Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 631 Tiba-tiba Membantu

Lagu “Bunga-bunga hijau di pasukan”yang dinyanyikan Alver, langsung membuat mataku berlinangan air mata.

Setiap kali dia menyanyikan lagu ini, aku akan mengingat hari-hari kami di pasukan yang sangat bahagia, namun, sudah tidak bisa kembali, karena semua sudah berlalu.

Aku bernyanyi bersama dengan Alver, mungkin karena kesedihan dari hati, kita berdua menyanyikan lagu ini dengan sedih, tidak tahu apakah emosi kita telah menyentuh orang-orang di pesawat, semuanya tampak tenang, ada seseorang yang mungkin memiliki pengalaman menjadi tentara, matanya memerah.

Ketika kami menyanyikan bagian yang paling emosional, Alver tiba-tiba berteriak: “Alwi, sampai jumpa di kehidupan selanjutnya.”

Hatiku terkejut, ada firasat buruk menyerbu hatiku, sebelum aku mengerti, pesawat tiba-tiba berputar dengan cepat, karena semua orang tersentuh dengan kami, bahkan Alwi palsu yang paling waspada, tidak bisa mengalihkan pandangannya dari uang dollar yang berdus-dus, jadi ketika Alver tiba-tiba mengubah arah, tidak ada seorangpun yang menyangka.

Tiba-tiba pintu pesawat terbuka, angin kencang berhembus masuk, semua orang segera memegang sesuatu, karena takut terbang, aku mendengar Alver mengatakan “Loncat!”

Seluruh tubuhku gemetar, aku memandang Alver dengan tatapan dalam, saat ini dia menoleh dan menatapku, matanya memerah, mengangguk padaku dengan tenang, aku tahu sudah mengambil keputusan, dan kesempatan ini dia ciptakan dengan nyawanya sendiri untukku, jadi aku segera bergegas ke pintu.

Aku baru menyadari pesawat terbang sangat rendah, mungkin Alver yang mengatakan apa dan menyanyikan apa, hanya untuk mengalihkan perhatian mereka, tujuannya adalah untuk menciptakan kesempatan aku untuk melarikan diri.

Tangga spiral sudah diturunkan, aku memegang kedua sisi tangga spiral dan langsung meluncur ke bawah, selama proses ini, pesawat terus bergoyang, aku tahu, Alver melakukan ini pasti agar sekumpulan orang itu tidak memiliki kesempatan menembakku, jadi dia tiada henti menggoyangkan pesawat.

Aku melompat ke bawah dalam satu nafas, tempat ini adalah gunung, karena di musim semi rumput liar tumbuh subur, ditengah rerumputan yang lebat, dan ranting berdaun, ketika tubuhku jatuh diatas gunung ini, itu akan benar-benar ‘Tidak terlihat’.

Pesawat itu melayang sebentar, lalu terbang pergi tanpa menoleh, aku berdiri disana, melihat pesawat semakin lama semakin menjauh, mau tidak mau aku meneteskan air mata panas, aku tahu, perpisahan kali ini, mungkin aku tidak akan pernah bertemu dengan Alver selamanya, jika dia meninggal, aku bahkan tidak akan bisa melihat jasadnya!

Tuhan tahu betapa aku berharap dia bisa melarikan diri bersamaku, dan betapa ragu-ragunya aku saat aku melarikan diri, aku ingin hidup dan mati bersamanya, tetapi aku tahu jika aku tidak pergi, kami berdua akan mati, dan dia tidak akan pernah melarikan diri denganku, karena apa yang dia katakan sebelumnya adalah untuk menyampaikan pilihan dan kepercayaannya kepadaku.

Alver berkata dia ingin menjaga Ficky dihari tua, sebenarnya kalimat ini sedang mempercayakanku untuk merawat Ficky, dan dia mengatakan jika bukan karena pesan Ficky, dia akan memilih mati bersama mereka, ini artinya tidak peduli bagaimanapun, sekalipun tahu kematian sedang menunggunya, dia juga harus menyelesaikan perintah yang diberikan guru kepadanya, yaitu mengirim Alwi palsu mati.

Ketika aku melompat turun dari pesawat, melihat permohonan di matanya, aku tahu dia sedang memohon padaku untuk pergi, dia mempercayakan segalanya kepadaku, dan aku adalah harapannya……

Mengingat hal ini, aku semakin sedih dan marah, aku mengepalkan tangan meninju pohon dengan keras, lalu bersandar tanpa daya disana, mengusap air mata, mengambil hpku, ingin menelepon Nody, menyuruh mereka menjemputku, hanya saja di kantongku hanya ada sebungkus rokok yang tersisa dua batang, aku baru ingat hpku sendiri diambil oleh Alwi palsu.

Tanpa hp, aku tidak memiliki benda yang bisa menghubungi mereka, selain itu, aku melihat disini tidak ada tanda-tanda kehidupan, aku curiga meskipun ada hp juga tidak memiliki signal, kecuali mempunyai hp satelit, ini membuatku khawatir.

Aku berdiri memegang pohon, luka lamaku yang belum sembuh, ditambah dengan pukulan Mawar dan Alwi palsu, luka diwajahku meneteskan darah, seluruh tubuhku penuh kesakitan, yang paling mengesalkan adalah, ketika aku melompat, karena kurangnya kekuatan, aku tidak menghindari ranting pohon, dan ranting itu langsung menusuk pergelangan kakiku hingga berdarah.

Aku mengeluarkan pisau yang tersembunyi di alas kaki, memotong kain lalu membungkus lukaku, kemudian mencari ranting yang tebal, lalu memotongnya, menajamkan kedua ujungnya dan memegangnya di tanganku.

Siapa tahu binatang buas apa yang bersembunyi di hutan sunyi ini, satu ‘Pisau’panjang dan pendek di kedua tangan, itu juga termasuk sebuah jaminan. Memikirkan hal ini, aku berjalan maju dengan kaki pincang sambil memegang cabang.

Meskipun aku mengkhawatirkan Alver, tetapi aku tidak ada pilihan, aku hanya bisa berjalan maju tanpa melihat ke belakang. Meskipun tahu, sebelum aku pergi, tatapannya yang berlinangan air mata, penuh dengan kerapuhan dan putus asa, tatapan memohon itu terus melekat dalam pikiranku.

Aku yang berjalan tanpa sadar, tiba-tiba mendengar suara dari kejauhan, aku mencari tempat untuk bersembunyi, dan mendengarkan dengan penuh perhatian, suara itu semakin lama semakin dekat, aku mendengar suara tiga orang, seolah sedang bersiap-siap berburu.

Ada orang masuk kehutan untuk berburu, itu artinya disekitar sini ada desa. Hatiku tiba-tiba penuh dengan harapan, ketika bersiap-siap untuk keluar, tiba-tiba aku mendengar desahan berat, mirip dengan suara hidung babi yang mengembuskan nafas, diiringi suara ini, aku juga mendengar suara Soso, seolah sesuatu berjalan di atas rumput.

Hatiku tergerak, bertanya-tanya apakah ada babi hutan?

Saat ini, aku mendengar suara wanita yang menawan, berkata: “Kak, babi hutan!”

Mendengar suara ini, jarak mereka dengan ku sudah sangat dekat.

Aku diam-diam keluar dari semak-semak menuju kearah mereka, melihat tiga orang berdiri disana, ketiga orang ini berpakaian mewah, satu-satunya gadis disana berbicara, dengan kepang bengkok di wajahnya, sepasang matanya sangat cerah, dirinya tampak seperti bunga liar yang bergoyang di pegunungan, meskipun tidak semodis gadis kota, tetapi dia memiliki pesona yang alami.

Terkait dua orang lainnya, yang satu memiliki mata indah, yang satunya lagi tinggi besar.

Tatapan mata ketiga orang ini penuh dengan semangat, seolah tidak takut, aku mengikuti mata mereka dan melihat seekor babi hutan keluar dari rumput. Aku langsung penasaran, bertanya-tanya ketiga orang ini tampaknya cukup hebat, mereka tidak takut dengan babi hutan, tetapi ketika melihat senapan mereka, aku benar merindukan hari-hari ketika aku kecil berburu dengan ayah.

Gadis itu berkata: “Jika bisa membunuh seekor babi hutan, kita bisa mendapatkan banyak uang.”

Pria dengan mata indah menatapnya dan berkata: “Adik, kamu tenang saja, kakak pasti akan membunuh binatang buas ini untukmu, setelah menjualnya uang hasil jualan kamu simpan untuk mas kawinmu.”

Mendengar perkataan ini, wajah gadis itu memerah, pria di sampingnya tersenyum senang, dan berkata: “Aduh, bagaimana bisa, tetapi terima kasih kakak ipar.”

Gadis itu dan kakaknya bersama-sama menendang pria itu, kakak gadis itu berkata: “Benny aku beritahu kamu, jika menggoda adikku lagi, aku akan menggantungmu di pohon.”

Gadis itu menambahkan: “Iya.”

Bernard tidak terganggu, malah tersenyum dingin berkata: “Dimana nya aku kurang baik?”

Gadis itu berkata tanpa ampun: “Apakah masih perlu ditanya? Kamu dimana-mana juga tidak baik.”

Saat ini, babi hutan mengeluarkan suara marah, binatan buas ini melihat mereka yang tidak mempedulikannya, merasa dirinya dihina, jadi dia meraung mengeluarkan suara marah.

Aku tertawa, berpikir ternyata binatang buas juga membenci perasaan diabaikan.

Saat ini gadis itu tiba-tiba panik, berkata dengan gugup: “Kak, lihat, itu……bukankah itu serigala?”

Mengikuti pandangannya, aku melihat serigala berjalan perlahan ke sisi ini, ini cukup aneh, seekor serigala, dan seekor babi hutan, tidak bertarung setelah bertemu, malah sebaliknya seolah bersiap-siap menangkap mangsa bersama, ini sungguh mengejutkan, itu artinya IQ kedua binatang ini sangat luar biasa.

Kedua pria itu panik, seekor babi hutan pada dasarnya sudah cukup berbahaya, ditambah seekor serigala, mungkin mereka sudah tidak memiliki niat untuk berburu babi hutan, dan hanya ingin melarikan diri, apalagi ditangan mereka ada senapan, jika teknik menembak tidak cukup akurat, dengan kecepatan serigala dan babi hutan, mereka hanya akan mati.

“Na……naik pohon, naik pohon!”ucap gadis pintar itu.

Serigala tidak bisa memanjat pohon, sesampai diatas, serigala tidak bisa menyerang mereka, tiba saatnya, mereka bisa membunuh babi hutan terlebih dahulu, lalu membunuh serigala.

Diam-diam aku memuji kepintaran wanita ini, saat ini, serigala liar dan babi hutan bergegas menyerang ke arah mereka, kedua pria itu segera menembak, dan berteriak agar gadis itu naik ke pohon, serigala liar dan babi hutan dengan cepat menghindari tembakan mereka, lalu dengan cepat mendekati mereka, mereka tidak peduli dengan yang lain, hanya berusaha lari, dan gadis itu yang naik sampai setengah, mungkin karena licin, langsung terjatuh, awalnya serigala yang mengejar pria lain tiba-tiba menoleh padanya.

Gadis itu menjerit menutupi kepalanya, dan aku bergegas ke belakang serigala dengan kilat, menusukkan kayu itu ke perut serigala, serigala melonglong kesakitan, menoleh padaku dan membuka mulutnya dengan besar, aku mengangkat tangan yang lain, menusukkan pisau tajam ke tenggorokannya, menariknya keluar secara horizontal, dan langsung memotong sebagian kepala serigala, bau darah segar segera tercium, mulut serigala berada cukup dekat dengan wajahku, jika gerakanku sedikit lebih lambat, mungkin aku sudah mati.

Semua ini terjadi dalam sekejap, tindakanku menarik perhatian babi hutan, aku merasakan aura pembunuh datang dari belakang, tanpa menoleh ke belakang, akku memeluk gadis yang terpana di sana, berguling ke depan untuk menghindari serangan babi hutan, setelah menghindari serangan babi hutan, aku melepaskannya, dan mengambil senapan di tangannya, lalu membidik babi hutan dengan menembakkan tiga kali tembakan!

Setelah tiga kali tembakan berakhir, babi hutan, seperti raksasa, jatuh ke tanah dan mati dengan tenang.

Aku meletakkan senapan, meletakkan satu tangan di tanah, dan bernafas dengan terengah-engah, karena kondisi tubuhku, meskipun itu tidak sulit bagiku, tetapi aku merasakan seluruh tubuhku lemas tidak bertenaga.

Saat ini, aku mendengar gadis itu berkata: “Kamu……kamu sangat hebat!”

Aku memandangnya, menyadari wajahnya memerah, sepasang mata berair memandangku dengan seksama, lalu berkata: “Aku Leny, nama kamu siapa?”

Aku berkata: “Alwi.”

Leny baru saja ingin berbicara denganku, kedua pria itu sudah menariknya kebelakang, lalu menatapku dengan tatapan peringatan, kakaknya masih lumayan baik, tersenyum berkata: “Apa kabar, namaku Bernard, kakak kandung Leny, ini Benny, teman baikku.”

Benny menatapku dengan tatapan penuh permusahan dan berkata: “Sekaligu calon adik iparnya.”

Leny : “Benny, apa yang kamu bicarakan? Aku tidak akan menikah denganmu!”

Lalu menatapku dengan sedih dan berkata: “Kamu jangan banyak pikir, aku dan dia tidak ada hubungan apa-apa.”

Wajah Benny memerah, Bernard tidak mempedulikan mereka, dia menatapku dan berkata: “Kamu bukan orang sini, kamu siapa? Untuk apa datang ke gunung kami? Dan luka ditubuhmu…… Apa yang terjadi?”

Aku tahu, Bernard mencurigai asal usulku yang tidak jelas, aku berkata: “Ada beberapa hal yang tidak bisa aku katakan, tetapi kalian tenang saja, aku bukan orang jahat.”

Orang jahat selalu mengatakan dirinya tidak jahat.”ucap Benny dengan dingin.

Leny mengendus berkata: “Benny, jangan lupa dia adalah penyelamat kita, apakah begini cara kalian berbicara dengan penyelamat kalian?

Benny mengerutkan bibir, berkata: “Hati orang sulit ditebak, siapa tahu pria ini menyelamatkan kita memiliki maksud tertentu?”

“Hei, apa maksudmu……”

Melihat mereka berdua bertengkar, kepalaku sakit dan berkata: “Kalian berdua, bisa tidak tenang dan dengarkan aku bicara?”

Mereka segera tenang, aku berkata: “Aku menolong kalian karena kecelakaan tidak terduga, dan tidak ingin menggunakan kebaikan ini untuk memaksa kalian melakukan apapun, aku hanya ingin meminjam hp, menghubungi temanku, lalu menyuruh mereka menjemputku pulang.”

Mendengar aku akan pergi, Benny menghela nafas lega, mengeluarkan hp berkata: “Gampang, aku pinjamkan.”

Melihat hp, untuk sesaat hatiku sedikit bersemangat, aku tidak gegabah menelepon, karena Leny mengatakan signal disini tidak bagus, dia menyuruhku turun gunung bersama mereka, aku menengadah memandang langit biru disini, tetapi hatiku tampak sedih.

Alver, aku ingin pulang, tetapi dimana dirimu sekarang?

Novel Terkait

Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu