Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 1036 Alwi Yang Dulu Telah Mati

Aku mengatakan aku akan membalaskan dendam saudara-saudaraku, selesai aku berbicara, aku mengeluarkan pistolku, pada saat ini yang ada dipikiranku hanyalah keinginan untuk membunuh dia.

Raut wajah Armour Zhong penuh ketakutan, aku juga merasa hatiku berubah menjadi sangat kejam.

Meskipun aku begitu ingin membunuhnya, tapi perasaan aku tidak bisa bohong, aku ragu-ragu melakukannya, karena bagaimanapun aku tidak bisa mengubah kenyataan di mana dia adalah kakak kandungku sendiri, yang mungkin seharusnya hubungan kami terjalin begitu baik, tapi aku malah ingin membunuhnya dengan tanganku sendiri.

Memikirkan hal ini, aku berkata dengan suara yang begitu dalam : “Aku berharap kita tidak akan bertemu di kehidupan selanjutnya.”

Selesai berbicara aku segera menarik pelatuk pistol, tiba-tiba aku merasakan hawa yang menggebu-gebu tanpa berpikir panjang, aku mencondongkan badanku 180 derajat dan menembak ke arah sosok orang yang aku kenal.

Pada saat ini, perasaanku sangat tidak bisa diduga, bahkan aku tidak sempat untuk berucap.

Dari sebrang terlihat Ficky Chen berdiri mengenakan baju tradisional khas china berwarna hijau, tatapan wajahnya terlihat sangat serius melihatku, dia berkata : “Alwi, dia kakakmu.”

Hatiku tersentak, emosiku membara kembali, aku berteriak : “Dia bukan kakakku! Kamu, orang tua, jika berani menghentikan aku, maka kalian berdua akan hancur bersama!”

Ficky Chen mengerutkan alisnya, perlahan dia berjalan ke arahku kemudian berdiri di samping Armour Zhong, dia mewakili Armour Zhong berbicara padaku, Armour Zhong terkejut melihat aksinya, dia menunujukku dan berkata : “Kamu siapa?”

Aku menatap Armour Zhong, tersenyum getir dan berkata : “Coba kamu pikirkan, aku siapa? Apakah kamu memiliki saudara lain selain aku?”

Armour Zhong menghela nafas, dia berkata dengan dingin : “Kamu Alwi! Lelaki yang hampir tertembak.”

Aku berkata dengan datar : “Aku tidak tertembak, apakah kamu kecewa?”

Armour Zhong menatapku dengan benci, berkata : “Sangat kecewa, kamu harusnya sudah mati dari dulu.”

“Kamu saja tidak mati, kenapa aku harus mati?” kataku dingin, kali ini aku kembali mengarahkan pistol itu ke wajahnya, tapi saat ini, Ficky Chen tiba-tiba muncul bagaikan seekor induk ayam yang berusaha melindungi anaknya, dia memandangku dan berkata : “Alwi, kakek tidak berharap kamu membunuh kakakmu sendiri.”

Melihat adegan ini, aku tidak bisa melihat Ficky Chen yang terus memohon untuk Armour Zhong, hatiku sangat marah, aku menggertakkan gigiku, sambil tertawa aku berbicara : “Tidak ingin melihat aku membunuh manusia ini? Oke, aku tidak akan bunuh dia.”

Semua orang menatapku terkejut, begitu pula Ficky Chen menatapku seakan tidak percaya, mungkin karena aku terlalu gampang mengiyakan kesepakatan ini. Ekspresinya aneh mendengar pernyataanku, antara percaya dan tidak percaya tapi juga curiga.

Aku tertawa sinis, kemudian aku menurunkan pistol, dan berkata kepada Kimi : “Paman Kimi, tolong kamu yang tembak dia.”

Mendengar kata-kata ini, Ficky Chen mengerutkan kening, aku berkata : “Aku tidak bunuh dia, tapi aku menyuruh orang lain untuk membunuhnya, apakah ini masih salah?”

Sudut bibir Kimi terlihat sedikit naik, dia mengangkat pistol itu, segera Ficky Chen berkata dengan tergesa-gesa : “Kimi, jangan coba-coba! Apakah kamu tidak ingat perjanjian antara kamu dan kakakmu saat kamu kembali? Dia mungkin menyuruhmu untuk menuruti semua perintah Alwi, melindungi Armour Zhong, jika kamu tidak bisa memenuhi perjanjian ini, kamu benar-benar harus minta maaf atas kesalahan yang kamu buat. Sekarang, kamu ingin menembaki Armour Zhong, apakah kamu benar-benar ingin melanggar amanat itu?”

Hatiku tertegun, aku tidak menyangka Kimi memiliki perjanjian seperti ini dengan Paman Saver, tapi kenapa, kenapa Kimi juga ingin terus membunuh Armour Zhong? Mungkinkah dia takut, hidupnya Armour Zhong akan membawa masalah untuk Paman Saver, makanya dia ingin melanggar amanat yang sudah diberikan?

Memikirkan kesetiaan dan berbaktinya Kimi terhadap Paman Saver, aku rasa dia benar-benar mampu melakukan hal ini.

Kimi merenggangkan bahunya dengan tidak berdaya, dia berkata : “Bapak tua, aku benar-benar tidak mengerti, keberadaan Armour Zhong merupakan ancaman bagi masyarakat, rencana kita, juga kepada Anda dan Paman Saver, tapi kenapa kamu tidak membiarkan kami untuk memusnahkan dia? Jujur saja, Anda bukan orang yang bimbang, Anda begitu membenci anakmu yang melakukan hal yang tidak benar, tapi kenapa sekarang kamu begitu kebingungan?”

Kata-kata Kimi sungguh sangat menyinggung perasaan Ficky Chen, ekspresi Ficky Chen terlihat sangat frustasi, walau bagaimanpun dia sudah tua, kata-kata ini sungguh menyakitkan, tapi, aku tidak menyalahkan Kimi, karena perasaanku saat ini juga sangat kesal dan kecewa.

Ficky Chen menatapku, pada saat ini, aku baru menyadari pancaran matanya sudah tidak seperti dulu, terlihat dari kelopak matanya yang begitu kusam, dia sudah semakin menua. Sesaat, hatiku terasa begitu sakit, dia berkata : “Waktu aku muda, aku tidak cukup berani, aku melakukan kesalahan, sekarang aku sudah tua, aku tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama.”

“Bodoh!” aku tidak bisa menahan teriakanku, “Ficky Chen! Apakah kamu lupa jati dirimu? Kamu pahlawan kami di Huaxia, kebanggaan kami, kepala dari Keluarga Chen, Ayah dari Ayahku! Jika kamu lupa, kamu harus ingat, Ayahku mempertaruhkan nyawanya demi negara ini, aku tidak akan membiarkan orang lain menghancurkan reputasinya, kalau begitu, aku tidak akan bisa berdamai dengan kalian!”

Mendengar perkataan ini, dengan sakit hati Ficky Chen berkata : “Alwi, aku tidak akan membiarkan Armour Zhong pergi, biarkan dia menebus kesalahannya seumur hidupnya, tolong kamu pahami maksudku, aku sudah tua, berapa lama lagi aku akan hidup? Apakah kamu tega melihat aku masuk ke peti mati dengan penyesalan yang tertinggal, dan bahkan melihat kedua cucuku saling membunuh?”

Mendengar perkataan ini, dan melihat pancaran matanya yang tengah memohon, aku tertawa kecil dan bertanya : “Aku pahami dirimu, tapi siapa yang memahami aku? Siapa yang bisa menerima kematian para saudaraku? Karena kalian selalu melindungi dia, makanya dia tidak akan pernah merasa bersalah untuk membunuh orang lain! Apakah kematian para saudaraku tidak berarti? Apakah luka yang diterima Jessi juga tidak berarti?”

Ficky Chen tidak bersuara, aku meneruskan : “Mungkin di mata kalian dia adalah kakakku, cucumu, anak dari Ayah Ibuku, satu darah denganku, aku seharusnya bersikap baik padanya, tidak seharusnya aku membunuhnya karena saudara yang tidak sedarah denganku, tapi aku Alwi, aku sudah dewasa, aku yang berjuang merawat Ayah Ibuku, pengorbanan hidup adikku yang membuat aku terus bertumbuh, dan para saudara yang tanpa hubungan darah yang menyemangati aku untuk terus maju.”

Selesai berbicara, aku menatapnya, bertanya : “Ketika aku berusaha untuk melarikan diri untuk bertahan hidup, dipukuli orang, dipaksa berlutut, bahkan aku tidak bisa menggendong anakku sendiri saat lahir, kamu di mana? Ketika aku dan para pengedar narkoba makan dan tinggal bersama, bekerja sebagai mata-mata, berkelana dari utara hingga selatan, bahkan aku tidak tahu apakah aku bisa melihat matahari terbit besok, kalian di mana?”

Sampai di sini, aku tidak bisa menahan suaraku yang semakin tinggi, aku berteriak : “Di mataku, aku memang mempunyai darah Keluarga Chen, tapi karena satu darah dengan sampah yang ada di depanku ini, aku merasa jijik, murahan! Aku benci dengan diriku yang memiliki hubungan darah dengan dia, aku benci dengan kalian yang memiliki hubungan darah denganku, kalian mengabaikanku! Aku benci kalian! Aku benci lahir di keluarga ini! Aku benci dengan keegoisan kalian yang membuat aku menjalani hidup yang tidak seharusnya aku jalani!”

Tapi……tapi sebenarnya……aku sudah memaafkan dia, aku tidak pernah menyalahkan Ibuku, tapi karena aku sangat emosi saat ini, aku mengeluarkan segala curahan hati yang selama ini aku pendam, maka dari itu aku mengeluarkan kata-kata ini.

“Aku hanya ingin hidup dengan tenang, merawat adikku, bekerja dengan pekerjaan yang biasa, menikah dengan wanita biasa, mempunyai seorang anak yang tidak hebat seperti aku, tapi setidaknya mempunyai hati nurani yang baik, tapi……kalian yang mengubah jalan hidupku, kalian yang membuat aku tidak bisa kembali ke jalan awal, hati nuraniku telah aku berikan kepada seekor anjing! Orang yang menghalangi aku, layak mati! Tidak peduli siapa orang itu, aku Alwi tidak akan lemah! Tidak peduli dia kakak atau pun kakek, itu tidak ada hubungannya denganku!”

Aku melihat wajah Ficky Chen mulai pucat, dirinya yang berdiri begitu kuat tiba-tiba terlihat goyah.

Aku sendiri terdiam sesaat, karena aku sendiri tidak menyangka kenapa aku bisa mengeluarkan kata-kata sepertri itu, aku……ini bukan yang aku inginkan, hatiku jelas-jelas tidak ingin berucap demikian, tapi mengapa……mengapa aku tidak bisa menahan diriku sendiri?

Dari luar, Nando dan Dony Yun mereka telah sampai, mungkin mereka mendengarkan apa yang aku katakan tadi, ekspresi mereka terlihat sedikit khawatir, aku merasa mereka mungkin tidak akan salah paham denganku, dan mengira aku berubah menjadi seorang yang begitu kejam?

Aku merasa sekujur tubuhku kedinginan, kepalaku mulai pusing, aku menunduk dan mulai tertawa, ternyata aku belum dewasa, aku masih tidak bisa mengendalikan emosiku, hidupku berantakan, tidak heran mereka membandingkan aku dengan dia, bahkan mereka lebih menyukai Armour Zhong dibanding aku, meskipun dia sedikit lebih kejam, tapi dia jauh lebih baik daripada lumpur kotor sepertiku.

Semakin dipikir semakin lucu, aku merasa jika mereka harus memilih satu di antara aku dan Armour Zhong untuk hidup, mereka pasti akan memilih Armour Zhong.

Perlahan pistol jatuh ke tanah, aku mengeluarkan sekuat tenagaku pelan-pelan mengangkat kepalaku memandang Ficky Chen, tatapan matanya penuh dengan kekecewaan, aku memandang Armour Zhong yang berdiri di belakangnya, seolah-olah tersenyum mengejekku : “Lagi-lagi kamu gagal membunuhku.”

Dony Yun mereka mendekatiku dengan penuh khawatir, dia berbisik bertanya padaku bagaimana keadaanku, aku menggelengkan kepala, aku mengangkat tanganku dan menurunkan tangan Kimi, lagipula Paman Saver sudah berpesan kepada Kimi dengan perjanjian yang tidak bisa diganggu gugat, aku tidak mungkin membiarkan dia mati hanya karena keinginan diriku sendiri.

Kimi berbalik badan, wajahnya menatapku dengan serius, dan bertanya : “Serius?”

Aku tidak menjawabnya, melainkan aku memandang Ficky Chen, dan bertanya kepadanya : “Aku tanya padamu, jika hari ini aku membunuhnya, apa yang akan kamu lakukan?”

Ficky Chen mengerutkan keningnya, memalingkan wajahnya dan berkata : “Kalau begitu, langkahi dulu mayatku.”

“Kakek Ficky!” teriak orang-orang seketika.

Ficky Chen berkata dengan keras kepala : “Aku sudah berhutang dengan kalian berdua, Alwi, aku telah berhutang padamu, dan aku sudah berusaha untuk menebusnya, sekarang, sudah waktunya untuk aku menebus hutangku kepada kakakmu, jika hidupku adalah aib bagimu, maka biarkanlah aku……”

Aku berteriak dengan keras : “Cukup! Tutup mulutmu!”

Ficky Chen tidak bersuara, dia menatapku lekat-lekat begitu pula denganku, aku mengepalkan tanganku erat-erat, berkata : “Baiklah, akan ku penuhi permintaanmu……”

“Alwi……” teriak Dony Yun dan lainnya mencegahku.

Aku memberi isyarat untuk mereka tidak berbicara, berkata : “Terima kasih kamu telah menyadarkan aku satu hal, semua yang telah aku lakukan padamu, kekhawatiran dan kepedulianku padamu, semua adalah tindakan bodoh yang pernah aku lakukan. Mulai hari ini, kamu bawa cucu kesayanganmu pergi selamanya dari hidupku, dan aku, mulai hari ini tidak mempunyai seorang kakek lagi.”

Selesai berbicara aku berbalik badan dan pergi, Ficky Chen memanggilku dengan suara serak : “Alwi……”

Aku berhenti di sana, berbalik badan dan memandangnya, dengan raut wajah datar berkata : “Aku perkenalkan kepada kalian, aku bukan Alwi yang dulu, Alwi yang dulu telah mati, Alwi yang berdiri di sini adalah hasil dari pertaruhan kebahagiaan Jessi, yang tidak ada hubungannya dengan Keluarga Chen.”

Selesai berbicara aku berbalik badan dan pergi, Dony Yun dan lainnya ikut menemani aku, selesai aku keluar dari gua itu, aku berkata kepada mereka : “Tolong biarkan aku sendiri, aku ingin sendiri.”

Mereka saling menatap, tidak ada yang mengikutiku, aku terus berjalan, tapi kali ini aku tidak naik ke atas gunung, melainkan turun dari gunung.

Aku tidak tahu aku berjalan ke mana, ponselku terus berdering, aku tidak tahu siapa yang menelponku, aku juga tidak ingin tahu.

Setelah turun dari gunung, aku menghentikan sebuah mobil dan menyuruh supir mengantarku ke bandara, aku duduk di kursi belakang, sambil memandangi cuaca cerah di luar, aku mendengar si supir tengah bercanda dengan rekannya, pada saat ini, aku merasa mungkin di dunia ini hanya aku yang sedang tidak bahagia.

Kenapa orang lain bisa begitu bahagia, dan aku kenapa begitu menderita?

……

Satu jam berlalu, aku mematikan ponselku, aku menaiki sebuah pesawat menuju Beijing. Setelah pesawat lepas landas, aku baru menyadari semua perbuatanku……

Novel Terkait

Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu