Cinta Dibawah Sinar Rembulan - BAB 196 Pukulan Berulang

Yesen bilang ia mau membawaku bertemu dengan Bapak Keluarga Yun, dengan senang hati ia menarik diriku, siapapun dapat melihat dirinya sedang menunjukkan kebaikan kepadaku.

Semua orang tercengang. Orang-orang yang awalnya meremehkan diriku memasang wajah tercengang, lalu terdengar banyak suara. Banyak orang yang penasaran siapa diriku, sehingga dianggap penting oleh pemilik Nanjin. Siapaun tahu kalau Yesen itu orang dengan ekspresi terdatar. Ia jarang tertawa dan bertingkah besar. Orang biasa tidak akan peduli dirinya, ini menunjukkan sisi lainku yang berbeda.

Aku berdiri disana sambil memasukkan tangan ke dalam kantong celana. "Aku tidak pergi. Tingkat Keluarga Yun sangat tinggi, tamu yang datang adalah orang yang cukup terkenal. Orang biasa yang seperti diriku tidak berhak masuk kedalam, bukan? Paman Yesen, bantu aku kirimkan pesan 'Selamat ulang tahun, sehat selalu' kepada Bap ak Keluarga Yun. Tapi kalau menurut Bapak Keluarga Yun, aku tidak cocok untuk memberikan ucapan, anggap saja aku tidak pernah mengucapkannya."

Saat aku mengatakan ini, aku melirik wanita sombong itu. Setelah mendengar ucapanku, ekspresi wanita itu penuh dengan kebingungan. Ia memandang kearah Yesen sambil berkata, "Kak Yesen, akhirnya kamu datang. Ayah mertuaku sudah menunggumu sejak tadi. Aku bawa Kak Yesen bertemu dengan mereka."

Yesen sama sekali tidak peduli kepada wanita itu, melainkan memandang kearahku dan penasaran mengapa aku mengatakan itu. Ia juga bertanya siapa yang meremehkan dirinya. Kalau aku beritahu, ia akan membantu membalas dendam kepada orang itu."

"Sudahlah, benar kata orang. Malam ini aku tidak menganggu." ucapku.

Setelah itu aku bertindak seperti mau pergi. Yesen dengan cepat menahan diriku. "Keponakan Alwi, kamu itu orang terhebat di Nanjin, adalah contoh bagi anak muda. Siapa bilang kamu tidak pantas? Kamu kasib tahu paman. Aku akan membantumu mengurus orang itu."

Mendengar ucapan Yesen, wanita sombong itu menjadi panik, seperti takut aku akan memberitahu Yesen. "Aduh, semua itu salah paham. Anak muda jangan marah, yang datang itu tamu. Ayo cepat masuk, aku akan membawa teh untukmu."

Bertindak sesuai situasi, wajahnya memang lebih tebal dibanding tembok. Wanita sombong ini memang membantuku lebih mengenal manusia.

Aku belum saja bicara, Felicia dengan kesal berkata, " Tidak perlu. Alwi dengan pakaian murahnya takutny bisa mencemar keindahan ruanganmu, lebih baik kita pergi saja."

Felicia karena terlahir cantik dan hebat nyanyi, jadi ia cukup terkenal di golongan orang kaya, jadi ia dapat menarik perhatian orang banyak. Ditambah adanya Aiko yang tidak berbicara, kita seperti menjadi lusat perhatian di aula besar ini. Disaat menarik perhatian para penonton, kita juga menarik perhati anggota keluarga Yun.

Dengan cepat, lelaki dewasa dengan pakaian rapi berjalan kearah kami, lalu menyapa Yesen dan memandang kearah kami. "Kamu Alwi kan? Halo, senang bertemu denganmu."

Aku menatap pria ini, mengingat diriku pernah mencari data yang berhubungan dengan keluarga Yun. Ia adalah anak pertama Keluarga Yun dan pelanjut warisan selanjutnya, Mino.

Bahkan Mino dengan senang hati bertemu denganku. Wanita sombong dengan wajah bingung bertanya, "Kak, apakah ini adalah Alwi yang sedang terkenal itu?"

Mino mengangguk kepalanya. "Betul, ia adalah Alwi yang hebat. Mengapa? Apakah kamu membuat ia tidak bahagia?"

Wanita sombong itu langsung memasang wajah sedih. "Kak, apakah menurutmu aku adalah orang yang tidak sopan?"

Mino menyuruh wanita itu diam disamping sambil berkata kepadaku, " Alwi, adik iparku ini memang kurang bisa berbicara. Jika ia ada apa yang membuatmu tidak bahagia, mohon kamu maafkan ia. Lagipula, hari ini ulang tahun Ayahku yang kedelapan puluh. Kamu adalah tamu yang diundangnya, bagaimana kamu memberi muka untuknya?"

Mendengar diriku diundang langaung oleh Bapak Keluarga Yun, orang-orang di sekitar menjadi semakin ricuh. Jika Yesen itu terkenal dengan ekspresi datar, maka Bapak Keluarga Yun lebih terkenal lagi dan jarang memberi muka untuk orang lain, seperti diriku yang biasa ini saja jarang diajak bicara sama Bapak Keluarga Yun, apalagi diundang langsung.

Melihat reaksi iri orang sekeliling, hatiku menjadi senang, seperti menginjak orang yang menganggap dirinya kaya dibawah kaki. Meskipun aku tahu orang yang seperti Yesen dan Mino menjunjung tinggi diriku, ada kemungkinan untuk menjatuhkan diriku dari tinggi.

Aku bertindak seperti mengerti semua hal dan berkata, "Kalau Paman Yun sudah berkata seperti itu, aku juga tidak boleh tidka memberikan muka untuk Bapak Keluarga Yun bukan? Baiklah kalau begitu."

Setelah selesai mengucapkan, aku berkata kepada Dony Yun. "Dony, ayo masuk bersama."

Aku berada didepan semua orang memanggil Dony Yun dengan nada sopan, membuat seluruh orang tercengang, begitupula ekspresi Mino yang menjadi jelek. Karena tamu yang ia layani dengan baik berhubungan baik dengan anak buang keluarga Yun. Ini merupakan sesuatu yang pukulan untuk Keluarga Yun.

Dony Yun tersenyum kearahku. "Iya, ayo masuk."

Sesuatu hal yang kecil dibesarkan, hanya saja orang kita menjadi pusat perhatian para tamu dan ada beberapa saat orang memasang tatapan mata penasaran kearah kita.

Aku menuang minuman untuk Dony sambil melirik sekitar, untuk memastikan tidak ada orang yang memperhatikan sini. "Kak Govy sudah pergi mencari tante dan aku juga sufah menyiapkan semuanya. Kamu tenang saja."

Dony Yun menerima gelasnya, lalu bersulang denganku. "Terima kasih." ucapnya pelan. "Kita berdua siapa? Kata terima kasih ini tidak perlu lagi." ucapku.

Dony tersenyum tipis dan berkata, "Oh iya, kalau ada waktu, datanglah ke kantorku. Tentang aku mendapat sebagian Keluarga Yang, ada setengahnya milikmu. Aku sudah menadatangani surat perjanjiannya, kamu tinggal datang menandatangan."

Aku menggelengkan kepalaku. Jika aku ingi perusahaan Keluarga Yang, aku pasti akan beraksi. Aku tahu diriku bukan ahli dalam perusahaan manajemen dan sama sekali tidka berpengalaman, jadi memberikan kesempatan ini kepada Dony.

Dony tetap berkata, "Tidak boleh, ini adalah hal yang kamu berhak dapatkan. Jika kamu lelah dalan manajemen, aku akan membantumu mengurusnya, kamu tidak perlu khawatir. Setiap tahun saat pembagian keuntungan, aku akan mengirim langsung ke rekeningmu."

Setelah mendengat katanya, aku hanya bisa menerima hadiahnya. Aku dengan senang bertanya kepadanya berapa keuntung setiap tahun yang kudapat. Ia menaikkan alisnya dan berkata, "Setidaknya beberapa ratusan juta."

Aku hampir saja berteriak. Wow, ratusan juta dan itu setiap tahun. Ini sangat baik, dapat sekalian merawat Felicia, Aiko dan Jessi ketiga wanita ini. Uang juga sudap cukup, penyakit adikku dan tidak perlu memikirkan hidup. Nody mereka juga bisa mengikuti jejakku memiliki hidup yang bahagia.

Saat aku sedang dalam imajinasi masa depan yang indah, pembawa acara berjalan keatas panggung sambil mengatakan kalimat baik, lalu semuanya mengucapkan selamat dan hadiah kepada Bapak Keluarga Yun.

Meskipun Bapak Keluarga Yun telah berumur delapan puluh tahun, tapi ia masih sangat kuat, rambutny juga masih hitam, kulitnya masih mulus dan tatapan matanya sangat kuat. Suasana hatinya terlihat sangaf baik, terlihat ia sering berbicara dengan Yesen yang duduk disampingnya.

"Kakakku datang." ucap Felicia tiba-tiba.

Dony Yun menegakkan tubuhnya sambil memandang ke pintu dengan tegang, matanya terlihat sangat gembira. Ia bertampil berbeda, itu dikarenakan aku dan Govy ada janji, kalau ia berhasil menolong Ibu Dony, ia akan langsung menemuiku. Kalau gagal, ia tidak akan muncul di acara.

Melihat gaya sombong Govy, aku sangat yakin masalah sudah terselesaikan. Teringat Ibu Dony sudah aman, tidak perlu bilang ia, diriku pun juga ikut gembira.

Postur tubuh Govy sangat besar, proporsi tubuhnya seimbang ditambah wajah galaknya, jadi mengungkit perhatian semua orang. Tanpa melirik kanan kiri, ia langsung duduk dihadapanku sambil mengangguk kepalanya kuat.

lAku dan Dony saling bertatapan. Ia mengangkat gelas minumannya dan berkata kepada Govy. "Kak Govy, aku bersulang kepadamu."

Govy mengangkat gelasnya, lalu mereka bersua dengan senang bersulang. Dony dengan elegan minum anggurnya, sedangkan Govy menganggap anggur seperti air minum, seteguk habis, hal yang macam ia lakukan.

Saat ini, Mino dan oembawa acara mengatakan sesuatu, lalu pembawa acara mengatakan, "Kepada seluruh tamu yang dihormati, dimohon semuanya untuk tenang. Sekarang sesuai dengan permintaan Tuan Dony, ia ingin memberi hadiah kepada Bapak Keluarga Yun. Tuan Dony dipersilahkan."

Novel Terkait

Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu