Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 1003 Berhasil!

Seperti yang dikatakan Peer, putrinya tidak akan mengecewakanku, dia memberikanku kabar baik seperti yang dijanjikan, tapi ini juga bukan berita yang terakhir, dia berkata, atasan negaranya itu ingin mengobrol dengan ayahnya, sepertinya dia sudah bertemu dengan orang itu, prosentasenya tinggi.

Aku tahu, ini berarti orang itu sangat memerhatikan masalah ini, ini membawaku dalam setengah keberhasilan.

Aku berkata datar: "Baiklah, suruhlah dia untuk berbicara dengan ayahmu."

Dengan cepat, aku mendengar suara orang legendaris kebun Bedugul itu, dia berbicara dengan sikap sombongnya itu: "Tuan Peer, kamu harusnya tahu siapa aku."

"Itu sudah pasti, pak presiden." Tuan Peer menjawab dengan biasa.

"Aku sangat senang masih bisa mendengar suaramu yang penuh semangat itu, tuan Peer, tapi aku rasa masalah tentang perusahaanmu itu, kamu harus mempertimbangkannya lagi." Nada bicara ornag itu sungguh sombong.

Peer mengernyitkan alisnya, jelas terlihat bahwa dia sangat tidak menyukai orang ini, dia berkata: "Apa yang anda maksud?"

"Huaxia mempunyai kalimat yang berbunyi 'Hidup dan mati negaramu, bisa menimbulkan bencana atau kebahagiaan', pengorbananku sangat berharga untuk keuntungan negara ini, ini sangat sepele, bagaimana menurutmu?"

Aku tidak tahan lagi untuk memutar bola mataku, Peer malah berkata dengan penuh perasaan: "Perkataan anda benar, saya mencintai negara saya, saya bersedia berkorban untuknya."

"Baguslah jika kamu memiliki kesadaran ini, maka......"

Tanpa menunggu perkataannya selesai, Peer langsung memotongnya dan berkata: "Tapi, saya rasa tidak pantas untuk seorang wanita berkorban demi ini, apakah anda berpikir bahwa saya harus mengorbankan nyawa hanya demi wanita ini, dan disaat yang bersamaan juga menyerahkan properti besar itu? Perusahaan kami menghasilkan banyak kekayaan dan banyak lapangan pekerjaan untuk negara ini, saya rasa anda juga sudah tahu jelas tanpa saya jelaskan lagi, jujur saja jika saya terkena masalah, di situasi yang belum teratur ini, perusahaan kami mungkin bisa membuat kekacauan internal, akibat yang disebabkan nantinya saya rasa anda pun juga tidak dapat menanggungnya, dan jika semua orang tahu, bahwa semua ini terjadi karena anda menangkap satu orang yang tidak seharusnya ditangkap, menurut anda apa yang akan dipikirkan rakyat? Karena kesalahan anda sudah dipastikan akan ada banyak orang yang jatuh dalam pengangguran, lalu bagaimana cara memikirkan ini?"

Perkataannya selesai sampai disini, terhenti sejenak, kemudian dia mengatakan kalimat yang membuat orang frustasi, dia berkata: "Anda dari awal tidak pernah dilihat oleh publik, jika masalah ini terekspos, bisa diperkirakan bahwa reputasi anda akan menurun, bagaimana menurut anda?"

Jujur saja, melihat kebencian Peer terhadap orang itu sangat memuaskan, tapi aku perkirakan bahwa tidak ada orang di negara ini yang memiliki keberanian seperti ini, lagipula identitas mereka ada disana.

Nada bicara orang itu terlihat buruk, dia berkata: "Tuan Peer, apakah kamu perlu aku korbankan? Sekarang ini kamu sedang mengancamku."

"Mengancam? Apakah yang aku katakan ini bukan merupakan fakta?"

"Kamu......"

"Putriku masih menungguku untuk makan malam bersama-sama, aku masih harus menerima interview dengan Maike dari Huaxia, banyak sekali pasang mata yang menatapku, jika tidak ingin menimbulkan banyak kekacauan lagi, saya berharap anda cepat memutuskan, kalau tidak......" Dia tidak melanjutkan perkataannya, tapi memberiku sebuah isyarat mata, terlihat sedikit manja.

Aku menunggu balasan orang itu dengan penuh minat, ternyata benar, orang itu mengakuinya, dia berkata: "Kamu selamanya tidak akan tahu keputusan yang kamu buat ini akan memberikan kerugian apa pada negara ini! Selamanya tidak tahu! Dasar pengusaha egois yang sialan!

Detik ini, aku mendengar suara putri tuan Peer, dia sedang meneriaki orang itu, tapi terlihat jelas orang itu sangat marah, dia benar-benar tidak manu memedulikannya lagi, dan dia juga melempar ponselnya pergi, aku berpikir bahwa pria tua itu benar-benar sudah tidak memiliki sopan santun, tidak heran kalau sebagian besar orang-orang negara ini tidak menyukainya, tapi bos yang dipilih sendiri, bunga krisan yang bau sekalipun juga harus berjongkok dan menjilatnya, memang sepatutnya seperti itu.

Putri Peer berkata: "Ayah, apakah penculik itu ada disamping ayah?"

Dia menjawab: "Ya, dia sedang...... dia sedang mengarahkan pistolnya padaku, bahkan badanku juga diikat oleh bom."

"Oh, astaga, tuan penculik, aku mohon padamu jangan sakiti ayahku, permintaanmu sebentar lagi akan berhasil, benar kan?" Dia berkata dengan gugup.

Aku menjawab datar: "Tentu saja, aku adalah seorang penculik yang memiliki integritas, hanya jika aku melihat tunanganku kembali dengan selamat, maka aku tidak akan menyakiti ayahmu."

Dia berkata: "Tenanglah...... tenanglah...... aku pasti akan mengurus dengan baik hal ini."

Aku dengan datar berkata: "Aku tunggu kabar baik darimu."

Setelah menutup telepon, aku berkata dengan tuan Peer: "Terimakasih, tuan Peer."

Dia tersenyum dan berkata: "Tidak perlu berterimakasih padaku, kamu juga melihatnya, orang itu sangat sombong juga egois, aku sedang memberinya sebuah pelajaran."

Aku tidak bisa menahan untuk tersenyum, aku berpikir mungkin akan bisa dengan cepat bertemu Jessi, hatiku seketika bergairah, bagaimana dia sekarang? Apakah dia bertambah kurus, apakah dia kelaparan, kedinginan, ataukah terluka? Semakin aku memikirkan hal ini, aku semakin ingin cepat-cepat bertemu dengannya, aku merasa kesabaranku akan hilang dengan cepatnya.

Tuan Peer berkata: "Wanita itu pasti sangat hebat, sebanding dengan kegilaanmu untuknya."

Aku tersenyum dan berkata: "Di mata setiap pria, wanita yang paling dicintainya adalan wanita yang paling hebat dan cantik di dunia ini, dia bisa membuatmu mengorbankan nyawa, menyingkirkan semua barang yang diinginkan, tapi, juga bisa mendisiplinkanmu, membuatmu tidak tenggelam dalam neraka, tidak tenggelam dalam kegelapan. Jika aku adalah orang yang masuk kedalam neraka, maka, didalam hatiku hanya dia satu-satunya yang menyinari."

Selesai mengatakannya, aku sangat sungkan untuk menatap tuan Peer, dia berkata: "Maafkan aku, begitu membahas tentangnya, aku tidak tahan untuk membicarakannya terus menerus."

Tuan Peer menggelengkan kepalanya dan berkata: "Tidak masalah, bisa merasakan percintaan anak muda, aku bisa memiliki sebuah ilusi tentang masa mudaku, sangat menarik, juga aku bisa mendapatkan keuntungan dari memahami pikiran anak musa, mengembangkan produk yang lebih cocok untuk kalian."

Aku benar-benar merasa bahwa dia adalah tangan yang baik untuk berbisnis, ini bisa terkait dengan pengalaman bisnisnya, tentunya, orang yang sukses mempunyai alasannya sendiri.

Supir itu berkata dengan malu: "Kak Alwi, selanjutnya kemana kita akan pergi? Yang aku khawatirkan sekarang adalah, kalaupun atasan negara ini melepaskan nona Jessi, dia juga belum pasti melepaskan anda."

Aku tersenyum dan berkata: "Yang kamu katakan benar, mereka pasti tidak akan melepaskanku, tapi ada bantuan dari tuan Peer, sulit bagi mereka untuk melepaskanku."

"Apa maksud anda?" Supir itu sedikit tidak mengerti.

Aku dan tuan Peer saling tatap, dia berkata: "Maksudnya adalah, menyuruhmu untuk pergi ke rumahku."

Supir itu menatapku terkejut, aku menganggukkan kepala, dia berhenti berbicara, aku tahu apa yang sedang dia pikirkan, dan berkata: "Tenanglah, aku percaya bahwa tuan Peer tidak akan menipuku, kalaupun dia benar-benar menipuku, bukankah masih ada bom ini?"

Aku berkata sambil menepuk-nepuk bom di tubuh Peer, dia tersenyum tidak berdaya dan berkata: "Kamu masih saja tidak takut dengan masalah, tapi tenanglah, sejak aku mengatakan bahwa aku mau membantumu, aku pasti akan membantumu, menurut pengusaha, kejujuran adalah yang terpenting."

Aku tersenyum dan berkata: "Berani itu baik."

"Ayo jalan, aku akan memberimu arah jalannya."

......

Beginilah, kami sampai dirumah tuan Peer, membicarakan soal rumahnya, bisa dikatakan dia tinggal di villa kota ini, tempat yang terpencil, mengemudi selama empat jam lebih, dan disaat ini, bagian atas negara belum bergerak, aku tahu, masalah besar seperti ini, mereka pasti rapat dan berdiskusi, tapi aku tidak khawatir sedikitpun, karena aku percaya, klan keluarga Peer disaat ini bisa mencari bantuan, bergabung bersama mereka untuk memprotes militansi negatif di tingkat senior negara dan keterlambatan dalam menerima pertukaran sandera.

Tapi di beberapa sisi tekanan yang lain, internet dan media tidak mengatakan apa-apa tentang hal ini, perang senjata dan pengeboman semalam hanya disingkat dalam satu kalimat "latihan militer".

Sesampainya di villa keluarga Peer, dia tersenyum dan berkata: "Rumah kami memiliki banyak perangkap, kalian lebih baik jangan gegabah, aku akan menyuruh orang untuk membersihkan semuanya nanti."

Aku menganggukkan kepalaku, tapi dua orang lainnya jelas-jelas tidak terlalu percaya padanya, mereka tetap waspada.

Saat Peer menurunkan kaca jendela, saat berkata dengan pengawal pintu, beberapa pengawal itu mengeluarkan ekspresi tercengang, wajah setiap oranh terlihat tidak memercayainya, mereka juga menyembunyikan senyumannya.

Peer bertanya: "Kalian kenapa?"

Aku menatap rambut panjang Peer, dengan jas baratnya yang sangat besar, dan wajahnya yang aku lukis seperti pantat monyet itu, seketika tersenyum, dia menatapku aneh dan berkata: "Maaf, tuan Peer, itu...... mungkin karena penampilanmu yang terlalu indah ini, maka mereka...... mereka sontak terkejut."

Tentu saja, sebenarnya memang "terkejut", tapi meskipun orang-orang ini terkejut, tapi mereka masih mengenali Peer, jadi mereka segera membongkar perangkap itu, Peer baru tersadar dan melihat rambut panjangnya, dengan gaun yang cukup mahal di badannya, tapi dia tidak marah sama sekali, malah tertawa terbahak-bahak dan bertanya: "Nak, apa yang kamu lakukan padaku?"

Aku mengangkat bahuku dan berkata: "Percayalah, anda tidak akan bersedia untuk mengetahuinya."

Dia tertawa terbahak-bahak dan berkata: "Aku tidak sabar untuk melihat ke cermin, aku percaya, anak-anakku akan melihat ayahnya kekanak-kanakan seperti ini hanya sekali seumur hidupnya."

Sikap yang baik......

Dengan cepat, pengawal-pengawal itu berkata bahwa semua jebakan telah dibongkar, ini mengisyaratkan bahwa kami sudah bisa masuk kedalam, saat mobil telah sampai di pintu billa, aku membawanya turun, pengawal-pengawal itu seketika terkejut, mengangkat senjatanya kearah kami, Peer segera berkata: "Letakkan senjata kalian, aku sedang bermain dengan temanku, kalian turunlah, jangan mengganggu kami."

Mereka saling memandang, jelas terlihat mereka merasa bahwa bosnya ini sedang berbohong atau memang sedang gila, aku malah merasakan kembali kesan baik padanya, pak tua ini, sangat tampan untuk tidak mengikuti rutinitas.

Beginilah, kami masuk ke ruang tamu, tentu saja, dia menyuruhku untuk menelepon putrinya, bertanya tentang perkembangan masalah, setelah menelepon, putrinya berkata: "Tuan penculik, tolong bersabarlah menunggu, mereka sudah selesai rapat diatas , sekarang sudah keluar hasilnya, percayalah, mereka tidak akan berani tidak menyerahkan orangnya."

Tidak menunggu aku berbicara, Peer kembali berperan dan berteriak: "Putriku, pastikan mereka cepat untuk menyerahkan orang itu, kalau tidak kamu hanya bisa mengumpulkan mayat ayahmu."

"Oh, ayah, ayah pasti telah menderita banyak, tenanglah, aku sudah bergabung dengan semua orang yang bisa berkoalisi, begitu banyak bangsawan yang ingin menekan atasan, mereka tidak mungkin tidak menyelamatkanmu."

"Tentu saja, aku percaya kalian."

Menutup teleponnya, dan terus menunggu kabarnya, Peer berkata: "Apakah kalian lapar? Jika sudah lapar, kulkas rumah kami memiliki banyak makanan, jika kalian bersedia, kalian boleh memasak sedikit makanan, tentu saja, jika tidak ingin repot kalian juga bisa memesan makanan dari luar, meskipun sekarang sudah jam satu malam."

Aku menatap sekilas dua orang lainnya, mereka mengelus-elus perutnya, sepertinya mereka sudah lapar, aku berkata: "Kalian menjaga disini, aku akan memasakkan makanan."

Selesai mengatakannya, aku melihat kearah tuan Peer, tersenyum dan berkata: "Tuan Peer, aku tidak ada keahlian lainnya, aku akan memasakkan untukmu masakan China, tentu saja untuk ucapan terimakasih."

Aku berkata dan pergi ke dapur, membuka kulkas, menemukan bahwa kulkas itu sangat lengkap, aku mengambil bahan-bahan, mulai memasak, menyeduh sup, aku teringat badan Jessi yang lemah, aku ingin memasakannya bubur, tapi aku menemukan bahwa tidak ada beras, aku hanya bisa meremukkan kacang, kemudian memasakknya dengan gandum, hasil masakan ini disebut dengan pasta kacang, saat hampir matang taburkan garam, sangat enak.

Saat tengan cepatku sudah selesai memasak beberapa masakan, aku membebaskan tangan Peer dan berkata: "Tuan Peer, sudah terbiasa makan masakan barat, silahkan coba masakan China kami, saya rasa anda akan jatuh cinta dengan aromanya."

Peer menerima sumpit yang kuberikan dan berkata datar: "Terimakasih. Seorang pria muda dengan cemas menunggu wanita tercintanya, saat tidak mengetahui apakah masa depannya cerah atau gelap, dia masih bisa memasak makan malam yang mewah ini, tekad yang luar biasa dan meyakinkan, nak, kamu akan menjadi alat yang hebat di masa depan."

Aku tersenyum dan berkata: "Anda keliru memuji saya, sebenarnya hatiku sangat panik dan kacau jika dibandingkan dengan orang lain, tapi satu-satunya yang bisa aku lakukan adalah menunggu, dalam hal ini aku melakukan sesuatu yang berarti, misalnya memasakkan sebuah makanan untuk seorang yang dermawan, mungkin dimata orang lain hal ini terlihat sepele, tapi ini adalah satu-satunya hal yang bisa aku lakukan."

Aku berkata sambil menuangkan semangkuk sup padanya, meletakkannya di hadapannya dan berkata: "Silahkan anda coba?"

Dia menganggukkan kepalanya, dengan datar berkata: "Detail menentukan karakter, kamu adalah seorang pria yang hebat."

Dia berbicara sambil mengicip sup itu, dengan segera dia mengangkat ibu jarinya untukku, kemudian berkata dengan dua orang lainnya: "Kalian juga duduk dan makanlah, tidak perlu sungkan."

Mereka juga tidak sungkan, lagipula mereka sudah lapar, jadi, mereka sangat senang, aku pergi ke dapur untuk memeriksa pasta kacang tersebut.

Setelah pasta kacang sudah matang, aku mencari kotak isolasi, setelah mencucinya, aku menuangkan pasta kacang itu, dan kemudian mengukus mantou, saat menunggu aku selesai melakukan ini semua, tiga orang diluar itu sudah sangat kenyang, jujur saja, melihat mereka bertiga hidup dalam harmoni, aku sampai lupa bahwa identitasku saat ini masih seorang penculik.

Tuan Peer mengangkat ibu jarinya padaku lagi, tersenyum dan brkata: "Nak, masakan buatanmu memang enak, jika nanti tidak ada urusan apapun, boleh datang kesini untuk menjadi juru masak."

Aku tersenyum dan berkata: "Anda pastinya adalah satu-satunya orang di dunia ini yang berani memanggil seorang penculik datang kerumah anda untuk menjadi juru masak."

Dia tertawa terbahak-bahak dan menjawab: "Ini berarti bahwa karismamu sangat tinggi, kamu membuatku terharu."

Saat tengah berbicara, ponselnya berdering, dia menekan pengeras suara, kemudian aku bisa mendengar suara putrinya: "Ayah, kami sedang menjemput wanita itu, aku berharap tuan penculik memberitahuku, dimana mereka menyiapkan tempat untuk menukar orang."

Aku seketika sangat senang, menggoyangkan gigiku, menatap Peer, dia juga turut senang untukku dan berkata: "Sayangku, kami sedang berada di villaku, nanti bawalah wanita itu kemari, tapi, tidak boleh ada orang lain yang masuk kesini, mengerti?"

"Aku tahu ayah, tenanglah, aku pasti akan menyelamatkanmu."

Setelah menunggu dia menutup teleponnya, aku merasa bahwa ada satu perasaan yang membuatku terbang, aku berdoa diam-diam berharap agar waktu berjalan cepat, dengan begitu aku akan segera bertemu Jessi.

Novel Terkait

Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu