Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 424 Orang yang membunuhku, dibunuh olehku.

Ketika sebuah pistol diletakkan dibelakang kepalaku, seluruh badanku berkeringat dingin. Aku tidak menyangka bahwa serangan diruangan itu hanyalah perlindungan, dan yang lebih membuatku tidak menyangka adalah, dengan kemampuanku saat ini, aku tidak mengetahui apa-apa dan telah diletakkan pistol dibelakang kepala.

Ini adalah orang hebat! Dan kekuatannya memutuskan untuk melampaui Aiko, karena jika sekarang adalah Aiko, dan ingin datang kebelakangku maka aku juga tidak akan tidak merasakan apapun. Aku terpikirkan, apakah ini adalah karakter dari level Fuiz.

Aku sangat yakin, jika dia akan menembak maka aku tidak mungkin akan hidup lagi.

Ketika mendengar suara menarik pelatuk dibelakangku, dengan langsung seluruh badanku berkeringat dingin, aku tidak rela mati seperti ini. Aku menutup mata, dan berkata dengan cepat: “Alwi yang menyuruhmu datang kesini, kan?”

Dia menghentikan gerakannya, hatiku berdegup, dan berpikir sepertinya dugaanku benar.

Alasan mengapa aku bisa menebak itu adalah orang Alwi palsu, karena aku tahu tidak ada orang lain yang menginginkan nyawaku kecuali dia, dan rumah Claura tidak bisa dimasuki dengan gampangnya. Villa ini telah dirombak, semua jendela memiliki pagar pelindung yang kuat diluar, seperti kandang yang tertutup dengan indah, dan diluar pintu ada pengaturan kata sandi. Tempat lainnya aku juga sudah lihat, tidak ada kerusakan apapun, orang ini kalau tidak punya sayap untuk terbang masuk, maka pasti tahu kata sandinya, jawabannya sangat mudah, itu adalah yang terakhir, dan kata sandi ini pasti juga diberikan oleh Alwi palsu.

Pada saat ini, orang dibelakangku berkata dengan dingin: “Karena kamu sudah tahu, maka lebih tidak mungkin membiarkanmu hidup.”

“Jika membunuhku, maka kamu juga tidak akan hidup!” kataku dengan dingin, dan berusaha terlihat tenang.

Orang ini mencibir perkataanku, dan menarik pelatuknya. Aku tahu bahwa dia tidak takut mati, selain itu, dia pasti berpikir jika dia membunuhku, selama dia pergi dengan tenang, maka pasti tidak akan ada masalah.

Setelah memikirkannya, aku berkata: “Apakah kamu tahu ada berapa kamera di villa ini?”

Orang itu berkata dengan dingin: “Totalnya ada delapan, 2 di pintu, satu diposisi yang jelas, satunya lagi dilampu malam depan pintu, dan ada 3 dihalaman, dua dihalaman depan, satu dihalaman belakang, dan 3 lainnya berada didalam villa, satu di lampu ruang tamu, satu dilampu sudut tangga, dan satu lagi dikoridor lantai dua.”

Semua jawabannya benar!

Aku dengan tenang berkata: “Lumayan hebat, semua yang terlihat dapat ditemukan, tetapi apakah kamu tahu ada banyak kamera tersembunyi yang kamu tidak bisa temukan, tidak hanya itu, Alwi juga tidak mengetahuinya. Pada saat ini, setiap tindakanmu telah direkam oleh kamera tersembunyi ini, jika membunuhku, bahkan kamu lari sampai ujung dunia juga apa gunanya? Kamu dan Alwi akan mendapatkan hukuman yang berat.”

Pistol dikepalaku sedikit gemetar, aku tahu perkataanku telah mempengaruhinya, diam-diam hatiku senang, dan berpura-pura dengan tenang berkata: “Apakah kamu seorang yatim piatu? Jika demikian kamu harus beruntung, lagipula seorang diri mati juga tidak ada kekhawatiran, tetapi jika bukan, aku pikir keluargamu akan demimu ikut dimakamkan, begini juga bagus, karena dijalan tidak akan kesepian.”

Orang ini tidak berbicara, hanya saja pistol ditangannya sedikit begetar. Aku melanjutkan: “Dan juga, kamu mungkin tidak tahu aku siapa, jadi aku perkenalkan diriku terlebih dahulu, namaku Reino, suami Claura, dan juga anak angkatnya Ricardo Song. Apakah kamu mengenal Ricardo Song? Jika tidak tahu, aku sarankan kamu bertanya kepada Alwi, tetapi dia mungkin tidak akan mengatakan sebenarnya ke kamu. Lagipula, jika dia mengatakan yang sebenarnya, maka kamu pasti akan ketakutan sampai ngompol dicelana, mana mungkin masih berani bertindak?”

Alasan mengapa aku berani membodohinya adalah karena aku tahu bahwa meskipun dia adalah anggota organisasi serigala, bahkan jika tahu aku adalah ‘Pangeran’ palsu, dan Alwi palsu adalah anak angkatnya Ricardo Song, tetapi dia pasti tidak berani membongkar kebohongan ini, karena jika membocorkan rahasianya, dan aku tidak mati, maka dia mungkin akan mati ribuan puluhan kali, karena Ricardo Song tidak akan mengampuninya. Dan jika dia tidak tahu, perkataanku ini akan membuatnya lebih curiga terhadap identitasku, dan tidak berani bertindak secara asal.

Orang itu terdiam sesaat, dan dengan perlahan berkata: “Jangan membohongiku, aku sudah mencarinya sejak awal, hanya ada 8 kamera, dan lainnya itu pasti kamu sengaja mengatakannya untuk menakutiku.”

Aku berkata dengan datar: “Jika kamu tidak mempercayainya, baiklah, tembak saja.”

Aku sengaja menunjukkan ekspresi tidak takut akan mati, ini malah membuat orang ini mulai meragukan apakah apa yang dikatakan olehku benar atau salah. Setelah beberapa saat, dia berkata: “Kamu tunjukkan monitornya kepadaku, jika kamu dapat menemukan yang lain selain delapan itu, maka aku percaya perkataanmu, jadi malam ini kamu tidak perlu mati.”

“Kak, apakah kamu mengira aku bodoh? Jika aku memperlihatkan monitornya kepadamu, maka kamu akan menemukan dimana kamera tersembunyi berada, dan yang seperti perkataanmu, menemukan beberapa kamera lainnya, dan aku pastinya akan mati, bukan? Aku tidak sebodoh itu, OK?”

Mendengar perkataanku, orang ini sangat marah, dia tiba-tiba menarik pelatuknya dan aku berkeringat dingin. Tubuhku menyentuh tanah dengan kuat seperti katak, dan kemudian aku merasakan sakit dipundakku, pelurunya mengenai tulangku. Aku mendengus, berbalik badan, mengangkat tangan dan menembakinya. Pada saat ini, dia juga telah melepaskan tembakan kedua, melihatku menembak, dengan langsung menghindar kesamping, dan aku tertembak dikakiku lagi. Aku sangat marah, aku menembakkan beberapa tembakan kepadanya, disaat dia menghindar, aku masuk ke villa lainnya, tepat ketika saat aku masuk, belakangku terkena tembakan, aku dengan kuat terbanting kedepan, dan sisa peluru menghantam ke pintu, untungnnya, pintunya berkualitas bagus, jadi tidak ditembus oleh peluru.

Aku terbaring dilantai, hanya merasakan sepasang mata menatap lurus kearahku, aku terkejut dan langsung mengangkat kepala, tetapi aku malah melihat orang palsu duduk didinding yang tidak jauh dari sini, ada lubang akibat peluru ditubuh orang palsu itu. Kemudian aku baru mengerti, orang yang diluar itu ternyata menggunakan metode menipu penglihatan, sebenarnya tidak ada seorang pun didalam. Dan kepala orang palsu ini terhubung dengan tali, talinya terhubung dari kepalanya sampai ke pintu, dan bantal itu mungkin tadinya berada dibadannya.

Ketika aku membuka pintu, talinya juga bergerak, dan orang palsu itu juga bergerak, lalu bantal ditubuhnya juga langsung jatuh, menyebabkan ada seseorang menggunakan bantal untuk menyesatkanku. Dia akan bersembunyi dibelakang, lalu menyelinap kearahku untuk menarik perhatianku, sehingga mengambil kesempatan untuk menyelinap dibelakangku, hebat, benar-benar sangat hebat.

Pada saat ini, suara menekan kata sandi datang dari luar, hatiku terkejut dan menahan rasa sakit ditubuh. Aku dengan segera berbalik badan dan mengikatkan baut dibelakang pintu, dengan cara ini, walaupun orang itu memiliki kata sandi juga tidak bisa masuk. Selesai melakukan ini, aku menyeret kaki yang terluka sambil berjalan kearah telefon, dan pada saat bersamaan, berkata kepada orang yang diluar pintu itu: “Aku tidak menyangka kamu akan menembak, tampaknya kamu benar-benar bodoh, ada jalan ke surga kamu malah tidak mau, dan neraka tidak ada pintu malah kamu memaksa masuk.”

Sambil mengatakan, aku sambil berpikir dengan marah, awalnya mengira orang ini gampang untuk dibodohi, tetapi siapa yang tahu bahwa dia tiba-tiba menjadi kejam, tetapi aku sangat beruntung, beruntung bahwa dia tidak menembak kepalaku, dan malah menembaki pundakku, kalau tidak pasti aku sudah mati.

Orang ini pasti melihat aku tidak menyerah, lalu menembak untuk menakutiku agar aku mendengarkan kata-katanya, kemudian menemukan kamera tersembunyi, tetapi siapa yang menyangka aku bakal melarikan diri pada saat ini, mungkin hal ini membuatnya menjadi kesal, jadi dia ingin membunuhku, karena dia tahu bahwa begitu aku masuk, kesempatan dia membunuhku akan menjadi sedikit, dan pada saat itu tidak peduli lagi apakah ada kamera tersembunyi, selama aku hidup maka dia harus mati, jadi lebih baik dia membunuhku.

Aku sampai kedepan telefon, dan baru saja akan membuat panggilan, tiba-tiba aku teringat satu hal, lalu aku meletakkan telefon. Pada saat ini, tidak ada suara lagi diluar pintu, aku berjalan sampai ke depan pintu, dan terkejut menemukan bahwa orang diluar pintu itu telah mengganti senjatanya, dan sedang memasukkan amunisi kedalam senjatanya. Ketika melihat amunisi, seluruh tubuhku merasa tidak baik sama sekali, karena amunisi adalah peluru pembakar. Setelah peluru pembakar ditujukan ke villa, diperkirakan setengah dari villa akan terbakar oleh peluru itu.

Sial, ini terlalu gila, bagaimana orang ini memiliki senjata tingkat tinggi seperti ini? Aku sambil berpikir sambil bergegas menuju ruang bawah tanah dengan cepat, aku tidak begitu bodoh menembaknya untuk menunda waktu, karena aku tahu bahwa aku tidak bisa menghentikannya sama sekali. Aku bahkan berpikir, tadinya dia tidak menembak tepat kepadaku, apakah itu karena aku bersembunyi dengan cepat, atau karena dia sengaja?

Aku masuk kedalam ruang bawah tanah, tepat ketika pintu tertutup, ada suara yang sangat keras dari luar, kemudian ada suara gemuruh, mungkin sekarang diluar sudah terbentuk api yang besar. Dan tempat dekat pintu sangatlah panas. Aku dengan cepat berjalan masuk kedalam ruang bawah tanah, setelah beberapa langkah, pintunya jatuh, kemudian api besar dan asap masuk kedalam.

Melihat adegan ini, hatiku sangat panik, jika terus seperti ini lagi, takutnya aku akan dicekik hidup-hidup disini.

Terpikirkan ini, aku melihat ke sekeliling, dan menemukan bahwa ruang bawah tanah villa ini sangatlah kosong, dan tidak ada barang yang bisa aku gunakan.

Aku hampir putus asa, apakah akhirnya aku akan mati dengan cara seperti ini? Aku tidak rela, dengan segera mengumpulkan kekuatan, lalu melihat kesekeliling, melihat apakah ada cara keluar rahasia diruang bawah tanah, bagaimana jika memang ada jalan keluar rahasia?

Aku menyentuh dan mengecek sedikit demi sedikit. Asap tebal membuatku hampir tidak bisa membuka mata, dan api besar juga datang kearahku secara perlahan, aku merasa sudah mulai pusing, tepat ketika aku bersiap untuk menyerah, tanganku tiba-tiba mengetuk tempat kosong, aku sangat senang, dengan segera membuka tempat kosong, lalu aku melihat ada sebuah celah kecil, tidak tahu didalamnya terhubung kemana, tetapi bagaimanapun ini lebih baik daripada mati disini.

Aku dengan tidak ragu melompat ke celah itu, dan jatuh dengan cepat, lalu terakhir bokongku terduduk ditanah. Yang kulihat adalah jalan rahasia yang sangat panjang, aku merangkak keluar disepanjang jalan rahasia dan akhirnya memanjat keluar, kemudian aku melihat ke sekeliling, dan menemukan bahwa ini adalah bagian belakang rumah Claura. Hatiku muncul sebuah hasrat membunuh yang kuat, aku dengan segera pergi kedepan, dengan ditutupi oleh rumput-rumput liar, aku melihat bahwa si pembunuh itu sedang memasukkan senjatanya kedalam mobil dan bersiap untuk pergi.

Aku mengambil pistol, mengatur pernafasan dan membiarkan seluruh pandanganku hanya ke mobil itu. Kemudian, disaat mobil itu dinyalakan, sebuah tembakan menembus tangki bahan bakar mobil, dan tangki bahan bakar itu segera bocor. Pada saat ini, si pembunuh itu dengan segera melihat dengan senapan sniper, sambil melihat sambil turun dari mobil, aku melempar pisau yang ada disakuku, dia dengan segera menembak pisauku, dan juga pada saat ini, aku menembaki tangki minyak yang bocor dengan satu tembakan, dalam sekejap seluruh mobil meledak. Meskipun orang itu berlari dengan seluruh tenaga ketika dia melihatku, tetapi dia masih terhempas oleh ledakan yang kuat itu dan jatuh ditanah.

Aku takut dia berpura-pura, jadi tidak berani keluar, tetapi mungkin karena ledakannya terlalu kuat, dia tidak bangkit sama sekali, aku baru bergegas keluar. Pada saat ini, aku melihat dia mengangkat sedikit kepalanya, tahu bahwa dia sudah bangun, kemudian dengan segera menembak kepalanya!

Dia menoleh untuk menatapku, pistol ditangannya menjaga posisi menembak kearahku, tetapi pada akhirnya peluru itu belum keluar, malah sudah tertembak oleh peluruku dan kehilangan nyawa.

Sebelum meninggal, matanya melotot, dan pandanganya penuh dengan sulit dipercaya. Mungkin ketika dia mati, dia juga tidak mengerti mengapa aku tidak mati, mengapa aku bisa menembaknya dengan tenang dalam situasi seperti ini.

Aku menghela nafas berat, kemudian terduduk ditanah dan tertawa dengan kejam.

Orang yang membunuhku, malah terbunuh olehku.

Novel Terkait

Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu