Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 682 Ada Orang Yang Mau Menjual Barangku

Felicia agak sedikit aneh, aku hanya menganggapnya dibuat tidak senang oleh gosip, aku tidak banyak berpikir lagi.

Samuel terus menangani masalah ini. Aku yang bosan hanya bisa menelusuri dan menjelajah web di rumah, aku melirik map dokumen di atas meja, itu adalah surat wasiat yang ditinggalkan Mawar untukku, aku tiba-tiba tertarik ingin melihat perusahaannya.

Perusahaan ini adalah hasil kerja keras Mawar. Dia telah menghabiskan terlalu banyak usaha dan waktu di perusahaan ini. Oleh karena itu, aku tidak akan membiarkan perusahaan ini bangkrut, aku berencana untuk pergi ke perusahaan besok, untuk bertemu dengan beberapa pemegang saham di perusahaan, kemudian memilih satu orang yang dapat dipercaya untuk menjadi ketua, meskipun aku menghargai perusahaan ini, tetapi aku bersedia menjadi asisten saja.

Aku mencari sesuai dengan nama perusahaan, aku ingin melihat apa yang bisa aku temukan. Tetapi siapa tahu tiba-tiba muncul sebuah informasi kerja sama, aku membukanya dan membacanya lebih seksama. Ternyata ada seseorang yang mengatakan bahwa dia ingin mengalihkan saham perusahaan ini, yang ingin dialihkan adalah 60% saham milik Mawar, dan orang yang ingin menjualnya bukan orang lain, ia adalah "kenalan lamaku" Robin Hu.

Robin Hu pernah menggunakan kekuatannya untuk mengalahkan beberapa pemegang saham dan ingin membeli ekuitas perusahaan dengan harga rendah, pada saat yang sama, ia ingin menendang Mawar keluar dari posisi ketua, tetapi aku menghentikannya, dan karena inilah dia menjual kembali sebagian sahamnya kepada Mawar, dengan begitu Mawar sekarang memiliki mayoritas saham perusahaan, dan duduk menetap di posisi ketuanya.

Itu adalah kejadian beberapa tahun yang lalu. Meskipun itu sudah lewat lama sekali, tetapi karena kejadian waktu itu, Mawar telah meletakkan aku di posisi penting di hatinya, jadi aku tidak pernah melupakannya, seolah-olah kejadian aku memegang pisau dan berteriak "Siapa bilang tidak ada anak laki-laki di keluarga Bao" terjadi pada kemarin.

Yang tidak aku duga adalah, setelah Mawar meninggal, Robin Hu tidak sabar untuk mengubar-ngubarkan ingin menjual saham miliknya.

Apa yang terjadi? Apakah Robin Hu sampai sekarang belum tahu bahwa Mawar telah mengalihkan saham perusahaan kepadaku, jadi dia menjual sahamnya di platform wirausaha? Tetapi ketika aku berpikir sejenak, pemikiran ini langsung aku tiadakan, karena jika dia tidak tahu dia bisa langsung menelan saham Mawar dan menggantikan posisinya, itu baru pengaturan yang terbaik bukan? Mengapa ia ingin menjualnya?

Saat aku sedang berpikir, tiba-tiba sebuah pemikiran yang berani muncul di otakku. Aku pikir Robin Hu tahu bahwa Mawar akan memberikan sahamnya kepadaku, jadi dia langsung mulai menjualnya, tampaknya ketika ia sudah mendapatkan uang itu, dia akan langsung melarikan diri.

Memikirkan hal ini, aku menelepon Chick dan memintanya untuk memeriksa apakah Robin Hu telah memesan penerbangan baru-baru ini, adakah anggota keluarganya yang pindah, apakah rumahnya dijual atau sejenisnya.

Chick dengan cepat menanggapiku, ia mengatakan dua apartemen Robin Hu dan satu vilanya diserahkan ke perantara yang menjual rumah bekas. Pada saat yang sama, istri dan anak-anaknya sudah terbang ke negara kimchi, dan dia juga sudah membeli tiket ke sana.

Tidak disangka apa yang aku tebak semuanya benar. Dasar Robin Hu, sudah lewat berapa lama, bahkan dia tidak berubah sama sekali, kalau begitu, aku akan memberikan pelajaran padanya!

Setelah memiliki rencana dalam pikiranku, aku menelepon Samuel dan memintanya untuk mengirim seseorang untuk mengawasi Robin Hu, jangan sampai dia tiba-tiba melarikan diri.

Memikirkan hal ini, aku melihat harga jual yang ia berikan, Robin Hu meminta 60 milyar. Meskipun 60 milyar tidak terhitung sedikit, tetapi bagi perusahaan Mawar, harga 60 milyar tidaklah tinggi. Dapat dilihat, orang ini benar-benar terburu-buru ingin menjual saham perusahaan, dan alasan mengapa ia tidak memilih untuk menjualnya kepada kerabat dan teman-temannya, itu mungkin karena dia takut kejahatannya akan terungkap, dan takutnya para kenalan yang mengetahui kebenarannya tidak berani untuk membelinya.

Memikirkan hal ini, aku memikirkan sebuah ide yang sangat bagus, yaitu, "membeli" saham ini, setelah membuat keputusan ini, aku segera meminta Samuel untuk pulang, bagaimanapun masalah di sana ada orang-orang kami yang menanganinya, ia tidak perlu mengawasinya.

Sepuluh menit kemudian, Samuel pulang, aku memintanya untuk melihat informasi tentang penjualan saham, kemudian aku memberi tahunya tentang ideku. Dia tersenyum dan mengangkat ibu jarinya, aku memintanya untuk segera menghubungi Robin Hu dan mengatakan bahwa dia melihat informasinya dari App 58, mengatakan bahwa dia ingin membeli saham perusahaan, tetapi pihak lawan masih sangat berwaspada, ia mengajukan banyak pertanyaan, dan memeriksa informasi tentang Samuel, setelah dia memastikan tidak bermasalah ia baru mengajaknya untuk keluar membicaraknnya.

Mengenai identitas Samuel, aku ingin menyebutkannya sebentar, mereka demi menipu orang lain, masing-masing dari mereka memiliki pekerjaan mereka sendiri, seperti mendaftar di beberapa perusahaan dan yang lainnya, seperti Samuel, diinformasinya tertulis dia adalah pemilik rantai toko serba ada di Yancheng. Meskipun toko serba ada ini tidak besar, tetapi bisnisnya sangat bagus, dia memang bos di balik layar, jadi tidak akan ada yang mencurigainya.

Setelah Samuel menutup telepon, dia berkata kepadaku: "Robin Hu mengatakan bahwa aku akan bertemu dengannya di restoran Texas pukul 9 besok pagi, dia ingin bertemu denganku begitu awal, tampaknya dia cukup mendesak. Kak Alwi, menurutmu mengapa ia ingin menjual sahamnya? Bahkan jika dia tahu bahwa Mawar memberikan saham itu kepadamu, itu juga tidak akan mempengaruhi keuntungannya. Selain itu, jika perusahaan itu memiliki hubungan denganmu, berdasarkan status dan koneksimu saat ini, perusahaan itu hanya akan berkembang lebih baik dan lebih baik lagi, dan keuntungan yang didapatkannya juga akan semakin banyak, menurutmu, mengapa mereka tidak bisa memikirkannya dengan baik? "

Aku menyipitkan mataku dan berkata dengan ringan: "Mungkin karena dia takut aku akan dendam padanya."

"Dendam?" Samuel bertanya dengan sedikit bingung "Apakah anda pernah memiliki masalah dengannya?"

Aku mengangguk dan memberi tahu Samuel apa yang terjadi waktu itu. Setelah dia mendengarnya, dia berkata: "Tidak heran, Robin Hu ini tidak etis dalam melakukan bisnisnya sendiri, ia takut kamu akan menghitung hutangnya yang lama dan mengusirnya dari perusahaan. Jadi dia melakukan ini, mengambil uangnya dan melarikan diri. "

Berkata sampai di sini, Samuel tiba-tiba tertawa, aku bertanya padanya apa yang dia tertawakan? Dia berkata: "Dia ini terlalu berlebihan, dia pikir kamu ini siapa?"

Aku merentangkan kedua tangan dan berkata dengan lucu: "Mungkin karena aku sekarang terkenal, dan membuat mereka ketakutan."

Setelah mengatakan itu, kami berdua tertawa dibuat oleh kelakuannya.

...

Hari berikutnya, setelah aku bangun pagi-pagi untuk melakukan latihan sederhana, aku sarapan dan pergi dengan Samuel.

Kami tiba di restoran Texas pada jam 8. Ini adalah sebuah restoran yang baru dibuka, karena memiliki hidangan dengan rasa yang enak dan hidangannya lezat, ditambah lagi mereka selalu membuat situasi restorannya romantis, jadi restoran ini sangat populer di kalangan anak muda dan beberapa kalangan pembisnis

Setelah menunggu sekitar setengah jam, kami melihat dua orang keluar dari mobil dan menuju ke restoran Texas dengan sedikit mencurigakan, aku mengenali salah satu dari mereka, dia adalah Robin Hu, sedangkan yang satunya lagi seharusnya adalah pengawalnya.

Samuel menjentikkan jarinya begitu dia melihat kedua orang itu, ia berkata: "Kak Alwi, ikannya sudah datang, aku pergi ke sana dulu."

Aku mengangguk dan berkata: "Oke."

Samuel mengangguk, ia membawa salah satu teman kami ke sana. Dia memiliki alat penguping di tubuhnya, jadi aku bisa mendengar apa yang sedang mereka bicarakan.

Segera, terdengar suara sapaan antara Samuel dan Robin Hu dari alat penguping. Kedua pihak saling memperkenalkan diri satu sama lain. Setelah melakukan penyelidikan sejenak, Samuel bertanya kepada Robin Hu mengapa dia ingin menjual sahamnya, dia juga mengatakan sebelumnya dia juga tahu bahwa perusahaan itu sangat menguntungkan, akhirnya, Robin Hu mengatakan bahwa anaknya ingin belajar di luar negeri, jadi dia ingin mengajak semua anggota keluarganya untuk pindah, jadi dia bermaksud untuk melepaskan saham ini.

Ini tidak ada bedanya dengan tebakan kami, orang ini ternyata benar-benar berencana untuk melarikan diri dengan membawa uang.

Samuel berkata sambil tersenyum: "Oh begitu, jadi siapa yang memiliki 40% ekuitas saham lainnya?"

Robin Hu berkata sambil tersenyum: "Perusahaan memiliki beberapa pemegang saham kecil lainnya, dan saham mereka jika ditambahkan totalnya ada 40%, tetapi kamu tidak perlu khawatir tentang hal itu, kamu memiliki ekuitas absolut, sehingga mereka tidak dapat mengancam posisimu. Jika kamu membeli saham ini, maka kamu adalah ketua perusahaan kami. "

Mendengarkan nada bicara Robin Hu ia seperti mengatakan bahwa siapa pun yang membelinya maka orang itu akan untung.

Samuel memperkirakan waktunya sudah hampir sampai dan dia berkata: "Kalau begitu, mari kita menandatangani kontrak terlebih dahulu, tetapi untuk berjaga-jaga, aku akan melakukan pembayaran setengah dulu untukmu, setelah kita pergi ke departemen industri dan komersial untuk melakukan prosedur pengambilalihan ekuitas saham dan itu sudah sah menjadi milikku, maka aku baru akan memberikan pembayaran sisanya."

Setelah aku mendengarnya, aku melambaikan tangan dan berkata: "Teman-teman, ayo jalan."

Samuel dan aku kali ini membawa 4 teman, satu orang mengikutinya untuk berdiskusi, dan 3 lainnya tetap tinggal untuk 'berpura-pura'.

Seiring dengan perintahku, semua orang dengan cepat keluar dari mobil, dan di sisi telepon sana, aku mendengar Robin Hu berkata dengan gembira: "Baiklah, kita akan pergi untuk melakukan notaris di sore hari nanti, aku sudah membuat janji dengan orang-orang di sana."

Aku pikir Robin Hu pasti sudah mengurus semuanya, bahkan mungkin ia telah memalsukan surat pengambilalihan ekuitas saham. Jika seseorang benar-benar membeli sahamnya, mungkin mereka hanya akan berakhir dengan sangat malang. Orang yang jahat seperti dia, tidak akan pernah peduli dengan kehidupan orang lain, dia tidak pernah berpikir bahwa tindakannya akan membuat rumah tangga orang lain berantakan, dia hanya memikirkan dirinya sendiri agar bisa hidup dengan bebas dan leluasa, dan karena inilah, aku sengaja membuat jebakan yang begitu besar untuk menghadapinya, aku ingin membuatnya mencicipi kegembiraan, kemudian tiba-tiba menjatuhkannya dari awan ke dasar lembah, memberinya kenangan yang panjang.

"Baiklah kalau begitu aku akan menyuruh sekretarisku untuk datang dan melakukan pembayaran," ujar Samuel, kemudian ia menelponku.

Beberapa menit kemudian, aku datang ke pintu kamar pribadi dan mengetuk pintu. Samuel berkata: "Sekretarisku sudah datang."

Ketika dia selesai berbicara, pintu terbuka, aku perlahan berjalan masuk ke kamar pribadi. Pada saat ini, Robin Hu sedang menyeringai dan minum teh di sana, ketika dia melihatku, dia tiba-tiba membuka lebar matanya dan tertegun disana, matanya penuh dengan kepanikan, cangkir di tangannya langsung jatuh ke tanah dan pecah.

Aku menatapnya dan berkata sambil tersenyum: "Bos Hu, sudah lama tidak berjumpa. Apakah kamu masih ingat aku?"

Ketika aku selesai berbicara, wajah Robin Hu sudah menghijau. Meskipun wajahku telah hancur, dan telah mengubah wajah yang sama sekali berbeda dengan sebelumnya, tetapi jika orang yang memperhatikanku, otomatis dia akan tahu tentang hal ini, Robin Hu juga sama, jadi ketika dia melihatku, dia tahu bahwa dia telah masuk ke jebakanku, tiba-tiba kakinya langsung melunak, kemudian ia berlutut dan berkata dengan penuh ketakutan: "Kak Alwi, maafkan aku, kak Alwi!"

Aku melangkah maju perlahan dan menendangnya, dia tidak berani sembarangan bergerak. Aku berkata dengan dingin: "Kamu meminta maaf padaku? Apakah ini berarti bahwa kamu juga berpikir kamu memang sudah seharusnya mati?"

Robin Hu dibuat ketakutan oleh perkataanku yang santai ini. Dia menggelengkan kepalanya dan berkata: "Tidak ... tidak, kak Alwi, dengarkan penjelasanku, aku tidak berniat untuk menyentuh sahammu. Dokumen-dokumenku semuanya palsu, itu tidak akan membahayakan keuntunganmu. Sungguh, aku bersumpah kepada Tuhan. "

Ketika aku mendengar ini, aku benar-benar merasa marah dan lucu, aku berkata: "Maksudmu, kamu tidak bermaksud merusak keuntunganku, kamu hanya ingin menipu orang? Dasar sial! Kamu ingin melarikan diri dengan membawa uang, pada akhirnya orang akan datang untuk mencari masalah, apakah mereka tidak akan mencari masalah denganku? "

Samuel berkata: "Kak Alwi, kamu juga sudah cukup bermain dengannya. Bagaimana kamu akan mengurus orang ini sekarang? Apakah kamu ingin memotongnya dan memberi makan anjing atau beri makan ayam?"

Kata-kata Samuel otomatis juga digunakan untuk menakut-nakuti Robin Hu. Setelah mendengarkan perkataannya, Robin Hu memutarkan matanya dan bahkan ia langsung pingsan.

Novel Terkait

You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu