Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 822 Menang

Ketika aku mengatakan ini, aku tiba-tiba melaju dan berlari ke hutan, kemudian aku bergegas ke tempat yang cocok untuk bersembunyi, aku sengaja meninggalkan jejak kaki, melepas sepasang sepatuku, dan membiarkan satu sepatuku kelihatan, kemudian aku dengan cepat bergerak ke depan, meletakkan satu sepatuku yang lain dengan cara yang sama, lalu aku bergegas masuk ke hutan dan dengan cepat naik ke puncak pohon yang lebat, pohon ini sangat tinggi, daunnya yang rimbun cukup untuk menutupi tubuhku supaya tidak terlihat dari bawah, tetapi aku masih tidak yakin, aku dengan cepat menarik beberapa cabang dan menjalinnya untuk menjadi bahan penyamaranku, dan kemudian aku menerbangkan puntung rokokku dan diam-diam menunggu kedatangan mangsa.

Alasan aku berani menghabiskan waktu untuk mengatur semua ini adalah karena kedua puluh orang itu tidak dapat mengikutiku dengan segera, karena aku sudah memberitahu Rudi

untuk menunda waktunya.

Meskipun Rudi terkadang ingin membunuhku, tetapi setidaknya hari ini, dia tidak ingin aku kalah.

Benar saja, pihak lawan datang telat, dua puluh orang bergegas dengan sangat cepat, kemudian, sepuluh orang mulai mencari tempat untuk bersembunyi, sepuluh orang lainnya berbagi menjadi dua jalur, dan mereka bergegas masuk ke hutan untuk mencari keberadaanku. Pada saat ini, mereka yang berbagi dua jalur itu, pada waktu bersamaan, menemukan sepatuku yang aku tinggalkan di tengah jalan, mereka tidak tahu bahwa aku merancang dan mengatur sesuai strategi yang mungkin mereka terapkan, mereka langsung menembak ke dua tempat, aku tersenyum dingin, aku mengangkat senapan sniper dan mulai menembak ke arah mereka.

Bunyi tembakan terdengar, beberapa orang meraung di tanah, tetapi tidak mati, mereka ditembak olehku dibagian kakinya, darah segar segera mengalir dan beberapa orang berteriak kesakitan sambil memegang kaki mereka. Aku tidak membunuh mereka karena begitu mereka terluka maka seseorang akan tinggal untuk menjaga yang terluka, jadi ini akan mengurangi jumlah lawanku.

Semua orang menjadi panik dan melihat ke arahku dan kemudian terdengar suara tembakan, hanya saja jarak mereka terlalu jauh dariku, aku berdiri dan menembak di ketinggian sekitar 1500 meter, tidak ada tekanan, dan tembakannya tepat, sedangkan mereka? Aku bukannya mau meremehkan kemampuan mereka, kemampuan kami benar-benar beda jauh.

Aku segera turun dari pohon, selama waktu ini, pihak lawan sudah bergerak menyusulku, aku bergegas melewati hutan, aku berlari sambil melepaskan tembakan ke belakangku, mereka yang berada di depanku tertembak kakinya sedangkan orang yang bersembunyi, mereka terus bersembunyi sambil menunggu kesempatan.

Beberapa orang kehilangan kekuatan bertarung mereka, dan segera seseorang datang untuk memeriksa luka mereka, aku terus melaju ke depan, pada saat ini, hanya ada satu pikiran di otakku, yaitu bergegas keluar dari hutan ini.

Namun, aku sepertinya meremehkan kekuatan orang-orang ini, atau bisa dibilang kekuatan beberapa orang dari mereka. Aku jelas merasakan bahwa ada tiga orang yang sangat cepat, mereka jelas-jelas tertinggal jauh dariku, tetapi mereka sekarang berada tepat di belakangku, bahkan sepertinya mereka hampir bisa mengejarku.

Bukannya aku berkata sombong, aku sudah lama tidak bertemu orang yang kecepatannya sama denganku, hari ini aku akhirnya menemukannya bahkan sekaligus menemukan tiga orang.

Aku mengambil napas dalam-dalam, aku segera melarikan diri dan bersembunyi di belakang bukit, kemudian, aku mendengarkan pergerakan di sekitarku dengan diam.

Langkah kaki di rumput tiba-tiba berhenti, seolah-olah ketiga orang itu menghilang pada saat yang sama, aku diam-diam memeriksa senapan sniper, menarik napas dan berpikir tentang bagaimana untuk menghadapi orang-orang ini.

Ketiga orang ini sedang mencari keberadaanku, begitu mereka tahu tempat persembunyianku, mereka pasti akan menembak di saat yang sama, pada saat itu, aku benar-benar bahaya, meskipun aku tidak tahu kejituan menembak mereka, tetapi kecepatan mereka bisa sama denganku, dan ketika mereka bersembunyi bahkan aku saja tidak bisa mendeteksi keberadaan mereka, aku pikir seharusnya standar tembakan mereka tidak buruk, mungkin kalau mereka tidak sebaikku kalau satu lawan satu denganku, tetapi jika mereka bertiga bersatu, sepertinya aku akan kewalahan, apalagi mereka punya sekelompok bantuan di belakang mereka.

Memikirkan hal ini, aku merasa sedikit tertekan, aku menarik napas dalam-dalam, aku merasa aku harus memastikan keberadaan mereka terlebih dulu dan baru memikirkan rencana selanjutnya. Aku mengeluarkan pisau kecil, menggali lubang kecil di gundukan tanah di depanku, besar lubang itu cukup untuk memasukkan senapan sniper ke dalamnya, setelah aku memasukkan senapan sniper ke dalam, aku melihat sekeliling melalui cermin senapan dan menemukan bahwa ada bayangan buram bersatu di ruang terbuka tidak jauh dariku, bayangan itu berada di antara daun wana-warni.

Aku melihat ke arah bayangan dan melihat ada pohon besar di atas bayangan, dengan cabang-cabang berdaun lebar, sekilas, tidak terlihat ada kelainan sama sekali, tetapi ketika melihat ke atas mengikuti bayangan itu, aku menemukan warna hijau di sana sangat mencolok dan ranting-rantingnya sangat rapat, beberapa cabang terlihat jelas diambil dengan sengaja, tetapi karena terlalu banyak pohon-pohon di sini dan pohon-pohonnya sangat padat, jadi jika penglihatannya kurang tajam, maka meskipun melihatnya tetapi tidak bisa melihat ada kelainannya.

Setelah mengunci posisi orang itu, aku langsung menembak tanpa ragu-ragu.

Aku harus mengatakan bahwa orang di pohon itu sangat luar biasa, karena pada saat peluruku melesat, dia meloloskan diri dan langsung melompat ke bawah pohon, tetapi, aku sudah memperhitungkan hal ini, jadi peluruku tidak mengarah ke tengah dua alisnya, tetapi setelah aku menghitung jika dia melompat turun, dengan kecepatan dan posisinya, dan memutuskan ke mana aku harus menembak, jika dia tidak bergerak, maka tembakanku ini akan mengenai pahanya, jika dia bergerak, maka aku minta maaf karena tembakanku ini akan mengenai tepat di antara dua alisnya.

Dan faktanya sama seperti perkiraanku, hanya terdengar suara”teng”, orang itu jatuh ke tanah dan ada lubang di jidatnya.

Ini terjadi secara cepat, dan setelah aku melepaskan satu tembakan, dua orang yang bersembunyi lainnya menembakkan beberapa tembakan ke arahku dengan marah, aku meringkukkan badanku untuk menghindari serangan-serangan ini, tetapi, sepertinya bukit ini akan segera diratakan oleh serangan cepat pihak lawan, sampai waktunya, aku tidak akan bisa melarikan diri lagi.

Aku tidak bergerak dan diam-diam menghitung berapa peluru yang mereka tembak, kemudian suara tembakan menjadi berkurang, aku tahu, bahwa ada seseorang yang pistolnya kehabisan peluru, aku tidak ragu-ragu untuk mengangkat senapan sniperku, aku menembak beberapa tembakan ke arah yang aku kunci. Sebuah peluru menembus hutan dan bergulir ke arahku, kakiku menendang ke tanah, tubuhku berguling di udara, dan pada saat yang sama aku melepaskan tembakan ke arah datangnya peluru, kemudian, tubuhku jatuh dengan keras di tanah, aku menopang tubuhku dengan satu tangan untuk menghindari tubuhku langsung jatuh ke tanah, kemudian, aku melihat ke dua arah dan setelah sepuluh detik, tidak ada yang melepaskan tembakan.

Meskipun aku tahu bahwa keahlian menembakku sangat akurat, tetapi menghadapi orang-orang hebat ini, aku tidak berani ceroboh, dan aku tidak berani mengatakan bahwa aku sudah menembak mereka, jadi aku mengambil pistol yang ada di tanganku dan melemparnya ke langit, tetapi akhirnya tidak ada yang melepaskan tembakan, aku menyadari bahwa ketiga orang ini telah aku musnahkan, aku bernapas lega, aku meraih pistolku kemudian berbalik menuju ujung hutan.

Tidak tahu apakah karena aku terlalu cepat atau apa, di waktu berikutnya, tidak ada yang datang menyusulku, setelah aku memasang beberapa perangkap di jalan, aku menunggu di sana dan aku berpikir jika mereka masuk dalam perangkapku maka aku akan mematahkan kaki mereka seperti sebelumnya, dan membuat mereka kehilangan kekuatan bertarung mereka, dan ini pasti akan membuat Billie marah besar.

Tentu saja, aku sebenarnya sangat ingin membunuh mereka, tetapi meskipun Billie mengatakan dia tidak akan menyuruhkan bertanggungjawab, siapa tahu dengan apa yang akan dipikirkan oleh ayahnya, jadi aku lebih baik tidak membunuh begitu banyak orang, lagipula dengan membuat orang-orang ini cacat maka itu dapat dianggap bahwa aku telah menyelesaikan tugasku.

Aku sambil berpikir sambil melihat kejauhan, aku berpikir, kalau berdasarkan kecepatan mereka, pasti sekarang sudah sampai, tetapi anehnya, aku menunggu dan menunggu lagi, tetapi tidak ada yang datang, instingku memberitahuku bahwa pasti sesuatu telah terjadi, aku mengerutkan keningku dengan tidak berdaya, aku tidak menunggu di sini lagi, aku bangkit dan berjalan kembali, akhirnya aku menemukan bahwa tiga mayat tadi telah hilang, tidak hanya itu, tujuh belas orang lainnya juga sudah hilang, tidak jauh dari hutan, terdengar suara samar-samar orang yang lagi marah.

Suara ini seharusnya suara Billie, kenapa? Apakah mereka tidak mau bertarung denganku lagi?

Aku berpikir sambil berjalan keluar dari hutan, begitu melihatku keluar, Rudi berkata dengan gembira:”Alwi, kamu sudah keluar ya? Mengapa begitu lambat?”

Aku melihat tampangnya yang sombong, lalu melihat beberapa mayat yang ada di depan Billie dan raut mukanya yang seperti mau membunuh orang, aku berkata:”Apakah aku lambat? Aku masih ingin bertanya kepada Billie, waktu permainan yang kamu sebut belum habis, kenapa orang-orangmu melarikan diri seperti pengecut?”

Aku sengaja menekankan suaraku di pengecut , dan membuat wajah Billie memerah karena marah, dia menunjuk ke arahku dan bertanya:”Siapa sebenarnya kamu?”

Rudi tidak menungguku berbicara dan dia berkata:”Dia, dia tentu saja orang yang melenyapkan seluruh anak buahku itu.”

Novel Terkait

Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu