Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 176 Siapa yang Mempermainkan Siapa?

Aku meminta Felicia untuk menunggu aku pulang, jari telunjuknya menyentuh ujung hidungku dengan ringan, dia menggigit bibirnya, matanya sangat menggoda, hembusan nafasnya bagaikan anggrek, dia berkata : "Sampai jumpa malam ini, jika malam ini kamu meninggalkanku sendirian lagi, maka aku akan mencari orang secara acak dari jalan."

Aku dengan marah mendengar perkataannya, hingga menciumnya untuk menghalang kata-kata berikutnya, menciumnya hingga matanya berkabut, hingga tidak bisa membedakan siang dan malam, baru melepaskannya dan berkata : "Besok aku akan membuatmu tidak bisa bangun dari tempat tidur jika kamu masih memainkan lelucon ini lagi!"

Felicia terkekeh dan berkata : "Aku tidak takut, aku hanya tidak tahu apakah kamu mampu melakukannya atau tidak."

Dasar wanita siluman! Aku mencubit pinggangnya, mengatakan bahwa malam ini aku akan membuktikan bahwa aku mampu melakukannya atau tidak.

Pada saat ini, ponselku berdering, aku mengambilnya lalu melihat siapa yang menelepon, ternyata panggilan dari pebawa acara Zuzina, dia mengatakan bahwa dia telah tiba di Sanny Club dan bertanya kapan aku akan kesana.

Zuzina adalah pembawa acara kelas satu di kota Nanjin. Program dokumenter yang dia bawakan selalu memiliki peringkat penonton yang sangat tinggi, tetapi dia memiliki pandangan yang sangat tinggi, orang biasa tidak akan bisa mengundangnya untuk menjadi pembawa acara. Biasanya, dia pasti tidak akan bersedia untuk mewawancaraiku, namun belakangan ini karena masalah perdagangan perusahaan sangatlah heboh, namaku mendominasi topik panas Weibo, dan antusiasme tinggi tentang aku dan perusahaan. Jadi ketika aku menghubungi Zuzina tadi malam, dia segera setuju untuk mewawancaraiku.

Dan tidak ada yang tahu bahwa 'wawancara' ini adalah bagian penting dari aksi balas dendamku pada Claura.

Menarik kembali pikiranku, aku memberi tahu Zuzina bahwa aku akan segera pergi kesana.

Meninggalkan Benz, aku mengajak Nody dan yang lainnya untuk bergegas ke Sanny Club. Pada saat aku tiba disana, Zuzina dan fotografer sudah menunggu di sana. Dia mengenakan pakaian formal dan mengenakan kacamata, dia terlihat seperti memiliki keindahan intelektual yang elegan, ketika melihat aku datang, dengan antusias dia berkata : "Tuan Alwi, benarkan? Halo, aku Zuzina. "

Aku mengulurkan tangan bersalaman dengannya, mengatakan : "Kak Zuzina jauh lebih cantik daripada yang terlihat di TV."

Sepatah kata ini pun membuat Zuzina sangat senang, dia mengedipkan matanya padaku, tetapi dia bisa menjaga tingkatnya dengan baik. tidak membuatku acuh tak acuh maupun membuatku berpikir dia ingin tidur denganku, lalu mengatakan : "Sore ini, tuan muda Sonny meneleponku, hei, bagaimana kamu bisa mengenal tuan muda Sonny?"

Aku tahu wanita ini sangat baik terhadapku, pasti untuk memberi Sony muka.

Untungnya, aku tidak peduli akan hal ini, dan dengan berpura-pura mengatakan : "Bisa dikatakan bahwa kita berdua adalah saudara angkat."

Zuzina menatapku dengan sedikit terkejut. Senyum di wajahnya lebih ramah lagi, lalumengatakan : "Ternyata begitu, pantas saja dengan apa yang terjadi pada perusahaan, bagaimana mungkin kamu bisa begitu tenang, ternyata karena ada sebuah pohon besar dibelakangmu."

Aku sengaja membuat gerakan "sst" dengan misterius, dia menganggukkan kepalanya, bertanya apakah kita bisa memulai wawancara sekarang? Aku menggelengkan kepala, berbisik ditelinganya : "Kak Zuzina, kamu memiliki banyak teman di lingkaran ini kan? Bisakah kamu membantu aku menghubungi orang-orang ini untukku? Aku berharap mereka dapat menjadi 'pendengar'."

Zuzina sedikit mengernyit, "Bukankah ini tidak terlalu baik?"

Aku tersenyum dan mengatakan : "Apa yang tidak baik? Kak Sonny sudah mengatakannya, ketika hal ini selesai nanti, dia pasti akan mengundang kamu untuk makan bersama. Kemudian nanti aku akan mencoba apakah bisa meminta Paman Song untuk ikut kesana, kamu sudah menjadi pembawa acara untuk waktu lama, pasti ingin naik ke level berikutnya kan? "

Apa yang aku maksudkan sudah sangat jelas. Lagi pula Zuzina jelas sangat tertarik dengan tawaranku, dia menganggukkan kepala dan menyetujuinya, lalu dia pergi ke sebuah sudut untuk menelepon.

Setengah jam kemudian, ada lebih dari 20 reporter datang satu per satu. Aku benar-benar terkejut dengan pengaruh Zuzina.

Kantorku bergaya Jepang, ada dua kamar, ditengah kamar ada sebuah  pintu geser yang dikendalikan dengan remote control, ketika pintu itu ditutup terlihat seperti dinding. Aku meminta Sulistio untuk menyiapkan meja dan kursi di sini,  memberikan teh yang baik kepada para reporter ini, dan memberi mereka masing-masing voucher belanja supermarket sebanyak empat juta rupiah, lalu memberi tahu mereka bahwa mereka diharapkan untuk menunggu di sini selama setengah Jam.

Bagi para reporter itu, mendapatkan empat juta rupiah selama setengah jam sama sekali tidak rugi. Selain itu, Zuzina mengungkapkan hubunganku dengan tuan muda Sonny secara sengaja maupun tidak sengaja, dan tidak ada dari mereka yang mengeluh.

Zuzina bertanya padaku apakah bisa memulanyai sekarang? Aku menggelengkan kepala dan berkata, "Pertunjukkan ini masih kurang seorang pemeran utama."

Zuzina menatapku dengan aneh, aku menelepon Claura dia mengankat dengan cepat, bertanya apa mauku dengan nada buruk, aku berkata, "Sepanjang sore ini, aku terus memikirkan hubungan kita, aku merasa kita perlu bertemu dan membahasnya."

Claura berkata dengan dingin, "Apa lagi yang kamu lakukan?"

Aku berkata, "Apayang ingin aku lakukan? Bisakah aku mengartikan kata-katamu sebagai rasa takutmu padaku?"

Claura tiba-tiba tertawa, dia berkata : "Alwi. Aku tidak akan pernah takut padamu, tapi aku ingin mengingatkanmu bahwa jika kamu berani melakukan hal yang buruk, aku akan membuatmu menyesali keputusan hari ini!"

Setelah selesai berbicara, Claura langsung menutup telepon, aku melihat ponsel dan berpikir bahwa wanita ini sama sombongnya dengan dulu, tetapi sayangnya, asal aku sedikit menekannya, maka dia akan patuh.

Zuzina bertanya siapa yang kutelepon, dengan tak berdaya aku menjawab : "Mantan istriku, yang juga merupakan pemimpin dari insiden ini."

Zuzina terlihat terkejut, bertanya apakah aku sudah menikah? Aku menganggukkan kepala, dan bertanya padanya apakah dia mengetahui Aisyah Club?

Claura sekarang menjadi pengusaha wanita terkenal di Nanjin. Ada banyak tempat dan perusahaan terdaftar di bawah tangan Anda, tetapi yang paling terkenal adalah Aisyah Club. Sejauh yang aku tahu, tidak ada orang kelas atas di Nanjin yang tidak menyukainya, para pria menyukainya karena disana ada berbagai jenis wanita cantik, para wanita menyukainya karena disana ada banyak cendikiawan yang lembut, selain itu, fasilitas layanan di sana sangat bagus. Claura sebagai bos dari Aisyah Club juga memiliki tampang yang sangat cantik, memiliki latar belakang yang kuat, dan hubungan interpersonal yang luas, ada banyak pria dan wanita pergi ke sana untuknya. Aku berharap dapat memperluas koneksiku melalui dia, dan Zuzina juga memiliki tujuan yang sama.

Zuzina tampak terkejut, menatapku, setelah beberapa saat mengatakan : "Apakah kamu ingin memberitahuku bahwa mantan istrimu adalah pemilik dari Aisyah Club?"

Aku mengangguk, dia menatapku dengan kaget. benar yang dikatakan orang untuk tidak melihat orang berdasarkan penampilannya. Aku memikirkan dia tahu semua masalahku dengan Claura, mungkin dia akan lebih terkejut.

Semua wanita adalah spesies penggosip, tentu saja, Zuzina tidak terkecuali, dia segera bertanya kepadaku tentang Claura, ini adalah hal yang aku tunggu-tunggu.

Aku menghela nafas dan berkata : "Aku hanya bisa menyalahkan diri, karena terlalu tampan Claura sampai cinta mati, tetapi dia telah melakukan sesuatu yang tidak bisa aku terima, jadi kita hanya bisa bercerai, siiapa tahusetelah bercerai dia malah merasa tidak tega, kemudian dia membeli penanggung jawab perusahaanku dan melakukan serangkaian hal ini. dia bersikeras untuk menghancurkan perusahaanku dan menghancurkan reputasiku. Mungkin dia berpikir dengan melakukan ini, aku hanya bisa kembali ke sisinya. "

Setelah diam beberapa saat, dengan marah aku mengatakan : "Tetapi aku adalah seorang pria, bagaimana mungkin aku bisa dikalahkan dengan semudah ini? Kenapa aku harus mengakui perbuatan yang tidak pernah aku lakukan? Jadi aku mengundang Kak Zuzina untuk datang dan mewawancaraiku. Aku berharap bisa mendapatkan bantuan dari platform stasiun TV untuk menghapus semua tuduhan terhadapku dan membuktikan bahwa aku tidak bersalah. "

Zuzina memasang ekpresi 'ternyata begitu' diwajahnya, dengan terkejut mengatakan bahwa dia tidak mengira bahwa Claura akan menjadi wanita yang nekat. Meskipun dia berkata begitu, namun dia bukanlah orang bodoh, dia juga tahu tahwa tanpa bukti yang cukup, aku tidak bisa menghapus tuduhan terhadapku, jadi dia mengatakan, "Alwi, meskipun aku benar-benar ingin membantumu, namun jika kamu tidak menemukan bukti, tidak ada orang yang mempercayaimu, jika membantumu dengan gegabah...."

Aku memotong perkataannya dan berkata : "Kak Zunina tenang saja, aku mengerti maksudmu, aku tidak akan merusak reputasimu, jadi aku menyuruh Claura untuk datang, seperti kata pepatah, 'jika aku lurus, tidak perlu takut bayanganku miring', hari ini aku akan menghadapi Claura. "

Zuzina menganggukkan kepala. Kalau begitu, dia pasti akan membantuku, aku membisikkan sesuatu di telinganya, dia mengangguk mengerti dan mengatakan bahwa dia sudah tahu.

Sebentar lagi Claura akan tiba, aku mengirim pesan teks ke Aiko, kemudian menunggu kedatangan Claura dengan tenang.

Sepuluh menit kemudian, Claura tiba seperti yang diharapkan. Ketika dia melihat kamera yang diletakkan di ruangan dan Zuzina duduk di sampingku, dia sedikit mengernyit, lalu bertanya : "Alwi, apa yang kamu lakukan?"

Aku melihatnya dan berkata, "Bukankah ini hal yang sangat jelas? Aku sedang diwawancarai, oh ya, sekarang kami sedang melakukan siaran langsung televisi, dan semua yang kamu katakan akan diketahui publik."

Claura masuk kedalam ruangan sambil tersenyum dingin, lalu mengatakan : "Jadi mau gimana?”

Aku mengangkat alis dan melirik Zuzina. Dia meletakkan kedua tangannya di atas paha, lalu dengan sungguh-sungguh mengatakan : "Nona Claura, begini, Tuan Alwi baru saja mengatakan kepada aku bahwa insiden perusahaan Bintang Harapan adalah rekayasa yang anda rencanakan, semua ini untuk memulihkan reputasi Tuan Alwi yang juga merupakan mantan suamimu, apakah itu semua benar? "

Claura menatap Zuzina dengan tajam, lalu dia berjalan ke sofa di seberangku dan duduk disana, lalu mengatakan : "Zuzina, tidakkah kamu tahu bahwa pencemaran nama baik itu ilegal?"

Zuzina dikejutkan oleh aura kuat yang dipancarkan Claura. Seketika itu juga, nada suaranya melunak, mengatakan : “Aku hanya pernah mendengarnya, jadi bukankah sekarang aku sedang membuktikannya? Jika anda tidak bersalah, maka tunjukkanlah buktinya."

Aku menganggukkan kepala dan berkata : "Benar, Claura, jika kamu merasa bahwa aku sedang asal bicara, maka keluarkan buktinya, jika kamu tidak bisa mengeluarkan bukti, bagaimana cara untuk membuktikan bahwa aku berbohong? Lagi pula, jika benar kamu tidak memiliki maksud yang lain, kenapa orang yang bertanggung jawab untuk masuk barang dan supir itu langsung mengundurkan diri pada keesokan harinya, lalu bekerja diperusahaanmu?"

Claura  tersenyum kecil, dengan kecewa mengatakan : “Alwi, aku pikir Kamu sudah menemukan cara yang bagus untuk berurusan denganku, tidak disangka ternyata kamu menggunakan cara murahan seperti ini! Baiklah, kamu yang menyuruhku membuktikan diri bahwa aku tidak bersalah, aku akan membuktikan untukmu!”

Setelah mengatakannya, Claura menepuk kedua tangannya. Lalu, Fuiz dan Monica berjalan masuk bersama.

Ketika aku melihat Monica, aku memanggilnya dengan gugup, dia menundukkan kepalanya, tidak berani melihatku. Claura tertawa dingin lalu mengatakan : "Nona Monica, tolong beri tahu semua penonton televisi bagaimana cara Alwi membuat kamu untuk melemparkan semua kesalahannya kepadaku.”

Seluruh ruangan menjadi sunyi, Monica menatapku dengan sedih, lalu menatap Claura dengan cemas dan takut, dia memerankan orang yang batinnya sedang bergumul dengan sangat baik, aku berpikir kemampuan akting wanita ini benar-benar sangat bagus.

Pada saat ini, Monica menangis dan mengatakan : "Claura, walaupun kamu menculik orang tuaku sekalipun, aku akan melemparkan semua kesalahan kepada Tuan alwi."

Novel Terkait

Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu