Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 335 Tidak Pernah Terpikir Untuk Melepasnya

Mondy berkata ibuku dianggap sebagai buronan karena ada seseorang yang menggunakan trik untuk mengurus hal ini, dan aku selamanya tidak akan bisa menebak siapa orang itu, Mondy bahkan tidak memperbolehkanku untuk mencari tau. Jawaban yang ambigu ini sama seperti meletakkan beberapa serangga di badanku, membuat hatiku gatal sampai kesakitan yang pada akhirnya menimbulkan rasa sakit hati.

Aku memutar badanku, memandang Mondy dan berkata: “Mengapa kamu tidak membiarkanku tahu? Siapa orang itu?”

“Jika kamu tahu apa yang akan kamu lakukan?” Jawab Mondy dengan suara berat, “Mencari dan melaporkan kejahatannya?”

Tanpa pikir panjang aku langsung berkata: “Tentu saja!”

Jika bukan karena ulah orang itu, aku mungkin tidak pernah terpisah dari ibuku, tidak, mungkin dari awal kami memang sudah terpisah, tapi paling tidak setelah kami saling mengenali satu sama lain, ibuku bisa secara bebas tinggal berada disisiku, dan bukannya secara diam-diam menemuiku.

Terpikir sampai disini, rasa kebencian dalam hatiku makin berlipat ganda, aku memandang Mondy dan dengan bengis berkata: “Tidak peduli siapapun orangnya, aku akan membuat dia menyesal telah menyakiti kedua orangtuaku.”

Mondy menatap kedua mataku, dengan pandangan yang menyerah padaku dia menarik napas yang panjang dan kemudian berkata: “Aku tidak punya hak untuk memberitahumu, jika kamu benar-benar ingin tahu, langsung saja bertanyalah pada ibumu.”

Aku semakin menjadi penasaran, siapa sebenarnya orang ini, sehingga bisa menyebabkan Mondy dan Tuan Wei tidak berani angkat bicara?

Detik ini, Aiko menarik lenganku dan berkata dengan lembut: “Alwi, ketika ada beberapa hal yang belum kamu ketahui, kamu tidak perlu mengejar untuk mencari tahu lagi, duduk diam sampai jawaban itu datang sendiri. Lagipula, sekarang kamu ingin tahu jawaban itu, mungkin saat kamu mendapatkan jawaban itu, kamu akan semakin berharap seharusnya kamu tidak pernah tau jawabannya.”

Aku menatap Aiko, saat ini mukanya putih bersih, sorotan matanya penuh dengan kesedihan yang tidak bisa kuketahui, aku mengusap tangannya, tangannya sekarang sangat dingin, tiba-tiba khawatir dan bertanya padanya: “Kak, ada apa denganmu?”

Aiko menggeleng-gelengkan kepalanya dan berkata dia baik-baik saja, hanya saja kakinya sedikit sakit, aku segera merangkul pinggangnya, dia melihat Mondy sekilas, dengan muka memerah berkata: “Lepaskan aku.”

Dengan samar-samar aku berkata: “Kak, mereka bukannya tidak tahu tentang hubungan kita berdua, kita berdua juga bukan pertama kalinya melakukan hal ini di hadapan mereka, apa lagi yang membuatmu malu?”

Selesai berbicara aku merangkul Aiko meninggalkan ruangan privat itu.

Dengan cepat kami sudah meninggalkan restoran Gorgeous, baru saja keluar dari pintu, beberapa mobil sudah berhenti disana menungguku, aku dan Aiko juga Mondy segera naik ke mobil yang berada ditengah, Mondy bertanya padaku: “Alwi, kamu mau pergi ke Yancheng terlebih dahulu atau langsung pulang menuju Nanjin?”

Aku menjawab: “Pergi ke Yancheng dulu sebentar, Paman Wang sudah banyak membantuku, bagaimanapun aku harus bertatap muka dengan dia untuk mengucapkan terimakasih, oh dan juga Tante Ding, dari sejak timbulnya berbagai masalah, dia selalu mengkhawatirkanku, aku harus membiarkan dia untuk melihatku sendiri, melihat bahwa aku baik-baik saja, jika tidak, aku juga tidak bisa pergi dengan tenang.”

Mondy menganggukkan kepalanya, menggunakan alat suara untuk menginstruksi mobil-mobil lainnya, dengan begitu, kami semua pergi menuju Yancheng.

Melihat pemandangan jalan yang lewat dari jendela mobil makin lama makin jauh, sampai pada kilauan cahaya kabur dari lampu-lampu neon yang membentuk sebuah pemandangan samar-samar, beribu-ribu perasaan timbul di hatiku. Mengingat kembali ketika kami sampai di Hangzhou, saat itu kami sangat berhati-hati, takut kalau-kalau kami ketahuan dan semuanya bisa menjadi hancur. Beberapa waktu ini, aku membiarkan keluarga Han menanggung begitu banyak penderitaan, tapi mereka masih saja meninggalkan Hangzhou dengan gaya sombongnya, mau bagaimanapun keberuntungan seseorang tidak bisa menjadi sesuatu yang bisa diprediksi.

Aku memberikan cek dollar itu kepada Mondy dan berkata: “Besok cairkanlah cek dollar ini, kemudian simpanlah kedalam rekening bankku, oh ya, ambillah dua ratus juta untuk memuaskan kerja kelas kalian selama ini, termasuk juga saudaranya Sulistio dan Perusahaan Sejahtera.”

Mondy melihat angka di lembar cek dollar itu, mendecakkan lidahnya dan berkata: “Ckck, Kamu ini benar-benar berubah menjadi tuan tanah sekarang.”

Aku mengusap-usap hidungku dengan canggung dan berkata: “Sekarang ini aku hanyalah sedikit beruntung dan suatu saat nanti keberuntungan yang besar itu akan datang tepat pada waktunya.”

“Memangnya seperti itukah?” Mondy sembari menghitung deretan angka nol itu, sembari berkata: “Omong-omong aku masih tidak mengerti, mengapa kamu rela untuk menjual kepemilikan saham tersebut? Jika kamu ingin menyapu habis semua musuhmu dan mendapatkan puncak kesuksesan, memenangkan permainan di Hangzhou kemungkinan besar adalah kewajibanmu, memiliki kepemilikan saham keluarga Han juga bisa mengurangi masalahmu, juga membantumu untuk mengumpulkan semua kekuatan, benar kan?”

Aku mengangguk-anggukkan kepala dan berkata: “Tepat sekali.”

“Dan kamu masih menjualnya?” Jawab Mondy yang sepertinya masih belum mengerti maksutku.

Aku samar-samar berkata: “Aku tidak bisa mengontrol keluarga Han sendirian, makanya sejak dari awal aku tidak berencana untuk merebut kepemilikan saham keluarga Han, Tuan Han memberikan kepemilikan saham itu padaku juga karena dia mengira aku menginginkan posisi pekerjaan yang aku sukai di Hangzhou, yaitu semua kepemilikan keluarga Han, tapi dia tidak tahu bahwa alasanku menginginkan kepemilikan saham itu karena aku ingin menyerang Chandra dan juga untuk mempermalukan keluarga Han. Kalian percaya tidak percaya, kalau aku berada di hadapan Tuan Han dan menjual kepemilikan saham itu ke Tuan Wei, mungkin dia akan langsung muntah darah dan mati disitu.”

Sampai disini, aku sedikit menyesal dan berpikir: “Sayang sekali, jika dia benar-benar mati disana, aku dan Tuan Wei tidak bisa lari dari tanggung jawab dan aku tidak bisa melakukan hal sebodoh ini, aku berpikir, besok pagi-pagi sekali, dia akan segera tahu berita ini dan saat itu juga dia akan sangat terguncang dan mati, dan itu tidak ada urusannya denganku sama sekali, lagipula dia sendiri yang berinisiatif memberikan kepemilikan saham itu padaku, aku punya hak untuk menangani saham ini.”

Membayangkan keesokkan paginya Johnson akan mengetahui berita ini, aku akan merasa sangat senang diatas penderitaannya.

Aku berkata: “Tentunya, aku melakukan ini semua ini karena aku masih punya dua tujuan, yang pertama, aku mau dengan sengaja mengacaukan biaya pajak Hangzhou, kalian juga pasti tahu, saat ini keluarga Han sedang dalam kemakmuran dan keluarga Wei sedang melemah, negara cenderung akan menjadi ketat, dan keluarga Yan, akan mengalami kemerosotan, keluarga Guo dan keluarga Han saat ini menukar keuntungan dengan ‘ketenangan’ sementara, tapi keluarga Guo tidak akan pernah melupakan perbuatan yang dilakukan Chandra, saat ini mereka hanya perlu sebuah sumbu dan akan segera masuk dalam kondisi yang panas membara. Sumbu ini yaitu keluarga Wei yang merebut sepuluh persen kepemilikan saham keluarga Han, keluarga Guo perlu berpikir untuk menyingkirkan keluarga Yan dan keluarga Han, sepuluh persen ini adalah kunci utamanya, keluarga Han harus berusaha untuk mempertahankan posisi keluarganya di barisan pertama, sepeluh persen ini juga sangat penting, dan keluarga Wei mereka sudah memilikinya, kemungkinan akan ada situasi yang berbalik, mereka tidak akan secara langsung saling menyingkirkan.”

Mondy dengan suara rendah berkata: “Bagaimana dengan keluarga Han?”

Aku menatap sekilas Aiko dan melanjutkan: “Keluarga Yan telah melukai keluarga Han, dan dari dulu tidak pernah berhubungan baik dengan keluarga Guo, maka dari itu tidak perlu memikirkan keluarga Wei, menurut kalian apa yang dapat menimpa keluarga mereka?”

“Akan menakutkan jika diserang dan dihabisi oleh koalisi tiga keluarga lainnya.” Mondy menjawab dengan hati-hati dan juga menatap Aiko sekilas.

Aku berkata: “Kamu benar.”

Meskipun Aiko dan keluarga Yan dari dulu mempunyai hubungan yang cukup menarik, tapi aku benar-benar tidak bisa melepaskan keluarga Yan, ini adalah harga yang harus mereka bayar.

“Percaya kepada masa depan yang semakin dekat, akan muncul situasi dimana tiga pihak memliki kekuatan yang sama di Hangzhou, akan tetapi pertarungan tiga pihak ini bisa sangat-sangat sengit, karena kekuatan mereka semua sebanding, maka didalam sebuah momen yang panjang, tiga keluarga akan berada di kondisi yang menggelisahkan, ini juga nantinya akan membawa dampak baik ketika kita tiba di Hangzhou kan?”

Aku menarik napas dalam-dalam, berkata: “Mengenai tujuan keduaku, ini sangat sederhana, aku mau membiarkan Tuan Wei belajar dari pengalaman pahitnya, seketika mengingat kerugian terhadap keluarga Han ini disebabkan oleh Chandra, aku tidak akan membiarkan Chandra memiliki peluang untuk berbalik, tentunya, aku mau memastikan bahwa Chandra mendapatkan hukuman matinya, permasalahan besok adalah yang terpenting.”

Mondy memahami perkataanku dan menjawab: “Tenanglah, rumor itu telah kusebarkan, besok semua orang di Hangzhou akan mengetahuinya, Chandra telah menyebabkan kerugian besar terhadap keluarga Wei, dan mereka juga akan tau betapa sombong dan kejamnya dia, aku rasa beberapa anggota keluarga Han juga menentangnya untuk menjadikan Chandra sebagai pemimpin mereka, dan aku juga mendengar bahwa ayahnya tidak mencintai Chandra, tapi mencintai adiknya laki-laki. Tidak peduli karena tekanan dari rumor itu, atau karena kasih sayang ayahnya Chandra, Tuan Han selamanya akan mengambil warisan dari posisi Chandra sebagai kepala keluarga.”

Aku tersenyum dingin dan berkata: “Tentu saja, keberuntungan yang tidak biasa, tiba-tiba jatuh hancur menjadi debu dan dibenci orang, figure yang tertolak, seketika menjadi perusak aspirasi mulia, pagi dan malam tenggelam dalam alkohol, di waktu ini, jika ada seorang wanita menyukai dia, diapasti akan sangat terharu bukan? Dua orang ketika berhubungan dengan intens apa yang akan terjadi, hasilnya di akhir dia akan mengetahui, ternyata wanita itu mengidap penyakit AIDS, dia juga akan tertular penyaki itu, pada akhirnya dia hanya akan menunggu saat kematiannya. Menurutmu…… apakah akhir cerita ini sangatlah sempurna?”

Ini adalah rencanaku menyerang Chandra, aku tidak bisa membiarkannya begitu saja, mendapatkan ganti rugi dari janjiku untuk tidak menyerang keluarga Han, tapi aku tidak pernah berkata akan menyerah untuk menyerang Chandra.

Tidak ada kelemah-lembutan dari suaraku, suasana dalam mobil juga hening dan menakutkan, Mondy dan Aiko menatapku dengan sedikit terkejut, aku tersenyum dan berkata: “Aku seperti ingin menunjukkan sisi jahatku ya? Ideku ini bukankah terlalu kejam?”

Mondy samar-samar berkata: “Sedikit, tapi sangat bagus, dan aku menyukainya.”

Aku tersenyum dan menatap Aiko dengan gugup, takut kalau-kalau dia membenci diriku yang sekarang, dia membalas tatapanku, pandangannya lembut, dengan penuh arti berkata: “Kelihatannya, setelah ini aku tidak perlu mengkhawatirkan Alwi dianiaya oleh orang lain.”

Aku menariknya pelan dalam pelukanku, dengan lembut berkata: “Tentu saja, mulai dari sekarang, aku akhirnya tidak perlu lagi bersembunyi di belakangmu, melihatmu bimbang disaat aku dalam keadaan hidup dan mati, mulai sekarang aku sudah bisa menjadi pohon besar yang melindungimu.”

Aiko menutup matanya dan tersenyum, dua garis air mata malah menetes di wajahnya, dengan lembut aku bertanya: “Kenapa kamu menangis?”

“Aku senang.” Aiko menjawab dengan suara rendah, menggenggam kelima jariku dan sekarang sepuluh jari telah bersatu, cincin di jari manisnya terlihat sangat berkilau.

Aku tidak ingin merusak momen hangat ini, dengan nada ringan aku berkata: “Maukah kamu berbaringlah di tubuhku untuk tidur sebentar?”

“Ya.” Aiko berbaring di kakiku, dia menggumamkan beberapa kata tapi aku tidak mendengarnya dengan jelas, bertanya padanya apa yang sedang dia gumamkan, dia membuka matanya yang penuh dengan air mata kebahagiaan, dengan lembut berkata: “Aku bilang, jika saat ini waktu berhenti sejenak alangkah indahnya, tapi sayang, waktu tidak menunggu manusia, dan manusia juga tidak bisa mengimbangi waktu yang berjalan.”

Aku tersenyum dan membelainya, berkata: “Tapi kamu dan aku bisa selalu bersama, dan itu sudah cukup bagiku.”

Novel Terkait

Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu