Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 374 Jangan Terlalu Cepat Bahagia

Jessi mengatakan, bahwa aku cukup melakukan yang terbaik untuknya, maka dia akan bahagia, jika aku tidak bisa, maka dia akan menerima nasibnya, dan dia juga tidak mau mengikatku dengan sumpah?

Aku menggenggam erat tangannya, tidak lagi mengucap sumpah, karena aku tahu dia tidak akan percaya, setelah melalui banyak hal, dia tentu akan berharap aku bisa menggunakan aksi untuk membuktikannya daripada janji.

Jadi, aku tidak banyak bicara lagi, tapi diam-diam aku bertekad dalam diriku, untuk memperlakukan Jessi lebih baik lagi.

Setelah Sulistio dan Mondy selesai mengucapkan sumpah, pembawa acara dengan senyum berkata : “Hubungan kedua mempelai benar-benar baik, apa yang di katakan mereka membuat semua yang hadir di acara ini tersentuh, maka dari itu, setelah pengucapan sumpah, dilanjutkan acara memakai cincin dan selesai, untuk sekarang aku mempersilakan kedua mempelai apakah ada yang ingin di sampaikan kepada orang-orang, orang yang sangat berjasa untuk kalian, maka kami tidak akan memakan permen ini.”

Setelah pembawa acara selesai berbicara, semua orang tertawa, Mondy mengambil mikrofon, dan berkata : “Aku bicara dulu ya. Pertama aku ingin berterima kasih kepada nenekku, waktu itu kedua orang tuaku tidak menginginkan aku, hanya nenek aku yang dengan kerja keras membesarkan aku, aku selalu berpikir ingin menghasilkan uang yang banyak untuk membalasnya, tapi dia pergi sebelum aku dewasa, aku benar-benar ingin menyampaikan padanya, nenek, aku merindukanmu.”

Sampai disini, Mondy menghapus air matanya, berkata : “Dan orang kedua adalah, bibi kartika.”

Setelah Mondy mengucapkan kata itu, semua orang memandang ibuku, ibuku tersenyum lembut, walaupun hari ini dia sudah berdandan, dengan riasan yang elegan, senyum di wajahnya, membuat dia tampak cantik dan bermartabat, tapi semua tidak kalah dengan Jessi yang duduk di sampingku.

Banyak tamu yang penasaran dengan identitas ibuku juga, apalagi Gerald Su begitu menghormati ibuku, hanya karena identitasku, aku sedikit sungkan melihatnya, karena sekarang telah diberikan kesempatan, maka aku harus memanfaatkan kesempatan ini untuk melihat ibuku lebih lama.

Mondy berkata : “Ketika di tahun kedua sekolah menengah, nenekku meninggal, pada saat itu sedang hujan, aku ingat aku menemui ibuku untuk meminta uang sekolah, dia bilang dia tidak memiliki putri seperti aku, dan menyuruhku untuk tidak mengganggu hidupnya, aku menangis dan meninggalkan rumah itu, saat itu bibi kartika yang turun dari mobil dan memberiku sebuah payung, aku ingat saat itu dia berkata padaku : “Semua penderitaan yang Tuhan berikan padamu adalah ujian, jika kamu tidak bisa melewatinya, maka kamu akan hidup dengan susah, tapi jika kamu bisa melewati ini semua, maka kamu akan memiliki kehidupan yang indah,”

Aku memandangi ibuku, dan aku sangat tersentuh dengan perkataan itu, aku pikir ibuku bisa melewati masa-masa ketika ayahku meninggal, dan masa-masa dimana dia tidak bisa bersama denganku, pasti karena keyakinan yang dia pegang selama ini, dan dengan kebaikannya maka dia bisa mempertahankan hubungan kami.

Mondy berkata : “Sejak saat itu, bibi kartika bagaikan ibu kandungku, dia memberiku uang sekolah, dia memberi aku kehidupan yang begitu baik, dia mengajari aku keterampilan dalam bertahan hidup, di dalam hatiku, bibi kartika adalah ibuku, seseorang yang aku ingin berbakti padanya seumur hidupku.”

Ibuku meneteskan air mata, dan berkata : “Anak baik.”

Sulistio membungkukkan badannya memberi penghormatan kepada ibuku, dan berkata : “bibi kartika, terima kasih atas segala yang telah di berikan kepada Mondy, mulai hari ini, aku adalah anakmu juga, dan aku akan berbakti padamu.”

bibi kartika tersenyum dan menggelengkan kepala, berkata : “Aku membantu Mondy, tidak ada maksud apa-apa, aku hanya berharap dia mendapatkan kehidupan yang bahagia. Jika kamu menganggap aku adalah ibumu, maka kamu harus memperlakukan Mondy dengan baik, dia bahagia, maka aku juga akan bahagia.”

Semua tamu undangan memberikan tepuk tangan yang meriah, dan saat ini, semua tersentuh dengan kebaikan ibuku.

Sulistio berkata : “Aku akan membahagiakan dia.”

Setelah dia selesai berbicara, dia bertanya kepada Mondy, apakah ada lagi yang ingin dia sampaikan, Mondy menggelengkan kepalanya, dan dia mengambil mikrofon itu, berkata : “Aku adalah anak yatim piatu, aku tumbuh besar di panti asuhan, hidupku kacau, tidak ada motivasi, kemudian aku menjadi orang yang menyebalkan, aku juga pernah mencuri, dan pernah masuk penjara, dan satu lagi, berkat dukungan bangsawan, akhirnya aku bisa menjadi yang sekarang ini, orang bangsawan itu adalah kakak Song. Disini, aku sangat berterima kasih kepada kakak Song, atas dukungan, bimbingan dan niat baikmu.”

Jessi tampak biasa, dan dia menganggukkan kepalanya, saat ini Sulistio memandang aku, berkata : “Selanjutnya aku akan mengucapkan terima kasihku kepada saudara-saudara baikku, kak Alwi, Nody, Dony Yun, Chick…..dan juga kerabat-kerabat di perusahaan Sejahtera, karena kalian, aku tidak merasa kesepian, dan baru merasakan hidupku begitu bahagia, terutama kak Alwi, aku sangat berterima kasih padamu atas kepercayaan yang kamu berikan padaku, terima kasih kamu telah memperlakukan aku layaknya keluarga sendiri, aku benar-benar ingin memberitahu kalian semua, aku bertemu dengan bos terbaik, namanya Alwi, aku tidak akan melupakan kebaikannya, walaupun di tengah bahaya, dia orang yang tidak peduli hidup dan matinya demi orang lain, bisa bersahabat dengannya, walaupun akan mati, tapi semua ini tidak akan terlupakan.”

Aku tersenyum kepada Sulistio, Sulistio berkata : “Saudaraku kita akan selamanya bersama, kak Alwi, tidak peduli apapun yang terjadi, tidak peduli kemana kamu akan melangkah, aku akan selalu menemanimu, kami akan selalu bersamamu.”

Setelah Sulistio selesai berbicara, saudara-saudara yang duduk di belakang meja semuanya berdiri, dan seketika suasana menjadi begitu bergelora, kira-kira ada seratus orang lebih yang berdiri, mereka semua mengangkat gelasnya untuk bersulang, berkata kepadaku : “Semua saudara akan selalu bersama kak Alwi, bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh! Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh!”

Aku berdiri, dan menuangkan segelas minuman, bersulang bersama saudara-saudaraku, berkata : “Saudara baik, seumur hidup.”

Semua orang bersorak serentak : “Saudara baik, seumur hidup.”

Setelah meminum segelas minuman, aku memandang ke semua tamu yang datang, pada saat ini sudah tidak ada pandangan menghina seperti sebelumnya, ada yang iri, dan juga kagum, setiap orang yang melihatku, bagaikan melihat bintang yang paling bersinar di malam hari.

Pembawa acara tersenyum dan berkata : “Benar-benar hubungan saudara yang mengharukan.”

Aku mengangguk, dan dengan perlahan berjalan menuju panggung, panggung begitu tinggi, menaiki tangga satu demi satu, dan aku melompat ke atas.

Semua bersorak, aku merapikan jasku, dan mengambil mikrofon, aku melihat semua para tamu yang hadir dengan tenang, berkata : “Halo semuanya, namaku Alwi, hari ini adalah hari pernikahan saudaraku Sulistio, pertama-tama, aku mengucapkan selamat kepada kedua mempelai, semoga bahagia selamanya.”

Semua orang memberikan tepuk tangan yang meriah, setelah itu aku berkata : “Aku tahu, semua yang hadir disini merupakan ‘teman lama’ semua, pasti kalian sudah mengetahui pahit manisnya hidupku, bagaimana aku di pojokan oleh Nichkhun sampai putus asa, bagaimana aku dipermalukan di depan umum oleh Claura, dan juga kalian pasti pernah mendengar aku menjadi target dari ayah keluarga Ye, bagaimana kembali lagi setelah setahun ‘mati’, aku tidak tahu aku seberapa rendah di mata kalian, seberapa murah, dan seberapa kotor cara yang aku gunakan untuk sampai ke posisi ini, aku tidak tahu di mata kalian, menghadiri acara pernikahan ini hanya untuk menertawakanku, atau menerimaku, aku rasa kita semua di lingkungan yang sama.”

“Yang aku tahu, aku Alwi yang sekarang menguasai Nanjin, aku bisa mengabaikan semua hal, aku juga bisa memahami kehidupan yang di bawah, karena itu, kalian tidak ada yang boleh merendahkan aku, dan juga tidak ada yang boleh memandang rendah kepada saudara-saudaraku.”

“Siap!” Sulistio berteriak, seketika di susul tepuk tangan meriah dari saudara-saudara.

Orang-orang di bawah panggung memandangku dengan berbagai pandangan, aku tersenyum dan berkata : “Meskipun sekarang hidupku sudah membaik, tapi aku tahu, pandangan dari sebagian orang, aku bagaikan…seorang yang tidak bisa berdiri sendiri, tapi bagaimanapun kalian memandangku, aku tidak peduli, karena aku begitu kerja keras, bukan untuk mendapatkan kehormatan dari kalian, dengan kata lain aku di paksa untuk masuk ke lingkungan itu, aku begitu kerja keras, hanya untuk tak kenal takut, dan juga agar tidak ada lagi yang memandang rendah dan macam-macam dengan aku. Termasuk saudara-saudaraku, siapapun tidak boleh macam-macam dengan mereka, aku akan membuat dia membayar semuanya.”

Setelah selesai berbicara, segera aku memasang wajah tersenyum, dan berkata : “Tentu saja, aku bukan orang yang tidak masuk akal, aku Alwi orang yang memegang teguh prinsip, jika kalian tidak mencari masalah denganku, aku tidak akan mencari masalah juga dengan kalian, dan juga jika ada yang mengganggu aku, akan aku tuntaskan sampai ke akar-akarnya.”

Semua orang mengeluarkan ekspresi yang mengerikan setelah mendengar kata-kataku, aku merenggangkan otot-otot punggungku, dan berkata : “Terakhir aku ingin menyampaikan.”

Suasana begitu hening, dan aku memasang senyum yang manis dan berkata : “Tolong semua ingat namaku ya, ALWI.”

Seketika di sambut dengan tepuk tangan yang meriah dari hadirin, dan tentu yang paling keras adalah para saudara-saudaraku, bahkan mereka sampai berdiri, dan juga terlihat Gerald Su, dia juga berdiri memberikan tepuk tangan, semua orang ikut berdiri memberi tepuk tangan, aku menyerahkan mikrofon kepada Sulistio, perlahan-lahan aku turun dari panggung, berjalan kearah Jessi, aku tersenyum kepadanya, dan berkata : “Masih oke kan?”

Jessi merapikan jasku, dan berkata : “Sangat oke.”

Aku tersenyum puas, dan duduk kembali di sisinya. Perjamuan hari ini di mulai, hari ini saudara semua begitu bahagia, semua harus puas makan mau pun minum, setelah semua selesai menyantap makanan, saat ini aku benar-benar tenggelam dalam kebahagiaan hari ini, tiba-tiba ibuku berkata : “Alwi, aku sudah mau pergi.”

Meskipun aku tahu dia akan segera berangkat ke Beijing, mendengar kabar itu, aku menjadi sedih, aku berkata : “Ibu, bisakah ibu berangkat besok?”

Ibuku menggelengkan kepala, berkata : “Jessi membantu aku mengajukan sampai hari ini saja, kalau hari ini aku tidak pulang, Jessi akan menerima hukuman, apakah kamu tega melihat dia di hukum?”

Aku memandang Jessi, dengan pelan dia berkata : “Aku tidak apa-apa kok.”

Ibuku tersenyum dan berkata : “Kamu tidak apa-apa, tapi anakku hatinya akan sakit melihat kamu di hukum, lagipula, bukannya sama saja besok juga akhirnya akan pergi juga?”

Aku menghela nafas, berkata : “Jessi, tolong jaga ibuku ya.”

Jessi tersenyum padaku, dan berkata : “Kamu tenang saja, aku akan menjaga bibi kartika dengan baik.”

Pada saat ini, Justin menghampiriku, dan berkata : “Kak Alwi, kak Nody dalam masalah, ayo ikut aku ke toilet.”

Ketika aku mendengar Nody dalam masalah, karena sudah seminggu tidak bertemu, semua saudara sedang sibuk, tanpa pikir panjang aku segera mengangguk dan mengiyakan Justin, dan mengikutinya ke toilet, sambil berjalan ke toilet aku bertanya, apa yang terjadi, dia menjawab dia tidak begitu jelas, dia mengatakan tiba-tiba mengamuk dan mabuk, mulai menangis dan tertawa, mendengar itu aku semakin khawatir, begitu aku memasuki toilet, aku merasakan ada yang tidak beres.

Tiba-tiba seutas tali jatuh dari atas, dan melilit leherku dan menarik aku keatas, aku segera meraih tali itu, ingin segera aku melepaskannya, tapi aku tidak bisa, aku melihat sekelilingku, aku hanya melihat Justin dengan wajah yang mengerikan dan berkata : “Kak Alwi, aku minta maaf.”

Aku terkejut, aku tidak kepikiran Justin berani mencari masalah denganku di tengah pernikahan Sulistio.”

Novel Terkait

Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu