uang juga ada dalam bentuk koin dan itu banyak tidak disukai orang-orang.

Alver dengan kesal berkata, “Hanya kamu yang bisa menahannya. Kalau yang seperti diriku, pasti sudah kutarik keluar dan kuhajar.”

ku berkata, “Lagipual apa yang mereka ucapkan itu juga benar, bukan? Aku memang hanya lebih menonjol di bidang bertarung.”

Mendengar ini, Alver, Daniel dan Jordan melirikku kesal. Mereka yang lain tidak tahu, tapi mereka bertiga sangat tahu dengan teknik penembakanku. Aku masih ingat saat pertama kali aku menggunakan pistol dihadapan mereka, mereka bertiga langsung memukulku dan mereka bilang bahwa aku hidup demi menembak.

Jadi setiap kali saat mendengar orang-orang bilang aku hanya menonjol di bidang bertarung, maka mereka akan menatap kasihan orang-orang itu.

Saat aku sedang berpikir, Govy sudah mengalahkan dua orang. Kedua orang ini adalah ketua tim dari tim sebelah. Kemampuan mereka selalu baik. Setelah mereka menyadari bahwa mereka tidak lagi ada kesempatan untuk masuk ke tim Govy, mereka menunjukkan ekspresi kecewa.

Melihat orang ketiga ini juga akan berakhir seperti mereka, Alver mereka bertiga mulai takut. “Kalian semua dengar baik-baik, Govy ini suka menyerang orang. Kalian nanti tinggal memancing ia untuk memukul kalian, lalu kalian berusaha saja bersembunyi.”

“Itu boleh juga? Aku takut ia mengira diri kita tidak berani melawannya. Meskipun hanya bertahan sepuluh detik, juga takut tidak dianggap olehnya.” ucap Alver pelan.

Aku tertawa dan berkata, “Kamu bodoh ya? Kalau kamu kabur, memang kenapa? Kamu kira kamu kabur dari siapa? Ia kan Govy, kamu bisa kabur dari serangannya saja sudah cukup hebat. Lagipula di atas perperangan, kabur itu juga sebuah taktik. Tidak ada kemampuan kabur yang hebat, siapa sangka itu juga diujikan.”

Saat ini, Govy sudah bertarung dengan orang selanjutnya. Hingga sekarang, hanya diriku seorang yang baru lulus dari ujian. Setelah dua orang lagi, akan tiba giliran Jordan.

Jordan menarik nafasnya dalam dan terlihat gugup. Aku ingin mengatakan sesuatu, tapi aku tahu apapun yang kukatakan tidak dapat meringankan tekanannya. Sebenarnya aku juga khawatir. Aku ingin sekali masuk ke dalam tim Govy bersama mereka, tapi aku sangat mengetahui, meskipun mereka menjadi sangat hebat, tapi sama sekali tidak berarti dihadaoan Govy. Tidak hanya mereka, diriku saja tidak dapat bertahan di hadapan Govy untuk sepuluh menit. Kemampuan Govy bertarung itu sangat besar.

Baru saja berpikir, Govy sudah menunjuk Jordan. “Kamu, keluarlah.”

Jordan menarik nafas dalam dan maju. “Siap, Pak”

Govy baru saja ingin berbicara, tiba-tiba Jessi yang disana membuka mulut. “Biarkan aku yang maju.”

Mendengar ini, semua orang terdiam di tempat, bahkan Kader saja menunjukkan ekspresi terkejut. Hanya Govy saja sepertinya sudah mengetahui Jessi akan mengatakan itu. Govy berkata, “Tidak perlu.”

Jessi tertawa pelan, seperti tidak masalah, tapi bagi kita semua, sedikit menakutkan bagai ular yang cukup cantik memandang kearah mereka.

Aku mendengar Jessi berkata, “Apakah Pak Govy tidak puas dengan kemampuanku dan merasa diriku lebih payah darimu?”

Govy mengerutkan dahinya. “Aku tidak bermaksud seperti itu. Hanya saja kamu wanita...”

“Wanita? Apakah Pak Govy juga berpandang berbeda karena jenis kelamin?” Jessi seketika tertawa sambil mengedipkan matanya.

Tidak dapat dipungkiri, senyuman Jessi benar-benar membuat kami jatuh cinta, seketika tidak ada orang yang berbicara dan terus memandang Jessi. Tatapan mata kita semua penuh dengan kekaguman.

Aku mengangkat alisku, ingin tahu Jessi tidak akan bertarung dengan Alver mereka tanpa alasan. Kupikir ia sudah tahu dengan pikiranku, jadi ingin memudahkan Alver mereka, agar mereka lulus dengan pengujian ini.

Meskipun Govy adalah lelaki sejati, tetapi saat ia ditatapi oleh Jessi, wajahnya masih bisa memerah. “Kalau begitu, silahkan Bu Jessi.”

Setelah itu Govy mundur beberapa langkah dan menatapku kesal.

Untuk apa ia menatap kita? Aku jadi sangat sedih. Tapi hatiku makin memastikan tebakanku itu benar, tahu bahwa Jessi ingin memasukkan Jordan, Alver dan Daniel ke dalam tim Govy. Aku merasa terharu, tetapi aku juga mengetahui kalau kemapuan mereka bertiga sangat jauh, maka Jessi tidak akan membantu mereka.

Saat ini, Jordan dengan senang berkata, “Guru cantik sendiri mau bertarung denganku. Kalian bilang apakah ia jatuh cinta kepada kegantenganku?”

Aku meliriknya dan bersiap untuk memukulnya, lalu mencengar Alver berkata, “Ini adalah lawakan terkocak yang kupernah dengar di tahun ini.”

”Pfft.” Aku dan Daniel seketika tertawa.

Jordan tidak peduli kita, melainkan berdiri dihadapan Jessi dengan senang. Saat mulai bertarung, ia mulai menyimpan rasa senangnya dan kembali tegas.

Jessi berkata, “Mulailah.”

Jordan mendengar itu, langsung mulai menyerangnya. Kedua tangan dibagi untuk atas dan bawah. Satu tangannya ditujukan ke ubun-ubun Jessi, sedangkan satu tangannya lagi langsung ditujukan ke nadi yang ada di lehernya.

Hatiku terkejut. Ini orang juga jahat. Meskipun aku tahu ia tidak dapat mengalahkan Jessi, tapi aku masih saja khawatir.

Alver berkata dengan pelan. “Orang ini benar-benar! Sama sekali tidak menyayangi wanita, rasakan kalau selamanya ia lajang.”

Jessi dengan mudah menghindari serangan Jordan dan menggunakan kecepatan yang cepat menarik sepasang tangan Alver. Ia melangkahkan kaki kirinya kesamping, dirinya bagai angsa putih berputar. Tangan Jordan ditarik olehnya. Lengannya Jordan juga ditekuk hingga bersuara. Kemudian tubuh Jordan terangkat dan dilempar Jessi ke lantai dengan kencang.

Aku sangat terkejut dan takut Jordan tidak dapat bangun. Tapi saat ia terbaring lagi, ia dengan cepat berguling dan menghindar dari kaki Jessi, lalu berdiri dan menyerang Jessi lagi.

Alver tertawa pelan dan berkata, “Untung saja ia tidak terlalu sayang wanita. Kemampuan guru wanita ini hebat juga.”

Aku tidak tahan dan tertawa. “Semangatlah, ia bukan seorang wanita.”

Alver dengan terkejut memandangiku. “Kalau gitu, apakah ia? Oh Tuhan! Jangan-jangan ia waria?”

Aku hampir saja muntah darah setelah mendengar ucapan Alver. Telingan Jessi begitu baik, tidak mungkin ia tidak mendengar ucapan Alver. Seketika Jessi menguatkan tenaga tangannya, sehingga Jordan dapat merasakannya dan melompat jauh. Akhirnya ia berhasil melewati ujian.

Jordan hampir saja mati ditanganmu, Alver.

Tapi Alver sama sekali tidak mengetahuinya dan bertepuk tangan senang untuk Jordan. “Oh iya, apakah kamu mengetahui sesuatu? Apakah ia benar-benar waria?”

Aku dengan kesal berkata, “Maksudku adalah ia bukan wanita, tetapi dewi.”

Sebuah kalimat membuat wajah Jessi memerah, begitupula dengan telinga putihnya, terlihat lucu.

Alver memandangku kesal. “Oh kamu mengagetkanku saja.”

......

Selanjutnya, Alver dan Daniel juga lulus dari ujian pertama. Meskipun Jessi merencanakannya dengan baik, tapi aku dapat melihat bahwa ia tidak mengeluarkan seluruh jurusnya.

Govy melihat kita berempat dan berkata, “Kalian berempat jangan terlalu senang setelah lulus dari ujian pertama, karena masih ada ujian kedua dan ketiga yang menunggu kalian.”

“Baik!” Kami berempat berteriak, dapat terdengar suara kita yang semangat.

Govy mengangguk dengan puas. “Baik. Kalau begitu ujian kedua adalah tes kemampuan tubuh. Kalian dengar baik-baik, aku mau kalian semua mengangkat beban sebanyak lima puluh kilogram dan memanjat gunung disana, lalu kembali lagi kesini. Kalau kalian bisa kembali dalam setengah jam, maka kalian lulus.”

Mendengar harus diselesaikan dalam setengah jam, ekspresi kita semua berubah. Jika harus membawa beban seberat itu, orang yang berlari hanya bisa kelelahan. Sedangkan dari gunung kembali kesini juga harus membutuhkan sepuluh ribu kilometer. Kalau tidak menanggung beban, maka tentara biasa juga bisa akan menyelesaikan dalam waktu tiga puluh menit. Sedangkan pasukan khusus terpilih dari tentara biasa, jadi dipastikan bisa. Kalau membawa beban, tiga puluh menit itu tidak mungkin.

Tapi tenang saja, ini tidak akan mudah mengalahkanku. Lagipula aku sudah mengikuti latihan yang lebih kejam sebelumnya. Dan Bapak Tua juga bilang kepadaku bahwa aku adalah orang yang dilahirkan untuk menjadi tentara. Tidak ada satupun orang yang dapat melewati kecepatanku. Tetapi bagaimana dengan Alver mereka? Sebenarnya aku juga khawatir.

Aku menarik nafas dalam. Aku mendengar Daniel berkata, “Ayo semangat.”

Kita berempat menaruhkan tangan bersama. Daniel berteriak, “Maju bersama. Jangan mudah menyerah. Kurang satupun tak boleh.”

“Kurang satupun tak boleh!”

Suara teriakan kita berempat mengguncangkan dunia. Sedangkan semangat kita juga membuat para tentara semangat. Mereka semua memberikan semangat kepada kita. Semua orang menantikan kemenangan kita. Bahkan orang-orang yang tadi tidak menganggapku, juga ikut menyemangati.

Kader menyuruh orang untuk membawa beban. Kita berempat mengangkat beban dan berlari kearah gunung itu setelah Govy menembakan pistolnya.

Aku sama sekali tidak menyimpan tenagaku dan berlari sejauh mungkin. Daniel berteriak di belakang, “Gila, baru saja mulai, kamu sudah sekuat tenaga larinya. Dasar! Apakah kamu tidak menyimpan tenaga sedikit untuk akhir?”

Alver berkata, “Apakah kamu masih tidak mengenal anak itu, Daniel? Tubuhnya begitu kuat, bahkan tidak lelah jika ia lari terus hingga akhir.”

Jordan marah-marah. “Sudahlah! Lagipula dengan kecepatan kita juga tidak akan bisa lulus dari ujian ini. Lebih baik kita juga coba lari.”

Aku dengan kesal berbalik badan dan berteriak, “Kalian semua boleh lebih cepat tidak? Daripada dihabisin waktunya untuk berbicara.”

Mereka bertiga saling memandang. “Ayo!”

Melihat mereka bertiga berlari cepat kearahku, aku sangat terharu. Aku tahu niat mereka semua sangat kuat, jadi mereka bisa terus mengikuti langkahku. Aku berharap mereak bisa memasukki masa depan yang baru seperti diriku.

Novel Terkait

Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu