Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 1059 Menyelamatkan Widya (3)

Waktu menunggunya lama, untungnya ada Joko yang menemani mengobrol, menceritakan pengalaman 2 tahun, tapi aku tidak merasa waktu berlalu dengan lamban.

Setelah satu jam lebih, pamanku akhirnya meneleponku, memberitahuku orangnya telah menyelinap masuk ke kediaman Annie, dan tidak menemukan Widya.

Aku menarik nafas dalam-dalam, tidak terkejut dengan hasil ini, meskipun aku menebak Widya berada di kediaman Annie, tapi kediaman Annie bukan hanya satu ini saja, selain itu tebakanku belum tentu benar, aku tidak lain hanya mengandalkan keberuntungan.

Aku bertanya kepada pamanku apakah Annie berada di rumah? Dia mengatakan tidak, tapi dilihat dari keadaan ruang tamu, rumah ini tidak pernah ditinggali.

Aku menyuruhnya menjaga rumah ini, dan menunggu perintahku.

Setelah telepon dimatikan, aku mengeluh kecewa, Joko yang melihat ekspresiku tidak baik, menepuk pundakku berkata: “Jangan khawatir, kamu pasti bisa menyelamatkan Widya.”

Aku mengerutkan kening, berkata dengan serius: “Selama dia masih hidup, aku pasti akan menyelamatkannya.”

Saat ini Nando berkata: “Kak Alwi, kamu ingin Dicky melakukan apa?”

Dicky adalah orang yang bisa meniru suara orang lain, dengar-dengar dia adalah orang berbakat dalam organisasi, banyak hal mengandalkan dirinya, dia sukarela datang kemari menjadi bawahanku, ini benar-benar membuatku ‘Salut’.

Aku tersenyum berkata: “Dicky, akhir-akhir ini akan sangat merepotkanmu, kamu tidak keberatankan?”

Dicky sibuk berkata: “Ini adalah berkah bagiku bisa melayani tuan muda, tentu saja aku tidak merasa direpotkan.”

Mendengar dia memanggilku tuan muda, aku tidak bisa menahan tawa, sudah berapa lama aku tidak mendengar orang lain memanggilku seperti itu? aku berkata dengan santai: “Panggil aku Alwi saja. Aku sekarang ingin meniru suara Gosly, lalu bantu aku menelepon Annie.”

“Baik, apa yang ingin Anda katakan, katakan kepadaku. Dua hari ini aku diam-diam mengamati Gosly, mengamati nada bicaranya, aku bahkan bisa meniru sama persis. Anda tenang saja, Annie pasti tidak akan bisa mendengar ada yang berbeda.”

Aku mengangguk, mengambil telepon dari Nando, menelepon Nody terlebih dahulu, menyuruh Chick menggunakan teknologi untuk membuka kata sandi di telepon ini, lalu aku mulai memeriksa telepon ini.

Aku melihat riwayat panggilan telepon, ternyata memang benar ada nama ‘Dew Love’di dalam, kalau bukan karena mengetahui masalah ini dari Felicia, mungkin aku tidak akan tahu bagaimana cara menghubungi Annie.

Aku menyerahkan telepon ke Dicky, mengambil secarik kertas, menuliskan apa yang ingin aku katakan, lalu mengisyaratkan dia menelepon nomor ini.

Dicky sedikit batuk ringan, menggosok tenggorokannya, mencoba suaranya, ketika suaranya terdengar, aku sedikit terkejut, karena suaranya tidak hanya sangat mirip dengan Gosly, tapi juga ada nada mabuk.

Dicky menekan tombol memanggil, tidak lama telepon berdering, Annie menjawabnya, terdengar suara lembut dan manis dari telepon, bertanya dengan lembut: “Gosly, kenapa telepon aku larut malam?”

Aku melirik Joko, saat ini dia duduk di sana dengan wajah sedih, mungkin rasa sakit hati itu melonjak seperti gelombang ketika mendengar suara wanita ini lagi.

Aku tidak tahu bagaimana menghiburnya, aku menepuk pundaknya, dia tersenyum kepadaku, menggelengkan kepalanya memberi isyarat dia baik-baik saja.

Di sisi lain Dicky menjawab dengan mabuk: “Tentu saja karena teman baikmu, dia mengarahkan pistolnya pada dirinya sendiri hari ini, menangis ingin bertemu denganmu, ingin melihat anak dalam perutmu, mengatakan kalau aku tidak menyetujuinya, dia akan menembak dirinya sendiri.

Annie berkata dengan jijik: “Kalau begitu biarkan saja dia menembak diri sendiri.”

Anj*r, aku mengepalkan tangan dengan erat, ingin memukul wanita ini dengan keras.

Dicky mengerutkan kening, berkata dengan kesal: “Apakah kamu tidak tahu apa artinya pria ini bagi kita? Kalau dia benaran mati, David si pria tua itu pasti akan bermusuhan dengan kita, apakah kamu akan bertanggung jawab kalau tiba saatnya menyebabkan kerugian dan membawa masalah kepada boss?”

Annie mendengus dingin, berkata, “Apa yang kamu takutkan? Dia mati. Bukankah masih ada keluarga Chu di dalam perutku?”

Dicky terkikik, memang harus diakui dia menirunya sangat persis, begitu dia tertawa, seluruh bulu kuduk ditubuhku berdiri, dan otakku secara alami membayangkan tampang Gosly.

Dicky berkata: “Aduh, kamu benar-benar terlalu memandang tinggi dirimu, kamu kira aku tidak mengatakan kata-kata ini? Aku sudah mengatakannya, tapi pria tua keluarga Chu sama sekali tidak menganggap anak yang ada dalam perutmu, dia berkata, kalau anaknya mati, dia juga tidak akan mengakui cucu ini, perutmu sekarang sama sekali tidak bernilai.”

“Apa? Pria itu berkata begitu?”Suara Annie masih lembut, tetapi keganasan dan kebencian dalam suaranya membuat kelembutan itu menakutkan.

Dicky berkata dengan santai: “Jadi lebih baik kamu datang kemari, si Joko masih merindukanmu, cinta lama masih ada, hehe……”

Annie berkata dengan jijik: “Cukup, jangan ungkit pria itu, kalau bukan karena dia, aku juga tidak akan seperti sekarang, hamil besar, setiap hari sangat menderita, tidak bisa pergi menjalankan misi, tidak bisa menikmati rasa pria lain, hmph, begitu ada misi, hargaku benar-benar sangat besar.”

Wajah Joko pucat, memancarkan ekspresi menyakitkan, aku takut terjadi sesuatu padanya, aku segera melirik Dicky, menyuruhnya segera mengakhiri telepon ini.

Dicky pura-pura berkata dengan tidak sabar: “Sudah, kamu jawab saja, sebenarnya kamu datang atau tidak?”

Annie berkata: “Pergi ya pergi, aku pesan tiket.”

Dicky berkata: “Oh iya, si Widya itu……”

Annie berkata: “Kamu tenang saja, dia sangat nurut, tidak akan mati.”

Jantungku langsung tenang, dan Dicky berkata: “Joko hari ini masih menanyakan tentang dirinya, mungkin masih merindukannya, ingin bertemu dengannya.”

“Hmph, suruh dia mimpi saja!”ucap Annie jijik, “Ok, aku matikan, aku mau kerja.”

“Ehn.”

Setelah Dicky mematikan telepon, Joko sudah tidak bisa menahannya lagi, dia memuntahkan darah, terjatuh ke belakang.

Aku segera memeluknya, berteriak dengan khawatir: “Kak Joko! Kak Joko! Bagaimana keadaanmu?”

Nando berkata dengan cemas: “Aku akan memberitahu tuan Chu, menyuruhnya memanggil dokter kemari!”

Joko sibuk berkata: “Ja……jangan……”

Nando menatapku dan berdiri diam di tempat, mata Joko memerah, berkata: “Aku……aku tidak ingin ayahku mengkhawatirkanku lagi, aku tahu kondisi tubuhku sendiri, aku baik-baik saja, tadi hanya terlalu cemas, jadi memuntahkan darah, setelah menarik nafas, aku baik-baik saja……benar tidak ada masalah……”

Ketika mendengar ini, hatiku merasa sedih, aku menghela nafas, berkata: “Terserah kamu, tapi kalau kamu tidak sehat, harus memberitahuku.”

Setelah itu, aku memeriksa denyut nadi Joko, denyut nadinya sangat lemah, tapi aku tahu, ini bukan karena kecemasan barusan, melainkan karena dia mengonsumsi narkoba, semua fungsi organ-organ tubuhnya telah rusak.

Ketika Joko melihatku tampak bermartabat, dia tidak ingin aku mengkhawatirkannya, jadi dia tersenyum dan berkata: “Kenapa? Kamu bisa memeriksa denyut nadi?”

Aku berkata: “Aku belajar sedikit dari Ficky, tidak sebagus Aiko, tapi penyakit kecil masih bisa memeriksanya, aku meminta Nando mengambil beberapa ramuan untukku, memasaknya untuk kamu minum, untuk menambah darah, dan mengurangi depresi di hatimu.”

Joko mengangguk dan berkata: “Oke, aku dengarkanmu, tapi ayahku……”

Aku sibuk berkata: “Kamu tenang saja, aku tidak akan mengatakan masalah hari ini kepada paman David, aku hanya akan mengatakan kepadanya, tubuhmu sedikit lemah, aku memberimu obat, tunggu ketika kamu berhenti kecanduan, setelah kebugaran fisikmu sudah cukup, baru bisa bertahan.”

Joko mengangguk tersenyum dan berkata: “Adik yang baik, kamu yang terbaik.”

“Cepat istirahat.”aku menepuk tangannya, memapahnya berbaring di tempat tidur, lalu, aku menulis resep untuk Nando, menyuruhnya mengambil ramuan.”

Nando bergegas pergi, Dicky juga pergi, hp Gosly ditinggalkan di sini, mencegah tiba-tiba membutuhkan sesuatu.

Aku membakar kertas tulisan percakapan tadi, Joko berbaring lemas di tempat tidur, menatapku berkata: “Kamu sangat hebat, bisa memprediksi semua yang dikatakan Annie sebelumnya, membuat bawahanmu secara alami bertelepon dengannya.”

Aku berkata dengan santai: “Ini tidak sulit, karena ‘Dicky’yang memulai percakapan, jadi mudah memprediksi reaksi Annie.”

Joko berkata dengan kejam: “Wanita ini benar-benar kejam, memperlakukan anak di perutnya seperti ini! Dia benar-benar serigala bermata putih yang tidak dikenal, bahkan anak sendiri juga tidak dihargai! Waktu itu aku benar-benar buta!”

Aku sambil membujuknya sambil memberinya suasana hati yang baik, berkata: “Kak Joko, jangan marah, dia bukan manusia, tidak pantas kamu menghabiskan emosi diri sendiri untuknya.”

Mendengar perkataan ini, Joko menghela nafas, berkata: “Sudahlah, jangan bahas dia, jangan bahas……”

Aku berkata: “Kamu istirahat yang baik dulu, aku pergi menelepon pamanku.”

Joko mengangguk berkata baik, aku segera menelepon paman, memintanya untuk memperhatikan kabar dari bandara, dan mengatakan Annie sedang bersiap-siap pergi ke bandara.

Pamanku menyuruhku tenang, dan menjamin bisa menangkap Annie, aku berkata: “Setelah menangkap Annie, pikirkan cara agar dia mengatakan keberadaan Widya, Widya sekarang berada dia salah satu rumahnya.”

Pamanku berkata: “Aku tahu, kamu tunggu kabar baikku saja.”

Setelah telepon dimatikan, aku berpikir, dan mengirimi pamanku sebuah pesan, aku berkata: “Jangan lukai anak yang ada di dalam perut Annie, tapi jangan biarkan Annie tahu kalian peduli dengan anak yang ada dalam perutnya, sebaliknya, kamu dengan beraninya menakut-nakuti bayi dalam perutnya, meskipun dia tidak mempedulikan anak ini, tapi dia tahu jelas, dalam keadaan seperti ini, selama anak ini ada, sekalipun kehilangan Widya, organisasi juga tidak akan melakukan sesuatu padanya, tapi kalau anak ini tidak ada, dia akan menjadi orang yang tidak berguna.”

Setelah selesai mengirim pesan, aku menoleh memandang Joko, saat ini dia sudah tertidur, tampaknya dia sangat kelelahan, aku tidak mengganggunya beristirahat, dan duduk di sana, memikirkan anak di dalam perut wanita itu, kalau bisa dipertahankan, aku pasti akan mempertahankannya, karena aku tahu, kak Joko sangat menyukai anak ini, kalau tidak, dia tidak akan begitu marah setelah mendengar wanita itu mengatakan tidak menginginkan anak ini.

Nando dengan cepat mengambil obat, menyuruh bawahan memasaknya, lalu bertanya kepadaku, apakah perlu mengembalikan hp ini ke Gosly.

Aku menggelengkan kepala, berkata tunggu.

Tidak lama, pamanku meneleponku, mengatakan sudah menangkap Annie, dan menggunakan caraku, Annie benar-benar patuh mengatakan keberadaan Widya, sekarang dia dalam perjalanan menyelamatkan Widya.

Mendengar perkataan ini, aku merasa lega, pamanku bertanya kepadaku: “Besok pagi Gosly pasti akan mendapat kabar, tiba waktunya kalian akan ketahuan, apa yang akan kamu lakukan?”

Aku mengendus dingin, berkata: “Pada dasarnya aku ingin menghabisinya, tapi karena keselamatan Widya, aku tidak mengambil keputusan, jadi terus mengulurnya, ketika kamu menjemput Widya, hmph …… apa yang aku takutkan!”

Pamanku tertawa keras dan berkata: “Ok, tidak sia-sia kamu keponakanku, kalau begitu kamu tunggu kabar baikku, Widya pasti tidak akan ada masalah, aku berani menjamin padamu!”

Novel Terkait

Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu