Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 858 Dihormati

pemilik toko ini menyuruhku segera pergi dan berkata aku telah membuat masalah.

aku pun tersenyum datar sambil berkata :" tidak apa apa."

wajahnya sangatlah panik dan dia ingin mengatakan sesuatu. aku pun melirik kesekelilingku lalu mengangkat tanganku dan aku pun menatap pria muda itu sambil berkata dengan marah :" seingatku paman Armour pernah membuat sebuah aturan yaitu tidak boleh mempersulit warga lokal. siapapun orang yang ditugaskan kesini hanyalah untuk menjaga keamanan warga disini."

mendengar perkataanku, semua orang semakin terkejut dan pria muda itu berkata :" kamu... dari mana kamu mengetahui semua ini? siapa sebenarnya kamu?"

aku tersenyum datar dan kembali berkata :" dan juga warga Myanmar tidaklah memiliki marga dan warga disini juga sama tidak memiliki marga, namun jika orang itu memiliki kedudukan yang tinggi, maka semua orang akan memanggilnya dengan awalan 'bapak' ataupun 'ibu', itu merupakan sebuah kehormatan di Myanmar."

setelah mengatakan itu, aku menunjuk pria muda itu dan berkata :" kamu tidak berhak dipanggil 'bang', siapa kamu? kamu hanyalah seorang pria brengsek yang hanya bisa mempersulit warga sekitar. orang sepertimu mungkin akan ditembak mati jika diketahui oleh paman Armour."

setelah mendengar kata 'tembak mati', ekspresinya berubah drastis. dia pun menggerutu :" aku.... kamu jangan menakutiku! akan kukatakan kepadamu, aku punya bawahan disini. meskipun aku membunuhmu, tidak ada orang yang berani bertindak sesuatu padaku."

aku memberikan uang 100ribu kepada pemilik toko itu dan memandang pria muda itu sambil berkata :" kalau begitu, cobalah bunuh aku, namun kamu sebaiknya menelon bawahanmu dulu dan tanya padanya apakah dia mengenal aku, Alwi?"

setelah mengatakan itu, aku berkata kepada pemilik toko itu :" kembaliannya tidak usah lagi ya. anggap saja sebagai ganti rugi meja dan alat makan ini."

setelah mengatakan itu, aku kembali menatap pria muda itu dan berkata :" siapa namamu?"

dia menatapku dengan penuh waspada. dia pun mengerutkan kening sambil berkata :" ingatlah, namaku adalah Daton, aku mungin merupakan salah satu orang yang akan membunuhmu."

" hehe...." aku tertawa dan menatapnya sambil berkata :" kamu tidak berani. sekarang kamu tidak berani, apalagi kedepannya. Daton, oh salah, Daton Wu, kita akan kembali bertemu jika jodoh."

setelah mengatakan itu, aku pun meninggalkan tempat ini. siang ini, aku menghabiskan waktuku untuk mengelilingi desa kecil ini. setelah selesai berkeliling, aku pun mencari sebuah hotel untuk bermalam.

siapa sangka, ketika aku memberikan kartu identitasku, ekspresi wajah wanita pemilik hotel yang tadinya tersenyum indah itu pun berubah drastis. dia lalu mengusirku dan berkata mereka tidak mengizinkan aku untuk tinggal disana.

aku tertawa dan bertanya :" kenapa aku tidak boleh tinggal disini?"

wanita itu pun mengerutkan kening dan berkata dengan terpaksa :" bro, bukan kami yang tidak mengizinkan. hanya saja hotel kami dijaga oleh kak Daton. pertengkaranmu dengan Daton sudah kami dengar. aku akan berkata jujur. seluruh hotel didesa kecil ini tidak akan mengizinkanmu untuk tinggal. sebaiknya kamu segera membeli tiket bus untuk pergi ketempat lain saja."

setelah itu, dia menatapku dengan penuh kasihan dan berkata :" namun aku harus memberimu sebuah peringatan yaitu bocah itu memiliki hubungan dengan beberapa orang penting didesa lain. kamu juga tidak akan merasa tenang kemanapun kamu pergi."

aku tersenyum dan tidak berbicara.

wanita pemilik hotel itu pun merasa aku ketakutan dan dia langsung berkata dengan cepat :" apakah kamu sudah tahu apa itu takut? hei kalian, kalian tidak mengerti seberapa tinggi langit itu. jika dilihat dari penampilanmu, kamu adalah wisatawankan? segeralah pulang, perjalanan malam hari sangat sulit dilewati."

aku hanya tersenyum dan berkata :" bos, aku adalah seorang anak yatim piatu dan tidak punya tempat untuk pergi. apakah kamu boleh menerimaku? begini saja, jika dia menyusahkanmu, aku akan segera pindah dari hotel ini. aku tidak akan mempengaruhi bisnis kalian. jika ada kerugian apapun, aku akan mengganti rugi 10 kali lipat. bagaimana?"

mungkin syarat yang aku berikan terlalu menggoda. wanita itu pun mulai goyah dan dia pun mengangguk sambil berkata :" em.... baiklah. namun kamu tidak boleh ingkar janji loh. 10 kali lipat."

hm, dia hanya mementingkan 10kali lipat itu. apakah dia merasa pasti kalau bocah itu akan mencariku disini?

setelah memikirkan itu, aku tersenyum datar dan berkata :" baiklah, 10 kali lipat."

dengan begitu, aku pun bisa tinggal disebuah kamar dengan susah payah. meskipun aksesoris dihotel ini bisa dibilang kuno, namun masih dikategorikan bersih. didalam kamar ini hanya ada sebuah kasur saja. tidak ada tv ataupun komputer dan air minum diletakkan dilantai bawah. jika ingin minum, kamu harus turun mengambilnya kebawah.

aku meletakkan barangku didalam kamar dan meninggalkan hotel ini. aku mencari sebuah toko makanan dan menyantap makanan yang ada. ketika aku bersiap siap kembali untuk tidur siang, tiba tiba aku mendengar kebisingan dari sekelompok orang. disaat yang sama, ponselku pun berdering.

ponsel ini aku beli ketika aku mendapatkan gaji. tidak ada yang mengetahui keberadaan ponsel ini selain Armour. aku pun menekan tombol terima dan aku mendengar suara Matthew. dia dengan lembutnya berkata :" Alwi, kenapa kamu tidak berpamitan kepadaku sebelum pergi?"

aku tertawa dan berkata :" ini hanyalah merupakan hal kecil. bagaimanamungkin aku tega membuatmu merasa terbebani?"

Matthew pun berkata :" aku tahu alasan kenapa kamu pergi, aku juga merasa aneh akan gosip yang beredar ditempat pelatihan ini. aku sudah menyuruh orang untuk menelusuri siapa yang sengaja menjatuhkanmu. dan juga aku berharap kamu segera kembali. Armour masih belum bisa berdiri sendiri, dia membutuhkan bantuanmu."

aku sedikit terkejut dan tidak menyangka seorang pemimpin organisasi bisa berbicara dengan lembut kepadaku. dia tidak lagi bersikap sombong dan tidak menggunakan nada perintah ketika berbicara denganku. sepertinya dia sudah kagum padaku dan benar benar mempercayaiku.

namun aku tidaklah bodoh, Matthew bagaikan rubah yang licik. dia juga merupakan seorang pemimpin yang berkuasa dengan sembarangan. jadi, meskipun dia tahu ada yang sengaja menjatuhkanku, baginya, kepergianku pun telah mempengaruhi Armour. dia menganggap Armour sebagai emas yang berharga. jadi meskipun aku telah membantu Armour, Armour juga tidak akan mempedullikan itu dan tetap memecatku. jadi, dia mengatakan semua ini hanyalah untuk mengetes diriku saja.

jika aku benar benar menganggap dia akan membantuku mengambil keputusan dan menghabiskan waktu untuk berbicara padanya, maka semua ketidakpedulian yang telah aku lakukan akan ketahuan kalau itu palsu. jika aku bersikap tidak jujur pada masalah ini, mereka mungkin tidak akan mempercayaiku semudah itu lagi.

dibawah renunganku, aku pun berkata dengan datar :" paman Matthew, terimakasih atas kepercayaanmu padaku. namun aku masih ingin beristirahat, sebenarnya aku bukanlah orang yang suka menyakiti orang lain. semua kerja kerasku selama ini hanyalah karena terpaksa. aku harus melakukan semua itu demi hidup. kamu dan aku sangat jelas siapa tokoh dibalik semua itu. jika ingin ditelusuri, aku rasa masalah ini tidak akan terselesaikan dengan damai. lupakan sajalah."

" kamu tidak bermaksud menelusuri?" kata Matthew sedikit terkejut.

aku tersenyum dan berkata :" jika mereka hanya melakukan itu, aku tidak akan menelusurinya. namun jika mereka berani melakukan hal yang lebih keterlaluan, aku akan berkata kalau aku tidak akan memperhitungkannya. namun apakah kamu percaya? aku hanya khawatir disaat itu kamu akan menyalahkanku karena terlalu sadis."

alasanku berkata seperti itu karena sifatku. jika aku benar benar tidak menghiraukan perlakuan mereka, Matthew malah akan mencurigaiku.

didalam panggilan itu, Matthew pun berkata :" jika ada yang berani menyentuhmu hanya karena keuntungan pribadi, serang saja mereka. aku akan bertanggung jawab jika ada yang meninggal."

" terimakasih banyak paman Matthew." kataku sambil tersenyum dan disaat ini aku telah dikerumunin oleh banyak orang.

disaat ini, Matthew pun berkata :" oh iya, sepertinya belakangan ini ada beberapa mata mata yang memasuki desa kecil disekitaran kita. kamu harus memperhatikannya. aku juga telah memberitahu identitasmu kepada penanggung jawab didesa itu. sekarang, kamu merupakan pemimpin mereka. bantulah aku untuk mengatasi semua mata mata itu. kamu juga boleh langsung membunuh mereka."

aku tahu. meskipun Matthew mencurigaiku, namun dia juga sangat menghargai kemampuanku. aku merasa terhibur dan sengaja berkata dengan tidak berdaya :" paman, kamu begitu mempercayaiku dan maksud dari semua ini adalah kamu tidak ingin membiarkanku istirahat?"

Matthew tertawa dan berkata :" orang yang mampu akan mendapatkan banyak keuntungan."

" aku tidak takut capek selagi kamu tidak khawatir kalau aku akan membalikkan seluruh isi dunia ini." candaku padanya.

Matthew berkata :" aku tenang akan caramu menyelesaikan masalah. aku masih ada hal lain dan aku tidak ingin basa basi denganmu lagi."

setelah menutup telepon, aku pun meletakkan ponselku diatas meja dan mendaratkan pandanganku kepada pria muda yang berdiri diantara sekelompok orang itu, aku pun berkata :" katakanlah, apakah kamu ingin membunuhku dengan pisau atau dengan pistol? atau apakah kamu ingin menantangku sendirian ataupun berkelompok?"

sangat banyak orang yang mengelilingku termasuk wanita pemilik hotel itu. ekspresinya sangatlah murung dan mungkin dia sedang berpikir :" kenapa kalian tidak bertengkar dihotelku saja, aku akan mendapatkan ganti rugi 10 kali lipat loh....."

mereka menatapku dengan dalam dan setelah beberapa saat aku menunggu, tidak ada yang memulai. aku tidak sabar lagi dan berkata :" pukullah kalau memang mau. kalau kalian tidak ingin menghajarku, maka jangan ganggu jam makanku."

setelah mengatakan itu, seseorang pun mulai beraksi. dengan cepat, aku sudah sadar kalau semua kekhawatiranku hanyalah sia sia. karena setelah pria itu bergerak maju, dia tidak menunjukkan pistol dan tidak menendang mejaku. dia hanya berkata dengan penuh hormat :" kak Alwi, maaf, adik sepupuku masih belum dewasa. dia telah menyerangmu dan aku berharap kamu bisa mengampuninya."

setelah dia mengatakan itu, semua orang yang berada disana pun terkejut dan sekelompok orang dibelakangnya pun berkata dengan seksama :" kak Alwi, kami salah."

melihat itu, aku seketika merasa rindu. aku merasa diriku seperti kembali ke NanJin dan menjadi bang Alwi yang dihormati mereka. hanya saja warna kulit dan kesopanan orang orang ini membuatku tahu kalau aku bukanlah di NanJin melainkan di Golden Triangle. tempat ini bagaikan memakan manusia tanpa memuntahkan tulangnya.

setelah memikirkan itu, aku pun menenangkan suasana hatiku dan berkata kepada mereka dengan cuek :" apakah kalian memang merasa kalian bersalah? atau mengaku bersalah karena takut dibunuh olehku?"

disaar ini, aku tidak lagi tersenyum dan mulai menebarkan aura pembunuhku. mereka yang terbiasa bersikap jahat itu pun mulai menampilkan ekspresi takut. orang itu pun mulai menggerutu dan berkata :" kami tahu kalau kamilah yang salah."

" baiklah, katakan kepadaku dimana kesalahanmu?" tanyaku dengan cuek.

dia berkata :" adik sepupuku memandang rendah orang dan dia tidak mengenalimu dan bahkan menyerangmu. dia tidak pantas melakukan itu. aku.... kurang mendidiknya sehingga membuat sifatnya menjadi begitu buruk. ini juga merupakan kesalahanku."

aku tersenyum cuek dan bangkit berdiri. aku seketika mengangkat tanganku dan menamparnya sambil berkata :"hingga saat ini, kamu masih belum bisa membedakan mana point utama."

setelah mengatakan itu, aku melirik kesemua orang dan berkata :" kalian semua, dengarlah baik baik. aturan dinegara ini sangatlah jelas. kalian ditugaskan kesini untuk melindungi warga disini. kalian tidak berhak menyusahkan warga disini. jadi, jikalau aku kembali melihat hal itu terjadi, jangan salahkan aku jika aku tidak akan segan lagi! Matthew sudah berkata, aku tidak akan memperhitungkan hal ini lagi. namun jika ada yang tidak mendengar perintahku, aku akan menyedot darahnya sebagai pemanasan bagi kalian!"

setelah mengatakan itu, aku menatap ke kak Daton yang sudah ketakutan itu sambil berkata :" kak Daton, apakah kamu sudah mendengar dengan jelas?"

dia pun langsung berkata :" tenanglah, aku sudah mendengar dengan jelas, aku tidak akan berani melakukannya lagi."

" pergilah." kataku sambil melambaikan tangan. mereka pun langsung pergi ketakutan.

setelah mereka semua pergi, orang orang disekeliling pun memberiku tepuk tangan. pemilik toko makan misua itu pun mengantarkan semangkuk misua untukku sebagai tanda terimakasih karena sudah membelanya.

aku menatap mereka dan sebenarnya aku merasa sangat tidak enak. karena aku tahu suatu hari nanti, aku akan membiarkan desa yang hening ini terbakar begitu saja karena perang api. aku tidak pantas untuk dihormati oleh mereka.

Novel Terkait

My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu