Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 129 Aku Juga Ingin Mengadakan Konferensi Penyembelihan Anjing!

Zico telah meninggal!

Melihat tubuhnya, aku merasa seluruh tubuhku seperti tidak bertenaga, hatiku terasa sedih.

Siapa yang membunuh Zico? Jelas-jelas aku telah mengatakan, bahwa aku tidak menginginkan nyawanya, dia juga telah mengatakan akan bekerja sama denganku, Mengapa dia masih meninggal? Apakah ini perbuatan Paman Lei? Kenapa dia melakukan ini? Apakah karena tidak percaya kepada Zico, takut akan ada perubahan rencana, atau ada alasan lain? Aku tidak berani berpikir terlalu banyak, aku sungguh benar-benar menyesal telah memberikan pisau kepada Zico, jika aku tidak melakukan itu, Zico pasti tidak akan meninggal.

Aku mengakui bahwa aku bukan orang baik, jika tidak aku juga tidak melakukan hal penculikan seperti ini, tetapi aku juga bukan seorang pembunuh, hanya untuk mencapai tujuan sendiri, membunuh nyawa seseorang.

Melihat tubuh Zico, aku membayangkan wajahnya memohon padaku untuk melepaskannya, membuat rasa bersalah dalam hatiku, aku tidak membunuh paman Lei, tetapi Paman Lei meninggal karena aku, pada saat ini, aku menyalahkan diriku sendiri dan tidak bisa berbuat apa-apa, tetapi, dia telah meninggal, sesedih apapun aku tidak bisa mengubah kenyataan!

kakToba mendorongku pelan, dan bertanya apa yang terjadi? Mengatakan bahwa ini tidak sesuai dengan rencana.

Aku menggelengkan kepala, dan mengatakan bahwa aku tidak tahu, tetapi hati terus berdetak cepat dan memiliki firasat buruk.

Pada saat ini, Claura telah dikepung, dia mengerutkan alis, dan berkata dengan kasar: ”Aku tidak tahu bagaimana Zico bisa berada di klub, lagipula jangan bilang aku tidak membunuh orang, bahkan jika aku telah membunuh orang, bagaimana mungkin aku menyembunyikan mayatnya di dalam klub?”

Saat ini Hasta merasa sangat tertekan, dan dia berteriak: “Claura, apakah kamu yang membunuhnya, polisi pasti akan menyelidikinya!”

Pada saat ini, ada seseorang yang datang, dan mengatakan bahwa ponsel Zico telah di temukan, dan di dalamnya terdapat pesan Claura mengundang Zico pergi ke sebuah restoran.

Hasta yang melihat pesan itu, jengkel, dan berteriak: “Claura, kamu masih ingin menyangkal? Putraku hilang pada malam ketika pergi tidur denganmu, putraku pernah mengatakan, bahwa kamu tidak pernah mengirim pesan kepadanya, dan hampir menolak semua ajakannya, biasanya jika dia ingin bertemu denganmu, hanya dengan ‘berpapasan, kenapa kamu tiba-tiba mengajaknya keluar? Apakah kamu punya hati?”

Wajah Claura kelihatan masam, melihat ponsel, terdiam kaku, seperti teringat dengan sesuatu. Lalu aku melihat dia mengucapkan sebuah kata di bibirnya: “Alwi.”

Tiba-tiba aku menegakkan punggung, pada saat ini, ada perasaan senang di hatiku, wanita ini, dia merenung, akhirnya dia ingin memakan umpanku, pada saat ini, meskipun dia bisa menebak bahwa aku yang melakukannya, tetapi dia tidak bisa melakukan apa-apa.

Melihat dia marah dan tidak dapat diungkapkan, aku merasakan sebuah kemenangan yang indah. Namun, kebahagiaan hanya berlangsung sebentar saja, ketika melihat mayat Zico, kebahagiaan ini dengan cepat lenyap. Aku pikir-pikir, dan memutuskan untuk menelepon paman Lei, paman Lei cepat mengangkat dan berkata: “Alwi, kamu meneleponku, apakah karena masalah Zico?”

Aku bilang iya.

Paman Lei berkata dengan kasar: “Maksudku dengan menyingkirkan Zico. Aku tahu kamu pasti tidak puas dengan cara ini, seperti kata pepatah mengatakan “Berantas sampai habis”, memotong rumput sampai ke akarnya, kalau tidak akan menumbuhkan benih balas dendam terhadap diri sendiri.”

Aku tidak mengatakan apa-apa, paman Lei berkata: “Kamu, masih terlalu polos, apakah kamu pikir Zico tidak akan membalasmu dengan pegangan di tanganmu? Apakah kamu tidak mengerti, hanya orang bisu dan orang yang telah meninggal yang dapat menyimpan rahasia di dunia ini? Dia mengatakan hal itu kepadamu, telah berniat untuk membuat beban dalam pikiranmu. Pikiran pria ini, juga dapat menipu kamu seperti orang yang tidak berpengalaman, aku di depan tua Bangka ini, hehe, hanya alat untuk memukul pintu dengan kapak.”

Mendengar kata-kata paman Lei, tidak tahu bagaimana perasaan di hatiku, aku curiga dia memiliki pemikiran yang buruk, dengan nada bicara dia yang sekarang membuat aku merasa, sepertinya dia hanya memikirkan aku, lagipula dia tidak memberitahuku, hanya karena takut aku tidak bisa menerimanya.

Aku tidak mengerti, apakah memang aku telah berpikir terlalu banyak?

Kemudian paman Lei berkata: “Alwi, kamu tidak berpikir bahwa Zico pantas untuk mati? Dia adalah seorang pembunuh, seorang algojo, apakah dia tidak pantas untuk mati? Dia pantas untuk mati, setelah dia mati, akan memberi keuntungan yang besar untuk kita, ini bukan hal yang baik? Jadi, jangan terlalu di pikirkan, pergilah, pergi dan lihat dengan mata yang lebar bagaimana Claura membuat semua masalah ini, lihat bagaimana dia menundukkan kepalanya yang sombong.”

Pernyatan ini sangat menipu, tapi aku merasa sedih, aku tahu Zico memang pantas utuk mati, karena dia telah membunuh seorang gadis yang tidak bersalah, bukan, dia hanya ketahuan membunuh satu orang, mungkin dia telah membunuh lebih banyak, tetapi karena dia mempunyai uang, dia bisa bebas dari hukum, karena begitu, kita membunuhnya, juga termasuk taktir Tuhan.

Bagaimanapun, ini adalah nyawa manusia, dan aku tidak memiliki wewenang menggantikan kehendak Tuhan, oleh karena itu, hatiku merasa tidak nyaman, bukan karena Zico meninggal, juga takut aku akan ditarik olehnya, dan takut menghadapi penjara, meskipun aku tahu, bahwa paman Lei melakukan sesuatau akan meninggalkan jejak, tetapi aku tidak bisa menyembunyikan ketakutanku.

Pada saat ini aku melihat polisi menangkap Claura, dan pada saat ini juga, seorang pria bergegas berlari kemari dan berkata dengan suara keras: “Aku yang membunuh Zico.”

Aku mengerutkan alis, berpikir bahwa hari ini banyak peristiwa yang terjadi.

Pada saat itu Si Toba berkata: “Alwi, ayo kita pergi.”

Aku menganggukkan kepala dan berkata: “Baik, aku harus lebih memperhatikan wajah Claura yang terbelit baru menarik.”

Si Toba menganggukkan kepala, dan menarikku pergi dengan gembira.

Ketika kami muncu, tidak menarik perhatian orang-orang sekitar, tetapi Claura telah melihatku, tatapannya yang dingin, ekspresinya seperti ingin makan orang, disebelahnya, ada seorang pria yang pendek dan kurus yang mengatakan bahwa dialah yang mencuri ponsel Claura dan mengirimkan pesan kepada Zico, masalah tidak ada hubungannya dengan Claura.

Orang ini kelihatan sangat loyal terhadap Claura, jika bukan tidak mungkin membantu Claura untuk menanggung perbuatannya.

Yang membuatku tidak menduga, bahwa Claura berdiri dan menampar pria itu, dan bertanya mengapa melakukan itu dengan suara keras, dia menutup wajahnya, mengatakan bahwa dia menyukai Claura dan tidak tahan melihat Zico seperti lalat yang mengelilingi Claura setiap hari, membuat sakit hati. Mengenai mengapa mayat harus dikubur di dalam klub, dia menjelaskan bahwa klub begitu besar, halaman belakang yang terpencil, dia berpikir tidak akan ada masalah.

Aku memandang Claura dengan takjub, tidak diduga dia begitu kejam, seperti membalikkan tangan saja dia sudah bisa meninggalkan orang yang setia kepadanya, pada saat yang sama aku kagum kepadanya, seorang wanita yang kejam, memiliki hati sekeras batu.

Orang tidak kejam, tidak akan stabil. Claura benar-benar menunjukkan inti dari kalimatnya.

Terkejut dan kaget, jika Claura dengan mudah melepaskan diri dari masalah ini, maka tujuanku tidak tercapai, awalnya aku berpikir bahwa sebelum membasmi prajuritnya, pertama-tama basmi dulu induknya, membuat Claura masuk penjara, kemudian menghancurkan kekuatannya, mengambil keuntungan dalam kesempitan, bahkan jika pada akhirnya Claura akan di lindungi oleh ayah angkatnya yang di Yunnan, mungkin hanya bisa membawanya melarikan diri dari Nanjing, lagipula, ada keluarga Zico, ayah angkatnya belum tentu bisa menyelamatkannya.

Tetapi sekarang….

Pada saat ini, bibi Reza melangkah kedepan, dan menurut rencana kami, dia akan ‘melaporkan’ Claura, tetapi sekarang…

Aku dengan cepat batuk, bibi Reza berhenti disana tidak bergerak, dahinya penuh dengan keringat dingin.

Aku merasa lega, dan melihat pria itu dibawa pergi polisi untuk diinterogasi, jika tidak salah tebak, orang itu mungkin akan di jatuhi hukuman, hal ini juga telah disusun rapi oleh Claura, tapi apa yang bisa dilakukan?

Aku berkata: “Claura lain kali kamu harus menjaga ponsel kamu dengan baik, jangan sampai ada orang yang mencuri ponselmu, ini tidak baik.”

Mendengar kata-kata itu, Hasta mengertukan alis, menatap Claura dengan curiga dan mata yang berbahaya.

Claura yang geram dan berkata: “Kamu tidak perlu untuk berpura-pura simpat terhadapku.”

Aku tidak menjawabnya, pada saat itu polisi telah membawa orang itu pergi, dan jenazah Zico juga sudah dibawa, seharusnya akan diotopsi, Hasta merasa sakit hati, orang yang berusia lima puluhan menangis seperti anak kecil, membuat orang-orang melihat ikut merasa sedih.

Hasta pergi, banyak tamu juga tidak mengira peristiwa ini bisa terjadi, bagaimanapun hal semacam ini terjadi pada klub yang baru dibuka, dianggap sangat sial oleh orang banyak. Seperti orang-orang yang kaya dan yang berkuasa, selalu percaya akan takhayul, peristiwa ini akan menyebabkan kerugian yang tidak dapat diperkirakan.

Aku ingin pergi, Claura menghadangku dengan berdiri di depan, berkata dengan kasar: “Alwi, kamu sangat kejam.”

Aku berkata sambil tersenyum: “Bagaimana bisa dibandingkan denganmu?”

Claura berkata dengan tenang: “Kamu jangan mengira bahwa aku akan dikalahkan karena kejadian ini, aku beritahukan kamu, apa yang kamu lakukan hari ini, akan membuat kamu bangga sesaat, tetapi akan membuat kamu menderita seumur hidup! Tidak percaya, kita lihat saja!”

Setelah mengatakannya, dia berkata dengan kasar: “Sampai jumpa!”

Aku memandang rendah Claura, dan berkata: “Claura, tahukah kamu? Aku suka dengan mulutmu yang sangat keras.”

Claura menatapku dengan dingin, aku berkata: “Aku masih dengan perkataanku itu, kamu tidak akan bisa untuk melarikan diri lagi!”

Aku pergi setelah mengatakannya.

Setelah keluar, aku segera mengirimkan pesan kepada bibi Reza, memintanya untuk mencari cara untuk mengajak Hasta bertemu, dan membuatnya percaya bahwa Claura adalah pembunuhnya.

Setelah mengirimkan pesan, aku berbalik dan melihat 6 orang tamu pergi meninggalkan klub, berkata dengan mencibir: “Claura, kamu pikir sudah selesai dengan menghindar dari kejahatan? Kamu tunggu saja pembalasan dari keluarga Gao!”

Setelah pulang, Paman Lei mengajakku untuk bertemu, aku mendatangi villanya, setelah bertemu dengannya, dia membuka pintu dan bertanya kepadaku: “Alwi, apakah rencana kamu selanjutnya untuk menghadapi Claura?”

Aku berkata: “Aku mempersiapkan seluruh kekuatanku, membuat keluarga Gao menghabisi Claura, paman Lei bukannya kamu tahu itu? Kenapa masih bertanya?”

Paman Lei tersenyum dan berkata: “Aku mendengar bahwa Nichkhun mengadakan ‘konferensi mencari jodoh’? bagaimana, jika kita juga mengadakannya?”

Novel Terkait

His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu