Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 435 Tuduhan yang Tidak Bisa Dibersihkan?

Apakah sudah memutuskan bagaimana cara untuk membereskan Hendrik, suasana hatiku sangat bagus, pergi berlatih degan tenang. Pada masa ini, tidak peduli bagaimana cara orang menatapku, bahkan aku tidak akan ada perasaan apapun walau ada orang yang mencemoohku dibelakang, sampai sejauh ini, cemoohan dan jebakan seperti apa yang tidak pernah aku hadapi, badai sekecil,hanya terasa bagaikan tetesan air hujan gerimis di tubuhku, aku tidak memperdulikannya.

Namun, semakin aku menunjukkan seberapa tidak perdulinya aku, masih ada beberapa orang yang akan merasa tidak enak, karena dimata mereka, jika aku telah membuat kesalahan, maka aku harus merasa bersalah dan harus berhati-hati, namun aku tidak ada bedanya dengan biasanya, jadi mereka merasa tidak senang, ada orang yang berjalan sampai disampingku lalu meludah, berjalan melaluiku dan dengan nada marah mengatakan : "Dasar tidak tahu malu, dia bahkan tidak merasa bersalah sedikitpun setelah mencuri barang orang lain, apakah orang yang tidak tahu malu ini masih memiliki hak untuk menjadi seorang prajurit?"

Setelah dia selesai mengatakannya, ada orang yang mengatakan : "Makanya, jika aku adalah orang itu, sebelum atasan mengecek hal ini, aku akan mengakui kesalahanku terlebih dahulu, mana mungkin masih memiliki wajah seperti orang yang tidak ada masalah."

"Betul sekali, Hendrik sungguh sangat kasihan, katanya demi meneliti rencana pelatihan ini, dia sampai begadang selama beberapa malam, dia melakukan semua ini agar dengan rencana pelatihan ini bisa memiliki hubungan yang baik dengan semua orang, siapa tahu malah dicuri oleh orang lain."

"Si Reino ini suka menjadi pusat perhatian, aku rasa dia melihat bahwa orang lain sudah melupakan masalahnya dengan Kapten Daniel, jadi dia memikirkan cara untuk meningkatkan kepopularitasannya, akhirnya dia tidak menonjol dalam hal lain, jadi dia hanya bisa mencuri hasil jerih payah orang lain."

....

Mendengar perkataan mereka, aku tidak tahu harus menangis atau tertawa, apakah ini yang disebut dengan berbahagia diatas penderitaan orang lain?

Alver yang mudah marah itu ingin memukul mereka, namun aku menariknya, sambil tersenyum berkata : "Tidak perlu pergi, biarkan mereka senang sendiri, lagi pula perkataan mereka tidak memiliki efek apapun terhadapku."

"Aku mengetahui watak kamu yang baik, namun jelas-jelas kamu tidak bersalah, kenapa kamu yang dihina dan disindir? Aku lihat, merekalah yang tidak bisa melihat kamu baik." Kata Alver dengan emosi.

Ekspresi wajah Jordan juga berubah buruk, dia mengepalkan tangannya, dia yang selalu menyuruh kita untuk menahan diri itu, mungkin juga sudah tidak tahan lagi.

Melihat mereka berdua yang seperti ini, hatiku terasa hangat, sambil tersenyum berkata : "Tenang saja, akan ada saatnya untuk mereka menampar diri mereka sendiri."

Sampai saat ini, aku melihat ke arah gedung yang tidak jauh, menyadari bahwa kepala pimpinan bersama dengan beberapa komandan sudah datang, selain itu, juga ada kapten dari tim kecil lainnya. Setelah pelatihan kelompok usai, beberapa kapten dipanggil ke kantor, mungkin untuk membahas masalah ini. aku merasa sedikit aneh, apa yang dilakukan oleh atasan? Begitu juga dengan Hendrik, tidak tahu bukti apa yang telah dia siapkan untuk mengkambing hitamkan aku? Apakah masih ada orang yang membantunya di belakang?

Berpikir sampai disini, aku melirik Hendrik, biasanya dia selalu berlatih sendirian, namun sekarang, setelah dia menjadi 'korban' , ada banyak orang yang mengelilinginya untuk menenangkannya. Melihat aku meliriknya, Hendrik juga mengangkat dagunya dan menatap ke arahku dengan sombong, tatapannya penuh dengan sindiran.

Aku tidak dapat menahan diri untuk tertawa, merenungkan betapa tidak tahu malunya orang ini, jelas-jelas dialah yang menjebakku, namun dia tidak merasa bersalah sedikitpun, apakah dia adalah orang yang paing tidak tahu malu didunia ini?

"Semua tim, berkumpul."

Bersamaan dengan perintah dari komandan, anggota masing-masing tim segera berkumpul, kepala pimpinan berdiri didepan barisan tim kami, lalu mengatakan : "Kemarin malam telah terjadi suatu hal yang sangat memalukan dalam pasukan militer, yaitu laporan dari rekan yang bernama Hendrik, setengah bulan ini, metode pelatihan yang sangat dihargai oleh banyak orang ini diformulasikan dengan sangat melelahkan ini, akhirnya dimanfaatkan rekan Reino yang tidak tahu malu, aku merasa masalah ini berkaitan dengan harkat dan martabat seorang prajurit dan harus ditanggapi dengan serius, jadi setelah diskusi, kami memutuskan untuk 'mengadili' kasus ini secara terbuka dan adil."

Mendengar bahwa Kepala pimpinan akan mengadili kasus ini secara terbuka, semua orang sangat bersemangat, orang yang percaya denganku sangat gembira, orang yang tidak percaya denganku lebih bergembira, mereka semua menatapku, seperti ingin memakanku, terutama Hendrik, sepasang matanya penuh dengan kebencian.

Pada saat ini, komandan mengatakan : "Reino, Hendrik, kalian berdua majulah."

"Baik."

Aku dan Hendrik melangkah keluar dari barisan, berdiri dihadapan komandan, kepala pimpinan menyuruh Hendrik untuk menceritakan masalah ini, maka dari itu, Hendrik pun mulai mengarang cerita, dia mengatakan betapa sulitnya dia memikirkan dan membuat metode pelatihan yang sempurna tu, awalnya berencana untuk memberikannya kepada atasannya, namun metodenya itu tiba-tiba menghilang, tidak peduli bagaimana dia mencarinya, tetap tidak dapat menemukannya, sampai Daniel mengunakan namaku untuk menjalankan metode pelatihan ini, dia baru menyadari bahwa hasil jerih payahnya ini telah dicuri orang lain, namun melihat aku yang sangat diterima dengan baik, dan memiliki hubungan yang baik dengan Daniel, dia tidak berani membuka kedokku, namun pada akhirnya, karena dia sungguh-sungguh tidak tahan lagi melihat orang lain memujiku, dia baru keluar dan membuka kedokku.

Ketika mengatakan bagian yang paling membuat marah, Hendrik bahkan sampai meneteskan air mata, sejujurnya, aku sungguh kagum dengan aktingnya, pada saat yang bersamaan juga tidak mengerti akan satu hal, yaitu dia sangat pintar berpura-pura, kenapa tidak bekerja sama dengan temannya? Apakah dia pikir bisa menipu semua orang?

Perkataan Hendrik menarik belas kasihan dari banyak orang, banyak orang yang menyalahkanku, memarahiku karena telah mempermalukan harkat dan martabat seorang prajurit, juga ada orang yang menyuruhku untuk mengundurkan diri dari militer, melepaskan seragam prajurit, mengatakan bahwa aku tidak memiliki hak untuk berdiri bersama dengan mereka.

Kepala pimpinan menatapku dan bertanya : "Reino, berdasarkan tuduhan ini, apakah ada yang ingin kamu jelaskan?"

Sambil tersenyum, aku berkata : "Lapor komandan, sebelum aku menjelaskan, aku ingin bertanya, apakah Hendrik memiliki bukti atas perkataannya?"

Komandan mengeluarkan buku tulis yang ukurannya sebesar telapak tangan dan mengatakan : "Tentu saja ada, dia memberitahu kami bahwa dia mencatat metode pelatihan di sebuah buku tulis, setelah kamu pergi pada pagi hari ini, kami mengadakan pengecekan di kamar kamu, ternyata benar-benar menemukan sebuah buku tulis, dan memastikan bahwa dalam buku tulis itu ada mencatat metode pelatihan."

Mendengar bahwa mereka menggeledah kamarku tanpa sepengetahuanku membuatku marah seketika itu juga, namun jika dipikirkan dengan baik-baik, aku memiliki hak apa untuk membuat mereka menggeledah kamarku setelah meminta izin dariku? Di tempat dimana sistem pangkat sangat ketat, aku yang hanyalah seorang prajurit kecil ini termasuk apa? Hanya saja aku sangat beryukur karena aku tidak meletakkan ponselku di sembarang tempat, jika tidak mungkin sekarang aku akan ditangkap.

Seketika itu juga sekeliling sangat tenang, banyak orang yang menatapku dengan tatapan menyindir, membuat Hendrik mengangkat dagunya semakin tinggi, menatapku dengan sombong, lalu dengan lubang hidungnya yang mengarah langit itu mengatakan : "Kali ini kamu sudah tidak bisa berdalih lagi kan?"

Dengan tidak puas kapten tim Hendrik bertanya padaku : "Sekarang sudah ada bukti yang kuat, apa lagi yang mau kamu katakan?"

Aku menganggukkan kepala sambil tersenyum, lalu mengatakan : "baiklah, anggap saja bahwa akulah yang telah mengambil buku tulis ini."

"Apanya yang anggap? Memang kamulah yang telah mengambilnya!" Kata salah seorang yang merasa tidak puas.

Dengan ekspresi wajah yang dingin Daniel megatakan : "Kepala pimpinan yang mengadili kasus ini atau kamu yang mengadili kasus ini? Semuanya diam!"

Satu kata, membuat semua orang diam seketika itu juga, aku menatap Daniel dnegan tatapan berterima kasih, lalu mengatakan : "Anggap saja bahwa akulah yang telah mengambil buku ini, aku ingin bertanya kepada Hendrik, jika kamu sangat sangat peduli dengan buku tulis ini, oh bukan, sangat peduli dengan metode yang ada dalam buku ini, kenapa setelah buku ini hilang, kamu tidak menulis metode pelatihannya sekali lagi?"

Setelah mendengarnya, semua orang juga menatap Hendrik dengan penasaran, Hendrik tidak menyangka bahwa aku yang telah dikambing hitamkan ini masih bisa sangat tenang, bahkan menanyakan pertanyaan kepadanya, seketika itu juga dia terdiam, beberapa saat kemudian dengan wajah yang memerah karena menahan emosi berkata : "Kenapa aku harus menulis ulang metode pelatihan itu? Aku suka dengan buku tulis itu, apakah aku salah jika aku ingin menemukan buku tulis itu?"

"Boleh, asalkan kamu senang tentu saja boleh." Jawabku dengan nada menyindir, "Karena kamu sangat menyukai buku tulis ini, maka kamu berusaha untuk menemukannya, kalau begitu, ketika kamu menyadari bahwa akulah yang telah merebut hasil jerih payahmu, seharusnya kamu tahu bahwa buku tulis itu berada ditanganku, kenapa kamu tidak datang mencariku?"

Hendrik mengerutkan dahi dan mengatakan : "Aku sudah mengatakannnya bahwa aku tidak berani."

"Tidak berani? Kalau begitu kenapa sekarang kamu berani?" Tanyaku

Dengan sedikit marah Hendrik mengatakan : "Karena kamu sangat menyebalkan, kamu tidak merasa bersalah sedikitpun setelah mencuri barangku, dan masih menerima pujian dari semua orang dengan tenang, aku merasa bahwa kamu telah mempermalukan status kita sebagai seorang prajurit, jadi baru memberanika diri untuk membuka kedokmu."

Aku tidak dapat menahan diri untuk tertawa, lalu mengatakan : "Mengatakan dengan sangat meyakinkan bahwa kamu telah diperlakukan secara tidak adil, kalau begitu aku ingin bertanya, kenapa kamu bisa yakin bahwa buku tulis itu ada di tempatku?"

Semua orang tidak mengerti kenapa aku menanyakan hal kecil seperti ini terus, dengan sedikit emosi menanyakan apa maksudku, mengatakan bahwa akulah yang mencuri buku tulis itu, jadi pasti ada di tempatku."

Aku tersenyum, lalu bertanya : "Jika benar, akulah yang mencuri buku tulis itu, kenapa aku tidak melenyapkannya, malah meletakkannya dalam asramaku? Apakah aku tidak takut kedokku terbuka?"

Mendengar perkataan ini, Alver tidak dapat menahan diri untuk mengatakan : "Benar! Jika Reino yang mencurinya, kenapa dia tidak melenyapkan jejak, apakah dia menunggu Hendrik untuk datang dan melaporkannya?"

Seketika itu juga, semua orang terdiam, aku pikir semua orang telah mendengar sesuatu dari perkataan ini, bagaimanapun apa yang aku lakukan tidaklah sesuai dengan psikologis seorang pencuri.

Hendrik yang telah risau mengatakan : "Mungkin, mungkin kamu tidak memikirkan hal ini? Mungkin kamu bahkan tidak mengira bahwa aku berani melaporkan kamu, jadi kamu merasa tidak takut."

Aku tertawa dingin dan mengatakan : "Mungkin? Kalau begitu aku juga bisa mengatakan bahwa mungkin kamu sendirilah yang meletakkan buku tulismu kedalam asramaku, jika tidak siapa yang melihat aku mencurinya?"

"Kamu jangan mengalihkan perhatian!" Kapten tin Hendrik yang bernama Farrel memarahi : "Apakah kedua situasi ini sama? Singkatnya, buku itu ditemukan ditempatmu, jadi tentu saja kamulah pelakunya!"

Aku tersenyum, lalu memandang Farrel, dan berkata : "Aku mendengar bahwa Kapten Farrel memiliki kemampuan tempur dalam jarak dekat yang sangat baik."

Orang-orang tidak mengerti mengapa aku tiba-tiba mengganti topik pembicaraan, lalu aku lanjut mengatakan : "Bagaimana jika kamu bertempur denganku?"

Dengan marah Farrel mengatakan : "Jangan membuang waktu, kamu yang mencuri maka kamulah yang mencuri, untuk apa kamu mengatakan semua omong kosong ini?"

Aku berkata : "Ini adalah proses penting dalam sebuah penyelidikan."

Setelah mengatakannya, aku melihat ke arah kepala pimpinan, dia jelas tidak mengerti apa yang sedang aku lakukan, tetapi dia tidak marah dengan apa yang aku lakukan sekarang ,sebaliknya, dia menatapku dengan penuh minat dan berkata : "Kalau begitu, coba kalian berdua bertempur. "

Dengan wajah dingin, Farrel mengatakan : "Kalau begitu, aku akan membantu kepala pimpinan untuk memberikan kamu pelajaran."

Aku tersenyum dan berkata : "Tenanglah, aku akan mengalah sedikit."

Begitu selesai mengatakannya, aku langsung maju, menghentakkan kakiku ke tanah dengan keras, dan sekujur tubuh bagaikan burung yang dilemparkan ke dalam hutan, dengan penuh keterampilan aku menerjang ke hadapannya, langsung mengeluarkan jurus gunung besi, mengetahui kekuatan jurus gunung besi, dia tidak berani memaksakan diri untuk menghadangnya, dia segera mundur beberapa langkah dengan cepat, namun aku tiba-tiba melepaskan kekuatan di tengah jalan, sekujur tubuhku terhempas di belakangnya dengan sangat cepat, setelah menyimpan tenaga yang cukup, aku mengeluarkan jurus gunung besi ke punggungnya.

Dalam pelatihan tingkat iblis selama hampir dua bulan ini, aku fokus pada latihan kekuatan, jadi aku lebih kuat sekarang daripada ketika pertama kali aku datang, biasanya, ketika aku berlatih melawan Daniel, dia tidak berani melawanku dengan keras, ditambah dengan amarah yang terus aku tahan, membuat kekuatanku lebih berat dan lebih keras dari biasanya.

Seluruh diri Farrel seperti layang-layang yang benangnya putus, tubuhnya terbang ke depan, dan jatuh beberapa meter jauhnya, berbaring di tanah, dan meludahkan darah dari mulutnya.

Kejadian ini langsung membuat raut wajah semua orang berubah, bagaimanapun juga sudah mengatakan bahwa pertempuran ini hanya untuk menguji kemampuan saja, tetapi aku memukul orang hingga terluka, bagaimanapun juga ini terlihat agak keteraluan.

Aku seperti tidak melihatnya terluka dan mengatakan : "Lapor kepala pimpinan, aku kehilangan sebuah pena."

Novel Terkait

Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu