Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 550 Ibuku yang Dipergunakan

‘Alwi’ palsu itu yang sudah merebut kebahagiaanku, sedangkan aku harus merebut kembali kebahagiaanku.

Saat niat ini selesai terlintas dari otakku, Pamanku sudah membawa Kakekku dan ‘Alwi’ palsu kedalam. Aku menyimpan rasa kebencianku dan menemani Dingo untuk menghabiskan waktu. Saat kukira ‘Alwi’ palsu mereka sudah mau pergi, aku melihat ‘Alwi’ palsu tiba-tiba keluar dari aula dan pelan-pelan berjalan menuju tempat pemeliharaan anjing. Rangga mengikuti langkah ‘Alwi’ palsu, raut wajah terlihat sangat gugup. ‘Alwi’ palsu seperti ingin menahannya ikut, tapi ia tidak memberhentikan langkahnya dan menyuruh Rangga berhenti jalan. Mungkin ia takut dirinya ketahuan kalau Rangga terus mengikuti dan ia berakhir untuk memilih berhenti.

Aku dapat merasakan Dingo yang berada didalam pelukanku mengeluarkan suara geraman kecil, sedangkan anjing lain mulai merinding didalam tempat pemeliharaan anjing setelah merasakan aura Dingo.

Aku mengelus pelan bulu Dingo untuk mengatur emosinya dan juga sekalian melihat sekitar untuk mencari tempat bersembunyi.

Didalam tempat pemeliharaan anjing terdapat sepuluh kandang anjing lebih. Demi menyembunyikan diri dari ‘Alwi’ palsu, aku dengan cepat membawa Dingo bersembunyi di kandang anjing yang terdalam, agar ia membungkuk kearah luar. Sedangkan aku menggunakan barang yang ada di kandang anjing untuk menutupi postur tubuhku, sekalian mengamati ‘Alwi’ palsu itu.

Bagi ‘Alwi’ palsu, posisi sekarang aku bersembunyi adalah titik buta, tapi aku masih bisa bersembunyi untuk mengamatinya.

‘Alwi’ palsu dengan cepat berjalan menuju depan pintu tempat pemeliharaan anjing. Saat ini, semua anjing mulai berisik dan menggonggong kearahnya dengan penuh kebencian. Pelatih anjing buru-buru ingin mendiamkan anjing-anjingnya, tapi ditahan oleh ‘Alwi’ palsu. Ini membuatku penasaran, ia adalah orang yang sangat angkuh. Dengan sifatnya itu, ia seharusnya marah jika sudah digonggong oleh anjing-anjing ini, tapi mengapa ia tiba-tiba berubah?

Aku melihat ‘Alwi’ palsu sedang mengeluarkan teleponnya dan menekan tombol angkat, serta berbisik. Tatapan matanya saat itu penuh dengan tawa liciknya. Firasatku memberitahuku bahwa orang ini pasti sedang merencanakan sesuatu yang jahat. Sedangkan ia tidak menghentikan suara gonggongan anjing-anjing ini demi menutupi suaranya. Sebenarnya semua anjing disini mengonggong, orang sekitarnya tidak dapat mendengar suaranya, sehingga rencana liciknya juga tidak akan ketahuan.

Hatiku tidak tenang setelah mengingat ia datang bersama Kakek. Aku berpikir apakah orang itu ingin menggunakan kesempatan perjalanan pulang nanti untuk menyerang Kakek? Semakin kupikir semakin adanya kemungkinan. Aku merasa diriku tidak boleh tidak peduli, harus melakukan sesuatu.

Setelah ‘Alwi’ palsu selesai menelpon dan pergi meninggalkan tempat ini, aku segera kembali ke kamar dengan memanjat jendela dan mengganti pakaian, serta membawa pistol, pisau, lalu kembali lagi ke tempat pemeliharaan anjing. Setelah mengatur emosi Dingo, aku baru mengirim pesan singkat kepada Rangga secara diam-diam, agar ia dapat melindungiku dan bilang aku ingin naik mobil Kakek.

Beberapa saat kemudian, aku melihat Rnagga dan supir Kakek sedang berbincang, lalu supir itu membawa mobil ke tempat parkir. Aku mengelilingi rumah dan tiba di tempat parkir. Aku menemukan Ringgo sedang mencuci mobil, sedangkan Rangga dan supir itu membelakangiku, sambil merokok sambil bercanda.

Kupikir otak Rangga itu memang pintar, bisa menggunakan alasan mencuci mobil untuk menarik supir keluar dari mobil.

Ringgo mencuci mobil dengan rajin sambil mengamati sekitar dengan waspada, mungkin ia sedang mencari diriku. Aku pelan-pelan berjalan kesana. Saat ia melihat diriku, ia bersiap untuk membukakan bagasi mobil untukku. Aku segera masuk dan memberikannya tanda ‘ok’. Ia menutupi pintu bagasi, tidak sepenuhnya tertutup, sebenarnya masih disisakan sedikit, tapi karena aku memegangnya dari dalam, jadi sama sekali tidak akan ketahuan kalau tidak dilihat dengan teliti. Ini dilakukan demi diriku bisa bernafas, bagaimana kalau aku harus menetap disini dalam waktu yang lama, bukankah aku bisa mati karena kekurangan oksigen?

Beberapa saat kemudian, Ringgo bilang mobilnya sudah selesai dicuci, lalu supir naik mobil dan menyetir menuju depan pintu aula. Untungnya ‘Alwi’ palsu dan Kakek kebetulan bersiap untuk pulang. Mereka tidak merasa janggal kepada bagasi mobil, begitupula keberadaanku.

Aku bersembunyi didalam bagasi mobil sambil mengikuti mereka. Otakku terus terlintas masalah yang akan terjadi dan membuat rencana untuk menolong Kakekku.

Tapi berakhir perjalanan sangat aman. Mobil itu dengan cepat berhenti. Kupikir apakah diriku berpikir terlalu banyak? Kalau sudah tahu, aku tidak akan membahayakan diriku dan ikut datang kesini.

Pintu mobil terbuka, lalu aku terdengar suara ‘Alwi’ palsu. Ia tertawa dan berkata, “Kakek makan saja dulu makan malamnya, tidak perlu menungguku. Sepertinya aku akan bermain bersama teman-temanku hingga malam.”

Apa? ‘Alwi’ palsu mau turun di tengah perjalanan?

Beberapa saat kemudian, mobil ini berjalan. Aku mengintip dari lubang kecil ini dan menemukan sepatu ‘Alwi’ palsu, sambil berpikir apa yang akan ia lakukan. Jangan-jangan ia pergi terlebih dahulu demi membebaskan dirinya dari tersangka dan membuat bukti tidak berada di tempat kejadian, juga sekalian menghindari dirinya disalahkan karena ia tidak melindungi Kakekku dengan baik dari Pamanku dan Keluarga Wei?

Kalau seperti ini, keberadaan Kakek semakin berbahaya. Aku berpikir dan memutuskan untuk turun dari mobil, lalu mengikuti jejak ‘Alwi’ palsu. Kalau ‘Alwi’ palsu benar-benar memiliki rencana licik, aku tidak peduli menggunakan nyawanya untuk mengancamnya, agar ia tidak dapat melakukan apapun kepada Kakekku.

Saat ini, kebetulan mobil berjalan tiba di sebuah belokan. Aku membuka bagasiku, setelah melihat tiada seorang pun, aku baru lompat dari mobil dan merangkak di tanah, lalu berdiri dengan cepat dan bersembunyi di belakang pohon.

Supir sepetinya tidak sangka mengapa pintu bagasi bisa terbuka dan turun mobil untuk memeriksa sekilas. Setelah ia tidak merasa janggal, ia langsung pergi. Setelah kepergian supir dan mobil, aku berlari dengan cepat dan menemukan mobil ‘Alwi’ palsu. Aku memanggil sebuah taksi dan membiarkan supirnya mengikuti secara diam-diam.

Karena supir ini tidak terlalu profesional, jadi tidak membuat ‘Alwi’ merasakan kejanggalan. Setelah mengikuti dirinya sekitar setengah jam, aku melihat ‘Alwi’ palsu dan seorang lelaki turun dari mobil dan memasukki sebuah hotel. Aku membiarkan supir berhenti dari jauh, lalu turun mobil. Saat ini, Pamanku menghubungiku dan bertanya mengapa aku pergi tanpa memberitahunya dan bilang diluar sana berbahaya. Aku berkata dengan penuh bersalah, “Maafkan aku, Paman. Hanya saja masalah ini berkaitan dengan Kakek, aku tidak boleh diam saja.”

Pamanku berkata, “Aku tahu kamu khawatir kepada Kakekmu, tapi supir dan pengawal Kakekmu dipilih olehku sendiri dan mobil juga terpasang sistem anti peluru, jadi meskipun kamu takut ‘Alwi’ palsu dapat melakukan sesuatu yang berbahaya, Kakekmu juga akan baik-baik saja.”

Ternyata seperti itu. Aku penasaran berkata, “Tapi aku tidak bertemu dengan pengawalnya.”

“Supir itu adalah pengawalnya. Selain itu, masih ada enam pengawal yang tersembunyi. Mereka tahu identitasmu, jadi tidak akan menyerangmu. Kalau tidak sehebat apapun dirimu, juga sudah akan menjadi penyaring.” canda Pamanku. “Tapi kamu tenang saja, kamu begitu peduli kepada Kakekmu, memang membuatku terharu. Sudahlah, kamu cepat pulang untuk merawat lukamu.”

Aku melirik sekilas ke hotel dan berkata, “Tidak boleh. Aku harus pergi mencari rencana busuk apa yang ingin dilakukan ‘Alwi’ palsu itu. Ia bilang ke Kakek kalau ia ingin datang bermain, tapi aku merasa masalah ini tidak begitu mudah.”

Pamanku menjadi ragu setelah mendengar ucapanku. Aku berkata, “Tenang saja, Paman. Aku akan melindungi diriku sendiri.”

Pamanku tahu bahwa aku adalah orang yang berpegang kepada ucapan sendiri. Ia berkata, “Baiklah. Oh iya, kamu bilang ‘Alwi’ palsu ingin bertemu dengan temannya, dimanakah ia berada sekarang?”

“Di Grand Mercure Hotel.” ucapku sambil berjalan menuju Grand Mercure. “Untuk apa Paman bertanya? Apakah Paman juga mau datang?”

Pamanku berkata dengan nada meremehkan, “Aku tidak mau pergi. Aku punya teman yang bekerja di bagian manajemen Grand Mercure, mungkin bisa membantumu dikit. Kamu jangan masuk tergesa-gesa dulu dan menunggulah di tempat yang sepi.”

Ternyata Pamanku juga memiliki teman disana, lalu aku bilang tahu dan mencari tempat sepi untuk merokok. Beberapa saat kemudian, sebuah nomor asing diatas layar teleponku dan aku melihat kearah Grand Mercure, lalu menemukan seorang lelaki luar negeri dengan beramput pirang berdiri disana dan memegang telepon sambil mengamati sekitar. Aku mengayunkan tanganku kearahnya dan ia berlari kearahku. Ia menggunakan bahasa mandarin yang lancar menyapaku, lalu memberikan kantong di tanganny kepadaku. Aku lihat sebuah pakaian pelayan. Aku tahu ia ingin aku menggantikan pakaian terlebih dahulu dan baru masuk kedalam. Pikirannya sama persis dengan pikiranku.

Aku memberikan ibu jariku kepadanya. Aku berganti pakaian dengan cepat, lalu memasang masker dan mengikutinya memasukki hotel Grand Mercure dengan jalur pekerja. Dalam perjalanan, aku mengetahui keberadaan ‘Alwi’ palsu dari pembicaraan kita. Sedangkan aku juga memberitahu ideku kepadanya dan juga memberikan alat penyadapan, untuk ia pasang di bawal botol anggur dan dibawakan kedalam ruangan, lalu aku menunggu beritanya diluar.

Lelaki luar negeri ini melakukan hal dengan cepat, lalu ia dengan cepat membiarkan orang membawa alat penyadapan kedalam kamar. Aku menaruh teleponku kedalam kantong celana dan memasang alat pendengar ke telingaku. Pertama kali yang terdengar adalah suara asing yang mengatakan, “Tuan Muda Song, kita juga sudah pernah bekerja sama sekali. Kamu sepertinya juga bisa merasakan kesetiaanku kepadamu, bukan?”

Tuan Muda Song? Kupikir orang itu adalah ‘Alwi’ palsu. ‘Alwi’ palsu dulu dipanggil apa Song gitu, karena Ricardo itu bermarga Song, jadi ia hanya mengakui Ayah angkatnya.

” ‘Alwi’ palsu berkata, “Paman Pang, langsung katakan saja.”

Yang dipanggil Paman Pang itu tertawa dan berkata, “Kalau begitu aku langsung mengatakannya. Kudengar atasan kita yang bisa melakukan apapun, sedang memaksa Mark dan Jay yang membencikan itu turun dari jabatannya, jadi kupikir bolehkah biarkan aku duduk di jabatan itu? Kamu lihat posisiku hampir setingkat dengan Jay itu. Bukankah adil kalau aku yang menggantikan posisinya?”

Aku tahu apa yang kutebakkan itu semua benar. Jessi dan Govy benar-benar tertangkap dan orang yang melakukan itu memaksa Ayah Jessi dan Ayah Govy untuk turun dari jabatannya. Paman Pang ini harusnya bawahan yang dipergunakan orang itu didalam pasukan tentara, ia memiliki jabatan yang setingkat dengan Jay dan bermarga Pang, harusnya mudah ditemukan. Mengingat ini, aku seketika semangat dan mengirim berita yang kuperoleh kepada Paman.

Aku mendengar ‘Alwi’ palsu tertawa dan berkata, “Paman Pang, aku tahu kamu sangat ingin dipromosikan ke jabatan yang lebih tinggi, tapi kalau kita langsung membawamu ke jabatan itu, Mark mereka pasti tahu kalau kamu bekerja sama dengan kita, bukankah itu merupakan hal yang bodoh?”

Orang yang bermarga Pang itu tidak terpikir hal itu dan berkata, “Kalau begitu bagaimana? Aku benar-benar ingin sekali duduk di posisi itu. Aku...”

“Paman Pang, kamu tidak perlu panik. Aku memang sudah merencanakan memberi jabatan itu kepadamu. Hanya saja sebelum itu, kita harus mencari seseorang untuk berpura-pura, hingga orang itu dicurigai dan diserang, kita baru membunuhnya, sehingga membentuk keadaan ‘pembunuhan’ yang palsu. Setelah itu, kamu baru duduk di jabatan itu, kalau begitu mereka tidak akan mencurigaimu lagi.” Setelah ‘Alwi’ palsu mengucapkannya, ia tertawa kencang.

Orang yang bermarga Pang itu juga tidak tahan untuk tertawa kencang. Sedangkan aku mengeluarkan keringat dingin. Kalau bukan diriku sendiri yang mendengar kata-kata ini, aku benar-benar tidak bisa membayangkan betapa banyak petunjuk yang akan kita lewati dan nyawa yang tidak bersalah.

Saat berpikir, Pamanku mengirimkan pesan singkat kepadaku. Aku menjadi tidak tenang setelah membaca pesan singkat tersebut. Isi pesan singkatnya, “Sepertinya orang yang bermarga Pang itu adalah teman yang membantu Ibumu, ia dipanggil Philbert Pang. Terlihat masalah ini bukanlah Ibumu yang mempergunakannya, melainkan Philbert dan ‘Alwi’ palsu yang mempergunakan Ibumu, demi terjadinya sesuatu, kalau adanya pemeriksaan secara keseluruhan, maka Ibumu yang akan menjadi pelaku utama. Ia akan menjadi pelaku utama dengan hukuman terberat!”

Novel Terkait

Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu