Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 281 Kencan

Nody berkata bahwa alangkah baiknya jika orangtuanya benar-benar petani, dengan begini paling tidak latar belakang keluarganya bersih, apa arti kata ini? Apakah ini berarti latar belakang keluarganya tidak bersih?

Melihat punggungnya Nody, aku bisa merasakan sakit dan depresi di hatinya.

Aku menghela nafas dan berkata, “Nody, kita tidak bisa memilih latar belakang keluarga kita. Aku tidak tahu status apa yang dimiliki orangtua kandungmu, aku hanya ingin mengatakan bahwa tidak peduli apakah mereka seburuk yang kamu katakan, dimataku dan Sulistio, kamu adalah saudara yang sangat hebat, setia kawan dan layak untuk berjalan bersama seumur hidup. Selain itu, kamu lihat Dony Yun, ayahnya adalah seorang pemerkosa, dan juga aku, ayahku adaalh seorang “pengkhianat”, setidaknya, latar belakang keluarga kita berdua tidak begitu baik, tetapi, apakah kamu akan memandang rendah kami karena ini?”

Nody bangkit duduk dengan perlahan, dia berbalik, melihatku dan berkata: “Tentu saja tidak, terima kasih, Alwi, sebenarnya aku juga bukan menyalahkan diri sendiri, hanya saja…..aku hanya tahu apa yang akan aku alami dimasa depan, di kegelapan itu, mungkin tidak ada pilihan jalan untuk hidup, membuatku tidak mempunyai hak untuk menyukai siapapun.”

Mendengarkan perkataan ini, aku benar-benar tidak tahu harus bagaimana membujuknya, dan berkata: “Saudara, kita jalani bersama, jalan ini tidak akan terlalu panjang, ketika semua debu mengendap dan kamu sudah membalas dendam, aku yakin bahwa kamu akan menemukan kebahagianmu sendiri.”

Nody tersenyum sambil berkata: “Itu pasti”

Selesai mengatakannya, dia menghela nafas dan menepuk-nepuk wajahnya, berkata: “Tidak memikirkan yang tidak masuk akal lagi, tidur, dan besok pagi bangun untuk pergi Iatihan bersama.”

Aku membiarkannya tidur terlebih dulu, aku akan menunggu Dony Yun dan melihat apa yang sedang terjadi.

Industri Gunawan telah diambil alih oleh Salim, tetapi industri Johan tidak, tetapi menurut dugaanku, dalam beberapa hari ini, industri Johan pasti masih akan diambil alih oleh Salim, dan tindakan Dony Yun malam ini hanyalah akan mempercepat gerakan pihak lain.

Nody mengangguk-anggukan kepala dan tidur. Aku melepaskan masker, mencuci wajah dan mematikan lampu lalu membawa sebuah buku pergi ke sofa di ruang tamu. Ketika melewati pintu kamar Aiko, aku ragu untuk masuk, kemudian, terpikirkan pikiran didalam hati, maka tidak menganggu istirahatnya, tetapi dengan tentram membaca buku.

Satu jam kemudian, Dony Yun yang bersusah payah telah kembali, melihatku diruang tamu, dia sedikit terkejut dan bertanya: “Mengapa belum tidur?”

Aku berkata sambil tersenyum: “Menunggumu.”

Sambil mengatakan ini, aku menuangkan teh yang telah diseduh kepadanya. Dia duduk dan meminum teh panas, lalu berkata: “Aku mendapatkan informasi yang akurat bahwa industri Johan akan disita, dan dalam jangka waktu tertentu, industri ini akan dikeluarkan untuk dilelang. Aku telah berbicara dengan orang yang bertanggung jawab atas hal ini secara mendalam, hadiah dan uang yang harus diberikan juga telah diberikan, dan dia berjanji bahwa akan menjual semua industri ini kepadaku, dan pelelangan itu juga hanyalah sebuah formalitas.

Aku menganggukan kepala dan berkata: “Seharusnya berita ini akan sampai ke telinga Chris malam ini. Aku pikir pelelangan ini tidak akan bisa diadakan sama sekali, karena Salim akan bertindak sebelumnya, dan Chris pasti akan datang kepadaku dan menangis berkata bahwa orang yang bertanggung jawab atas bagian ini yang melakukannya, dan membuat dirinya sendiri bersih tidak bernoda sama sekali.”

Kenyataannya, sejak awal kita berdua tidak berencana untuk mengambil ahli industri Johan, Dony Yun bergerak sangat cepat, hanya untuk memaksa mereka bertindak lebih awal.

Dony Yun berkata dengan datar: “Oh iya, apakah kamu ingin aku mengundang pemimpin Yancheng, Martin untuk makan bersama? Aku pikir sekarang adalah waktu yang tepat.”

Aku menganggukan kepala dan berkata: “Kita memilih waktu beberapa hari ini untuk pergi ke Yancheng, karena itu adalah mengundang, maka bagaimana mungkin tidak pergi ke tempat orang lain?”

Dony Yun berkata: “Kamu benar, tetapi ada baiknya mempertimbangkan hadiah seperti apa yang akan dibawa saat itu. Menurut informasi, dan deskripsi orang yang aku kenal, meskipun Martin bukanlah “air yang jernih”, tetapi dia tidak akan menerima hadiah dan uang yang umum, dan selain itu, kita akan meminta tolong padanya, meskipun itu adalah sebuah manfaat besar untuknya, tetapi juga sangat beresiko, jika tidak membuatnya bahagia, mungkin saja dia tidak akan bersedia bekerja sama dengan kita?”

Ketika aku mendengarkan perkataanya, aku menjadi sedikit khawatir juga, hobi apa yang dimiliki oleh Martin? Dony Yun berkata: “Hobinya membaca buku, selain itu tidak ada hobi lain lagi.”

Membaca buku? Sepertinya kita harus lebih menguras otak kita lagi.

Dony Yun melihat waktu dan berkata: “Jangan pikirkan lagi, pergi istirahat dulu.”

Jadi kami kembali ke kamar untuk beristirahat. Pagi hari keesokan harinya, aku dan Nody sudah berpakaian lengkap dan bersiap-siap untuk pergi berolahraga, tetapi setelah kami keluar, kami melihat Aiko yang mengenakan pakaian olahraga, pada saat itu, Aiko menggulungkan rambutnya seperti bakso yang terlihat sangat imut, dan seluruh badannya yang berpakaian biasa saja, tetapi malah sulit untuk menyembunyikan aura kecantikannya. Dia melihatku, raut wajahnya yang memerah, aku berjalan kesana dan tersenyum sambil berkata: “Kak, bagaimana istirahatnya semalam?”

Alis dan mata Aiko sedikit terangkat, berkata: “Berkatmu, istirahatku sangat baik.”

Aku melirik Nody yang sedang mengajak Dony Yun untuk berolahraga bersama, dengan suara kecil berkata: “Kak, bagaimana kalau malam ini kita pergi ke hotel besar untuk makan malam romantis, dan menonton film di kamar pribadi?”

Aiko tahu apa yang aku pikirkan setelah mendengar perkataanku, dia mencubit pinggangku, dan aku menangis kesakitan lalu dengan wajah yang pahit berkata: “Yasudahlah jika kamu tidak mau pergi….”

Pipi Aiko yang merah dan dia berkata dengan suara nyamuk yang lemah: “Siapa yang bilang bahwa aku tidak mau pergi?”

Mendengar ini, aku merasakan ledakan sukacita. Aiko duluan meninggalkan apartemen karena malu, aku tersenyum bodoh di belakang, sampai Dony Yun dan Nody menatapku dengan tatapan aneh, aku baru menyadari bahwa aku seperti orang bodoh dan memegang kepala dengan canggung berkata: “Ayo pergi.”

Setelah selesai latihan bersama diluar, kita kembali ke apartemen. Aiko, yang kembali lebih awal telah menyiapkan sarapan untuk kami, apa yang akan aku tonton? Aku dengan segera mengambil ponsel dan berkata: “Oh, cari tempat untuk menonton film.”

Nody berkata: “Hidupmu benar-benar dijalani dengan nyaman, karir dan cinta tidak saling menghalangi.”

Aku berkata sambil tertawa: “Kamu iri? Jika iri, kamu juga pergi cari wanita.”

Selesai mengatakannya, aku melihat kearah Dony Yun dan bertanya kepadanya apakah dua hari ini Monica telah menghubunginya? Dony Yun sedikit khawatir mengatakan tidak ada, dan juga mengatakan bahwa dia sudah memasukkan nomor ponsel Monica ke dalam daftar nama hitam. Nody langsung menyemburkan nasi, aku melihatnya sekilas dan dengan gembira atas penderitaan orang lain berkata: “Nasib orang ini dengan orang lain, mengapa bisa berbeda begitu banyak?”

Nody dengan segera mengambil telur gulung dan menyumbatkan nya kemulutku.

Setelah sarapan dengan omong kosong, Dony Yun pergi ke perusahaan untuk menangani beberapa hal, Aiko bersembunyi dikamar dan merajut sweater untukku, aku dan Nody menghubungi Sulistio dan datang ke perusahaan keamanan. Karena insiden sebelumnya, meskipun perusahaan keamanan hanya memiliki ratusan orang, tetapi kebanyakan dari mereka masih dalam keadaaan “pengangguran”. Sekarang orang-orang ini berlatih sesuai dengan tabel pelatihan yang aku buat, selain mereka, Sulistio juga membawakanku sekelompok orang baru, dan salah satu dari mereka ada satu wajah yang akrab dan itu adalah orang sampingnya Claura, Justin.

Ketika melihatku, Justin sedikit malu. Sulistio seperti lumayan menyukainya, menepuk-nepuk pundaknya, dan berkata kepada orang lain: “Semua berbarislah, aku akan memperkenalkan seseorang kepada kalian.”

Aku berkata dengan datar: “Biarlah aku sendiri saja.”

Selesai mengatakannya, aku melihat sekelompok orang baru dan dengan datar berkata: “Namaku Alwi, aku pikir semua orang disini pernah mendengar namaku, dan tahu sedikit banyak bagaimana aku bisa selangkah demi selangkah dari bawah manjat ke atas, jadi, kalian seharusnya tahu seberapa susahnya aku untuk sampai disini. Seperti kata pepatah, semakin sulit untuk didapatkan, semakin mengerti menghargainya. Untuk melindungi semua yang aku miliki sekarang, untuk melindungi semua saudara-saudara yang mengikutiku, aku tidak keberatan menjadi sebuah pisau, algojo, jika siapa yang berani tidak setia kepadaku, merusak industriku, dan menyelakakan keuntungan ku dan saudaraku, maka, aku akan mengirim orang ini untuk berjumpa Gunawan dan Johan, tanpa belas kasihan.”

Setelah medengarkan perkataanku, orang ini satu per satu menjadi serius, ada beberapa orang yang kontak mata denganku, dan langsung menghindar karena dibalas dengan tatapan mataku yang tajam. Aku berkata dengan datar: “Tentu saja, jika kalian bersedia setia kepadaku, aku makan daging maka tidak akan hanya membiarkan kalian meminum sup, aku akan dengan baik memperlakukan semua orang yang mengikutiku, aku juga berterima kasih kepada kalian yang bersedia mengikutiku, persahabatan ini, pengeluaran ini, aku akan selalu mengingatnya didalam hati.”

Orang-orang ini menatapku dengan sedikit terkejut, mungkin mereka tidak mengira bahwa aku yang menjadi ‘bos’, bahkan bisa mengatakan hal-hal seperti itu, lagipula mereka sebelumnya mengikuti Gunawan, dan Gunawan adalah seseorang yang angkuh, dimatanya mungkin tidak ada saudara, hanya ada anak buah, orang-orang ini hidup dan mati untuknya adalah hal yang lumrah baginya.

Aku memandangi mereka dan berkata: “Aku tidak tahu apa yang kalian inginkan, aku dapat berjanji kepada kalian, selain wanita, aku bersedia berbagi semua yang aku miliki dengan semua orang.”

Banyak orang yang tertawa saat mendengarkan perkataan ini.

Aku berkata: “Sulistio, panggil seseorang untuk membawa mereka pergi berlatih. Beberapa waktu ini, biarlah mereka berlatih dulu.”

Sulistio dengan segera memanggil seseorang datang dan menyampaikan sesuatu. Orang itu membawa sekelompok itu pergi.

Sebelum pergi, Sulistio memanggil Justin dan berkata: “Kak Alwi, banyak orang yang datang kesini karena bujukan dari Justin, juga bisa dibilang mereka mengikuti Justin datang kesini, Justin banyak membantu aku untuk menaklukkan orang-orang ini.”

Aku menganggukan kepala, Justin berkata dengan gelisah: “Kak Sulistio sudah sungkan. Aku hanya membiarkan saudaraku memilih sebuah jalan untuk hidup.”

Aku tertawa sambil berkata: “Justin, meskipun kita bergaul untuk waktu yang singkat, tetapi juga termasuk lumayan tidak asing, kan?”

Justin menganggukan kepalanya, menghadapku dan berkata: “Kak Alwi, kamu tenang. Aku mengikutimu tanpa ada maksud apapun, aku hanya ingin mencari tempat makan, aku pasti akan mengikutimu dengan sepenuh hati.”

Aku berkata bahwa aku tahu, aku juga tidak bermaksud mencurigainya. Dan terlebih lagi, aku akan membagi kelompok tadi menjadi dua orang yang bertanggung jawab membawanya, dia adalah salah satunya dan orang yang membawa sekelompok tadi adalah satunya, menyuruhnya untuk melakukan dengan baik. Dia mendengarkan aku akan mempromosikannya menjadi penanggung jawab, dia sangat senang dan berterimakasih kepadaku, aku menyuruhnya pergi latihan, dia dengan cepat berlari kesana.

Sulistio melihat sosok punggungnya, berkata dengan kecil: “Kamu mempercayainya?”

Aku menyalakan rokok dan berkata: “Tidak percaya, tapi itu tidak kredibel. Hanya perlu mencari kesempatan untuk mengujinya, dan tepat sekali ada kesempatan dalam dua hari ini.”

Sulistio bertanya kepadaku kesempatan apa, aku menyuruhnya menunggu pemberitahuan.

Seharian ini sepertinya aku hanya berada di perusahaan keamanan, ketika hari sudah sore, aku teringat memesan hotel, dan berkata kepada Nody dan lainnya bahwa aku masih mempunyai urusan, malam ini aku duluan pergi. Nody tahu bahwa aku pergi berkencan, memukul pantatku dan berkata: “Pergilah, ingat pergi mandi.”

Sulistio bertanya kepadaku dengan ekspresi yang ambigu: “Kamu……perlu aku untuk membantumu beli sarung?”

Aku menyuruh mereka pergi sejauh mungkin, dan kemudian mengendarai mobil pergi ke hotel. Malam ini, aku ingin memberi Aiko sebuah malam yang indah.

Novel Terkait

My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu