Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 787 Jessi mencariku

Pada akhirnya, aku dengan Nody dan juga lainnya berpisah satu sama lain untuk sementara waktu. Setelah masuk kedalam mobil, aku dengan segera mengeluarkan ponsel, pada saat ini aku baru teringat bahwa aku tidak mempunyai informasi kontak Jessi.

Ketika aku sedang cemas, sebuah nama yang akrab muncul dilayar ponselku, dan kata ‘Jessi’ itu merangsang mataku. Ini…..ini adalah nomor yang digunakan Jessi sebelumnya! Aku dengan bersemangat menekan tombol jawab, lalu mendengar suara tawa Jessi ditelefon, dia berkata dengan marah: “Bodoh, kalau aku tidak menelefonmu, pasti kamu tidak bisa menghubungiku, kan?”

Aku dengan depresi berkata: “Aku terlalu bahagia sampai kelupaan, tetapi aku sama sekali tidak khawatir.”

“Benarkah?” Jessi berkata sambil terkekeh, suara gesekan terdengar dari telefon, seperti suara ganti baju.

Aku berkata dengan tegas: “Tentu saja benar, karena aku merasa kamu pasti akan inisiatif menghubungiku.”

“Baiklah, aku menganggap yang kamu katakan itu benar, sekarang pergi kemana?” Jessi berkata sambil tertawa kecil.

Suara ritsleting terdengar lagi ditelefon.

Bergabung suara gesekan tadi, aku tahu bahwa Jessi mungkin sedang berganti pakaian, di dalam benakku muncul adegan dia berganti pakaian, terpikirkan pakaian itu menutupi kulit putihnya dengan perlahan, bahkan hal yang biasa saja sudah cukup membuatku mulai panas untuk sementara waktu.

Merasakan suatu perubahan disebuah tempat, aku mengambil nafas dalam-dalam, dan berpikir dalam hati bahwa Jessi terlalu menarik bagiku, dia hanya saja mengenakan pakaian, dan juga bukan menggantinya dihadapanku, aku sudah mulai bereaksi….jika terus seperti ini, aku khawatir setelah aku berjumpa dengannya aku tidak bisa menahan diri.

“Ha?” Jessi bertanya dengan bingung, “Mengapa tidak bicara lagi?”

Aku menelan ludah, lalu berkata: “Aku tidak begitu familier dengan Beijing, kamu yang putuskan saja.”

Jessi berkata: “Baiklah, kita pergi ke Houhai saja, disana ada banyak bar kecil yang sangat menyenangkan, kita pergi kesana lalu minum, dengar musik, bagaimana?”

Aku sambil tersenyum berkata: “Boleh, Tuan putri paling besar, kamu bilang pergi kemana maka pergi kemana.”

Jessi berkata: “OK, kamu datang menjemputku.”

Aku tertegun, dan dengan sedikit terkejut berkata: “Menjemputmu dimana? Di Keluarga Song?”

Setelah selesai mengatakan ini, aku merasa sedikit malu, mengapa nada bicaraku terdengar…..begitu takut?

Bahkan aku sendiri bisa merasakan bahwa aku sedikit takut, bagaimana mungkin Jessi tidak menyadari nada bicaraku itu, dia terkikik, lalu bertanya: “Kenapa? Takut?”

Aku membusungkan dada, lalu menginjak gas dan berkata: “Hei, aku pernah takut dengan siapa? Aku hanya merasa, jika aku menjemputmu di Keluarga Song, maka akan merangsang hati orangtua dan kakekmu yang rapuh. Jika nantinya Ayahmu mengajakku bertarung, lengannya dan kakinya yang sudah menua, bagaimana bisa menang dariku, aku khawatir nantinya aku akan menyinggung perasaannya lagi.”

Jessi tertawa tak berdaya, lalu berkata: “Baiklah, tidak bercanda lagi, aku tidak dirumah.”

“Hha? Jadi kamu dimana?” Aku bertanya dengan penasaran.

Jessi berkata: “Kalau begitu aku harus mengujimu, menurutmu kalau aku tidak berada dirumah, maka dimana aku akan berada?”

Dia menutup telefon setelah selesai berbicara, aku sedikit mengerutkan kening, lalu tersenyum, aku tahu dimana itu.

Jessi memiliki beberapa properti di Beijing, tetapi yang aku tahu hanya yang satu itu. Itu adalah rumah yang aku tempati ketika aku menjadi seorang prajurit khusus di Beijing, aku masih mengingat sangat jelas rumah itu, ingatan itu menancap dihatiku dan ingatan manis juga mengalir ke hatiku, aku dengan segera menambah kecepatan, aku sudah tidak sabar untuk berjumpa dengan Ratuku.

Mobil dengan cepat tiba disebuah lingkungan yang sangat familier, begitu aku berbelok ke tempat bangunan yang Jessi tinggal, aku merasakan beberapa pandangan yang mengarah padaku, mereka seharusnya adalah orang yang bertanggung jawab untuk melindungi Jessi.

Aku memarkir mobil di lantai bawah, dan sambil menyenandungkan lagu keluar dari mobil, kemudian beberapa orang mengeluarkan pandangan terkejut. Aku bernyanyi sambil berjalan kearah lantai atas, kemudian tiba dipintu yang familier, aku mengambil nafas, mengetuk pintu, dengan segera pintunya terbuka, aku dengan segera masuk kemudian melihat Jessi sedang memakai sepatu, dia mengangkat kepala, lalu tersenyum, berkata: “Mengapa naik keatas? Aku memakai sepatu sebentar lalu akan turun.”

Aku tidak berbicara, hanya saja saat ini memandangnya dengan rakus.

Jessi telah melepaskan gaun pengantinnya, seharusnya baru selesai mandi, rambut hitamnya yang tebal, gaun sabrina yang berwarna merah itu menunjukkan bahu dan leher putihnya yang indah, roknya berlapis-lapis, menutupi lutut dengan desain yang tidak beraturan, betis putih yang dibawah rok, tidak ada lemak sedikitpun, kakinya sangatlah ramping, dan menggunakan sepatu hak tinggi berwarna putih, seperti kue yang dibungkus menggunakan kotak kue yang cantik, membuat orang sangat tidak menahan untuk memakannya.

Tetapi seberapa cantik ini, juga tidak bisa menandingi wajah cantiknya.

Jessi sangat jarang memakai make-up lebih berwarna, biasanya dia hanya bermake-up tipis, hari ini dia malah memakai make-up yang bewarna merah muda, melihatnya, aku merasa seperti melihat bunga persik dipohon, segar, dan yang lebih penting adalah membuat orang merasa sangat manis, seperti perasaan cinta pertama.

Aku menutup pintu, lalu Jessi dengan perlahan bangkit, aku menahan bahunya lalu memutarnya ke dinding, dia menatapku sambil tersenyum, aku berkata sambil tersenyum: “Make-upmu hari ini sangat cantik.”

Ada sedikit kelicikan muncul dimata Jessi, dia berkata: “Wanita akan berdandan cantik untuk orang yang dia cintai.”

Mendengar perkataan ini, hatiku merasa sangat puas. Aku dengan lembut menyentuh bibirnya, kemudian menyentuh pipinya, menelan ludah dan berkata: “Sebenarnya aku bisa duduk didalam mobil untuk menunggumu, tetapi aku tidak sabar, aku ingin dengan segera bertemu denganmu, dan yang lebih penting lagi…ada terlalu banyak lalat dibawah, dan itu mempengaruhi selera makanku.”

Setelah selesai mengatakan ini, aku langsung menempalkan bibirku, bibir Jessi sangat lembut dan manis, sehingga aku tidak bisa menahan diri terjatuh dalam pelukannya, aku sedang merasakan bagian luar dengan teliti, dengan lembut mencium garis-garis halus itu, dan dengan perlahan membuka cangkangnya, lalu memainkan permainan berjumpa.

Aku juga tidak tahu sudah berapa lama berciuman, aku hanya tahu karena kami ada mengambil nafas, jadi tidak merasa sangat sesak, ciuman ini terus berlanjut, sampai ketika Jessi menahan dadaku dengan tangan, aku baru keluar dari arena pertarungan, kemudian dengan menikmati berkata: “Istriku, kamu benar-benar sangat lezat.”

Wajah Jessi memerah, lalu berkata: “Ayo pergilah.”

Dia sambil berbicara lalu berbalik untuk pergi, aku malah meraih tangannya, lalu memeluknya, menyium aroma wangi tubuhnya, merasakan nafasnya yang agak tidak teratur, dan detak jantung yang cepat, aku tertawa kecil, lalu berkata: “Aku benar-benar ingin segera memakanmu.”

Jessi berkata dengan setengah bercanda: “Kalau begitu, mengapa tidak mencobanya? Mungkin…..aku tidak akan menghalangimu sama sekali?”

Aku tahu bahwa perkataannya tidak serius, tetapi aku masih bereaksi, dia seharusnya tidak tahu bahwa betapa menggodanya dia bagiku sekarang, aku mengambil nafas dalam-dalam, lalu mendengarnya berkata: “Apakah kamu memiliki masalah? Hari ini kamu…meskipun sangat antusias, tetapi aku dapat melihat bahwa kamu mengendalikan dengan ekstra.”

Aku mencium daun telinganya, dan merasakan seluruh tubuhnya bergetar, lalu tertawa kecil, mencoba menahan api dihatiku, berkata: “Ternyata sayangku merasa ciumanku yang gila tadi lebih terkendalikan? Hmm…Aku tahu, itu pasti karena hari itu aku menyiummu lalu juga merabamu, dan kali ini hanya menyiummu saja, jadi membuatmu merasa kelimpahanmu sendiri didinginkan, iyakan?”

Mengatakan ini, aku membelai rambutnya yang halus, lalu menyium pipinya dengan lembut, dan berkata: “Benarkan, sayangku?”

Wajah Jessi masih merah dan panas, rambutnya membuatku gatal, dia mengangkat pandangannya melihatku, matanya sangat mengkilap, empat mata yang saling berhadapan, aku merasa detak jantungku sudah mau keluar dari dadaku, aku bahkan berkata dalam hati, jika dia berkata ya, maka aku akan membiarkan akal ku pergi, dan dengan segera membuat pelanggaran, melepas sepatu hak tingginya lalu menurunkan gaun merahnya ke lutut, aku ingin bermain dengan rambutnya, matanya, bibirnya, segalanya, sampai memiliki semua yang dimilikinya.

Hanya berpikir demikian, hatiku menjadi gelisah, keinginan yang kuat pada setiap bagian sumsum tulang diseluruh tubuhku, membuat akalku sudah hampir berantakan.

Jessi tiba-tiba tersenyum kepadaku, lalu berkata: “Tentu saja bukan.”

Suaranya begitu anggun, tetapi sayangnya perkataannya membuat semua keinginan kuatku menjadi mundur, aku mengangkat bahu lalu berkata sambil tersenyum: “Benar-benar jahat, kamu tahu bahwa aku menahannya dengan susah payah, dan masih dengan sengaja merangsangku.”

“Terlalu mudah untuk mendapatkannya, tentu saja akan tidak tahu bagaimana cara menghargainya.” Jessi mengedipkan matanya padaku, dia yang saat ini sangat nakal seperti anak kecil.

Aku meletakkan keningku dikeningnya, juga tidak tahu mengapa, aku hanya suka bermain dengannya seperti ini, dia mengulurkan tangan lalu melingkari pinggangku, aku dengan suara kecil berkata: “Sebenarnya aku menahan dengan susah payah, tetapi bahkan jika kamu setuju, aku pikir aku akan menyusut kembali seperti kura-kura pada langkah terakhir, karena aku tidak ingin keluargamu merasa aku jahat.”

Jessi sedikit mengangkat alisnya, aku berkata: “Aku tidak ingin mereka merasa aku mengikatmu dengan cara seperti ini, dan memaksa mereka untuk berkompromi, aku ingin menjadi pria sejati, yang setelah memenangkan persetujuan dari mereka semua baru menikahimu, pengantinku yang cantik.”

Sebelumnya karena Jessi akan menikah dengan Vicky Hu, aku mengakui bahwa aku pernah sangat ingin menguasai segalanya, tetapi saat itu aku tidak impulsif, kali ini, aku tentu saja juga tidak akan impulsif, adapun alasan mengapa hari ini aku hanya menyiumnya, ini aku sulit mengatakannya, karena….karena aku takut jika dia melakukan 1 gerakan yang lain saja, aku langsung tidak bisa mengendalikannya!

Jessi masih saja tertawa, tidak berbicara, tetapi sepasang matanya yang menatapku membawa perasaan yang hangat, setelah beberapa saat, dia mencium keningku, lalu berkata: “Terima kasih, Alwi.”

Aku memeluknya dengan lembut, lalu berkata: “Tidak perlu berterima kasih padaku, karena akulah yang akan selalu menjadi orang yang harus mengucapkan terima kasih, Jessi, terima kasih, aku mencintaimu, aku akan mencintaimu selama sisa hidupku.”

………..

Setelah bermesraan lama dikamar dengan Jessi, kami baru merapikan pakaian dan pergi, dan mengemudi sampai ke Houhai, setelah kami memarkir mobil, kami dengan kompaknya mencari topi dan kacamata hitam lalu memakainya, dan memakai masker lagi, lalu kami saling memandang dan tiba-tiba tertawa.

Apa-apaan, menutup semuanya, kita juga bukan selebriti.

Memikirkan ini, aku dan Jessi melepaskan masker dan kacamata, dia juga langsung melepas topi, lagipula dia berpakaian dengan sangat feminim, dan topi itu sangat tidak cocok dengan pakaiannya.

Setelah kami turun dari mobil, kami langsung menuju ke Houhai.

Lingkungan Houhai sangat baik, sebuah sungai dikelilingi oleh jalan-jalan disekitarnya, berbagai toko barang antik terlihat istimewa, dengan jalan lempengan batu biru, jembatan yang melengkung, dan juga pohon yang hijau, dan air sungai yang biru, semua ini menghasilkan pemandangan yang sangat harmonis dan menawan.

Suara musik terdengar dari bar-bar yang tidak jauh disana, dan kios kecil disebelah terlihat yogurt khas Beijing yang seharga 10 ribu per botol. Aku memberikan bos 20 ribu lalu meminum yogurtnya dengan Jessi.

Alasan mengapa meminumnya didepan pintu toko, itu karena botol yogurt seperti ini, bos akan mengambilnya kembali, tetapi aku melihat bahwa Jessi sepertinya sangat menyukai botol kaca Yogurt ini, lalu bertanya kepada bos: “Apakah ini boleh dibawa pergi?”

Bosnya tertawa lalu berkata: “Sebotol tambah 4 ribu , maka boleh dibawa pergi.”

Aku mengeluarkan 20 ribu lalu memberikannya ke Bos, dan berkata: “Sisanya ambil saja.”

Kemudian berjalan pergi bersama Jessi, dia memandangku, lalu tertawa kecil berkata: “Bagaimana kamu tahu bahwa aku menyukai botol ini?”

“Karena, tatapanmu melihat botol ini sama seperti tatapanmu melihatku.” Aku tersenyum jahat berkata.

Jessi tersenyum kecil lalu berkata: “Jika nantinya aku berpindah hati, dan menyukai orang lain, bukankah kamu dapat langsung mengetahuinya?”

Meskipun aku hanya tahu itu bercanda, tetapi aku tetap gugup, lalu memeluknya dengan erat, berkata: “Kamu tidak boleh menyukai orang lain, kamu adalah milikku, dan bibirmu juga sudah dicap olehku.”

Novel Terkait

Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu