Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 39 Masih ada aku!(2)

Dengan cepatnya ada seseorang dari Bang Badui menghentikannya, tapi perempuan ini benar-benar galak, dengan tidak ragu dia menepuk kepala orang itu dengan batu bata, orang itu terhuyung-huyung dan jatuh pingsan.

Lalu dia terus bergegas menuju Bang Badui, dan menghancurkan batubata didada Bang Badui, Bang Badui berteriak aduh, lalu menyuruh orangnya Bang Badui menangkap Selin.

Selin berontak masih ingin memukul Bang Badui, dan Bang Badui malah datang dan memegang dagu Selin, berkata: “Dari mana datangnya wanita gila ini, tapi wajahnya cukup mempesona juga, bawa pergi dan kunci dia dalam mobil, nanti aku akan kasih pelajaran.”

Orangnya Bang Badui bersiap membawa Selin, tapi Selin malah tidak takut, dan masih berontak disana.

“Berhenti, jika tidak ingin keluar kesamping, maka lepaskan aku.”

Tiba-tiba terdengar suara Claura, lalu Bang Badui jujur,Claura menyuruh orang memapah Selin. Ini juga normal, lagi pula Selin mengandung anaknya, tapi yang dia tidak tau adalah, anak ini adalah anak aku dan Selin……

Selin dengan marah-marah bertanya Claura: “Kak Claura, kenapa kamu begini terhadap kak Alwi?”

Suara belum hilang, Claura hanya memberikan isyarat mata, lalu ada orang yang menutup mulut Selin, dan membawa pergi Selin.

Saat dibawa pergi, Selin masih tetap berontak, dia terus menerus melihatku, tatapan mata itu seperti sedang berbicara denganku: “Kak Alwi, takut telurnya, jangan lemah, harus kuat, habiskan mereka!”

Aku juga berpikiran Selin sama gilanya, tapi aku masih bersabar, didalam hati aku mengatakan kepada diriku sendiri, asalkan melepaskanku, aku akan menelan penghinaan ini.

Saat aku ingin berdiri, Frans sekali lagi menahan belakang kepalaku, secara bersamaan mulutnya sambil tertawa: “Woh, ternyata anjing tuli ini ada teman, dan ada seekor ibu anjing yang gila yang rela menolongnya, sangat mengharukan, seperti sedang melihat dunia hewan.”

Begitu suara Frans jatuh, tiba-tiba terdengar suara ejekan di aula, dan bahkan beberapa orang bertepuk tangan, merasa bahwa humor Frans itu berbakat.

Demi menyelamatkanku Selin baru melakukannya, tetapi Frans menghina kami seperti ini. Pada saat ini, kesabaranku mencapai batas.

Yang dikatakan Selin itu benar. Jangan lemah. Keparat!

Aku juga sudah berjuang. Masalah besarnya adalah begitu mati, dan tiba-tiba aku mengangkat tubuh ini. Aku dengan sekuat tenaga. Meskipun Frans adalah seorang pelatih, dia masih tersandung olehku. Jika bukan ada orang yang mengangkatnya, dia pasti jatuh.

Aku bergegas menuju Frans seperti orang gila. Dia tidak menyangka bahwa aku tiba-tiba akan memaksa, tertegun sejenak, dan aku telah tiba.

aku tahu aku tidak bisa mengalahkannya, jadi aku memegangnya dengan erat, dan kemudian aku menggigit lehernya.

“Ah?”

Ada tangisan memilukan dari Frans, dan kemudian dia mulai dengan lancang meletakkan lututnya di perutku. Aku merasa seluru tubuhku mati rasa, tapi aku masih belum melepaskan mulutku.

Aku menggigitnya dengan keras. Aku menggit sampai darahnya keluar dan mengalir ke mulutku. Bau darah yang kuat seperti menggairahkan binatang. Bahkan jika lima atau enam orang datang untuk menyeretku pun tidak bisa menarikku.

Tapi akhirnya aku ditarik oleh mereka. Aku tidak lagi takut, tetapi menjilat sudut mulutku yang berlumuran darah dan memandanginya dengan mata merah.

Biarkan mereka memukulku jatuh ke tanah, aku matipun akan tetap menatap mereka, aku bahkan nyengir, aku ingin mengingat setiap wajah mereka, jika aku mati, aku akan menjadi hantu membunuh mereka.

“Gila, dia, dia sudah gila……”

Tidak tahu siapa yang mengatakannya terlebih dahulu, dan kemudian semua tidak berani memukulku lagi. Lagi pula, tidak ada yang berani membunuh orang di siang bolong.

"sial, pukul, lanjut pukul lagi." Frans menutupi luka di lehernya dan berkata kepadaku dengan kejam.

Kemudian dia mendatangiku dan meletakkan tangannya di leherku.

Karena tangan dan kakiku dikendalikan, jadi aku hanya bisa dicekik olehnya. Aku merasa sudah hampir tidak bisa bernapas lagi, Perasaan tercekik ini sangat tidak nyaman.

Frans masih marah. Dia terus mencekik dan memarahiku: "Sialan, hanya tau menggigit, aku akan menghancurkanmu. Bukankah kamu punya teman jalang? Panggil lagi jalang itu untuk menggigitku!"

aku tidak ingin melihat wajah Frans yang ganas. Menutup mata dengan rasa putus asa, karena aku tahu bahwa aku tidak bisa tertolong lagi, aku sudah tidak memiliki teman.

Di saat ini, sebuah suara tiba-tiba datang: "Frans, hentikan. Kamu gila ya, bisa menghilangkan nyawa orang."

Felicia, sih Felicia yang berdiri keluar, hatiku sedikit hangat.

Frans menatap Felicia yang sedang berjalan, dan berkata, "Felicia, apakah kamu masih ingin melindungi manusia sampah ini? Tidakkah kamu melihat sampah seperti apa dia?"

Felicia menatapku, dan aku tidak tahu apakah itu simpati, kasihan, atau khawatir.

Dia langsung berkata: “Benar, aku ingin melindunginya, kalau kamu masih tidak melepaskannya, jangan salahkan aku.”

Aku tahu bahwa Felicia ini sedang mengancam Frans. Jika tidak melepaskannya, lalu dia mengatakan masalah penyamaran.

Tapi Frans sudah seperti gila. Dia seharusnya benar-benar menyukai Felicia. Dia sepertinya terstimulasi, ketika Frans mengaum, dia memukul pangkal hidungku dengan kepalan, dan seketika darah hidung keluar dengan cepat.

Pada saat ini, Claura juga datang. Dia menarik Felicia dan berkata langsung: "Felicia, aku tidak akan menyelidiki masalah sebelumnya. Kali ini, jika kamu memohon untuk pecundang ini lagi, aku tidak akan sungkan-sungkan."

Aku menggunakan tenaga terakhirku untuk melihat Felicia dan menggunakan tatapan tajam memberitahunya: “Kak Felicia, terima kasih, tetapi jangan memperdulikanku lagi. Jangan memprovokasi Claura. kamu baik-baik saja itu sudah bagus."

Tetapi Felicia berkata dengan tegas, "Claura, aku sebagai teman memohon denganmu, untuk membiarkan Kak Alwi pergi, atau kita akan memutuskan hubungan."

Dada Claura bergetar. Pada akhirnya dia tidak bisa menahannya. Dia mengangkat tangannya dan menampar Felicia.

Felicia dengan mata merah memandangnya dan berkata, “Kalian semua adalah sekumpulan orang gila. Apakah menarik untuk melecehkan orang kecil? Aku kasih tau ya, walau kalian berada di level tinggi dan tidak ada yang bisa menandingi. Di mataku, pada kenyataannya, kalian tidak lebih baik dari dia. Di mataku, Alwi lebih kuat dari pada kalian semua! "

Selesai mengatakan, Felicia mendorong Claura dan ingin datang menarikku pergi.

Aku terkejut. Frans dan Claura marah.

Pada akhirnya, Claura menyuruh orang menangkap Felicia. Sama seperti Selin, Felicia juga dibawa pergi.

"Sialan, seberapa mempesona jalang ini? Keterampilan macam apa yang dia gunakan untuk membuat seorang wanita memohon padamu?"

Frans mencekik leherku, meninjuku dengan keras dan memarahiku.

"Frans, mungkin karena dia sebenarnya adalah banci, jadi baru ada wanita untuk menyelamatkannya." Bang Badui menghinaku.

Frans mengangkat tangannya dan menampar wajahku lagi. Dia tidak peduli aku mendengarnya atau tidak. Dia hanya terus memarahiku dengan gertakan gigi: "bangsat, keparat, bukankah ada wanita yang akan menyelamatkanmu? Apakah kamu ingin memanggil wanita lain untuk menyelamatkanmu?"

Mana bisa masih ada wanita untuk menyelamatkanku, aku merasa diri ini seperti sedang sekarat, jadi aku menutup mata lagi dengan putus asa.

"Mana bisa masih ada wanita untuk menyelamatkan dia? Siapa yang berani menyelamatkannya

Lalu ada seseorang menahan lenganku, menyeretku seperti babi mati.

Tetapi di saat ini, sebuah suara yang ringan tetapi seperti suara alam datang dari pintu: "Siapa bilang tidak ada wanita yang akan menyelamatkannya? Masih ada aku!"

Suara ini tidak sombong dan mendominasi, tidak dingin dan tajam. Tenang dan damai seperti air.

Tetapi karena ketenangannya, yang sangat kontras dengan kebisingan di sini, membuat seluruh aula seketika menjadi sunyi dan udara tampak membeku.

Seorang wanita datang perlahan. Dia mengenakan pakaian yang tampaknya sederhana dan topi di kepalanya. Topi menutupi wajahnya yang cantik, tetapi dia tidak bisa menahan temperamennya yang luar biasa.

Semua orang menatapnya dan melihat wanita yang berani membuat Claura kewalahan dipestanya.

Saat semua orang tidak mengenali wanita ini, semua orang mulai membicarakannya.

“Siapa sih, berani berbuat onar disini?”

"Sepertinya dia dengan wanita gila yang menggigit orang tadi satu jalan. Sih Alwi punya banyak teman cewek juga ."

“Ah, gadis ini terlihat luar biasa. Dia hanya mencari kematiannya sendiri. Bagaimana bisa dia membantu anjing mati

keluar?"

Orang-orang satu demi satu mulai membicarakannya, mendengar itu hatiku tersengat.

Tetapi pada saat ini, semua suara tiba-tiba berhenti, karena ada pria yang berusia sekitar 50 atau 60 tahun yang berjalan di belakang wanita bertopi itu. Ketika pria tua itu muncul, semua pria setengah baya yang pendiam di aula tiba-tiba berdiri.

Lalu, Semuanya Berdiri.

"Paman Lei, apa kabar!"

Semua pria yang berada di atas, dengan hormat menyapa pria tua yang berada belakang topi wanita itu.

Tapi Paman Lei bahkan tidak melihat mereka. Dia hanya menatapku, dan kemudian bertanya kepada wanita bertopi itu, "Nona besar, apakah kamu ingin menyelamatkan anak ini? Apakah dia temanmu?"

"Aku Jessi, tidak terlalu punya banyak teman," kata wanita itu dengan dengan nada datar,

Tiba-tiba, dia menundukkan kepala melihatku, berkata: “Dia termasuk salah satunya.”

Semua hadirin riuh……

Novel Terkait

Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu